4. Subordinasi atau penomorduaan adalahsikap atau tindakan
masyarakat yang menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dibanding laki-laki. Dibangun atas dasar
keyakinan satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding yang lain.Kenyataan di masyarakat,
perempuan seringkali mendapat kedudukan sebagai bawahan laki-laki. Perempuan ditempatkan pada jajaran kedua setelah
laki-laki karena keberadaan perempuan dianggap tidak penting atau sebagai pelengkap semata. Dalam budaya patriarki laki-
laki dianggap sebagai figur utama dan perempuan sebagai figur kedua. Contohnya, Perempuan lebih dikalahkan dari laki-laki
dalam pendidikan oleh keluarganya, perempuan dianggap tidak cocok untuk berbagai pekerjaan, mengurus rumahtangga
dianggap sebagai kodrat perempuan. 5.
Kekerasan atau kekerasan berbasis gender adalah serangan fisik, psikis dan seksual terhadap perempuan. Serangan ini
terjadi karena ia seorangperempuan. Salah satu contohnya adalah pemaksaan hubungan seksual. Hal ini seringkali terjadi
di ranah domestik maupun publik. Pemaksaan hubungan seksual di ranah domestik bisa terjadi terhadap hubungan suami
istri “marital rape”, atau ayah dengan anak perempuan.
2.2.3.1 Komunikasi Antar Gender
Gender merupakan pandangan mengenai ketidakseimbangan hubungan antara laki-laki dan perempuan antara orang tua dan orang muda
disebabkan oleh adanya pandangan yang berbeda. Dalam persepektif gender tampak bahwa peran laki-laki lebih dominan disbanding peran
yang dimainkan oleh perempuan. Purwasito 2004 mengatakan bahwa komunikasi antar gender
bukan membicarakan perbedaan kodrat tersebut yang menyebabkan komunikasi antar lawan jenis menjadi suatu hambatan tetapi hambatan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi antar kaum laki-laki dan kaum perempuan oleh sebab pendefenisian sosial-budaya.
Subordinasi perempuan terhadap laki-laki menyebakan terjadinya marginalisasi perempuan. Sebagai contohnya didalam budaya batak
perempuan tidak diwajibkan dalam pengambilan keputusan, tetapi laki- laki sangat penting dikarenakan menganut budaya patriarki. Dari
subordinasi inilah terlihat bahwa perempuan sebenarnya termarginalkan. Semua itu merupkan warisan budaya yang telah menjadi pembelaan
negatif
2.2.4. Subordinasi
Subordinasi menurut KBBI edisi ketiga adalah kedudukan bawahan,pengertian subordinasi yaitu suatu penilaian atau anggapan
bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain. Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, telah memisahkan
dan memilah-milah peran gender, laki-laki dan perempuan. Perempuan dianggap bertanggung jawab dan memiliki peran dalam urusan domestik
atau reproduksi, sementara laki-laki dalam urusan publik atau produksi.
2.2.4.1Subordinasi terhadap Perempuan
Subordinasi terhadap perempuan merupakan pandangan yang memposisikan perempuan dan karya-karyanya lebih rendah dari laki-laki.
Perempuan dianggap kurang mampu, sehingga diberikan tugas yang mudah dan ringan.
Pandangan ini membuat perempuan sebagai pembantu, sosok bayangan dan tidak berani memperlihatkan kemampuannya sebagai
pribadi. Bagi laki-laki, pandangan ini menyebabkan mereka sah untuk tidak memberi kesempatan perempuan muncul sebagai pribadi utuh. Laki-
laki berfikir perempuan tidak mampu berfikir seperti ukuran mereka Muniarti, 2004:23.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Perempuan Sebagai Orangtua Tunggal 2.2.5.1.Perempuan