Paradigma Kajian KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Kajian

Paradigma merupakan suatu pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari Arifin, 2006 : 37. Paradigma Kualitatif merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks dan rinci Hartono, 2004:16. Sedangkan Wimmer Dominick Kriyantono, 2006: 48 menyebut pendekatan dengan paradigma, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. Perspektif tercipta berdasarkan komunikasi antaranggota suatu kelompok selama seseorang menjadi bagian kelompok tersebut. Mulyana mengatakan jenis perspektif atau pendekatan yang disampaikan oleh teoritis bergantung pada bagaimana teoritis itu memandang manusia yang menjadi objek kajian mereka. Adapun metodologi yang digunakan peneliti dalam pembahasannya adalah metode deskriptif kualitatif dengan paradigma kritis. Paradigm kritis menurut Guba dan Lincoln, critical paradigm menilai ilmu sosial sebagai proses yang kritis berusaha mengungkap the real structuresdalam Kriyantono, 2006: 48. Paradigma kritis critical paradigm adalah semua teori sosial yang mempunyai maksud dan implikassi praktis dan berpengaruh terhadap perubahan sosial. Paradigma ini tidak sekedar melakukan kritik terhadap ketidakadilan sistem yang dominan yaitu sistem sosial kapitalisme, melainkan suatu paradigma untuk mengubah sistem dan struktur tersebut menjadi lebih adil Magnis, 1995:160. Tiga asumsi dasar pendekatan kritis yaitu, pertama, semuanya menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu sosial interpretatif, dimana ilmuan kritis menganggap perlu untuk memahami pengalaman orang dalam konteks. Secara khusus pendekatan kritis bertujuan untuk 8 Universitas Sumatera Utara menginterpretasikan dan karenanya memahami bagaimana berbagai kelompok sosial dikekang dan ditindas. Kedua, pendekatan ini mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam usahanya untuk mengungkap struktur-struktur yang seringkali tersembunyi. Kebanyakan teori kritis mengajarkan bahwa pengetahuan adalah kekuatan untuk memahami tindakan untuk mengubah kekuatan penindas. Ketiga, pendekatan kritis secara sadar berupaya untuk menggabungkan teori dan tindakan. Teori-teori tersebut jelas normatif dan bertindak untuk mencapai perubahan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi hidup kita Senjaya dkk, 2007: 33. Pendekatan kritis menganggap bahwa pengalaman manusia bahwa pengalaman manusia tidak terpisahkan dari percakapan dan teks yang tertanam didalamnya. Pengalaman itu sendiri adalah bahasa. Bahasa dari budaya menentukan pengalaman dan menciptakan suatu bias atau cara untuk memahami. Teks memang berbicara, tetapi orang selalu membaca teks dari sudut pandang lingkungan historis dimana ia hidup dan berfikir. Seringkali lingkungan itu terdiri dari kekuatan-kekuatan yang menghancurkan dan menindas manusia. Bentuk-bentuk bahasa yang dominan dan media komunikasi dapat mencegah kelompok tertentu dari partisipasi dalam struktur-struktur kendali masyarakat. Dalam masa sekarang, beberapa orang beranggapan penindasan dapat dilihat dalam struktur ekonomi, media komunikasi, dan hubungan gender Senjaya dkk, 2007 : 40. Pada bidang komunikasi, penganut tradisi kritis secara khusus menunjukkan ketertarikannya pada bagaimana pesan dapat mendukung penindasan di masyarakat. Walaupun para pendukung teori kritis tertarik pada tindakan sosial, namun mereka juga fokus pada wacana teks yang mendukung atau mempromosikan ideologi tertentu, mendukung kekuasaan tertentu, mendukung untuk mengurangi atau meniadakan kepentingan kelompok atau kelas masyarakat tertentu. Paradigma dibutuhkan sebagai landasan atau kepercayaan dasar Universitas Sumatera Utara mengenai suatu fenomena yang digunakan untuk menganalisis dan mempertimbangkan suatu isu yang berkembang dalam masyarakat. 2.2. Kajian Pustaka 2.2.1. Komunikasi