Masalah-Masalah Penanaman Modal Yang Dihadapi

d. Fotocopy Rencana Pengelolaan Lingkungan RKL atau Rencana Pemantauan Lingkungan RPL atau Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Amdal atau dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan UKL e. Fotocopy surat persetujuan pmapmdn f. Fotocopy HO atau HO Non Industri g. Fotocopy Tanda Daftar Perusahaan TDP h. Fotocopy PPKP dan NPWP perusahaan. Lamanya Proses Izin 10 hari kerja dengan ketentuan berkas lengkap dan benar, dan tidak dikenakan biaya. Selanjutnya daftar positif dan negatif bagi Penanaman Modal itu mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal, dan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

2. Masalah-Masalah Penanaman Modal Yang Dihadapi

a. Fiskal

Sejak 1 Mei 2000 bahwa insentif Free Tax bagi Investor PMAPMDN tidak lagi bebas Pajak, dirubah menjadi keringanan PajakBea. Sebelum kebijakan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 135KMK.052000 tanggal 1 Mei 2000 jo Nomor 28KMK.05 2001 tanggal 26 Januari 2001 terbit, Import Bea Masuk, PPn PPh atas Barang Modal tidak dikenakan kutipan apapun. Setiap Pengimportan Barang Modal, Investor diwajibkan harus mengurus Surat Keterangan Bebas Pajak PPn dari Kantor Pelayanan Pajak setempat, sehingga kewajiban ini menambah birokrasi jalur untuk mengeluarkan barang import dari pelabuhan. Sukiran : Kajian Yuridis Tentang Jaminan Kepastian Hukum Bagi Investasi Asing Di Indonesia, 2008 USU e-Repository © 2009

b. Perizinan

Sejak diterbitkan Surat Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Sistem Pelayanan Satu Atap melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM, maka semua permohonan Surat Persetujuan Baru PMA maupun PMDN diajukan dan diproses oleh BKPM, berapapun besar investasi yang akan ditanamkan. Sehingga kebijakan ini jelas akan memperpanjang birokrasi dan memperjauh titik pelayanan, serta tidak sesuai dengan jiwa otonomi daerah. Izin-izin lanjutan yang menjadi kewenangan daerah KabupatenKota sering tidak tepat waktu, sehingga investor tidak dapat dengan segera merealisasikan rencana proyek yang sudah diprogramkan.

c. Tata Ruang

Sering terjadi rencana proyek PMAPMDN yang telah mendapat persetujuan, tidak dapat melanjutkan pembangunan, karena lokasi proyek yang akan dibangun tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah RTRW KabupatenKota, karena Tata Ruang Pemerintah Propinsi dengan Tata Ruang KabupatenKota atas lokasi proyek PMAPMDN yang akan didirikan tidak sama, malah ada yang bertentangan.

d. Administrasi Urusan Tenaga Kerja Asing

Ketentuan yang mengatur administrasi tenaga kerja asing yang berlaku saat ini, mengundang kebingungan bagi para investor, di satu sisi pihak Departemen Tenaga Kerja membuat ketentuan bahwa departemen tenaga kerja yang berhak memproses administrasi urusan tenaga kerja asing, di pihak lain BKPM menyatakan bahwa BKPM yang berhak. Kejadian seperti ini juga terjadi di Propinsi, satu sisi Sukiran : Kajian Yuridis Tentang Jaminan Kepastian Hukum Bagi Investasi Asing Di Indonesia, 2008 USU e-Repository © 2009 Sukiran : Kajian Yuridis Tentang Jaminan Kepastian Hukum Bagi Investasi Asing Di Indonesia, 2008 USU e-Repository © 2009 Dinas Tenaga Kerja menyatakan bahwa kewenangan perpanjangan Izin Kerja Tenaga Asing IKTA adalah wewenangnya, disisi lain mengacu kepada petunjuk dari BKPM perpanjangan IKTA adalah wewenang Instansi Penanaman Modal Tingkat Propinsi. Keadaan seperti ini, jelas akan menimbulkan ketidakpastian Instansi Pemerintah mana sebenarnya yang berhak untuk urusan IKTA, dan hal ini akan menimbulkan iklim investasi yang tidak kondusif. 109 109 Hasil wawancara dengan Bapak Anthon Malau, S.H., Kasubbid Pelayanan ADM Industri Provinsi Sumatera Utara, tanggal 26 Agustus 2008 di Medan.

BAB III JAMINAN KEPASTIAN HUKUM BAGI INVESTASI ASING MENURUT

KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

A. Substansi Baru, Insentif dan Pembatasan Dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

1. Substansi Baru dalam Undang-Undang Penanaman Modal