Pengujian titik nyala : Pengujian titik kabut :

5. Hitung sampel sampai tanda garis dengan balon pipet. Setelah itu dilepas sampel dilihat stopwatch-nya sampai garis batas bawah. 6. Catat hasilnya, ulangi sampai tiga kali ulangan. 7. Untuk semua sampel berikutnya cuci viskosimeter dengan N-Garis Heksan. Perhitungan: Viskositas kinematik centistokes = konstanta x waktu detik Viskositas dinamik centipoises = BD x viskositas kinematik Perhitungan : 96 , 1 1 40 x t C pada Viskositas ρ = atau 96 , 1 1 cSt atau cP 40 x t C pada Viskositas ρ = Gbr. 15 : lampiran 8 Visknometer

3.4.3.3 Pengujian titik nyala :

Titik nyala adalah suhu terendah sesuatu bahan bakar dapat terbakar bila bereaksi dengan udara Tujuan : Metode ini ditentukan dengan suhu saat sampel dapat menyala dimana analisa dilakukan dibawah kondisi uji. Peralatan: - Thermometer khusus AOCS - Sentrifuse - Pensky-Martens close cup tester,ASTM design D 93-80 Universitas Sumatera Utara - Lampusepritus - Gas dan tungku gas - Stirer pengaduk. Bahan : - Sodium Sulfate Anhydrous Prosedur kerja : 1. Lelehkan contoh lemak sambil dikocok pada tempratur titik leleh lebih dari 5 C dibawah titik lelehnya. 2. Pindahkan dengan hati hati sebanyak 90 gram minyak atau lemak ke dalam wadah tertutup. 3. Tambahkan 5 gram Sodyum Sulfate Anhydrous. 4. Aduk selama 30 menit dan Sentrifuse selam 3-5 menit pada kecepatan 2500 rpm hingga minyak jernih. 5. Masukkan kewadah Flas tester bagian yang jernih 23 bagian wadah flas tester atau sampai thermometer dapat mencapai contoh. 6. Nyalakan pemanas dengan mengatur tempratur,kenaikan tempratur tidak boleh lebih dari 6oC per menit.selama pemanasan pengadukan terus dilakukan dengan kecepatan pengadukan satu sampai dua putaran per detik. 7. Tiap kenaikan suhu 10 C lakukan uji dengan menyulut api pada mulut wadah flas tester. 8. Titik nala di tentukan suhu pada saat mulut flas tester menyambar api dan berbunyi letupan kecil,merupakan titik nyala contoh ,lihat skala suhu thermometer. Gambar 16 lampiran 8.

3.4.3.4 Pengujian titik kabut :

Universitas Sumatera Utara Titik kabut adalah tempratur pada saat bahan bakar mulai tampak “berawan” cloudy hal ini timbul karena muncul kristal didalam bahan bakar meski bahan bakar masih bias mengalir. Tujuan : Tujuan pengujian cloud point adalah untuk mengetahui pada temperature berapa biodiesel dari minyak kemiri mulai terbentuk awan titik kabut. Peralatan: - Botol sampel 115ml - Termometer kisaran -2 C sd 68 C - Water bath suhu water bath sebaiknya tidak kurang dari 2 C atau tidak lebih dari 5 C dibawah titik kabut Bahan : − Minyak Biodiesel B10 − Minyak Biodiesel B20 Prosedure Kerja : 1. Sampel harus di keringkan sebelum di test,panaskan 70 gram sampel pada suhu 130 C dan tuangkan 45 ml minyak panas ke dalam botol sampel. 2. Masukkan botol sampel ke dalam water bath dan mulai didingikan. 3. Water bath di aduk agar suhunya merata.Bila suhu sampel sudah mencapai 10 C diatas titik kabut,sampel mulai diadukmenggunakan thermometer dengan kecepatan relative konstan untuk menghindari terbentuknya Kristal atau padatan. Universitas Sumatera Utara 4. Amati suhu thermometer,suhu dimana bacaan thermometer tidak dapat di lihat merupakan titik kabut dari sampel yang di amati,pengamatan di lakukan duplo. Gambar .17 lampiran 9. 3.4.3.5 Pengujian kadar air Kadar air adalah banyaknya persentasi kandungan air yang terkandung dalam bahan. Tujuan adalah untuk mengetahui kadar air yang ada pada biodiesel. Peralatan yang digunakan : - Satu set oven - Cawan porselin - Penjepit - Desikator - Neraca Analisis Bahan : - Minyak Biodiesel B10 - Minyak Biodiesel B20 Prosedur kerja : 1. Menghidupkan oven dan memeriksa apakah alat dalam keadaan baik. 2. Jika oven dalam keadaan baik, maka atur temperatur hingga 110 C dan waktu pemanasan 3 jam. 3. Cawan porselin dimasukkan ke dalam oven untuk menguapkan kandungan air. Universitas Sumatera Utara 4. Setelah beberapa saat dipanaskan pada temperatur 110 C, cawan diambil untuk dimasukkan dalam desikator. 5. Setel dingin, ambil cawan porselin dan dimasukkan biodisel sesuai volume yang sudah ditentukan. 6. Cawan porselin berisi biodisel dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan pada temperatur 110 C selama 3 jam. 7. Cawan porselin dikeluarkan dari oven untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator. 8. Setelah dingin, timbang cawan berisi biodisel yang sudah dipanaskan tersebut dan dicatat beratnya. 9. Selanjutnya dihitung kadar air dalam biodisel dengan rumus sebagai berikut : Kadar Air = x 100 Gambar 18 lampiran10 Penimbangan cawan dengan neraca analisis pada Pengukuran kadar air dalam biodisel. Gambar 19 lampiran 10 Desikator sebagai tempat biodisel untuk didinginkan.

3.4.3.5 Pengujian Bilangan Iod :

Dokumen yang terkait

Sintesis Biodiesel Sawit Melalui Reaksi Interesterifikasi Menggunakan Katalis Enzim Lipase Terimobilisasi: Kajian Penggunaan Ulang (Recycle) Enzim Sebagai Katalis

1 37 104

Pengaruh Tipe Katalis KOH Dan CaO Pada Pembuatan Biodiesel Turunan Minyak Kacang Tanah Melalui Transesterifikasi Dengan Lama Reaksi 3 Jam Pada Suhu 65 Oc Menggunakan Eter Sebagai Cosolvent

9 136 92

Analisis Sifat Sifat Fisika-Kimia Dan Emisi Gas Buang Dari Biodiesel B10, B20 Turunan Minyak Kacang Tanah Melalui Proses Transesterifikasi Dengan Katalis KOH

3 75 79

Pengaruh Katalis Koh Dan Cao Pada Pembuatan Biodiesel Minyak Kemiri Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Eter Sebagai Kosolvent

5 43 72

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

5 19 95

PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA DENGAN KATALIS BASA MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO.

0 1 6

PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA DENGAN KATALIS BASA MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE).

0 0 6

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 0 4

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 2 12

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KOH

0 1 150