6. 34.5055
7176.31 2
Barium Heksaferit 7.
35.6028 1412.47
1 8
Barium Heksaferit 8.
38.851 171.56
1 1
6 Barium Heksaferit
9. 39.7478
438.91 1
9 Barium Heksaferit
10. 40.8227
3221.54 1
10 Barium Heksaferit
11. 42.9328
1341.27 1
10 Barium Heksaferit
12. 46.4115
235.7 1
11 Barium Heksaferit
13. 47.2366
298.27 2
1 1
Barium Heksaferit 14.
50.8281 789.01
2 9
Barium Heksaferit 15.
54.5238 335.5
3 2
Barium Heksaferit 16.
55.7378 2424.83
14 Barium Heksaferit
17. 57.2651
3076.75 2
1 8
Barium Heksaferit 18.
59.1339 239.07
2 1
9 Barium Heksaferit
19. 63.8881
2118.06 2
13 Barium Heksaferit
20. 65.601
431.9 2
1 11
Barium Heksaferit 21.
68.3032 547.86
3 10
Barium Heksaferit 22.
75.166 142.88
4 3
Barium Heksaferit 23.
76.5383 170.17
1 18
Barium Heksaferit 24.
78.1809 153.12
4 6
Barium Heksaferit
Tabel 4.1
Puncak-puncak difraksi sinar-X BaAl
6
Fe
6
O
19
Dari hasil database ICDD 96-100-6003 pada MATCH, bahan absorber berbasis barium heksaferit yang telah dibuat memiliki fasa tunggal dengan
struktur kristal hexagonal. Setelah proses pendopingan terlihat bahwa unsur Al berhasil disubsitusikan dengan barium beksaferit secara optimum.
4.1.2 Sampel BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
x = 0,5
Komposisi stokiometri dari sampel BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
disintesis berdasarkan persamaan reaksi sebagai berikut :
5.5Al
2
O
3
+ 2BaCO
3
+ 6Fe
2
O
3
+ NiO + 0.25O
2
----2BaNi
0.5
Al
5.5
Fe
6
O
19
+ 2CO
2
Sedangkan hasil dari sintesis sampel BaAl
6
Fe
6
O
19
diperlihatkan seperti pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4
BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
Hasil pengukuran pola difraksi sinar-X yang bertujuan untuk mengetahui fasa-fasa yang terbentuk setelah proses pemanasan 1000
˚C dengan menggunakan
difraktometer sinar-X pada sampel BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
diperlihatkan pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5
Pola difraksi sinar-X BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
Hasil identifikasi fasa sampel BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
menunjukkan bahwa sampel memiliki fasa tunggal berdasarkan pencocokan pola difraksi sinar-X
menurut hasil penelitian BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
seperti diperlihatkan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6
Identifikasi fasa pola difraksi sinar-X sampel BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
Sedangkan data puncak-puncak difraksi sinar-X sampel BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
disajikan pada Tabel 4.2.
No. Sudut
Intensitas Bidang hkl
Fasa h
K l
1. 17.8679
305.83 1
1 Barium Heksaferit
2. 23.1416
657 1
4 Barium Heksaferit
3. 23.988
216.04 1
4 Barium Heksaferit
4. 28.2914
266.38 1
6 Barium Heksaferit
5. 30.5601
2344.39 1
1 Barium Heksaferit
6. 31.0194
893.38 1
1 2
Barium Heksaferit 7.
31.5733 807.41
1 1
2 Barium Heksaferit
8. 34.374
4047.63 1
1 4
Barium Heksaferit 9.
35.4618 534.29
2 1
Barium Heksaferit 10.
40.6525 1478.38
2 5
Barium Heksaferit 11.
42.7717 827.54
1 10
Barium Heksaferit 12.
46.9096 229.89
1 11
Barium Heksaferit 13.
50.6879 409.27
2 9
Barium Heksaferit 14.
54.3688 207.2
3 2
Barium Heksaferit 15.
