BAB II Kosmologi dan Sosio Budaya Masyarakat Melayu
2.1 Geografi Wilayah
Penelitian
Batubara adalah sebuah kota yang dahulunya terdiri atas beberapa kepenghuluan, terletak di pantai timur Pulau Sumatera, dahulunya adalah
daerah Kabupaten Asahan, dan sekarang sudah menjadi Kabupaten Batubara. Pada zaman dahulu pemerintahannya bersifat kerajaan, terdiri
atas kepenghuluan yang dipimpin oleh seorang Datuk. Batubara merupakan bagian dari wilayah Deli. Adapun kedatukannya adalah Lima
laras, Lima Puluh atau Simpang Dolok, Pesisir, dan Tanah Datar. Tanah Datar sendiri terdiri dari beberapa desa, salah satunya adalah desa
Pahang. Desa Pahang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. Desa Pahang terletak di pesisir
pantai Timur Sumatera pada ketinggian lebih kurang 3 meter di atas permukaan laut. Suhu maksimal di desa Pahang 33,2 derajat celcius dan
suhu minimal 21,5 derajat celcius. Desa Pahang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Mesjid Lama
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Sei-Muka
3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Panjang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Labuhan Ruku
Universitas Sumatera Utara
Luas desa Pahang lebih kurang 200.000 Ha, yang memanjang dan mengarah ke Selatan 3.5 km. Jumlah penduduk desa Pahang pada tahun
20042005 lebih kurang 4854 jiwa, yang terdiri dari VII dusun. Desa Pahang rata-rata penduduknya beretnis Melayu, sedangkan lebihnya
bersuku Batak, Padang dan Jawa. Jarak antara pusat kota pemerintahan, yaitu kota Batubara menuju
Kecamatan Talawi sejauh 1 km, dan dari pemerintahan kota sejauh 27 km, dan jarak dari Ibukota Dati II sejauh 27 km, sedangkan jarak dari
Ibukota Dati I sejauh 160 km. Mata pencaharian utama penduduk desa adalah nelayan. Hampir seluruh laki-laki yang berada di desa ini
menggantungkan hidupnya dengan hasil laut, meskipun penduduknya mempunyai mata pencaharian tanbahan dengan berladang, buruh, dan
jasa. Usaha kaum perempuannya bersifat industri rumah tangga, seperti membuat kain songket, membuat jaring ikan, dan berjualan di depan
rumah. Tingkat pendidikan penduduk di desa ini tergolong sudah meningkat,
terbukti dengan banyaknya anak-anak yang bersekolah Tsanawiah SMP dan Aliyah SMA, serta ada juga yang bersekolah di luar negeri, seperti
Libya, Mesir, Malasyia, dan Arab Saudi. Mayoritas penduduk Batubara memeluk agama Islam, dan selebihnya
memeluk agama Kristen Protestan dan Kristen Katholik. Di desa ini banyak sarana tempat ibadah, seperti mesjid, langgar, musholla, serta
tempat-tempat yang dianggap keramat, seperti Kubah Sabun, Langgar
Universitas Sumatera Utara
Dusun VII, Istana Air Putih, dan kuburan-kuburan datuk-datuk zaman dahulu yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat.
2.2 Sejarah Masyarakat Melayu Batubara