Respon Nyeri TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon Nyeri

Persepsi nyeri melibatkan sistem saraf perifer dan pusat. Komponen spinal dan supra spinal dari SSP memegang peranan utama pada persepsi nyeri tadi gambar 1. Rangsangan karena luka mulai dari nociceptor di perifer ditranduksikan melalui serabut saraf A yang kecil dan bermielin dan serabut saraf C tidak bermielin ke soma di dorsal root ganglion. Akson-aksonnya bersinap di dorsal horn medulla spinalis, dimana neuron dari laminae I, II dan V- nya banyak terlibat dalam persepsi nyeri. 4,15,22 Gambar 2.1. Perjalanan nyeri dan tempat-tempat intervensi yang dapat memodulasinya 5 Sinyal-sinyal tersebut kemudian melalui traktus spinotalamikus dari medula spinalis menuju thalamus dan cortex. Serabut saraf besar masuk dari jalur sensorik lain dan jalur desenden dapat memodulasi aktifitas di dorsal horn, dimana jalur desenden ini bisa memberi penjelasan fisiologis mengapa pasien yang memiliki pengalaman nyeri persepsi, nyerinya meningkat bila mengalami depresi hebat dan cemas. Rangsang nyeri pada akhirnya menimbulkan aktifitas di bagian somatotopik yang sesuai porsi dari kedua kortek sensorik dan sistem limbik. 4,15 Respon dari rangsangan karena luka dapat dimodulasi oleh respon ulangannya. Sebagai contoh, nociceptor di perifer menjadi lebih responsif dengan rangsangan luka yang diulang . Sensitifitasnya dapat jauh diperkuat oleh berbagai faktor jaringan dan mediator-mediator inflamasi yang dilepaskan akibat adanya trauma pada jaringan. Respon terhadap neuron-neuron di dorsal horn dari medula spinalis pada binatang percobaan telah ditemukan bersifat bifasik. Respon awal dari rangsang melukai tersebut singkat dan berhubungan dengan nyeri tajam dan terlokalisir. Fase kedua dari respon ini lebih lama dan berhubungan dengan nyeri yang tumpul dan difus yang dialami setelah trauma pertama. Dari penelitian, fase kedua ini berhubungan dengan daerah hipersensitifitas yang terus bertumbuh di sekitar titik dimana rangsangan awal diberikan. 4,12 Proses dimana neuron-neuron dorsal horn neuron medula spinalis disensitasi oleh rangsangan melukai sering dihubungkan dengan sensitasi sentral atau sensitasi “windup” memutar . Sedikit banyak telah diketahui tentang sensitasasi yang diinduksi nyeri dari komponen SSP. Secara umum, bagaimanapun mekanisme di atas memperkuat sensitifitas dari rangsangan melukai dan meningkatkan ambang nyeri paska pembedahan. terhadap noxious stimuli dan bisa meningkatkan tingkat pengalaman nyeri setelah operasi. 4,12,22 6

2.2. Preemptif Analgesia

Dokumen yang terkait

Perbandingan Nilai Visual Analogue Scale dan Efek Samping dari Gabapentin 900 Mg dengan Gabapentin 1200 Mg per Oral sebagai Preemptif Analgesia Pascabedah dengan Spinal Anestesi

3 144 116

Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15 mg/kgBB Intravena Dengan Metamizol 15 mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia Pada Pembedahan Pasien Anak Dengan Anestesi Umum

2 63 94

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 15

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

1 1 2

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 7

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 21

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 3

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

1 2 15

Efek Ketorolak 30 Mg Intravena Sebagai Preemptive Analgesia Pada Operasi

0 0 51

Perbandingan Nilai Visual Analogue Scale dan Efek Samping dari Gabapentin 900 Mg dengan Gabapentin 1200 Mg per Oral sebagai Preemptif Analgesia Pascabedah dengan Spinal Anestesi

0 0 8