55.5478 1457.31
14 Barium Heksaferit
16. 57.0196
1657.42 2
1 8
Barium Heksaferit 17.
63.6781 1297.41
2 13
Barium Heksaferit 18.
67.9666 271.43
4 Barium Heksaferit
19. 68.8769
168.34 3
10 Barium Heksaferit
20. 72.5375
181.08 3
1 7
Barium Heksaferit 21.
76.3047 171.99
1 18
Barium Heksaferit 22.
78.3469 90.75
4 6
Barium Heksaferit
Tabel 4.2
Puncak-puncak difraksi sinar-X BaNi
0,5
Al
5,5
Fe
6
O
19
Dari hasil database ICDD 96-100-6003 pada MATCH, bahan absorber berbasis barium heksaferit yang telah dibuat memiliki fasa tunggal dengan
struktur kristal hexagonal. Setelah proses pendopingan terlihat bahwa unsur Al dan Ni berhasil disubsitusikan dengan barium heksaferit secara optimum.
4.1.3 Sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
x = 1
Komposisi stokiometri dari sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
disintesis berdasarkan persamaan reaksi sebagai berikut :
5Al
2
O
3
+ 2BaCO
3
+ 6Fe
2
O
3
+ 2NiO + 0.5O
2
-------2BaNiAl
5
Fe
6
O
19
+ 2CO
2
Sedangkan hasil dari sintesis sampel BaAl
6
Fe
6
O
19
diperlihatkan seperti pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7
BaNiAl
5
Fe
6
O
19
Hasil pengukuran pola difraksi sinar-X yang bertujuan untuk mengetahui fasa-fasa yang terbentuk setelah proses pemanasan 1000
˚C dengan menggunakan difraktometer sinar-X pada sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
diperlihatkan pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8
Pola difraksi sinar-X BaNiAl
5
Fe
6
O
19
Hasil identifikasi fasa sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
menunjukkan bahwa sampel memiliki fasa tunggal berdasarkan pencocokan pola difraksi sinar-X menurut hasil
penelitian BaNiAl
5
Fe
6
O
19
seperti diperlihatkan pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9
Identifikasi fasa pola difraksi sinar-X sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
Sedangkan data puncak-puncak difraksi sinar-X sampel BaNiAl
5
Fe
6
O
19
disajikan pada Tabel 4.3.
No. Sudut
Intensitas Bidang hkl
Fasa h
K 1
1. 17.8364
311.44 1
1 Barium Heksaferit
2. 23.0229
540.31 1
4 Barium Heksaferit
3. 30.5072
1881.55 1
1 Barium Heksaferit
4. 31.4959
650.64 1
1 2
Barium Heksaferit 5.
34.3123 3368.61
1 1
4 Barium Heksaferit
6. 35.4365
458.73 2
1 Barium Heksaferit
7. 40.5818
1159.9 2
5 Barium Heksaferit
8. 42.717
694.73 1
10 Barium Heksaferit
9. 46.8052
137.9 1
11 Barium Heksaferit
10. 50.5276
341.95 2
9 Barium Heksaferit
11. 54.3393
145.31 3
2 Barium Heksaferit
12. 55.4834
1211.11 14
Barium Heksaferit 13.
56.9289 1557.34
1 1
12 Barium Heksaferit
14. 63.6423
1263.6 2
13 Barium Heksaferit
15. 64.9934
168.55 1
1 14
Barium Heksaferit 16.
67.8417 273.97
2 14
Barium Heksaferit 17.
76.2965 130.38
1 18
Barium Heksaferit
Tabel 4.3
Puncak-puncak difraksi sinar-X BaNiAl
5
Fe
6
O
19
Dari hasil database ICDD 96-100-6003 pada MATCH, bahan absorber berbasis Barium Heksaferit yang telah dibuat memiliki fasa tunggal dengan
struktur Kristal hexagonal. Setelah proses pendopingan terlihat bahwa unsur Al dan Ni berhasil disubsitusikan dengan Barium Heksaferit secara optimum.
4.1.4 Sampel BaNi
