Menurut sifatnya, Tjahjono membedakan pajak menjadi 2 dua, yaitu: 1.
Pajak Subjektif, yaitu pajak uang pada waktu pengenaannya yang pertama-tama diperhatikan adalah subjeknya, setelah subjeknya ditemukan barulah dicari
objeknya. Dengan kata lain, pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan PPh.
2. Pajak Objektif, yaitu pajak yang pada waktu pengenaannya yang pertama
diperhatikan adalah objeknya, setelah objeknya ditemukan barulah dicari subjeknya. Dalam hal ini pengenaan pajak objektif tidak memperhatikan keadaan
wajib pajak. Contoh: Pajak Bumi dan Bangunan PBB.
2.2.4. Pengertian Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan dibedakan menjadi dua yaitu pajak daerah Pemerintah Propinsi dan Pajak Daerah
Pemerintah KabupatenKota. Menurut undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dengan demikian, pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah dengan Peraturan Daerah Perda, yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan hasilnya digunakan untuk
membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan dan pembangunan di daerah. Karena pembayar pajak tidak menerima imbalan secara langsung, pajak harus dikelola dengan baik yang pada akhirnya akan
dikembalikan kepada masyarakat. Di Indonesia, dikenal beberapa jenis pajak. Menurut Undang-Undang Nomor
34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, pajak terdiri atas: 1.
Pajak Propinsi yang terdiri dari: a.
Pajak Kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air b.
Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air c.
Pajak Bahan baker kendaraan bermotor d.
Pajak pengambilan dan pemanfaatn air bawah tanah dan air permukaan 2.
Pajak Kabupatenkota terdiri dari: a.
Pajak Hotel b.
Pajak restoran c.
Pajak Hiburan d.
Pajak Reklame e.
Pajak Penerangan Jalan f.
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C g.
Pajak Parkir Menurut Nick Devas dari Ohio University Financing Local Government in
Indonesia dalam Sugianto 2007:29, menyebutkan bahwa kriteria suatu pajak daerah yang baik adalah apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Penghasilan
Universitas Sumatera Utara
Penghasilan adalah mencukupi apa tujuan pajak tersebut dipungut, stabil, dan dapat diprediksi, dapat mengantisipasi gejolak inflasi dan pertumbuhan
penduduk. 2.
Keadilan Keadilan adalah mencerminkan dasar pengenaan dan kewajiban bayar yang jelas
da tidak semena-mena. 3.
Efisiensi Efisiensi adalah mampu menimbulkan efisiensi dalam alokasi sumber-sumber
ekonomi daerah, mencegah distorsi ekonomi, dan mencegah akses dari beban pajak terhadap perekonomian di daerah.
4. Implementasi
Implementasi adalah secara efektif, baik dalam bidang politik, maupun kapasitas administrasi.
5. Sesuai sebagai sumber pendapatan daerah.
2.2.5. Jenis Pajak Daerah