1.5 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan sebuah referensi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis yakin belum ada yang meneliti tentang
judul skripsi ini secara signifikan. Namun, agar skripsi ini mempunyai dasar dan landasan yang kuat, selain melakukan penelitian, penulis juga
menggunakan buku yang menyangkut daerah, analisis, dan objek kajian. Adapun yang pernah meneliti adalah, Ruslani 2004, “Tabir Mistik Alam
Gaib dan Perdukunan” dalam pembahasannya mengatakan, apapun yang dipelajari oleh ahli mistik atau dukun itu selalu berasal dari dukun lain, yang
demikian menjadi gurunya. Dan apapun yang dia pelajari, dia dan orang-
orang lain menyebut itu sebagai ilmunya. Kemudian Maniyamin Bin Haji
Ibrahim 2005, “Citra Takmilah, Analisis Terhadap Kumpulan Puisi Islam” beliau juga mengupas secara ilmiah tentang citra manusia dalam puisi-puisi
Melayu, khususnya puisi yang berunsur Islam.
1.6 Ruang Lingkup
Pembatasan masalah sangat penting di dalam suatu pengkajian. Hal ini bertujuan agar pembahasannya lebih terarah. Citra manusia dengan alam
dalam teks mistik masyarakat Melayu ini penulis batasi hanya pada nilai religi, moral, kerukunan, dan kesejahteraan.
1.7 Landasan Teori
Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud di dalam bentuk dan berlaku secara umum yang akan mempermudah seorang penulis dalam
memecahkan suatu masalah. Teori yang diperlukan untuk membimbing dan
Universitas Sumatera Utara
memberi arah, sehingga dapat menjadi penuntun kerja bagi penulis. Teori yang penulis gunakan untuk mengkaji nilai-nilai teks mistik ini adalah teori
Shafie Abu Bakar, yang berdasarkan sifat ketuhanan, sifat kesempurnaan Tuhan, sifat Tuhan dalam hubungannya dengan makhluk-Nya. Sifat ini
melambangkan kesempurnaan sikap pengarang. Dan pendekatan citra menggabungkan semuanya, dan hasilnya terdapat empat citra manusia yang
terpancar dalam mistik, yaitu manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan seni sastra, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan.
Sempurna terlihat pada segala ciptaan Tuhan, sempurna yang mencerminkan Tuhan, manakala indah adalah melihat segala ciptaan
Tuhan, indah yang mencerminkan keindahan Tuhan yang juga sempurna, termasuk yang melihat seni sastra berpaut pada aspek
indah, tidak lain daripada manifestasi sempurna.
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan pendekatan didaktis,
Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, evaluatif maupun
sikap seseorang terhadap kehidupan. Gagasan, tanggapan maupun sikap dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan
etis, filosofis maupun organis, sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca.
Dari pendapat di atas, bahwa karya sastra merupakan wadah yang cukup dapat diandalkan untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam jiwa
masyarakat, sehingga segala sesuatu perbuatan yang akan dilakukan akan dipertimbangkan baik buruknya dari segi moral. Nilai-nilai didaktis
yang terkandung oleh sebuah karya sastra dapat berupa ajaran religius dan kepercayaan.
Universitas Sumatera Utara
Penulis juga menggunakan teori Safian Hussain et al.,. 1988: 107 yang mengatakan,
Citra atau imej adalah salah satu unsur yang tersendiri dalam ‘bahasa seni’ yaitu sebagai satu cara mengemukakan pengalaman dan
penggolakan emosi. Ini berbeda dengan proses-proses menyederhanakan dan mengkonsepsikan sesuatu dalam ilmu sains
dan falsafah. Meskipun dalam penggunaan yang lebih kritis, pada dasarnya pengertiannya masih tetap sama yaitu citra atau imej
merupakan suatu gambaran yang literal dan konkrit daripada satu pengalaman pancaindera atau dari sesuatu objek yang pengertiannya
boleh dipahami oleh seseorang atau oleh umum.”
Dari pendapat di atas bahwa, budaya mencerminkan karakter masyarakat pada zamannya. Imej atau sifat melambangkan kesempurnaan
sikap dari pengarang. Gambaran atau tanggapan kreatifitas oleh pengarang dan ketepatan menggunakan kata-kata dalam karya sastra. Oleh karena itu
citra dapat dipahami sebagai gambaran atau tanggapan pembaca atau pendengar yang terkesan hasil daripada kejayaan deskripsi objek oleh
pengarang dalam karya ciptaannya.
1.8 Metodologi