2.11.5 Titik kabutCloud Point
Titik Kabut adalah tempratur pada saat bahan bakar mulai tampak “berawan” clody. Hal ini timbul karena munculnya kristal Kristal padatan didalam bahan
bakar. meski bahan bakar masih bias mengalir pada titik ini, keberadaan ini mempengaruhi kelancaran aliran bahan bakar didalam filter pompa dan injector.
2.11.6. Titik tuang Pour point
Titik Tuang Pour Point adalah suhu terendah dimana bahan bakar dapat dialirkan untuk daerah bersuhu rendah, bahan bakar dipersyaratkan tidak
membeku. Titik tuang yang terlalu tinggi akan mempersulitkan pengaliran bahan bakar.
2.11.7. Sisa karbon Carbon residu
Sisa Karbon carbon residu yang tertinggi pada proses pembakaran akan menyebabkan terbentuknya endapan yang dapat menyumbat saluran bahan bakar.
Hal ini dapat menyebabkan bagian-bagian pompa injeksi bahan bakar menjadi aus. Dengan demikian semakin rendah sisa karbon, semakin baik efisiensi motor
tersebut.
2.11.8. Nilai kalor bahan bakar
Nilai Kalor Bahan Bakar menentukan jumlah konsumsi bahan bakar yang digunakan setiap satuan waktu. Makin tinggi nilai kalor bahan bakar
menunjukkan bahwa pemakaian bahan bakar semakin sedikit. Tidak ada standard khusus yang menentukan nilai kalor maksimal yang harus dimiliki bahan bakar
mesin diesel.
2.11.9. Bilangan cetana
Bilangan cetana menunjukkan seberapa cepat bahan bakar mesin diesel yang dapat diinjeksikan keruang bahan bakar agar terbakar secara spontan.
Bilangan cetana dari minyak diesel konvensional dipengaruhi oleh struktur hidrokarbon penyusun. Semakin rendah bilangan cetana maka semakin rendah
Universitas Sumatera Utara
pula kualitas penyalaan karena memerlukan suhu penyalaan karena memerlukan suhu penyalaan yang lebih tinggi Hendartono Toni, 2005.
2.11.10. Analisa bilangan iod
Bilangan Iod merupakan jumlah gram iod yang diikat oleh 100 gram lemak asam lemak tidak jenuh dalam minyak dan lemak, dan mampu menyerap
sejumlah iod dan bentuk senyawa yang jenuh. Pada analisa bilangan ini menggunakan metode iodimetri yang artinya titrasi iodium yang ada dalam
larutan atau uidum hasil reaksi suatu iodida dengan oksidator. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh.
Untuk menetukan bilangan iod biaasanya menggunakan cara Hamus menggunakan pereaksi iodium bromide dalam larutan asam asetat glasial.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.8 Data karakteristik biodiesel dapat diperlihatkan pada tabel di
bawah ini
Parameter dan satuannya Batas nilai
Metode uji Metode
setara
Massa jenis pada 40
o
C, kgm
3
850 – 890 ASTM D 1298
ISO 3675 Viskositas kinematik pada 40
o
C, mm
2
s cSt 2,3 – 6,0
ASTM D 445 ISO 3104
Angka setana min. 51
ASTM D 613 ISO 5165
Titik nyala mangkok tertutup,
o
C min. 100
ASTM D 93 ISO 2710
Titik Kabut Cloud Point Titik Tuang Puor Point
C C
max. 18 max 18
ASTM D 2500 ASTMD 97
Korosi bilah tembaga 3 jam, 50
o
C maks. no. 3
ASTM D 130 ISO 2160
Residu karbon, -berat - dalam contoh asli
- dalam 10 ampas distilasi maks. 0,05
maks 0,03 ASTM D 4530
ISO 10370 Air dan sedimen, -vol.
maks. 0,05 ASTM D 2709
- Temperatur distilasi 90 ,
o
C maks. 360
ASTM D 1160 -
Abu tersulfatkan, -berat maks. 0,02
ASTM D 874 ISO 3987
Belerang, ppm-b mgkg maks. 100
ASTM D 5453 prEN ISO
20884 Fosfor, ppm-b mgkg
maks. 10 AOCS Ca 12-55
FBI-A05-03 Angka asam, mg-KOHg
maks. 0,8 AOCS Cd 3-63
FBI-A01-03 Gliserol bebas, -berat
maks. 0,02 AOCS Ca 14-56
FBI-A02-03 Gliserol total, -berat
maks. 0,24 AOCS Ca 14-56
FBI-A02-03 Kadar ester alkil, -berat
min. 96,5 dihitung
FBI-A03-03
Universitas Sumatera Utara
Bilangan Iodium massagI2100g
Maks 115 AOCS Cdl-125
Sumber Biodiesel S N I
Tabel 2.9 Data karakteristik mutu solar dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Parameter dan satuannya Batas nilai
Metode uji
Massa jenis 40 grml
0,82 – 0,87 ASTM D–1298
Visikositas kinetic pada 40 , cSt 1,6 – 5,8
ASTM D–445 Angka setana
Min 45 ASTM D–613
Titik kilat flash point, Maks 150
ASTM D–93 Korosi strip tembaga 3 jam pada 50
Min No. 1 ASTM D–130
Residu karbon – bb Min 0,1
ASTM D–189 Kadar Air dan sedimen, – vv
Min 0,05 ASTM D–96
Temperatur distilasi 300, Max 40
ASTM D–86 Abu tersulfatkan, b
Min 0,01 ASTM D–974
Belerang, ppm b Min 0,5
ASTM D–1551
Sumber: www.pertamina.com
.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1. Tempat dan Waktu