Dusun VII, Istana Air Putih, dan kuburan-kuburan datuk-datuk zaman dahulu yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat.
2.2 Sejarah Masyarakat Melayu Batubara
Cerita singkat sejarah masyarakat Melayu Batubara berawal dari seorang raja yang memiliki seorang putri yang cantik jelita. Dan pada saat itu raja
yakin bahwa usianya tidak akan lama lagi. Lalu raja berkehendak ada seorang yang bakal menjadi penerus untuk menggantikannya menjadi raja
kelak. Kemudian raja mengadakan Sayembara ke seluruh negeri. bagi pemuda yang ingin mempersunting anak perempuannya yang cantik jelita
tersebut. Dan beberapa hari kemudian, datanglah Empat pemuda yang ingin mempersunting anak gadis raja tersebut. Keempat pemuda itu
datang dari daerah yang berbeda. Pemuda-pemuda tersebut datang dari daerah Lima Laras, Pesisir, Lima Puluh, dan Tanah Datar. Oleh karena
seorang raja harus berlaku adil, maka keempat pinangan pemuda tersebut diterima oleh raja dan ditetapkan hari pernikahan putrinya. Pada saat
pernikahan akan dilaksanakan, raja bingung karena putrinya hanya satu orang, sementara Ia harus bersikap adil. Keempat pemuda itu membawa
rombongan yang sangat banyak sekali. Raja memanggil datuk empat suku untuk membicarakan agar menunda pernikahan selama satu hari.
Keempat datuk ini menyetujuinya. Permaisuri meminta agar raja memberinya tiga ekor binatang, yaitu:
anjing betina, monyet, dan kambing. Permaisuri mengurung ketiga binatang itu di dalam kamar dan menutupinya dengan sehelai kain putih.
Universitas Sumatera Utara
Siang malam permaisuri berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar tidak malu. Dan keesokan harinya terjadi keajaiban ketika permaisuri membuka
kain putih. Ia mendapatkan tiga orang putri yang berwajah sama dengan dirinya. Lalu dilaksanakanlah pesta pernikahan itu dengan sangat meriah.
Setelah pesta keempat putri raja dibawa oleh suaminya masing-masing. Putri monyet dibawa ke Lima Laras, putri anjing dibawa ke Simpang
Dolok, putri kambing dibawa ke Pesisir, dan putri raja yang asli tetap di Tanah Datar. Masyarakat Melayu Batubara mempercayai bahwa sifat
ketiga binatang tersebut mempengaruhi citra masyarakatnya masing- masing, terkecuali masyarakat Tanah Datar yang memiliki ketiga-tiga sifat
binatang tersebut. Seperti monyet yang suka makan buah-buahan, kambing yang suka makan sayur-sayuran, dan anjing yang suka makan
ikan atau daging. Dari cerita sejarah singkat masyarakat Batubara ini dapat diambil hikmah
bahwa pada zaman dahulu sistem pemerintahan di Batubara merupakan kerajaan. Terdiri atas kepenghuluan
yang dipimpin oleh seorang Datuk. Batubara merupakan bagian dari wilayah kerajaan Deli. Adapun wilayah
kedatukannya dibagi atas wilayah Simpang Dolok, atau Lima Puluh, Lima Laras, Pesisir, dan Tanah Datar.
Dalam sejarah silsilah atau keturunan, Datuk-datuknya berasal dari Pagaruyung. Pada zaman kerajaan, pemimpin masyarakatnya adalah
datuk dan di bawah kekuasaan kesultanan Deli. Dan sekarang berada dalam pemerintahan Indonesia. Masyarakatnya di bawah Bupati dan
Camat. Masing-masing wilayah masyarakat Batubara memiliki kelebihan
Universitas Sumatera Utara
dan kekurangan. oleh sebab itu masyarakat Batubara saat ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, nilai adat-istiadat, serta bertutur
kata lemah lembut. Hal ini membuat masyarakat Batubara baik didalam berkata maupun berbuat.
Masyarakat Melayu Batubara hingga saat ini masih mempunyai budaya yang nilai dan norma-normanya masih dipatuhi di tengah-tengah
khalayaknya. seperti adat bersopan santun dan bertutur kata lemah lembut. Masyarakat Melayu Batubara khususnya daerah Lima Laras,
Pesisir, Lima Puluh, dan Tanah Datar masih ada yang percaya dengan mistik. Karena daerah-daerah tersebut masih mempunyai beberapa
fenomena yang serba mistisme. Hal ini juga dapat dilihat dalam setiap jamuan atau pesta yang diadakan di Batubara sampai saat ini. Tradisi
hidangan yang berasal dari daging, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang di masak harus ada, disantap sebagai lauk nasi. Hidangan ini
dikenal juga sebagai hidangan penghormatan terhadap leluhur, nenek moyang yang ada pada zaman dahulu.
2.3 Sistem Sosial Masyarakat Melayu Batubara