Pemasangan Ukuran paku Geometrik sambungan paku

Penetrasi Ujung Sisi Miring Z’ = Zw’ = Z Zw C di Paku, Pasak C d C eg C eg C tn C tn Z’ = Zw’ = Z Zw Sekrup C d C eg Z’ = Z C g Baut C ∆ Z’ = Zw’ = Z Zw C g Sekrup Kunci, Pen C ∆ C d C eg C eg Z’ = Z’ ⊥ = Z Z ⊥ C g C g Pelat Geser Cincin Belah C ∆ C ∆ C d C d C st

2.6.4.2. Penempatan alat pengencang

Jarak tepi adalah jarak antara tepi suatu komponen struktur terhadap alat pengencang terdekat diukur dalam arah tegak lurus serat kayu. Bila suatu komponen struktur dibebani tegak lurus arah serat, tepi yang memikul beban didefinisikan sebagai tepi beban. Tepi yang tidak memikul beban didefinisikan sebagai tepi tanpa beban. Jarak ukur adalah jarak yang diukur sejajar serat dari garis potong siku komponen struktur ke pusat alat pengencang yang terdekat. Spasi adalah jarak antar pusat alat pengencang yang diukur sepanjang garis yang menghubungkan pusat-ke-pusat alat pengencang. Spasi dalam baris alat pengencang adalah jarak antar alat pengencang di dalam satu baris, dan jarak antar baris alat pengencang adalah jarak antar baris- baris alat pengencang.

2.6.4.3. Sambungan paku

Ketentuan berikut ini berlaku untuk perencanaan sambungan yang menggunakan paku dan pasak polos atau pasak berulir serta sekrup. Ketentuan ini harus digunakan untuk perencanaan alat pengencang dan sambungan secara individual, yaitu:

a. Pemasangan

Universitas Sumatera Utara Paku harus dipasang dengan cara dipukul. Paku miring harus dipasang dengan cara dipukul. Paku miring harus dipasang dengan membentuk sudut ± 30° terhadap komponen struktur dan dimulai pada lokasi sepertiga panjang paku diukur dari tepi komponen struktur dari tepi komponen struktur yang disambung. 0,90D untuk G 0,60 dan 0,875D untuk G ≤ 0,60 Dimana G adalah berat jenis dan D adalah diameter batang paku.

b. Ukuran paku

Dimensi paku meliputi diameter, panjang dan angka kelangsingan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.9 Berbagai dimensi paku Nama Paku Diameter paku mm Panjang paku mm λ 2” BWG12 2,8 51 18 2,5” BWG11 3,1 63 20 3” BWG10 3,4 76 22 3,5” BWG9 3,8 89 23 4” BWG8 4,2 102 24 4,5” BWG6 5,2 114 25

c. Geometrik sambungan paku

Spasi minimum untuk paku pada suatu sambungan tunggal diatur sebagai berikut: Sambungan horizontal Sambungan vertikal Universitas Sumatera Utara Gambar 2.15 Penempatan paku sambungan horizontal dan vertikal Spasi dalam satu baris. Pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar alat pengencang dalam suatu baris diambil minimal 10 D bila digunakan pelat sisi dari kayu dan minimal 7D untuk pelat sisi dari baja. Spasi antar baris. Pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar baris adalah 5D Jarak ujung. Jarak minimum dari ujung komponen struktur ke pusat alat pengencang terdekat diambil sebesar: • Untuk beban tarik lateral 15D untuk pelat sisi dari kayu 10D untuk pelat sisi dari baja • Untuk beban tekan lateral 10D untuk pelat sisi dari kayu 5D untuk pelat sisi dari baja Jarak tepi. Jarak minimum dari tepi kolom struktur ke pusat alat pengencang terdekat diambil sebesar: • 5D pada tepi yang tidak dibebani • 10D pada tepi yang dibebani Universitas Sumatera Utara

BAB III PENGUJIAN DAN APLIKASI

3.1. PERSIAPAN DAN PERENCANAAN PENGUJIAN

Kayu akan diteliti sifat-sifat fisisnya sehingga diperoleh karakteristik yang diperlukan untuk pengujian yang diperlukan untuk pengujian nantinya. Kayu batangan tersebut dibiarkan kering udara sehingga diperoleh kadar air untuk selanjutnya diambil untuk pengujian sesuai masing-masing jenis pengujian karakteristik.

3.1.1. Pelaksanaan Pengujian

Pengujian dan pemeriksaan yang akan dilakukan pada kayu tersebut mengacu kepada metode pengujian di Inggris BS 373 1957 “Metode Pengujian Universitas Sumatera Utara