2.6.2.1. Kuat Acuan Berdasarkan Pemilahan Secara Mekanis
Pemilahan secara mekanis untuk mendapatkan modulus elastisitas lentur harus dilakukan dengan mengikuti standar pemilahan mekanis yang baku.
Berdasarkan modulus elastisitas lentur yang diperoleh secara mekanis, kuat acuan lainnya dapat diambil mengikuti Tabel 2.2 Kuat acuan yang berbeda dengan Tabel
2.2 dapat digunakan apabila ada pembuktian secara eksperimental yang mengikuti standar-standar eksperimen yang baku.
Tabel 2.2 Nilai kuat acuan Mpa berdasarkan atas pemilahan secara mekanis pada kadar air 15
Kode Mutu
Modulus Elastisitas
Lentur Ew Kuat
Lentur Fb
Kuat Tarik Sejajar
Serat Ft Kuat Tekan
Sejajar Serat Fc
Kuat Geser
Fv Kuat Tekan
Tegak Lurus Serat Fc
┴
E26 25000
66 60
46 6,6
24 E25
24000 62
58 45
6,5 23
E24 23000
59 56
45 6,4
22 E23
22000 56
53 43
6,2 21
E22 21000
54 50
41 6,1
20 E21
20000 50
47 40
5,9 19
E20 19000
47 44
39 5,8
18 E19
18000 44
42 37
5,6 17
E18 17000
42 39
35 5,4
16 E17
16000 38
36 34
5,4 15
E16 15000
35 33
33 5,2
14 E15
14000 32
31 31
5,1 13
E14 13000
30 28
30 4,9
12 E13
12000 27
25 28
4,8 11
E12 11000
23 22
27 4,6
11 E11
10000 20
19 25
4,5 10
Universitas Sumatera Utara
E10 9000
18 17
24 4,3
9
2.6.2.2. Kuat acuan berdasarkan pemilahan secara visual
Pemilahan secara visual harus mengikuti standar pemilahan secara visual yang baku. Apabila pemeriksaan visual dilakukan berdasarkan atas
pengukuran berat jenis, maka kuat acuan untuk kayu berserat lurus tanpa cacat dapat dihitung dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a Kerapatan pada kondisi basah berat dan volume diukur pada kondisi
basah, tetapi kadar airnya sedikit lebih kecil dari 30 dihitung dengan mengikuti prosedur baku. Gunakan satuan kgm³ untuk
b Kadar air, m m 30, diukur dengan prosedur baku
c Hitung berat jenis pada m m dengan rumus:
d Hitung berat jenis dasar Gb dengan rumus:
e Hitung berat jenis pada kadar air 15 G
15
dengan rumus:
f Hitung estimasi kuat acuan dengan rumus-rumus pada Tabel 2.3
Dengan G =G
15
Tabel 2.3 Estimasi kuat acuan berdasarkan atas berat jenis pada kadar air 15 untuk
kayu berserat lurus tanpa cacat kayu
Kuat Acuan Rumus Estimasi
Modulus Elastisitas Lentur, Ew Mpa
16.000 G
0,17
Catatan: G adalah berat jenis kayu pada kadar air 15
Nilai kuat acuan lainnya dapat diperoleh dari tabel 2.2 Berdasarkan pada nilai modulus elstisitas lentur acuan dari Tabel 2.3 . Untuk kayu dengan serat
tidak lurus dan atau mempunyai cacat kayu, estimasi nilai modulus elastisitas lentur acuan dari Tabel 2.3 harus direduksi dengan mengikuti ketentuan pada SNI
Universitas Sumatera Utara
03-3527-1994 UDC 691.11 tentang “Mutu Kayu Bangunan,” yaitu dengan mengalikan estimasi nilai modulus elastisitas lentur acuan dari Tabel 2.3 tersebut
dengan nilai rasio tahanan yang ada pada Tabel 2.4 yang bergantung pada Kelas Mutu Kayu. Kelas mutu ditetapkan dengan mengacu pada Tabel 2.5
Tabel 2.4 Nilai rasio tahanan
Tabel 2.5 Cacat maksimum untuk setiap kelas mutu kayu
Macam cacat Kelas mutu A
Kelas mutu B Kelas mutu C
Mata kayu : Terletak di muka lebar
Terletak di muka sempit Retak
Pingul Arah serat
Saluran damar Gubal
Lubang serangga Cacat lain lapuk, hati
rapuh, retak melintang 16 lebar kayu
18 lebar kayu 15 tebal kayu
110 tebal atau lebar kayu
1 : 13 15 tebal kayu eksudasi
tidak diperkenankan Diperkenankan
Diperkenankan asal terpencar dan ukuran
dibatasi dan tidak ada tanda-tanda serangga
hidup Tidak diperkenankan
¼ lebar kayu 16 lebar kayu
16 tebal kayu 16 tebal atau
lebar kayu 1 : 9
25 tebal kayu Diperkenankan
Diperkenankan asal terpencar
dan ukuran dibatasi dan tidak
ada tanda-tanda serangga hidup
Tidak diperkenankan
½ lebar kayu ¼ lebar kayu
½ tebal kayu ¼ tebal atau lebar
kayu 1 : 6
½ tebal kayu Diperkenankan
Diperkenankan asal terpencar dan
ukuran dibatasi dan tidak ada tanda-
tanda serangga hidup
Tidak diperkenankan
2.6.3. Komponen Struktur Lentur, Momen dan Geser