mengenai suatu fenomena yang digunakan untuk menganalisis dan mempertimbangkan suatu isu yang berkembang dalam masyarakat.
2.2. Kajian Pustaka 2.2.1. Komunikasi
2.2.1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi sulit untuk didefenisikan, kata ‘komunikasi’ bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak artiMorisson
Cory,2009. Menurut Louis Forsdale dalam Muhammad,2007:2 komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan
tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Pada defenisi ini komunikasi dianggap sebagai suatu proses.
Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan
orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya. Tubbs dan Moss
mendefenisikan komunikasi sebagai proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Menurut Harold D. Laswell komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu dalam Effendy,2007:10.
Carl I Hovland mengatakan, komunikasi adalah suatu sistem yang berusaha menyusun prinsip-prinsip dalam bentuk yang tepat mengenai hal
memindahkan penerangan dan membentuk pendapat serta sikap-sikap. Lebih lanjut Hovland mengemukakan bahwa komunikasi adalah peroses
dimana seorang individu mengoperkan perangsang untuk mengubah tingkah laku indiviu-individu yang lain. Perangsang tersebut ialah budaya
dalam Purba dkk, 2010:34. Menurut Koentjaraningrat, komunikasi tidak hanya sekedar
pertukaran pesan, namun juga mengenai bagaimana cara mereka dalam proses pertukaran pesan tersebut, serta kebiasaan-kebiasaan manusia
dalam berkomunikasi. Selain itu, disiplin ilmu sosiologi juga berpengaruh besar bagi ilmu komunikasi, karena kajian sosiologi menitik beratkan pada
Universitas Sumatera Utara
fenomena manusia sebagai makhluk sosial yang berhubungan dengan orang lain. Peran komunikasi dalam hubungan sosial ini adalah sebagai
salah satu upaya manusia menjalin hubungan dengan orang laindalam Purba dkk, 2010:32.
Komunikasi lahir karena adanya manusia berfikir dan menyatakan eksistensinya. Eksistensi diri lahir karena adanya pengakuan dari manusia
lain. Pengakuan tersebut lahir karena adanya bahasa, dengan bahasa manusia bertukar gagasan dan lahirlah komunikasi. Dengan adanya
komunikasi antar manusia lahirlah masyarakat. Masyarakat yang berinteraksi antara satu dengan yang lain akhirnya melahirkan sebuah
kebudayaan. Jadi, dalam kehidupan berbudaya, yang pertama adalah unsur manusia, unsur komunikasi, unsur masyarakat, unsur kebudayaan, dan
bahasa sebagai alat komunikasi. Harold D. Laswell menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi
penyebab mengapa manusia perlu berkomunikasi, yaitu dalam Cangara, 2006:2 ;
Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungan. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada
untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi dapat mengetahui suatu
kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamannya,
maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan
lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam yang mempengaruhi
perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan
penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasan yang harmonis.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya,
maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana perempuan sebagai orangtua
tunggal mengajarkan adat dan budaya serta tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya.
Ketiga fungsi ini menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan sesama anggota masyarakat. Komunikasi tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sebab, berkomunikasi dangan baik akan
member langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat.
Setiap praktik komunikasi pada dasarnya adalah representasi budaya, atau tepatnya suatu peta asata suatu realitas budaya yang sangat
rumit. Komunikasi dan budaya adalah dua etnis tak terpisahkan, sebagaimana dikatakan Edward T.Hall, “Budaya adalah komunikasi dan
komunikasi adalah budaya”. Begitu kita berbicara tentang komunikasi, tak terhindarkan, kitapun berbicara tentang budaya dalam Mulyana, 2004:14.
Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya adalah komunikasi. Karena budaya muncul melalui komunikasi. Akan
tetapi pada gilirannya budaya yang terciptapun mempengruhi cara berkomunikasi anggota budaya yang bersangkutan. Hubungan antara
budaya dan komunikasi adalah timbal balik. Menurut Alfred G. Smith, budaya adalah kode yang kita pelajari bersama dan untuk itu dibutuhkan
komunikasi. Budaya tak akan dapat dipahami tanpa mempelajari komunikasi dan komunikasi hanya dapat dipahami dengn memahami
budaya yang mendukungnya dalam Mulyana, 2004:14.
2.2.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi