serta senyawa aromatik sehingga emisi pembakaran yang di hasilkan ramah lingkungan, tidak menambah akumulasi gas karbon dioksida di atmosfer
sehingga lebih jauh lagi mengurangi efek pemanasan global, serta meningkatkan kesempatan kerja orang Indonesia di dalam negeri. Indarto, Y, S 2007.
1.2 Batasan masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yakni : 1
Penelitian karakteristik biodiesel sifat-sifat fisik turunan minyak kemiri melalui transesterifikasi dengan katalis KOH dan dengan lama reaksi 3 jam
setelah itu dicampur dengan perbandingan tertentu yaitu : B10, B20, B10 Artinya = 10 minyak metil ester dan 90 minyak solar B20 Artinya =
20 minyak metil ester dan 80 minyak solar. 2
Menganalisis besar emisi gas buang yang dihasilkan oleh B10, B20 turunan dari minyak kemiri.
1.3. Perumusan masalah.
1 Bagaimanakah sifat sifat fisis, massa jenis, viscositas, titik nyala, titik kabut,
kadar air, dan bilangan iod dari B10 B20 dari turunan minyak kemiri yang dihasilkan melalui Reaksi transesterifikasi dengan katalis KOH dengan lama
reaksi 3 jam. 2
Apakah emisi gas buang B10, B20 lebih kecil dari emisi gas buang minyak solar?
1.4. Tujuan Penelitian
1 Untuk menganalisis sifat-sifat fisis B10, B20 Biodisel turunan dari minyak
kemiri, dari hasil reaksi transesterifikasi katalis KOH dan dengan lama reaksi 3 jam.
2 Untuk menganalisis seberapa besar emisi gas buang yang dihasilkan B10,
B20 bila dibandingkan dengan emisi gas buang minyak solar.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Hipotesis
Sifat sifat fisis dari B10 dan B20 turunan dari minyak kemiri dari hasil reaksi transesterifikasi katalis KOH dengan lama reaksi 3 jam memenuhi
persyaratan kualitas biodiesel menurut SNI – 04 – 7182 – 2006. Emisi gas buang B10, B20 lebih kecil dari emisi gas buang minyak solar.
1.6. Manfaat Penelitian
1 Untuk mendayagunakan minyak turunan dari kemiri B10 dan B20 hasil
reaksi tranesterifikasi KOH dan dengan lama reaksi 3 jam dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuat minyak diesel biodiesel.
2 Untuk mendayagunakan minyak turunan dari kemiri B10, B20
menghasilkan emisi gas buang yang lebih kecil dari minyak solar.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biodiesel.
Biodisel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai enegil alternative bagi
bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. biodesel energy saver tecnologi. 2008. itbche.ac.id.
Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah
melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan petrodiesel solar dari minyak bumi, dan dapat
menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, itu lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petro
murni ultra rendah belerang yang rendah pelumus. Dia merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan bakar fosil
sebagai sumber energy transportasi utama dunia, karena ia merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petro pada mesin sekarang ini.
Sifat biodiesel mirip dengan sifat diesel, sehingga boidisel menjadi bahan utama pengganti bahan bakar solar, Konversi trigliserida menjadi metyl ester atau etyl
ester rmelalui proses transesterifikasi mengurangi berat molekul trigliserida hingga sepertiga-nya, dan mengurangi viskositasnya hingga seperdelapannya, dan
sedikit meningkatkan titik nyala, viscositasnya mendekati viskositas diesel. Esternya 10 - 11 buat Oxigen dan mendorong pembakaran pada mesin.
Universitas Sumatera Utara
Biodisel termasuk bahan bakar yang terbakar sempurna dihasilkan dari beberapa minyak nabati pengganti minyak bumi Vicente, dkk. 2006. Biodisel terdiri dari
metil ester minyak nabati, dimana rantai karbon trigliserida diubah secara kimia menjadi ester dan asam lemak. Rantai hidrokarbon biodiesel pada umumnya
terdiri dari 16 - 20 atom karbon, berupa sifat kimia biodiesel membuatnya dapat terbakar dengan sempurna, dan mengikat pembakaran pada campurannya dengan
bahan bakar disiel dari minyak bumi. Rantai karbon biodiesel bersifat sederhana, berbentuk lurus dan dua atom oksigen tiap cabang didegredasi oleh bakteri
dibandingkan dengan rantai karbon petrodisel yang bersifat kompleks, biodiesel dari ester nabati tidak mengandung senyawa organik Volatil. Biodesel yang
merupakan campuran Fame dari minyak kemiri dicampur dengan petrodiesel solar. Beberapa studi menunjukkan bahwa pemakaiannya sebagai biodiesel
memberikan efek yang berbeda satu dengan yang lain. Sifat ini berhubungan erat dengan struktur dan komposisi kandungan asam lemaknya. Misalnya kandungan
asam lemak antara minyak hewan dengan tumbuhan Leung, dkk. 2006. Emisi gas N0x yang di hasilkan oleh blending metyl ester pada level B20 di
bandingkan dengan petrodiesel, menunjukan kenaikan yang berbeda. Kenaikan emisi N0x oleh minyak tumbuhan, minyak lard, dan minyak ayaam
adalah 6.2, 3.0 dan 2,44 Wyatt, V, T, 2005. Emisi NOx gas untuk B20 rata rata O, sama dengan bahan bakar pada solar. Dibandingkan dengan mono ester
B20 seperti yang dilaporkan Bangun, N, 2008 pada tabel dibawah ini, maka bahan dimetil ester mempunyai keunggulan. Adanya rantai cabang pada campuran
B20 yang cukup membuat molekul solar tidak ketat dan dapat mengalami dan dapat mengalami penetrasi oleh udara sehingga tidak membentuk gas buang
NOx. Gas buangCO menunjukkan untuk bahan B10 dan B20 besarnya sama sesuai dengan table 1. Besarnya lebih kecil dibanding dengan menggunakan
solar, Penelitian yang sama pada B10 mono metyl ester dilaporkan oleh Pusat Penelitian Sawit bawa emisi gas buang alternatif lebih rendah dari Petrodiesel
solar Nasution, M, A, 2007. Hampir semua emisi gas buang yang dihasilkan dalam penelitian ini masih dibawah ambang batas. Bertitik tolak dari table 1
Universitas Sumatera Utara
maka diadakan penelitian biodiesel turunan minyak kemiri, biodiesel turunan minyak kemiri dapat digunakan sebagai salah satu bahan bakar alternative.
Knotthe, G dkk, 1997. Biodisel memiliki efek pelumasan yang tinggi, sehingga membuat mesin diesel
lebih awet. biodiesel juga memiliki angka setana relatif tinggi mengurangi ketukan pada mesin sehingga mesin bekerja lebih mulus. Biodisel juga memiliki
flash point yang lebih tinggi dibanding solar, tidak menimbulkan bau yang berbahaya sehingga lebih muda dan lebih aman untuk ditangani. Biodisel juga
kadar belerangnya mendekati nol, tidak adanya sulfur berarti penurunan hujan asam oleh emisi sulfat penurunan sulfat dalam campuran juga akan mengurangi
tingkat korosif, asam sulfat yang berkumpul dalam mesin akan merusak kinerja mesin. Biodisel juga akan mengurangi tingkat kerusakan lingkungan Bangun, N,
2008.
Tabel 2.1 Bahan Bakar Solar No
Emisi gas buang
C02 C0
UHC O2
NOX AF
LAMBDA 1.
4.27 0,098
19 14,81
47,92 3,26
2. 4,27
0,098 19
14,81 47,92
3,26 3.
4,26 0,098
20 14,81
48,07 3,27
4. 4,26
0,098 20
14,81 48,07
3,27 5.
4,26 0,098
21 14,81
48,07 3,26
RATA RATA
4,264 0,098
19,800 14,806
47,980 3,264
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Bahan Bakar B10 No
Emisi Gas Buang
CO2 CO
UHC 02
NOX AF
LAMBDA 1
1,42 0,086
16 14,67
46,75 3,18
2 4,42
0,086 16
14,67 46,75
3,18 3
4,41 0,086
16 14,65
1024 46,75
3,18 4
4,41 0,086
17 14,65
247 46,75
3,18 5
4,41 0,086
17 14,64
1024 46,75
3,18 Rata
Rata 4,414
0,086 16,400
14,656 459,000
46,750 3,18
Tabel 2.3 Bahan Bakar B20
No Emisis Gas Buang
C02 C0
UHC 02
NOX AF
LAMBDA 1
4,13 0,087
19 14,30
47,92 3,26
2 4,13
0,086 19
14,28 47,92
3,26 3
4,13 0,086
19 14,28
47,92 3,26
4 4,12
0,086 20
14,28 48,07
3,27 5
4,12 0,086
20 14,28
48,07 3,27
Rata- Rata
4,126 0,086
19,400 14,284
47,980 3,264
Berdasarkan tabeldiatas bahwa gas C02 dan C0 lebih sedikit dihasilkannya Bangun, N. maka perlu diadakan penelitann lebih lanjut sebagai bahan bakar
alternative di masa yang akan datang. Keunggulan biodesel adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai angka setana yang tinggi diatas 50 yaitu : bilangan yang
menunjukkan kualitas pembakaran bahan bakar atau bilangan yang menunjukkan kecepatan bakar bahan bakar didalam ruang mesin. Semakin
tinggi angaka setana waktu tunda pembakaran semakin pendek. 2.
Tidak mengandung sulfur dan benzena .
Universitas Sumatera Utara
3. Dapat digunkan untuk semua motor diesel tanpa modifikasi.
4. Dihasilkan dari sumber daya terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya
terjamin , dapat diperbaharui dan biodegradable. 5.
Biodiesel dapat dicampur dengan solar, biodiesel pada campuran 20 dengan solar dapat mengurangi partikel 30, CO
2
sebanyak 21, dan karbohidrat total 47 .Biodiesel 100 dapat menurunkan emisi CO
2
sampai 00, emisi SO
2
sampai 100, emisi CO antara 10 - 50 , emisi HC antara 10 - 50 , Tritoatmodjo, R. 1995.
6. Viscositasnya tinggi sehingga mempunyai sifat pelumas yang baik dari pada
solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin. 7.
Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak mengandung racun. 8.
Mempunyai titik kilat yang tinggi sehingga lebih aman dari bahya dari kebakaran pada saat disimpan dan maupun pada saat didistribusikan.
9. Dapat mengurangi asap hitam dari gas buang mesin diesel secara signifikan
walaupun penambahan hanya 5 - 10 volume biodiesel kedalam solar. 10.
Dapat diproduksi secara local. Biodiesel dapat diperoleh melalui suatu rekasi yang disebut reaksi esterifikasi
asam lemak bebas atau reaksi transesterifikasi trigliserida dengan alkohol dengan bantuan katalis asam atau basa.
2.2. Bahan baku biodiesel.