Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan hotel dengan pembayaran. Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran kepada hotel. Wajib Pajak Hotel adalah pengusaha hotel. Tarif pajak Hotel paling tinggi 10. Daerah dapat menetapkan sendiri tarif pajak hotel sesuai
dengan kebijakan daerah sepanjang tidak melebihi 10 dan ditetapkan dalam peraturan daerah. Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang
dilakukan kepada hotel. Besarnya pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dasar pengenaan pajak hotel
2.3. Manajemen Strategi
Kata Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos” yang diartikan
sebagai “komandan militer” pada masa demokrasi di Athena. Pengertian strategi
merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu . Di
dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif Wikipedia, 2009.
Menurut Jatmiko 2003, Strategi adalah suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman
lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi. Berdasarkan pada definisi tersebut, terdapat tiga faktor yang mempunyai
Universitas Sumatera Utara
pengaruh penting pada strategi, yaitu lingkungan eksternal, sumberdaya dan kemampuan internal, serta tujuan yang akan dicapai.
Sedang menurut Jauch dan Glueck dalam Jatmiko 2003, strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan
strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh perusahaan. Berdasarkan pada definisi strategi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya strategi, maka Jatmiko mendefinisikan manajemen strategi sebagai
suatu proses dimana manajemen puncak menentukan arah jangka panjang dan kinerja atau prestasi organisasi melalui formulasi yang cermat, implementasi yang tepat, dan
evaluasi yang terus menerus atas strategi yang telah ditetapkan. Sedangkan Jauch dan Glueck mengartikan manajemen strategi sebagai suatu atau sejumlah keputusan dan
tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
David 2002:5 mengatakan: Manajemen Strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai objektifnya. Seperti yang tersirat dalam definisi, fokus manajemen strategis terletak pada
memadukan manajemen, pemasaran, keuanganakunting, produksioperasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Penting untuk dipahami bahwa, manajemen strategi tidak hanya tentang analisis tentang kekuatan dan kelemahan organisasi, serta analisis tentang peluang
dan ancaman organisasi biasanya disebut analisis SWOT. Karena analisis SWOT hanyalah bagian dari proses manajemen strategi. Selain itu manajemen strategi tidak
hanya tentang komunikasi visi top manajemen kepada para bawahannya. Tetapi strategi juga berbicara tentang pemanfaatan kemampuan, kapasitas innovatif, dan
mendorong setiap orang untuk berpartisipasi dan berprestasi dalam suatu organisasi. Strategi mencakup nilai-nilai, harapan-harapan dan tujuan-tujuan yang sesuai dengan
posisinya untuk mempengaruhi strategi, artinya adalah bahwa setiap orang dalam suatu organisasi mempunyai peran dan perhatian pada proses formulasi dan
implementasi strategi. Berbagai literatur tentang manajemen strategi memberikan sejumlah kriteria
untuk melakukan analisis strategi yang secara umum digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan lingkungan eksternal
Strategi harus konsisten dengan semua unsur-unsur penting lingkungan eksternal, baik eksternal makro maupun eksternal mikro.
2. Kesesuaian dengan lingkungan internal
Satu hal penting yang perlu diketahui adalah apakah strategi konsisten dengan budaya organisasi, kapabilitas, dan sumberdaya organisasi. Contohnya: Suatu
perusahaan farmasi akan memasuki bidang usaha kosmetika. Strategi tersebut kelihatannya sangat logis, walau bagaimanapun, tidak hanya industri “kesehatan”
Universitas Sumatera Utara
hampir mirip dengan “kecantikan”, tetapi inputnya juga hampir sama unsur kimia yang digunakan, serta sistem distribusinya juga hampir sama lewat ahli
kimia dan supermarket. Potensi sinergi kedua bidang tersebut sangat tinggi. Budaya dan minat perusahaan-perusahaan farmasi didasarkan pada ilmu yang
mulia, yaitu “menciptakan kesehatan dan mempertahankan hidup”. Budaya tersebut bila dilihat dari aktivitas-aktivitas perusahaan kosmetika agak “sembrono
frivolous”. Perbedaan budaya, yaitu budaya sehat dan budaya kecantikan, serta tidak adanya konsistensi budaya diantara kedua jenis bidang usaha tersbut
mengakibatkan tidak berhasilnya usaha-usaha untuk mengkombinasikan dan mensinergikan dua jenis bidang usaha tersebut.
3. Dapat diukur
Sedapat mungkin, hasil dari suatu strategi harus dapat diukur keberhasilan atau kegagalannya. Namun, untuk strategi-strategi tertentu kadang-kadang sulit untuk
dilakukan pengukuran tentang keberhasilan atau kegagalannya. Misalnya strategi yang dirancang untuk menciptakan profil dan citra publik suatu organisasi sulit
untuk diukur tingkat keberhasilannya. 4.
Konsistensi dengan misi organisasi Salah satu analisis fundamental setiap strategi adalah konsistensinya dengan nilai-
nilai, keyakinan-keyakinan dasar, serta tujuan-tujuan utana organisasi. 5.
Cukup tersedia sumber daya Sumber daya sebaiknya dipertimbangkan baik sumber daya uang, sumberdaya
fisik, serta manusia yang terampil. Biasanya uang merupakan sumberdaya yang
Universitas Sumatera Utara
sangat terbatas, khususnya jika diperlukan pinjaman yang banyak dengan tingkat bunga yang relatif tinggi. Namun semua itu dapat mempengaruhi kemampuan
organisasi perusahaan untuk berhasil mengimplementasikan strateginya. 6.
Keunggulan bersaing Kebanyakan, tetapi tidak semua, strategi-strategi perusahaan mempunyai unsur
persaingan yang kuat. Startegi perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya.
7. Fleksibilitas
Lingkungan eksternal dan internal dimana organisasi perusahaan beroperasi selalu mengalami perubahan, bahkan kadanh sangat bergejolak. Kemampuan
organisasi perusahaan untuk menanggulangi perubahan lingkungan dengan strategi yang tepat menjdai sangat penting. Strategi harus mampu dimodifikasi
sesuai dengan perubahan lingkungan. 8.
Motivasi Apakah strategi akan menghasilkan usaha organisasional pada tingkat yang
tinggi? Karyawan jarang dirangsang oleh strategi-strategi konservatif, dan jarang dipersiapkan untuk strategi-strategi mereka yang mereka yakini sebagai sesuatu
yang membosankan. 9.
Kejelasan Semua strategi harus tertulis secara eksplisit dan dikomunikasikan ke seluruh
bagian dan tingkatan di dalam organisasi. Pendekatan ini akan membantu meningkatkan cara pandang karyawan terhadap keberadaan organisasi perusahaan
Universitas Sumatera Utara
dan akan mengurangi peluang terjadinya sabotase dan pemboikotan oleh karyawan dalm tahap implementasi strategi.
10. Resiko
Organisasi perusahaan mempunyai cukup alasan untuk mengetahui profil resiko dalam struktur manajemennya. Para manajer cenderung merasakan
ketidaknyamanan dengan strategi atau proyek-proyek yang tingkat resikonya tinggi, atau tidak termotivasi apabila tingkat resikonya rendah. Resiko biasanya
dilihat sebagai suatu fungsi sejumlah sumberdaya untuk melaksanakan strategi, jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan strategi, serta proporsi atau
ukuran keseluruhan sumberdaya untuk menjalankan setiap usaha yang mengandung resiko.
Sedang Bryson 2000, mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu strategi hanya pada dua faktor, yaitu internal dan eksternal dengan penjelasan
sebagai berikut: 1.
Faktor lingkungan eksternal, yaitu semua kondisi, kecenderungan dan pengaruh dari luar institusi yang menentukan keberhasilan pengembangan misi dan
pencapaian visi institusi. Semua faktor ini harus diperhitungkan karena dapat menjadi ancaman bagi institusi atau sebaliknya menjadi peluang. Peluang dan
ancaman dalam organisasi dapat diketahui dengan memantau berbagai kekuatan dan kecenderungan Politik, Ekonomi, Sosial dan teknologi atau disingkat dengan
PESTs. PESTs merupakan akronim yang tepat bagi kekuatan dan kecenderungan ini, karena organisasi biasanya harus berubah sebagai jawaban terhadap kekuatan
Universitas Sumatera Utara
maupun kecenderungan itu dan perubahan boleh jadi sengat menyakitkan. Sayangnya, semua organisasi juga seringkali hanya fokus kepada aspek yang
negatif dan mengancam dari perubahan itu, dan tidak fokus kepada peluang yang dimunculkan oleh perubahan tersebut, disamping memantau PESTs. Perencana
strategis juga harus memantau kelompok stakeholders yang beragam, termasuk klien, pelanggan, pembayar, pesaing atau kolaborator.
2. Faktor lingkungan internal, yakni semua kondisi yang berasal dari dalam
organisasi yang dapat menjadikan kekuatan atau sebaliknya kelemahan. Adapun kondisi tersebut dapat berupa faktor sumber daya yang terdiri dari manusia,
ekonomi, informasi dan kemampuan faktor strategibagian, dan faktor pelaksana yang berupa hasil out put serta sejarah.
Setiap strategi tentunya harus seiring dengan paradigma pembangunan suatu daerah, terlebih yang berkaitan dengan anggaran daerah yang bersangkutan. Hal
tersebut perlu dilakukan untuk menghasilkan anggaran daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan dari masyarakat daerah setempat
terhadap pengelolaan daerah secara ekonomis, efisien dan efektif. Karena itulah strategi yang akan diterapkan harus dapat melihat semua hal. Adapun paradigma
anggaran daerah yang diperlukan dalam rangka penerapan strategi peningkatan PAD adalah Mardiasmo, 2002:
a. Anggaran daerah harus bertumpu, bertujuan dan berpihak pada kepentingan
publik;
Universitas Sumatera Utara
b. Anggaran daerah harus dikelola dengan baik agar menghasilkan sesuatu yang
baik dan berbiaya rendah; c.
Anggaran daerah harus mampu memberikan transparansi dan akuntabilitas secara rasional untuk keseluruhan siklus anggaran;
d. Anggaran daerah harus dikelola dengan pendekatan kinerja untuk seluruh jenis
pengeluaran maupun pendapatan; e.
Anggaran daerah harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di setiap organisasi yang terkait;
f. Anggaran daerah harus dapat memberikan keleluasaan bagi para pelaksananya
untuk memaksimalkan pengelolaan dana dengan memperhatikan prinsip value for money.
Menurut Soekarwo dalam Kadir 2008, Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD dapat dilaksanakan melalui beberapa hal, yaitu:
1. Ekstensifikasi,yaitu suatu kegiatan yang dilakukan melalui penggalian sumber
penerimaan baru dengan pemanfaatan potensi daerah yang mampu memberikan keuntungan ekonomis kepada pemerintahan dan masyarakat luas lainnya.
2. Intensifikasi, yaitu kegiatan yang dilakukan mengefektifkan perbaikan dan
pembaharuan seluruh data yang berkaitan penerimaan daerah, pembaharuan data dilaksanakan secara berkala, serta dengan menerapkan pengecekan ulang secara
acak pada sebahagian sumber pendapatan asli daerah, kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan:
Universitas Sumatera Utara
a. Pendataan dan peremajaan objek dan subjek pajak dan retribusi daerah
sehingga seluruh sumber-sumber pendapatan asli daerah dapat digali dan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan;
b. Mempelajari dan menelaah kembali pajak-pajak daerah yang dipangkas
dicabut kembali guna mencari kemungkinan untuk dialihkan menjadi retribusi daerah;
c. Mengintensifikasi penerimaan retribusi daerah;
d. Memperbaiki sarana dan prasarana pungutan yang belum memadai, sehingga
seluruh pungutan merupakan pembiayaan berdasarkan sarana dan prasarana yang baik.
3. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Menurut Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor: 06PJ.92001, bahwa dalam rangka meningkatkan jumlah penerimaan Pajak, ada dua strategi yang dapat
dilaksanakan, yaitu: a.
Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam
administrasi Direktorat Jenderal Pajak DJP. b.
Intensifikasi pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam
administrasi DJP, dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Analisis SWOT