3. Dapat digunkan untuk semua motor diesel tanpa modifikasi.
4. Dihasilkan dari sumber daya terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya
terjamin , dapat diperbaharui dan biodegradable. 5.
Biodiesel dapat dicampur dengan solar, biodiesel pada campuran 20 dengan solar dapat mengurangi partikel 30, CO
2
sebanyak 21, dan karbohidrat total 47 .Biodiesel 100 dapat menurunkan emisi CO
2
sampai 00, emisi SO
2
sampai 100, emisi CO antara 10 - 50 , emisi HC antara 10 - 50 , Tritoatmodjo, R. 1995.
6. Viscositasnya tinggi sehingga mempunyai sifat pelumas yang baik dari pada
solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin. 7.
Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak mengandung racun. 8.
Mempunyai titik kilat yang tinggi sehingga lebih aman dari bahya dari kebakaran pada saat disimpan dan maupun pada saat didistribusikan.
9. Dapat mengurangi asap hitam dari gas buang mesin diesel secara signifikan
walaupun penambahan hanya 5 - 10 volume biodiesel kedalam solar. 10.
Dapat diproduksi secara local. Biodiesel dapat diperoleh melalui suatu rekasi yang disebut reaksi esterifikasi
asam lemak bebas atau reaksi transesterifikasi trigliserida dengan alkohol dengan bantuan katalis asam atau basa.
2.2. Bahan baku biodiesel.
Biodiesel dapat diperoleh dari minyak nabati dan lemak hewani, dari minyak nabati dapat diperoleh dari beberapa jenis tanaman seperti yang tertera
pada tabel 1. Minyak nabati mengandung 90 - 98 trigliserida dan sejumlah kecil monogliserida dan digliserida .Trigliserida adalah ester dari tiga asam lemak
rantai panjang yang terikat pada satu gugus gliserol. Dalam minyak nabati pada umunya terdapat lima jenis asam lemak yaitu : asam stearat, asam palmitat, asam
Universitas Sumatera Utara
oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Asam stearat dan asam palmitat termasuk jenis asam lemak jenuh, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat termasuk asam
lemak tak jenuh, jika asam lemak terlepas dari trigliseridanya maka akan menjadi lemak asam bebas free fatty acids = FFA. Minyak nabati sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan kandungan FFA Kinast, 2003 yaitu :
1 Refined Oil: minyak nabati dengan kandungan FFA kurang dari 1,5
2 Minyak nabati dengan kandungan FFA rendah kurang dari 4
3 Minyak nabati dengan kandungan FFA tinggi lebih dari 20
Berdasarkan kadungan FFA dalam minyak nabati maka proses pembuatan biodiesel dapat dibedakan atas dua bagian yaitu :
1. Transeseterifikasi dengan menggunakan katalis basah untuk refined
Oil atau minyak nabati dengan kandungan FFA rendah. 2.
Esterifikasi dengan katalis asam untuk minyak nabati dengan kandungan FFA yang tinggi di lanjutkan dengan transesterifikasi dengan
katalis basah. Dari hasil uji Titrasi GC terhadap minyak turunan biji kemiri yang digunakan
sebagai bahan baku untuk menghasilkan biodiesel telah didapat bahwa kandungan asam lemak bebas FFA didalam minyak biji kemiri 1,5 yaitu : 0,39422563,
berdasakan kandungan FFA nya maka untuk memperoleh biodiesel dari minyak biji kemiri dapat dilakukan dengan proses transeseterifikasi dengan menggunakan
katalis basa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Jenis Tanaman Bahan Baku Biodiesel
Tim Nasional Pengembangan BBN, 2008
No Nama Lokal
Nama Latin Sumber Minyak
Isi Berat Kering
1 Jarak Pagar
Jatropha Curcas Inti biji
40-60 2
Jarak Kaliki Riccinus
Communis Biji
45-50 3
Kacang Suuk Arachis
Hypogea Biji
35-55 4
Kapok Randu
Ceiba Pantandra Biji
24-40 5
Karet Hevea
Brasiliensis Biji
40-50 6
Kecipir Psophocarpus
Tetrag Biji
15-20 7
Kelapa Cocos Nucifera
Inti biji 60-70
8 Kelor
Moringa Oleifera
Biji 30-49
9 Kemiri
Aleurites Moluccana
Inti biji 57-69
10 Kusambi
Sleichera Trijuga
Sabut 55-70
11 Nimba
Azadiruchta Indica
Inti biji 40-50
12 Saga Utan
Adenanthera Pavonina
Inti biji 14-28
13 Sawit
Elais Suincencis Sabut dan biji
45-70 + 46-54 14
Nyamplung Callophyllum
Lanceatum Inti biji
40-73 15
Randu Alas Bombax
Malabaricum Biji
18-26 16
Sirsak Annona
Muricata Inti biji
20-30 17
Srikaya Annona Squosa
Biji 15-20
18 Sawit
Elais Guineensis Pulp+Kernel
45-70+46-54
Universitas Sumatera Utara
2.3. Tanaman kemiri.