melanggar. 4. Pelaksanaan
transparansi informasi publik sesuai
dengan tuntutan undang- undang No. 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat empat strategi yang dapat disusun sebagai suatu paket strategi yang kemudian diterjemahkan dan diimplementasikan
dalam program organisasi dan akan dilaksanakan oleh organisasi secara optimal dan secara proporsional sesuai dengan target yang hendak dihasilkan. Selain itu, beberapa
strategi di atas sebagai sebuah paket program akan lebih baik apabila dalam implementasinya didasarkan pada hasil analisis dengan menggunakan SWOT, agar
program dapat berjalan secara terintegrasi dan sinergis dengan peluang dan kekuatan yang dimiliki serta dapat mengeliminir segala bentuk kelemahan yang terdapat di
dalam organisasi dan segala bentuk ancaman yang sudah dapat diprediksi.
4.4.4. Penyusunan Implementasi Kebijakan
Sebuah organisasi tentunya tidak selamanya dan tidak perlu merespons seluruh permasalahan sosial yang memerlukan perhatian birokrasi publik. Hal ini
terjadi antara lain karena adanya keterbatasan organisasi, infrastruktur, atau sumber daya dalam birokrasi publik. Hal ini pun, diperkuat oleh hasil penelitian Polsby yang
dikutip oleh Sujak 1990 yang menyatakan bahwa terjadinya inovasi kebijakan karena dua proses, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Pertama, proses inovasi terjadi karena adanya kerja keras yang dilakukan kelompok- kelompok kepentingan yang tumbuh di masyarakat; adanya usaha yang dilakukan
orang-orang yang berprofesi di bidang kebijakan publik yang menyebarluaskan pengetahuan di bidang kebijakan publik; adanya orang-orang yang menyadari adanya
keterkaitan dan kesesuaian penerapan kebijkan serupa di negara asing untuk diterapkan dan kesesuaian penerapan kebijakan serupa di negara asing untuk
diterapkan di dalam negaranya; adanya ’entrepreneur’ kebijakan yang memiliki karir dan motivasi untuk mengaplikasikan keahliannya dalam pemecahan permasalahan
kebijakan. Kedua, suatu inovasi kebijakan dapat terjadi karena adanya suatu proses penelitian
secara sistematis untuk memahami dan mengatasi permasalahan sosial; dengan secara gigih mengecek kembali relevansi keputusan kebijakan yang telah diterapkan dengan
tujuan; secara tekun menjalin kerja sama dengan nara sumber yang berada di tengah- tengah masyarakat dan mereka yang ada dalam birokrasi; secara tekun membangun
kerja sama antara politisi dengan aparatur pemerintah. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis kebijakan yang telah diuraikan
sebelumnya dan beberapa analisis SWOT yang dibangun dari informasi faktual sehingga diperoleh hasil yang membutuhkan penanganan yang serius terhadap
peningkatan pajak hotel, sesuai kondisi empiris serta dengan dilakukannya beberapa strategi dalam pengelolaan pajak hotel sebagai salah satu sumber dalam peningkatan
pendapatan daerah. Maka berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap permasalahan faktual di DPPKKD maupun di Kabupaten Toba Samosir perlu segera
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan kebijakan berdasarkan strategi-strategi yang telah diperoleh. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya harus dibuat rencana kegiatan dengan memakai
kata kerja operasional action plan. Dalam menyusun rencana kegiatan sebagai implementasi kebijakan digunakan
matrik rencana kegiatan. Pada matrik rencana tersebut seyogyanya mencakup: a.
What, apa tujuan dan sasaran yang akan dicapai serta indikatornya. b.
How, bagaimana cara mencapainya yakni dengan strategi atau program dan rencana kegiatan yang tepat dilakukan
c. Who, siapa yang akan diberi tanggung jawab melaksanakan adalah orang yang
memiliki kompetensi yang tepat dan bermotivasi tinggi d.
When, kapan waktu pelaksanaannya mulai dan selesai e.
Budget, anggaran yang diperlukan. Rencana kegiatan dapat disusun seperti dalam tabel 4.9. berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Rencana Kegiatan
Strategi Sasaran dan Indikator
Penanggung Jawab Waktu
Biaya Kuadran Pertama:
5. Pemanfaatan anggaran yang cukup
dengan penggunaan ilmu dan teknologi dalam proses pemungutan pajak.
6. Memanfaatkan sarana dan prasarana
yang tersedia serta jumlah pegawai yang mencukupi untuk memungut
pajak dengan sistem jemput bola secara berkala dan tepat waktu.
7. Melakukan koordinasi dengan instansi
terkait untuk pemutakhiran objek pajak secara berkala.
