Peraturan Perundang-Undangan yang harus Dicabut

3 Kewajiban CSR bagi perusahaan yang berbasis sumber daya alam dinilai diskriminatif, karena tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar seharusnya menjadi tanggung jawab dari perusahaan yang melakukan usaha di sebuah kawasan tertentu. Jika yang dibebani kewajiban hanya perusahaan yang berbasis SDA, maka akan menimbulkan diskriminasi. Seharusnya CSR adalah kewajiban semua perusahaan. Dalam pandangan Sofjan Wanandi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia APINDO, menyatakan bahwa menjadikan CSR adalah sebuah kewajiban yang tidak lazim karena akan memberatkan investor dan meningkatkan biaya ekonomi perusahaan, karena terdapat alokasi pendanaan perusahaan untuk kegiatan CSR 207 Namun demikian, pada sisi lain menunjukkan bahwa kegiatan CSR berbanding positif dengan kinerja perusahaan dan juga imbal hasil saham, karena pada dasarnya perusahaan mengungkapkan informasi sosial termasuk CSR dengan tujuan membangun image pada perusahaan dan mendapat perhatian masyarakat. 208

C. Sinkronisasi Peraturan Perundang-Undangan

1. Peraturan Perundang-Undangan yang harus Dicabut

Setelah Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, beberapa peraturan perundang-undangan harus dicabut. Misalnya, Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Peraturan Pemerintah ini perlu dicabut, karena dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal tidak mengharuskan adanya divestasi saham. Demikian juga ketentuan hak atas tanah bagi penanam modal asing terjadi ketidaksinkronan antara ketentuan Undang-Undang No.25 Tahun 2007 yang tidak mengharuskan adanya divestasi 207 Majalah Trust, edisi 30 Juli-5 Agustus 2007, hal. 15. 208 Sofjan Wanandi, “CSR dan Imbal Hasil Saham”, Bisnis Indonesia, 23 Juli 2007 Sukiran : Kajian Yuridis Tentang Jaminan Kepastian Hukum Bagi Investasi Asing Di Indonesia, 2008 USU e-Repository © 2009 saham, tetapi di dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah, penanaman modal asing diharuskan melakukan divestasi saham. Di samping itu, Keputusan Presiden No. 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal, perlu dicabut karena dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal akan dibentuk Peraturan Presiden tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah KabupatenKota juga harus dicabut Hal ini untuk menyesuaikan Peraturan Presiden tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 209 Pada tingkat peraturan Menteri, meskipun tidak disebutkan secara tegas dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan, pada kenyataannya ada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri. Peraturan Menteri yang harus dicabut, antara lain, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. 210

2. Peraturan Perundang-Undangan Yang Harus Menyesuaikan.