2.2. Preemptif Analgesia
Salah satu dari penelitian paling dipercaya menyatakan sensitisasi pusat memegang peranan utama pada fase pertama dari respon nyeri. Penggunaan
opioid sebelum fase pertama dan direverse dengan antagonis opioid naloxon Narcan sebelum onset yang diharapkan dari fase kedua ternyata mampu
mencegah stadium lanjut ini dari respon nyeri. Oleh karena itu,mencegah kaskade neural awal dapat membawa keuntungan jangka panjang dengan
menghilangan hipersensitifitas yang ditimbulkan oleh rangsangan melukai.
4.14
Percobaan pada hewan memperlihatkan keuntungan dari pencegahan sensitisasi sentral dengan infiltrasi lokal anestesi, suatu pendekatan yang secara
khusus efektif pada nyeri yang berhubungan dengan diferensiasi, seperti yang terjadi pada amputasi. Secara umum, hasil dari percobaan tadi menjadikan
konsep preemptif analgesia-dimulai dengan analgesia sebelum onset dari rangsangan melukai untuk mencegah sensitisasi sentral dan membatasi
pengalaman nyeri selanjutnya.
4,12,14
Pembedahan mungkin merupakan aplikasi klinis dimana tehnik preemptif analgesia menjadi sangat efektif karena onset rangsangan yang kuat dapat
diketahui gambar 2. Penting diketahui bahwa anestesia umum dengan volatile anestesia seperti isoflurane Forane tidak dapat mencegah sensitisasi sentral.
Oleh karena itu, potensi sensitisasi sentral muncul bahkan pada pasien tidak sadar yang tampak tidak respon secara klinis terhadap rangsangan
pembedahan.
4,1
2.3. Preventif analgesia
Pada tahun 1994 Kissin menambahkan istilah “preventif analgesia” pada “preemptif analgesia” dan menggunakan istilah “preemptif analgesia” hanya
terbatas pada efek karena sensitisasi oleh bagian dari preventif treatment yang dimulai sebelum pembedahan dan tidak termasuk waktu paska pembedahan.
Katz baru-baru ini membandingkan outcome dari penelitian dengan pendekatan 7
yang dirancang untuk membuktikan pencegahan hipersensitifiti dari nyeri. Dia melaporkan bahwa cara PRE melawan NO preventif analgesia menghasilkan
efek yang positif lebih sering dibandingkan cara PRE lawan POST preemptif analgesia dan secara umum, efek dengan cara PRE lawan NO terdapat jarak
yang lebih besar. Hal ini menggambarkan bahwa pencegahan yang menyeluruh terhadap sensitisasi tidak hanya disebabkan oleh luka karena sayatan tetapi
juga karena trauma inflamasi memiliki nilai klinis yang lebih baik.
8
Perbandingan cara pemberian analgetik
Gambar 2.2. Skematik preemptif analgesia dengan penekanan pada
pencegahan sensitisasi sistem saraf selama perioperatif. Tipe nyeri tanpa intervensi ditunjukkan pada gambar A, dimana tergambar nyeri saat awal
pembedahan dan selanjutnya berkembang menjadi hipersensitifiti. Gambar B, analgesia diberikan setelah sensitisasi dapat menurunkan nyeri sedikit tetapi
tidak memiliki keuntungan jangka panjang. Pada gambar C, analgesia diberikan sebelum pembedahan membatasi nyeri dari mulai rangsangan dan menurunkan
hipersensitifiti selanjutnya. Yang paling efektif adalah pada gambar D di mana 8
analgesia diberikan sebelum pembedahan dan dilanjutkan selama masa perioperatif.
2.4. Farmakologi AINS