Teori Adaptasi Budaya Analisis Adaptasi Upacara Minum Teh (Chanoyu) Di Indonesia = Indonesia No Chanoyu No Tekiou No Bunseki

15. Nampan Nampan pada upacara minum teh biasanya terbuat dari kayu. Nampan digunakan untuk meletakkan makanan kecil yang akan ditawarkan kepada tamu, juga untuk meletakkan peralatan yang digunakan dalam upacara minum teh. Sato, 2005 : 14 - 20

2.6. Teori Adaptasi Budaya

Menurut Sulaeman 2005 : 46 -47 , proses penerimaan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru di antaranya : 1. Terbiasanya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut. 2. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. 3. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut. 4. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan. Upacara minum teh adalah salah satu contoh kebudayaan dari luar yang masuk ke Indonesia. Kebudayaan ini merupakan kebudayaan yang ada di beberapa negara, seperti Cina, Korea, dan Jepang. Seperti yang telah disebutkan Universitas Sumatera Utara sebelumnya, bahwa kebudayaan ini berasal dari Cina. Namun upacara minum teh yang berasal dari Jepanglah yang lebih populer di Indonesia. Hal ini karena banyaknya orang yang tertarik dengan kebudayaan tersebut. Faktor lain yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri antarbudaya adalah : 1. Besar – kecilnya perbedaan antara kebudayaan tempat asalnya dengan kebudayaan lingkungan yang dimasukinya. 2. Suasana lingkungan yang terbuka akan mempermudah seseorang untuk menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan suasana lingkungan yang tertutup. Sulaeman, 2005 : 49 Minum teh sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, upacara minum teh atau chanoyu dapat dengan mudah diterima di Indonesia. Tata cara dan aturan yang berbeda mengakibatkan banyak orang yang antusias untuk mengikuti upacara ini. Selain itu, dalamnya makna yang terkandung dalam chanoyu juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pesertanya. Itu sebabnya upacara minum teh atau chanoyu masih tetap bertahan hingga saat ini, khususnya di Indonesia. Universitas Sumatera Utara BAB III ANALISIS ADAPTASI UPACARA MINUM TEH CHANOYU DI INDONESIA

3.1. Adaptasi dalam Status Pelaku