Farmakokinetik Efek Samping Pengukuran nyeri

menimbulkan ceiling efek pada analgesia paska pembedahan. Penggunaan ketorolak sebagai obat analgesik tunggal intraoperatif dihubungkan dengan meningkatnya insiden bergeraknya pasien pada saat sayatan. Ketorolak 30 mg IM menghasilkan analgesia yang sebanding dengan 10 mg morfin atau 100 mg petidin. Keuntungan ketorolak sewaktu induksi adalah tidak adanya depresi pada kardiovaskuler maupun pernafasan. Tidak seperti opioid, ketorolak sedikit atau tidak mempengaruhi saluran empedu. 5

a. Farmakokinetik

Setelah injeksi IM, maximum plasma concentration tercapai pada 45 sampai 60 menit, dan waktu paruh eliminasi sekitar 5 jam. Onset of actionnya 10 menit. Efek puncak dicapai dalam 2-3 jam. Ikatan dengan protein melebihi 99 dan clearance obat ini menurun dibanding opioid. Clearence menurun sebanding dengan bertambahnya usia pasien, dan dosis lebih kecil pada pasien yang lebih muda. Ketorolak dimetabolisme oleh konjugasi asam glukoronat. 5

b. Efek Samping

Secara umum ketorolak dan AINS lain menghambat pembentukan thromboxan platelet dan aggregasi platelet dengan cara menghambat enzim prostaglandin synthetase secara reversibel. Bleeding time dapat meningkat pada pemberian ketorolak intra vena dosis tunggal pada pasien yang mendapat spinal anestesia blok setinggi Th 6 tetapi tidak pada pasien yang di anestesi umum. Perbedaan respon ini disebabkan reflek status hiperkoagulasi yang dihasilkan respon neuroendokrin karena stress pembedahan selama anestesi umum dibanding anestesi spinal. 5 Bronkospasme yang mengancam nyawa dapat terjadi setelah pemberian ketorolak pada pasien nasal polyposis, asthma, dan sensitif dengan aspirin. Toleransi silang antara aspirin dengan AINS lain sering terjadi. Ketorolak sedikit menyebabkan toksik pada ginjal dengan balance cairan yang adekuat 15 dipertahankan dan fungsi ginjal tidak tergantung pada prostaglandin ginjal. Pasien dengan gagal jantung kongesti, hipovolemia, atau sirosis hepatis melepaskan substansi vasoaktif, dimana prostaglandin merupakan kunci dari pencegahan konstriksi arteri di ginjal, yang bisa menurunkan aliran darah ke ginjal.peningkatan enzim transaminase hati bisa terjadi pada pasien yang diterapi dengan ketorolak. Iritasi gastrointestinal dan perforasi, mual, sedasi, dan edema perifer dapat menyertai pemberian AINS. 5

2.5. Pengukuran nyeri

Sejumlah cara penilaian tingkat nyeri telah dicoba sebagai metode pengukuran nyeri. Cara-cara ini telah digunakan pada penelitian, audit dan praktik klinik. Semua metode berdasarkan pada nyeri yang dinilai secara subjektif yang selanjutnya membuat sulit membandingkan antara individu. Sebagai tambahan, nyeri adalah fenomena multidimensional yang komplek dan tidak dapat digambarkan dengan skala satu dimensi. Bagaimanapun juga ada beberapa cara pengukuran yang praktis digunakan di klinik,yaitu: - Skala kategorikal seperti skala tingkat secara verbal mulai ringan, sedang, berat. - Visual Analog Skala VAS seperti digambarkan pada garis mulai angka 0 tidak nyeri sampai 100 nyeri berat. Beratnya nyeri ditunjukkan dengan tanda di sepanjang garis. 0 ——————————————————————————————100 - Complex pain assessment compendium seperti Brief Pain Inventory BPI, McGill Pain Questionnaire. BPI terdiri dari beberapa grup visual analog skala bersama penilaian nyeri bergerak pada saat istirahat dan aspek- aspek lain termasuk yang dipengaruhi efek latihan. 16 Gambar 2.4 . Kartu penilaian VAS dengan ekspresi wajah Tingkat nyeri memakai VAS atau kumpulan dari skala VAS seperti BPI adalah penilaian nyeri yang dapat dipercaya. Karena hasilnya bisa membandingkan terapi yang diberikan dan fasilitas yang ada. 6 KERANGKA KONSEP Pra Pembedahan Paska Pembedahan Pembedah an Anestesi opioid ketorolak Luka operasi Multi modal analgetik inflamasi parecoxib nyeri VAS VAS VAS VAS Keterangan: : menghambat 17

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Desain

Penelitian ini menggunakan metode randomized clinical trial dengan tehnik double blind. Random dilakukan dengan memakai cara Randomisasi Blok. Double blind dilaksanakan dengan cara: Pasien yang sudah dibagi secara random oleh relawan, ditentukan obat apa yang disuntikkan. Kedua obat dibuat dalam pengenceran yang sama, yaitu 2 cc dalam syringe 3 cc. Yang menentukan adalah seorang relawan. Relawan tadi memberikan obat yang sudah ditentukan kepada peneliti dalam amplop putih dengan instruksi yang tertulis di dalamnya. Lalu peneliti sendiri yang menyuntikkan obat tadi . VAS sebelum dan sesudah pembedahan dinilai dan dicatat oleh peneliti. Setelah semua sampel terkumpul relawan memberikan daftar identitas pasien dan jenis obat yang diberikan kepada pasien selama penelitian.

3.2. Tempat dan Waktu

a. Tempat

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

b. Waktu

September 2007 sd Desember 2007 18

Dokumen yang terkait

Perbandingan Nilai Visual Analogue Scale dan Efek Samping dari Gabapentin 900 Mg dengan Gabapentin 1200 Mg per Oral sebagai Preemptif Analgesia Pascabedah dengan Spinal Anestesi

3 144 116

Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15 mg/kgBB Intravena Dengan Metamizol 15 mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia Pada Pembedahan Pasien Anak Dengan Anestesi Umum

2 63 94

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 15

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

1 1 2

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 7

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 21

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

0 0 3

Perbandingan Ketamin Dosis 0.5 mg kgBB IV dan 1 mg kgBB IV Sebagai Preemptif Analgesia Pada Pascaoperasi Ginekologi Dengan Anestesi Umum

1 2 15

Efek Ketorolak 30 Mg Intravena Sebagai Preemptive Analgesia Pada Operasi

0 0 51

Perbandingan Nilai Visual Analogue Scale dan Efek Samping dari Gabapentin 900 Mg dengan Gabapentin 1200 Mg per Oral sebagai Preemptif Analgesia Pascabedah dengan Spinal Anestesi

0 0 8