2.2.5. Perempuan Sebagai Orangtua Tunggal 2.2.5.1.Perempuan
Perempuan menurut KKBI edisi ketigaartinya orang manusia yg mempunyai alat reproduksi, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan
menyusui. Sementara pengertianWanita adalah singkatan dari bahasa jawa wani dan ditoto sebutan yang digunakan untuk homo sapiens berjenis
kelamin dan mempunyai alat reproduksi.Pengertian wanita berdasarkan asal bahasanya tidak mengacu pada wanita yang ditata atau diatur oleh
laki-laki atau suami pada umumnya terjadi pada kaum patriarki. Perempuan tidak dapat dijadikan sebagai kepala keluarga.
Perempuan tidak boleh memimpin laki-laki sekalipun laki-laki tidak dapat memimpin. Walaupun ibu yang menyediakan makanan, tetapi ayah dan
anak laki-laki didahulukan Muniarti, 2004. Perempuan dalam konteks gender didefenisikan sebagai sifat yang
melekat pada seseorang untuk menjadi feminim. Sedangkan perempuan dalam pengertian sex merupakan salah satu jenis kelamin yang ditandai
oleh alat reproduksi berupa rahim, sel telur, dan payudara sehingga perempuan dapat hamil, melahirkan dan menyusui Fakih, 2000:2.
2.2.5.2 Orangtua Tunggal
Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang terbentuk atas dasar perkawinan, ikatan darah
dan adopsi yang saling berinteraksi dan berkomunikasi serta menimbulkan peran-peran bagi ayah, ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan
perempuan sertamemelihara kebudayaan bersama. Hubungan dalam keluarga memiliki sistem jaringan yang lebih bersifat interpersonal
sehingga masing–masing anggota dimungkinkan memiliki intensitas hubungan satu sama lain dan fungsinya akan sulit dirubah dan digantikan
orang lain. Salah satu realita sosial yang ada disekitar kehidupan masyarakat adalah fenomena keadaan keluarga dengan salah satu orang
tua saja atau biasa disebut dengan orang tua tunggal. Orang tua di mana
Universitas Sumatera Utara
hanya ayah atau ibu saja mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa hadirnya pasangan.Tidaklah mudah bagi orang tua tunggal
dalam menjalani kehidupannya setelah kehilangan salah satu angogota keluarga yaitu suami, karena segala sesuatu yang harusditanggung sendiri.
Orangtua tunggal dapat disebabkan beberapa hal antara lainadalah : 1 Perceraian, 2 Kematian, 3 Kehamilan diluar nikah, 4 Bagi seorang
wanita atau laki-laki yang tidak mau menikah, kemudian mengadopsi anak orang lain.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam keluarga yang mengakibatkan seseorang menjadi orang tua tunggal yang berarti akan
membawa seseorang untuk beradapatasi dengan kondisi yang baru yakni penambahan peran dan serangkaian tugas-tugas ganda yang harus
dilakukan.Orang tua tunggal yang disebabkan karena adanya hubungan di luar nikah atau bagi seorang wanita atau laki-Laki yang tidak mau
menikah kemudian mengadopsi anak pada kasus ini dibutuhkan motivasi dan dukungan yang lebih dari keluarganya karena perlu kesiapan yang
matang baik secara mental maupun financial untuk menjadi orang tua tunggal. Sedang orang tua tunggal yang karena adanya kematian dan sakit
dirasa kondisi tersebut seseorang dianggap memiliki tingkat kematangan yang tinggi sehingga diharapkan mampu mengatasi segala perubahan yang
terjadi. Seiring dengan perjalanan waktu orang tua yang dulunya lengkap
dapat menjadi tidak lengkap yang disebabkan karena adanya perpisahan, yakni kematian, perceraian, sakit, perang atau bencana alam, sehingga
orang tua harus menjalankan peran sebagai orang tua tunggal, di mana hanya terdapat satu orangtua saja dalam menjalankan peran sebagai kepala
keluarga dan orang tua tunggal, untuk itu ia harus dapat menjalankan peran dan tanggung jawab secara total baik sebagai ibu sekaligus sebagai
ayah. Dalam fenomena ibu yang menjadi orang tua tunggal secara otomatis ia akan menggantikan peran ayah dan peran ibu sendiri dan
secara otomatis pula ia menjadi seorang kepala keluarga.Aspek manusia di
Universitas Sumatera Utara
setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat guna terwujudnya keseimbangan dan keutuhan masyarakat, maka setiap individu dituntut
menjalankan peran-perannya, perubahan terjadi dalam unit waktu tertentu, dan tempat tertentu di mana berbeda antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain. Setiap orang tua memiliki peran yang besar dalam perkembangan anak mulai sebelum lahir hingga menuju kedewasaan.
Peran sebagai ayah dan ibu tidak akan dapat terlaksana dengan baik apabila terjadi perpisahan dalam keluarga baik perceraian, kematian
akibat sakit, bencana alam, dan perang. Bagi keluarga sosok ayah merupakan kepala keluarga yang dihormati anak serta isterinya sehingga
menjadi panutan keluarga. Istri yang ditinggalkan oleh suami, harus berperan sebagai ibu dan sekaligus sebagai ayah bagi anak -anaknya.Hal
ini berarti tanggung jawab ibu akan bertambah, ia harus mencari nafkah sendiri, mengambil keputusan-keputusan penting sendiri, dan sekian
banyak tugas-tugas yang harus dilaksanakan sebagai orang tua tunggal. Perubahan besar yang harus dijalankan ibu menjalankan peran ibu
sekaligus sebagai ayah, yang senantiasa berjuang menjadi tulang punggung keluarga dan panutan anak–anaknya, walau ayah tidak ada
namun tetap ibu sebagai orang tua tunggal tetapmenjalankan peranan dengan baik dengan didukung anak-anak untuk dapat bersama-sama
mencapai hidup harmonis dan selaras dengan perubahan peran danstatus http:pasca.unhas.ac.idjurnalfiles7ccf33c28d52e13a40fec81777694e07.
pdf.
2.2.6. Budaya
Budaya sudah ada sejak manusia berfikir, berkreasi dan berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berfikir dan tingkah laku manusia
terhadap lingkungannya. Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang
berarti cinta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta budhayah yaitu bentuk kata
jamak dari buddhi yang berarti budi dan akal. Dalam Bahasa Inggris budaya berasal dari kata culture, dalam
bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam
Universitas Sumatera Utara
bahasa Latin berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan
tanah bertani Setiadi, 2010:27.
Budaya menurut E.B.Taylor adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,
hokum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sementara menurut
Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Dengan demikian, kebudayaan atau budaya
menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun nonmaterial.
2.2.6.1 Kompenen Kebudayaan