Tata cara dan Aturan dalam Upacara Minum Teh

digunakan sebagai obat luar untuk beberapa penyakit. Di Cina, teh hijau digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan luka atau mencegah penyakit kulit seperti kutu air. www.liveconnector.com Selain itu, semua bagian tanaman teh dapat digunakan sebagai bahan- bahan kosmetik. Itu sebabnya banyak produk kecantikan yang mengandung teh, misalnya shampo, deodoran, hand body lotion, pasta gigi, dan lain-lain. Teh juga dapat memperkuat gigi, melawan bakteri dalam mulut, mencegah terbentuknya plak gigi, serta mencegah osteoporosis.

2.4. Tata cara dan Aturan dalam Upacara Minum Teh

Upacara minum teh di Jepang merupakan ritual yang sangat rumit. Bagi orang yang baru mengenal atau belum paham betul akan kegiatan ini, mungkin akan berpikir “ mau minum teh saja, kok repot “. Tetapi memang begitulah adanya. Upacara ini bukan sekedar minum teh seperti yang biasa kita lakukan. Ada banyak tata cara dan aturan yang terdapat dalam upacara ini. Bagi tamu yang diundang ke acara ini, diharapkan datang lima belas menit lebih awal. Kemudian, tamu yang telah tiba memasuki ruang depan yoritsuki , dimana mereka bisa meninggalkan barang-barang milik mereka dan untuk berganti pakaian. Bagi tamu yang telah menggunakan kimono, biasanya membawa tabi, yaitu kaus kaki yang biasa digunakan dengan kimono, sedangkan bagi tamu yang menggunakan pakaian ala barat, biasanya membawa sepasang kaus kaki putih. Kemudian para tamu pindah ke ruang tunggu machiai dimana mereka dapat menunggu para tamu yang belum tiba dan saling berbagi pikiran. Soshitsu Sen, 1988 : 123 . Untuk dapat membangkitkan suasana hati yang tepat untuk acara Universitas Sumatera Utara minum teh yang akan diadakannya, tuan rumah teisu telah menyiapkan ruang tunggu ini sedemikian rupa. Dekorasinya sangat lembut, sehingga para tamu dibuat merasa nyaman. Ketika tamu terakhir dinyatakan telah tiba, asisten tuan rumah hanto membawa air panas dalam cangkir kecil dan mengatakan kepada para tamu untuk menunggu di rumah kecil yang terletak di halaman, dimulai dengan tamu utama berurutan samapai ke tamu terakhir. Mereka menggunakan sandal jerami yang telah disediakan oleh tuan rumah. Dalam rumah kecil, para tamu menemukan tumpukan alas duduk yang terbuat dari jerami. Alas duduk itu disediakan untuk masing-masing tamu. Kemudian tamu utama menyusun alas duduk tersebut di sepanjang bangku untuk semua tamu, lalu mereka duduk di tempat masing-masing. Di sini mereka dapat melihat keindahan pemandangan di taman. Tuan rumah, kemudian, mendatangi para tamu dan memberitahukan bahwa semuanya telah siap. Setelah memastikan bahwa ruang minum teh telah bersih dan dupa sudah ditaruh di atas tungku, dia keluar melalui nijiriguchi, lalu berjalan di atas batu menuju baskom yang berisi air tsukubai , dan membersihkan dirinya dengan mencuci tangan dan berkumur. Setelah itu, tuan rumah berjalan menuju ruang minum teh. Namun sebelum itu, tuan rumah dan para tamu saling menundukkan kepala sebagai tanda hormat. Lalu para tamu kembali ke tempat duduk mereka. Sementara tuan rumah bekerja dalam ruang persiapan mizuya , setiap tamu bergiliran untuk membersihkan diri mereka dengan mencuci tangan dan berkumur seperti yang dilakukan sebelumnya oleh tuan rumah, sebelum mereka memasuki nijiriguchi. Universitas Sumatera Utara Di depan niriguchi, masing-masing tamu bergiliran membungkukkan badan di atas batu dan menempatkan kipas lipat di ambang pintu sebagai tanda hormat, dan secara singkat memandang bagian dalam. Kemudian, dengan menundukkan kepala melalui pintu masuk, tamu menempatkan sandal jerami dekat dengan kepunyaan tuan rumah. Dalam tearoom, setiap tamu maju ke tokonoma untuk mengagumi gulungan perkamen yang berisi tulisan atau gambar yang disebut kakemono, kemudian menghadap tungku dengan kipas lipat berada di depan masing-masing. Mereka mengambil tempat duduk untuk sementara sampai tamu yang lain selesai, dan saling membungkukkan badan dan mengambil tempat masing-masing. Tamu utama mengambil tempat yang paling dekat dengan tokonoma. Kemudian tamu utama sebagai juru bicara memuji tuan rumah yang telah membuat persiapan ruang tunggu dan taman dengan sangat bijaksana dan meminta keterangan tentang kakemono yang terdapat di tokonoma Setelah itu, tuan rumah mulai menyiapkan teh. Pada saat tuan rumah melakukan persiapan, para tamu memperhatikan sambil tetap duduk bersimpuh. Sementara itu, asisten tuan rumah menyajikan kue yang sangat manis kaiseki . Dalam cara menyajikan dan mengambilnya terdapat aturan yang penuh dengan sopan santun. Antara penyaji dan tamu saling membungkuk sebagai tanda terima kasih. Para tamu kemudian memakan kue manis tersebut yang jenis kuenya telah disesuaikan dengan musimnya. Kue sengaja dibuat manis untuk mempersiapkan lidah pada saat akan minum teh yang rasanya sangat pahit. Selesai makan kue, tuan rumah mulai menceduk air yang mendidih, lalu dituang ke dalam chawan yang sudah berisi bubuk teh, kemudian mengaduk teh tersebut hingga berbuih. Chawan yang berisi teh dan kobukusa kecil dipersiapkan Universitas Sumatera Utara untuk tamu utama. Saat menyajikan teh kepada tamu utama, tuan rumah memegang chawan dengan kedua tangan dan memutarnya dua kali di atas tangan, lalu meletakkannya di atas tatami. Lalu tamu utama maju untuk menerima chawan dari tuan rumah. Tamu dan tuan rumah saling membungkuk pada saat chawan diterima oleh tamu, yang berarti tuan rumah mempersilahkan dan tamu menerima. Setelah menerima chawan dari tuan rumah, tamu utama kembali ke tempat semula. Sama seperti tuan rumah, tamu utama memegang chawan dengan dua tangan, lalu memutarnya dua kali sambil mengamati keindahan dari chawan, kemudian meminum teh tersebut. Pada upacara minum teh, tidak diperkenankan untuk berbicara dan menanyakan hal lain selain tentang teh dan peralatannya. Percakapan juga hanya antara tuan rumah dan tamu utama saja. Tamu lain hanya boleh mendengar saja. Sedangkan tamu utama boleh bertanya kepada tuan rumah tentang peralatan minum teh tersebut.

2.5. Peralatan Chanoyu di Jepang