Manusia dengan Dirinya Sendiri

BAB IV Citra Manusia Menurut Mistik

4.1 Manusia dengan Dirinya Sendiri

Sebagai makhluk lemah yang mempunyai perasaan dan pikiran, manusia tidak dapat menghindar dari berbagai keinginan dan keterbatasan. Sikap, pemikiran, tanggapan dan perlakuan manusia itu menjadi jati diri dari manusia tersebut. Manusia juga dapat menjadi sumber teladan bagi manusia lainnya. Hati akan menggambarkan sikap, pemikiran dan seterusnya perlakuan manusia. Citra manusia dengan dirinya sendiri adalah berhubungan dengan sikap, pemikiran, tanggapan dan permasalahan manusia itu sendiri. Hal ini karena manusia terpaksa mengadakan interaksi dengan berbagai lapisan makhluk. Dalam interaksi berbagai rasa akan lahir. Rasa yang timbul itu akan mempengaruhi tindakan, pendirian dan membentuk citra diri. Sehingga dalam mistik manusia dapat merenung, mencari, insaf, dan menaruh harapan. Pythagoras, seorang ahli matematika zaman Yunani, memanfaatkan masa sebelum tidur dengan merenung kembali segala tindakan pada siang hari. Tujuannya adalah untuk tidak melakukan kesalahan yang berulang-ulang. Perbuatan ini juga dilakukan para ahli mistik agar untuk melaksanakan ritual itu harus bersungguh-sungguh. Ada hikmah di dalam manusia itu merenung. Dengan membuat renungan manusia dapat mengerti sesuatu bisikan. Dan dengan membuat renungan juga akan dapat memberi Universitas Sumatera Utara keinsafan kepada diri manusia itu. Dengan merenung sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh akal dapat diselesaikan melalui gerak hati manusia. Dan dengan renungan juga membuat manusia insyaf. Salah satu makna dari teks mistik : “Rabbi.. Jangan Kau-rahasiakan kebesaran Bukakan mata batinku yang rindu Melihat kehebatan-Mu Dan kelemahanku” Baris ‘…melihat kehebatan-Mu dan kelemahanku ’ merupakan gambaran hati manusia perenung. Oleh sebab itu kehebatan yang ingin diketahui ialah kehebatan Tuhan dan kelemahan yang ingin diketahui ialah kelemahan dirinya. Maka gambaran tersebut merupakan usaha penyempurnaan diri manusia kepada Tuhannya. Nilai estetika daripada ungkapan tersebut adalah wujud antara perkataan kehebatan dan kelemahan. Dua perkataan tersebut dapat digolongkan ke dalam estetika tauhid, karena kehebatan yang ingin dilihat adalah kehebatan Tuhan, dan kelemahan yang ingin dilihat adalah kelemahan manusia. Hal ini memperlihatkan hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya, yaitu status manusia yang berada di bawah status Tuhannya. Salah satu contoh teks mistik lainnya, “ya Allah jadikanlah aku penyayang di hati orang-orang mu’min. Dan tolonglah aku menjadi pemuda sampai 120 tahun, maka Allah diantaranya. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan segala puji bagi llah, Tuhan sekalian alam. Universitas Sumatera Utara Allah menahan orang-orang kafir, kembali kepada yang maha ada, maha hidup, maha berdiri, tuli, bisu, buta maka mereka tidak melihat. Tuli, bisu, buta, maka mereka tidak berkata-kata. Tuli, bisu, buta, maka mereka tidak kembali. Allah tidak dapat di lihat dengan mata Dan Dia maha lembut lagi baik Katakanlah sesungguhnya keutamaan hanya pada Allah. Allah senantiasa menghendaki setiap orang dan Allah maha besar, mencintai, memberi. Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasulullah.” Selamatan sering diadakan untuk menghormati dan sebagai rasa terima kasih kepada roh leluhur misal upacara Bersih Desa. Setiap 1 Suro beberapa masyarakat gunung sering memberi sesaji keselamatan berupa kepala kerbau yang ditanam di puncak atau di kawah. Sesaji kepada roh leluhur masyarakat Melayu Batubara terkenal dengan upacara ritualnya. Manusia juga sering memberi sesaji kepada mahkluk halus agar terhindar dari berbagai gangguan, sesaji pada umumnya berupa makanan, minuman, bunga, uang, rokok, kadang pakaian, ada juga yang memberi sesaji minuman keras yang memabokkan. Untuk menghindari gangguan Makhluk Halus kadang manusia membuat rintangan dengan membuang buah-buahan yang berbau busuk atau bau-bauan lain yang tajam. Manusia juga sering minta pertolongan mahluk halus di gunung- gunung tertentu, untuk berbagai keperluan misal minta keselamatan, kekayaan, kenaikan pangkat, penglarisan, jodoh, dll. Makhluk halus yang baik sering memberi pertolongan kepada pendaki gunung yang tersesat dengan menyamar menjadi binatang misalnya burung. Dan lain-lain.. Universitas Sumatera Utara Keinginan manusia tidak terbatas walaupun kemampuannya terbatas. Mereka ingin sesuatu yang terbaik. Oleh sebab keinginan yang tidak terbatas menyebabkan banyak yang mencari jati diri, mencari meningkatkan ekonomi keluarga, mencari ilmu, mencari ketakwaan kepada Tuhan. Semuanya tergantung kepada tujuan manusia itu. Berbeda dengan mistik, mistik tidak dapat dicari secara langsung, karena mistik hanya diketahui oleh manusia-manusia tertentu dan sifatnya rahasia.

4.2 Manusia dengan Seni