Pengujian Kadar Air HASIL PENGUJIAN

Sumbu kuat adalah sumbu X dan balok melentur sesuai dengan arah pembebanan penampangnya dan semakin besar modulus penampang, akan semakin besar pula momen lentur yang dapat ditahan untuk suatu kondisi tegangan izin Berpedoman dengan hal di atas, maka benda uji yang direncanakan adalah balok persegi. Adapun alasan pemilihan balok persegi adalah karena balok persegi dapat ditentukan sumbu kuat dan lemahnya, dimana balok persegi yang diambil lebar dan tingginya tidak sama. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, balok persegi akan melentur sesuai dengan arah pembebanan. Ide untuk melakukan penyusunan kayu lapis adalah untuk mengetahui seberapa besar perbandingan daya dukung antara balok tersusun dari kayu lapis dengan balok kayu dalam kondisi utuh. Penggunaan konstruksi kayu yang tersusun berlapis mempunyai keuntungan-keuntungan antara lain :  Dapat dibuat penampang dan panjang yang lebih besar dari balok tunggal biasa.  Kayu yang bukan termasuk kayu konstruksi lagi dapat dimanfaatkan untuk membentuk suatu penampang yang sama kuatnya atau bahkan lebih kuat daripada balok tunggal biasa.

3.2. HASIL PENGUJIAN

3.2.1. Pengujian Kadar Air

Hasil pengujian kadar air yang dilakukan terhadap benda uji sebanyak 5 lima buah untuk masing-masing jenis kayu seperti terlihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 dibawah ini: Arah pembebanan Gambar 3.9 Penampang balok persegi Universitas Sumatera Utara 100 x Gk Gk Gx − Tabel 3.1 Hasil pengujian kadar air kayu sembarang Pemeriksaan Kayu Sembarang I II III IV V Berat benda uji mula-mula Gx gr 70 70 70 69 71 Berat benda uji kering oven Gk gr 65,5 64 63,5 61,5 62,5 Kadar air kayu = 6,8702 9,3750 10,2362 12,1951 13,6000 Jumlah 52,2766 Keterangan: G x : Berat benda uji mula-mula G k : Berat benda uji kering oven = 10,4553 Tabel 3.2 Hasil pengujian kadar air kayu lapis Pemeriksaan Kayu Lapis I II III IV V Berat benda uji mula-mula Gx gr 116,3 109 110 110 104,5 Berat benda uji kering oven Gk gr 109 98 99 101 94 Kadar air kayu = 6,6972 11,2245 11,1111 8,9109 11,1702 Jumlah 49,1140 = 9,8228 3.2.2. Pengujian Berat Jenis Hasil pengujian berat jenis yang dilakukan terhadap benda uji adalah sebanyak 5 lima buah untuk masing-masing jenis kayu seperti terlihat pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 di bawah ini: Tabel 3.3 Hasil pengujian berat jenis kayu sembarang 100 x Gk Gk Gx − Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan Kayu Sembarang I II III IV V Berat kayu sebelum kering udara gr 79 81,5 82 81,8 79,5 Berat kayu dalam keadaan SSD W1 gr 77,5 80 79 79 77,5 Volume SSD V1 cm³ 93,75 93,75 93,75 93,75 93,75 Berat jenis SSD = W1V1 grcm³ 0,8267 0,8533 0,8427 0,8427 0,8267 Jumlah 4,1920 = 0,8384 = 0,0116 Berat Jenis Kayu Sembarang rata-rata = 0,8384 - 2,33 x 0,0116 = 0,8115 grcm³ Tabel 3.4 Hasil pengujian berat jenis kayu lapis Pemeriksaan Kayu Lapis I II III IV V Berat kayu sebelum kering udara gr 55,5 52 52,3 52 51 Berat kayu dalam keadaan SSD W1 gr 54,5 51 51,5 51,5 49 Volume SSD V1 cm³ 75 75 75 75 75 Berat jenis SSD = W1V1 grcm³ 0,7267 0,6800 0,6867 0,6867 0,6533 Jumlah 3,4333 = 0,6867 grcm³ Universitas Sumatera Utara = 0,0262 Berat Jenis Kayu Lapis karakteristik = 0,6867- 2,33 x 0,0262 = 0,6255 grcm³ Sehingga nilai berat jenis rata-rata dari 5 lima buah benda uji yang digunakan untuk kayu sembarang adalah 0,8115 grcm³ dan kayu lapis adalah 0,6255 grcm³.

3.2.3. Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat