Dari hasil pengujian Cloud Point titik kabut biodesel B10, B20, B100 turunan minyak kemiri yang dilakukan di PPKS Medan. Bahan yang diuji adalah
B10 Campuran FAME 10 dan 90 Minyak solar, B20 Campuran FAME 20 dan 80 Minyak solar, B100 100 FAME dari minyak kemiri, bila
dibandingkan dengan minyak solar dan minyak biodesel menurut SNI dapat kita lihat pada gambar grafik 4.4 dibawah ini.
Gambar 4.4 Grafik cloud point
Menurut uji data karakteristik uji mutu solar dengan metode uji ASTM lebih kecil dari biodesel. Dari data karakteristik uji mutu biodesel menurut SNI dengan
metode uji ASTM-D 500 besarnya maks 18 C dan hasil uji yang dilakukan di
PPKS besarnya titik kabut B10 = -0,4 C, B20 = -4,5
C, B100 = -19,3 C dari
grafik diatas B10, B20, B100 berada pada rentang mutu biodiesel menurut SNI dan minyak solar.
4.1.5 Hasil pengujian kadar air
Dari hasil penelitian besarnya kadar air yang terdapat pada biodiesel B10, B20, B100 turunan minyak kemiri telah dilaksanakan di PPKS Medan. Bahan
yang diuji adalah B10 Campuran FAME 10 dan minyak solar 90, B20 Campuran FAME 20 dan 80 minyak solar, B100 100 FAME dari minyak
Universitas Sumatera Utara
kemiri, dan kita bandingkan dengan minyak solar dan minyak biodiesel menurut SNI dapat dilihat padagambar grafik 4.5 di bawah ini :
Gambar 4.5 Grafik kadar air
Dari data karakeristik uji mutu solar dengan metode ASTM-D 2709 Besar kadar air maksimum = 0,05 . Dan data karakteristik uji mutu biodesel menurut
SNI dengan metode uji ASTM-D 2709 besar kadar air maksimum 0,05 sedangkan biodiesel B10, B20, B100 dengan metode uji AOCS-Ca 2c-25 B10 =
0,0347 B20 = 0,025, B100 = 0,0918. Dari grafik diatas B10 memenuhi standar biodiesel SNI dan memenuhi standar solar sedangkan B20 B100 tidak
memenuhi standar.
4.1.6 Hasil pengujian bilangan iod
Dari hasil pengujian bilangan iod, yang dilakukan terhadap biodiesel B10, B20, B100 turunan minyak kemiri telah dilaksanakan di PPPKS Medan. Bahan
yang diuji adalah B10 Campuran FAME 10 dan Minyak solar 90, B20 Campuran FAME 20 dan 80 Minyak solar B100 100, FAME dari
minyak kemiri bila dibandingkan dengan biodiesel menurut SNI dapat dilihat pada gambar grafik 4.6 dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Grafik bilangan iod
Dari data karakteristik uji mutu biodiesel dengan metode uji AOCS Cd 1-25 besar bilangan Iod maks= 115gI
2
100g Sedangkan hasil uji yang dilakukan pada biodiesel dengan metode uji AOCS Cd 1 – 25 B10 = 27,58gI
2
100g, B20= 36,22gI
2
100g B100= 55,45.gI
2
100g Ketiga jenis bahan bakar ini memenuhi standar biodiesel menurut SNI.
4.1.7 Hasil pengujian emisi gas buang
Hasil pengujian Emisi gas buang,terhadap biodiesel B10,B20 turunan minyak kemiri telah dilaksanakan di Auto 2000 Jln Gatot Subroto Medan.Bahan
yang diuji adalah B10 Campuran FAME 10 dan Minyak solar 90, B20 Campuran FAME 20 dan minyak solar 80, Bila dibandingkan dengan
minyak solar dapat dilihat pada gambar grafik 4.7 dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Grafik emisi gas buang
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap biodiesel B10 besar opasitasnya = 16 dan B20 opasitasnya = 6,5, minyak Solar = 24,5. Dari data diatas B20
paling sedikit mengeluarkan opasitas emisi gas buang yang lebih kecil bila kita bandingkan dengan minyak solar.
4.2 Pembahasan hasil pengujian 4.2.1 Pembahasan hasil pengujian densitas