Hasil pembahasan bilangan iod Pembahasan hasil pengujian emisi gas buang

menaikkan viscositas dan densitas sehingga tabung tempat penyimpanan biodiesel akan lebih cepat mengalami korosi. Cloud point ini erat sekali kaitannya dengan negara-negara yang mengalami musim dingin.

4.2.5. Hasil pembahasan kadar air.

Berdasarkan pengujian kadar air yang dilakukan terhadap biodiesel B10, B20, B100 dibandingkan dengan minyak solar dan minyak biodiesel menurut SNI dapat kita lihat pada tabel 4.5 dibawah ini. Tabel 4. 5 Hasi pengujian kadar air Hasil Analisa Acuan ParameterSatuan B10 B20 B100 Biodesel SNI Solar Kadar Air 0.03 0.09 0.09 0,05 Maks 0,05 Dari tabel diatas B10 memenuhi standar mutu solar dan standar biodiesel menurut SNI, sedangkan B20 dan B100 tidak memenuhi standar minyak solar dan biodiesel menurut SNI.. Besarnya kadar air sangat menentukan kwalitas bahan bakar keberadaan kadar air yang tinggi dapat membentuk kristal yang dapat menyumbat aliran bahan bakar dan juga dapat menyebabkan korosi serta pertumbuhan mikroorganisme yang juga dapat menyumbat aliran bahan bakar. Kadar air yang tinggi pada B20 B100 disebabkan beberapa hal al : pengeringan sampel kurang kering, pemisahaan ekstrak dengan minyak, adanya residuksi katalis KOH, pemisahan yang tidak sempurna pada saat melakukan proses transesterifikasi.

4.2.6. Hasil pembahasan bilangan iod

Universitas Sumatera Utara Dari hasil penelitian yang dilakukan pada biodiesel minyak kemiri B10, B20 B100 dan dibandingkan dengan minyak biodiesel menurut SNI dan minyak solar dapat kita lihat tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4. 6 Hasil pengujian bilangan iod Hasil Analisa Acuan Parametersatuan B10 B20 B100 Biodesel SNI Solar Bilangan IodgI2100mg 27,08 36,22 55.45 Maks 115 Tidak diuji Berdasarkan tabel diatas besar bilangan iod pada biodiesel B10, B20, B100 masih berada dibawah standar Biodiesel menurut SNI, maka dapat di simpulkan layak dipakai bahan bakar mesin diesel. Bilangan iod pada biodiesel menunjukkan ketidak-jenuhan. Banyaknya senyawa lemak tak jenuh didalam biodiesel memudahkan senyawa bereaksi dengan oksigen oleh karena itu terdapat batasan bilangan Iod pada biodiesel maksimum 115 gI2100mg. Bilangan Iod bersifat pereduksi dan yang direduksinya adalah ikatan rangkap dari minyak kemiri. Jadi adanya iod berfungsi untuk memutus ikatan rangkap menjadi tunggal. Semakin banyak ikatan rangkap, maka bilangan Iod semakin tinggi ikatan rangkapnya, maka viscositas dan densitas juga semakin tinggi. Bilangan Iod yang tinggi dapat dilihat dari besarnya emisi gas buang NOx yang dihasilkan 6,3grKw. H atau setara dengan FAME dengan jumlah atom karbon 12 atau setara dengan bilanga iod 40. Makin panjang rantai karbon makin rendah emisi gas buang NOx, Makin tinggi bilangan iod makin makin tinggi emisi gas buang NOx.

4.2.7 Pembahasan hasil pengujian emisi gas buang

Dari hasil uji emisi gas buang yang dilakukan di Auto 2000 Jln. Gatot Subroto Medan dapat kita lihat pada tabel 4.7 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasi pengujian gas buang ParameterSatuan Hasil Analisa Acuan B10 B20 Solar Gas Buang opasitas 16 6.5 24.5 Berdasarkan tabel diatas, B10 B20 bila dibandingkan dengan solar, tingkat opasitas-nya lebih rendah. B20 sangat kecil opasitas-nya dibandingkan dengan B10 minyak solar, maka B20 layak dikembangkan dan digunakan sebagai pengganti bahan bakar motor diesel yang ramah lingkungan. Besarnya tingkat opasitas atau emisi gas buang dipengaruhi beberapa hal : 1. Tahun pemakaian kendaraan bermotor, artinya semakin tinggi tahun pemakaian semakin besar opasitas atau emisi gas buang. 2. Pembakaran tidak sempurna akibat filter udara yang kotor. Pada kendaraan motor diesel besar emisi gas buang ditentukan oleh tingkat kepekatan asap buangannya, semakin pekat asap buangan, maka semakin besar opasitas yang dihasilkan. Besar kecil emisi gas buang dapat juga kita lihat pada saat pak supir menginjak gas untuk melakukan akselarasi. Alat yang digunakan di Auto 2000 Jl. Gatot Subroto, hanya mampu memeriksa opasitas atau gas buang dalam bentuk persen, dan juga hanya mampu mengukur jenis emisi gas buang karbon dioksida CO2 yang dikeluarkanoleh kenderaan tersebut. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan kendaraan bermotor wajib diperiksa besar tingkat opasitas atau pencemaran secara rutin. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Sintesis Biodiesel Sawit Melalui Reaksi Interesterifikasi Menggunakan Katalis Enzim Lipase Terimobilisasi: Kajian Penggunaan Ulang (Recycle) Enzim Sebagai Katalis

1 37 104

Pengaruh Tipe Katalis KOH Dan CaO Pada Pembuatan Biodiesel Turunan Minyak Kacang Tanah Melalui Transesterifikasi Dengan Lama Reaksi 3 Jam Pada Suhu 65 Oc Menggunakan Eter Sebagai Cosolvent

9 136 92

Analisis Sifat Sifat Fisika-Kimia Dan Emisi Gas Buang Dari Biodiesel B10, B20 Turunan Minyak Kacang Tanah Melalui Proses Transesterifikasi Dengan Katalis KOH

3 75 79

Pengaruh Katalis Koh Dan Cao Pada Pembuatan Biodiesel Minyak Kemiri Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Eter Sebagai Kosolvent

5 43 72

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

5 19 95

PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA DENGAN KATALIS BASA MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO.

0 1 6

PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA DENGAN KATALIS BASA MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE).

0 0 6

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 0 4

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 2 12

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KOH

0 1 150