HASIL PENGUJIAN BALOK BERSUSUN

: 0,47973301 sin 0,5π + 0,06376 sin 1,5 π : 0,41597301cm Nilai w yang diperoleh diatas merupakan nilai-nilai ketika balok bersusun diberi beban 10 kg. Kemudian perhitungan diulang kembali dengan penambahan beban sebesar 10 kg yaitu 20 kg, 30kg, dan seterusnya. Dengan proses yang sama nilai- nilai w dari setiap pembebanan beban tersebut diperoleh. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.27 Hasil perhitungan balok B.15 Bacaan beban W Kg cm 10 0,41597 20 0,83178 30 1,24111 40 1,6195 50 2,15904 60 2,56501 70 3,22768 80 4,02045 90 5,04183

3.4. HASIL PENGUJIAN BALOK BERSUSUN

Dari hasil pengujian benda uji balok kayu dalam empat kondisi pengujian yakni : pengujian lentur balok kayu solid tunggal, pengujian lentur balok kayu bersusun dengan kayu lapis menggunakan 5 paku B.5, pengujian lentur balok kayu bersusun dengan kayu lapis menggunakan 10 paku B.10 dan pengujian lentur balok kayu bersusun dengan kayu lapis menggunakan 15 paku B.15 diperoleh data-data berupa data pembebanan dan data lendutan, kemudian dari tabel dibuat grafik hubungan pembebanan P dengan lendutan f. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.28 Hasil pengujian benda uji balok kayu utuh lendutan di 14L dan 12L Beban Lendutan cm P 12 L 14 L 0,000 0,000 10 0,375 0,281 20 0,622 0,467 30 0,869 0,652 40 1,235 0,926 50 1,483 1,112 60 1,733 1,300 70 2,115 1,586 80 2,364 1,773 90 2,625 1,969 100 2,910 2,183 110 3,210 2,408 120 3,555 2,667 130 3,837 2,879 140 4,255 3,170 150 4,550 3,414 160 5,020 3,767 170 6,000 4,540 180 7,560 5,678 190 8,565 6,436 200 9,145 6,873 210 putus Grafik 3.21 Hubungan pembebanan vs lendutan pada balok kayu utuh 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P e m b a b a n a n k g Lendutan cm Lendutan 12 L Lendutan 14 L Universitas Sumatera Utara Tabel 3.29 Hasil pengujian lentur balok kayu bersusun dengan kayu lapis B.5 lendutan di 14L dan12L Beban Lendutan cm P 12 L 14 L 0,000 0,000 10 0,853 0,585 20 2,475 1,982 30 4,325 3,245 40 6,025 4,523 50 8,400 6,311 60 putus Grafik 3.22 Hubungan pembebanan vs lendutan pada balok bersusun dengan kayu lapis B.5 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P e m b e b a n a n k g Lendutan cm Lendutan 12 L Lendutan 14 L Universitas Sumatera Utara Tabel 3.30 Hasil pengujian lentur balok kayu bersusun dengan kayu lapis B.10 lendutan di 14L dan12L Beban Lendutan cm P 12 L 14 L 0,000 0,000 10 0,580 0,360 20 1,335 0,851 30 2,240 1,680 40 3,460 2,596 50 4,990 3,745 60 7,410 5,247 70 9,545 7,175 80 putus Grafik 3.23 Hubungan pembebanan vs lendutan pada balok bersusun dengan kayu lapis B.10 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 P e m b e b a n a n k g Lendutan cm Lendutan 12 L Lendutan 14 L Universitas Sumatera Utara Tabel 3.31 Hasil pengujian lentur balok kayu bersusun dengan kayu lapis B.15 lendutan di 14L dan12L Beban kg Lendutan cm P 12 L 14 L 0,000 0,000 10 0,390 0,293 20 1,050 0,678 30 1,830 1,313 40 2,795 2,097 50 3,795 2,851 60 5,040 3,782 70 6,420 4,756 80 7,540 5,663 90 9,645 7,254 100 putus Grafik 3.24 Hubungan pembebanan vs lendutan pada balok bersusun dengan kayu lapis B.15 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 P e m b e b a n a n k g Lendutan cm Lendutan 12 L Lendutan 14 L Universitas Sumatera Utara Tabel 3.32 Pengujian lentur balok kayu solid tunggal, pengujian lentur balok kayu bersusun B.5; B.10; B.15 pada lendutan di 12L Beban kg Lendutan cm P Balok Utuh B.5 B.10 B.15 0,00 0,00 0,00 0,00 10 0,38 0,97 0,58 0,39 20 0,62 2,48 1,34 1,05 30 0,87 4,33 2,24 1,83 40 1,24 6,03 3,46 2,80 50 1,48 8,40 4,99 3,80 60 1,73 putus 7,41 5,04 70 2,12 9,55 6,42 80 2,36 putus 7,54 90 2,63 9,65 100 2,91 putus 110 3,21 120 3,56 130 3,84 140 4,26 150 4,55 160 5,02 170 6,00 180 7,56 190 8,57 200 9,15 210 putus Universitas Sumatera Utara Grafik 3.25 Hubungan pembebanan vs lendutan pada balok bersusun dengan kayu lapis B.5; B.10: B.15

3.5 PERBANDINGAN HASIL PENGUJIAN DENGAN ANALISA