8. Melakukan koordinasi dengan instansi
terkait dalam rangka. Ka. DPPKKD
Ka. DPPKKD dan Kadis Pariwisata
Ka. DPPKKD dan Kadis Pariwisata
Ka. DPPKKD dan Kadis Pariwisata
a. Jumlah objek pajak
meningkat. b.
Penerapan Teknologi dalam proses
pemungutan pajak hotel. c.
Tingkat hunian meningkat.
Berkala Berkala
Berkesinambungan Berkesinambungan
APBD
APBD
APBD APBD
Kuadran Kedua: Melakukan bimbingan dan pembinaan
untuk meningkatkan sikap mental, disiplin, dan motivasi kerja pegawai.
Melakukan pengawasan yang melekat terhadap para pegawai yang diikuti
dengan keberanian untuk memberikan sanksi terhadap pegawai maupun wajib
pajak yang melakukan penyelewengan.
Pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
serta meminimalkan terjadinya praktek- praktek Patologi Birokrasi.
Ka. DPPKKD dan Ka. BKD Bupati, Ka. DPPKKD dan
Inpektorat Ka. DPPKKD
a. Terciptanya Good
Governance. b.
Komitmen Kepala Daerah maupun Kepala
DPPKKD dalam menerapkan sanksi.
c. Meningkatnya mental,
disiplin, dan motivasi kerja pegawai.
d. Kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah daerah meningkat.
Berkala dan berkesinambungan
Berkesinambungan
Berkesinambungan
APBD
APBD
APBD
Kuadran Ketiga:
1. Pemberian reward kepada wajib pajak yang mampu melakukan kewajibannya
dengan tepat waktu dan sesuai atau melebihi target.
Bupati dan Ka. DPPKKD a.
Tersosialisasinya kepada masyarakat maupun
wisatawan akan pentingnya pajak hotel
Berkesinambungan.
APBD
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat, wajib pajak dan wisatawan yang datang berkunjung akan
pentingnya pajak hotel untuk pembangunan Kabupaten Toba
Samosir.
3. Memberikan himbauan kepada PNS agar tidak terlibat dengan politik
praktis dan menjatuhkan sanksiteguran bagi yang melanggar.
4. Pelaksanaan transparansi informasi publik sesuai dengan tuntutan undang-
undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Ka. DPPKKD, Kadis Pariwisata dan Radio
Pemda. Bupati, Ka. DPPKKD dan
BKD Bupati dan Ka. DPPKKD
terhadap kelangsungan pembangunan di daerah.
b. Meningkatnya
kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan
kewajibannya. Berkala dan
berkesinambungan
Berkesinambungan
Berkesinambungan
APBD
APBD
APBD
Kuadran keempat: 1.
Memberikan sanksi kepada wajib pajak yang terlambat atau pun tidak
melaksanakan kewajibannya. 2.
Memberikan sanksi kepada pegawai yang terlibat dalam praktek-praktek
Patologi Birokrasi. 3.
Melakukan bimbingan dan pembinaan untuk meningkatkan sikap mental,
disiplin, dan motivasi kerja pegawai untuk meminimalisir menghapus
terjadinya praktek-praktek Patologi Birokrasi.
Bupati dan Ka. DPPKKD Bupati dan Ka. DPPKKD
Ka. DPPKKD dan BKD a.
Kebocoran pajak hotel dapat dihindarkan.
b. Memberikan efek jera
kepada PNS yang terlibat praktek Patologi
Birokrasi.
c. Memberikan efek jera
kepada wajib pajak yang tidak melakukan
kewajibannya. Berkesinambungan
Berkesinambungan Berkesinambungan
APBD
APBD APBD
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan uraian dari penelitian ini, maka ada beberapa yang dapat disimpulan, yaitu sebagai berikut:
1. Kekuatan dan kelemahan DPPKKD dalam meningkatkan PAD melalui pajak
hotel di Kabupaten Toba Samosir adalah: A.
Kekuatan, yaitu: a.
Tingkat pendidikan pegawai yang memadai b.
Jumlah pegawai yang mencukupi c.
Tersedianya anggaran yang cukup d.
Sarana dan prasarana yang memadai e.
Adanya insentif pegawai B.
Kelemahan, yaitu: a.
Kurangnya penegakan sanksi b.
Sikap mental, disiplin, motivasi kerja yang masih rendah. c.
Patologi Birokrasi 2.
Peluang dan ancaman DPPKKD dalam meningkatkan PAD melalui pajak hotel di Kabupaten Toba Samosir adalah:
A. Peluang , yaitu:
a. Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu daerah tujuan wisata di
Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara