23
C. Hak Anak Mendapat Pendidikan
Hak untuk memperoleh pendidikan merupakan bagian dari HAM. Pendidikan adalah suatu hal yang luar biasa pentingnya bagi Sumber Daya
Manusia, demikian pula dengan perkembangan sosial ekonomi dari suatu negara. Hak untuk memperoleh pendidikan telah dikenal sebagai salah satu
HAM Hak Asasi Manusia, sebab HAM tidak lain adalah suatu hak dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang. Hak memperoleh pendidikan sangat
berkaitan erat dengan HAM. Tanpa adanya pendidikan, kehidupan tidak akan mempunyai arti dan nilai martabat dan inilah sebenarnya maksud dari HAM
itu sendiri, dimana setiap orang mempunyai hak untuk menjadi seorang manusia seutuhnya.
Hak anak adalah bagian dari Hak Asasi Manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah
dan negara. Hak-Hak yang dimiliki anak banyak sekali di antaranya adalah hak memperoleh pendidikan. Hak memperoleh pendidikan sangat berkaitan
erat dengan HAM. Tanpa adanya pendidikan, kehidupan tidak akan mempunyai arti dan nilai martabat.
D. Youth Forum Yogyakarta
Youth Forum merupakan kelompok pelajar yang difasilitasi oleh PKBI. Youth Forum adalah sebuah komunitas tempat berkumpulnya remaja
untuk menyuarakan hak-haknya, wadah bagi remaja yang mengedukasi teman remaja mengenai isu-isu seputar seksualitas dan kesehatan reproduksi.
24 Seperti halnya Forum remaja seluruh Yogyakarta, dan setiap daerah terdapat
Youth Forum yang memiliki misi kesetaraan gendere dan mengedukasi remaja mengetahui hal-hal yang dianggap tabu, wadah untuk remaja untuk
membantu remaja lain yang mempunyai masalah dan memberikan informasi terkait seks education.
Youth Forum adalah organisasi dari remaja, oleh remaja, dan untuk remaja yang peduli pada isu-isu seksualitas dan hak-hak para remaja. Youth
Forum bisa dikatakan juga sebagai pelayanan manusia. Pelayanan manusia merupakan pelayanan yang bergerak di bidang kemanusiaan yang dimana
Youth Forum memberikan pelayanan yang memfokuskan kepada hak-hak remaja yang meliputi kesehatan remaja serta memperjuangkan hak
pendidikan bagi siswi yang mengalami kehamilan tidak diinginkan khususnya di wilayah Yogyakarta. Dalam teori hubungan sosial, perhatian
para ahli lebih banyak diberikan pada variabel-variabel yang berhubungan dengan pengaruh komunikasi, khusunya yang menyangkut adopsi dan
innovasi serta perubahan sosial sosial change. Teori hubungan sosial bahwa dalam menerima pesan-pesan komunikasi yang disampaikan oleh
media, orang lebih banyak memperolah pesan itu melalui hubungan atau kontak dengan orang lain dari pada menerima langsung. Maka dari itu engan
adanya keprihatinan remaja terhadap masalah di sekitarnya salah satunya masalah di sekolah serta isu-isu kesehatan reproduksi yang di ambil dari
berbagai media massa yang tidak jelas sumbernya, serta sekolah memiliki
25 masalah yang dialami siswi salah satunya beberapa siswi yang mengalami
KTD yang menyebabakan remaja tidak mendapatkan tempat yang layak dalam pendidikan, bahkan hak-hak mereka sebagai anak yang mendapatkan
pendidikan terkadang kurang diperhatikan serta mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan, banyak faktor terjadinya KTD salah satunya adalah
KDP kekerasan dalam pacaran, pelecehan seksual, atau pemerkosaan.
1. Youth Forum sebagai Gerakan Sosial
Gerakan sosial yang kekurangan perspektif teoritis yang lebih luas dan menjelaskan dari macam apa yang akan ditimbulkan. Teori sosial
kritis bahkan berdampak pada bagaimana manusia menjalankan analisis kuantitatif dengan menunjukkan ketidakmenentuan yang melekat secara
inherean dalam operasionalisasi empiris atas berbagai vaiabel. Dalam implementasinya Youth Forum dapat dikatakan sebagai
Gerakan Sosial karena Youth Forum bergerak di bidang sosial yang berada di masyarakat untuk memperjuangkan berbagai petisi khususnya
di kalangan remaja seperti teori Richardson, 1990b; Clough, 1992, 1994 bahwa peneliti sosial memperlakukan kata-kata manusia tentang
pengalaman mereka bukan hanya sebagai sumber data yang sahih, namun juga sebagai pandangan teoritis. Maka dari itu organisasi Youth Forum
bukan hanya saja untuk melihat seberapa penting memperjuangkan hak pendidikan akan tetapi juga seberapa pentingnya pertolongan gerakan
sosial untuk orang lain disini Youth Forum tidak hanya dengan melooby
26 akan tetapi Youth Forum juga berupaya untuk memberikan informasi
melalui media massa agar dapat menjangkau setiap kalangan dimasyarakat.
2. Youth Forum Sebagai Komunikasi Massa
Organisasi Youth Forum juga sebagai komunikasi massa. Komunikasi massa disini adalah jenis khusus dari komunikasi sosial yang
melibatkan berbagai kondisi pengoperasian, terutama sifat khalayak, sifat bentuk komunikasi dan sifat komunikatornya. Komunikasi khalayak ini
ditunjukkan kerah khalayak luas atau juga bisa di komunikasi massa adalah tunjukan sebagai komunikasi umum, bukan bersifat pribadi.
Pesan-pesan tidak hanya ditujukan kepada satu individu saja akan tetapi pesan pesan tersebut dimaksudkan untuk menjangkau khalayak luas.
Komunikasi massa dan sosialisasinya. Sosialisasi adalah proses ketika
individu mendapatkan
kebudayaan kelompok
dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma-norma sosialnya,
sehingga membimbing orang itu untuk memperhitungkan harapan- harapan orang lain penting untuk ditegaskan bahwa sosialisasi tidak
pernah “total” dan merupakan proses yang terus berlangsung bergerak sejak masa kanak-kanak sampai usia tua beberapa norma seperti, pacaran,
ditangguhkan sampai usia berikutnya. Peranan komunikasi masa seperti Youth Forum perlu diteliti dan kita perlu mengetahui sampai sejauh mana
27 sosialisasi yang dilakukan Youth Forum ini disampaikan apakah
memperkuat atau memperlemah control sosial di masyarakat.
C. Kebijakan Pemenuhan Hak Pendidikan Bagi Warga Negara
1. Hak Pendidikan Bagi Warga Negara
Pemerintah merupakan pihak yang diberikan kewenangan dan tanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut
dapat diketahui dalam alenea ke empat pembukaan Undang – Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Alenia tersebut berisi
tentang :
“Kemudian dari pada itu membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang dasar Negara
Indonesia” Berdasarkan ketentuan dalam alenia tersebut bahwa pemerintah
mempunyai kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan dengan cara
menyelenggarakan pendidikan di setiap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan
sebagaimana yang sudah diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 28C ayat 1 UUD Negara
28 Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa setiap orang berhak
mengembangkan diri mealalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni budaya demi meningkatkan kualitas hidup dan demi kesejahteraan umat manusia.
Pendidikan merupakan hak asasi manusia. Pasal 2 Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 HAM Hak Asasi Manusia berisi
ketentuan bahwa : Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi Hak
Asasi Manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrat melekat dan tidak terpisahkan dari manusia, yang
harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan
serta keadilan.
Pasal tersebut menyatakan bahwa Indonesia mengakui dan melindungi HAM Hak Asasi Manusia. Perlindungan terhadap HAM
merupakan upaya meningkatkan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan. Pemerintah harus
melaksanakan upaya-upaya dalam rangka menegakkan perlindungan terhadap hak asasi manusia, khususnya dalam hal mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pasal 3 ayat 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, bahwa setiap orang berhak atas perlindungan hak
asasi manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi. Pemerintah mengemban kewajiban dalam rangka mencerdaskan
29 kehidupan
bangsa dengan
membuat kebijakan
yang bersifat
nondiskriminasi.
2. Hak Perlindungan Anak dan Peserta Didik
Anak merupakan potensi penerus cita cita penerus bangsa. Setiap anak telah dianugrahi Tuhan Yang Maha Esa berbagai macam potensi
yang dimilikinya. Potensi yang dimiliki setiap anak merupakan bekal untuk mendedikasikan kepada bangsa dan Negara. Anak perlu mendapat
kesempatan tumbuh dan berkembang dengan wajar, baik secara rohani dan jasmani, maupun sosial dalam rangka memikul tanggung jawab
untuk mendedikasikan kepada bangsa dan Negara. Pemenuhan terhadap kesempatan tumbuh kembang anak memberikan pengaruh besar terhadap
cara pandang mengenai nilai nilai kehidupan secara ideal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Anak memerlukan kepastian hukum untuk menjamin tanggung jawab yang diemban agar terlaksana dengan baik dan lancar. Pemenuhan
kepastian hukum
tersebut akan
berdampak pada
tercapainya kesejahteraaan dan perlindungan hukum terhadap anak anak.
Ketercapaian kesejahteraan dan perlindungan hukum terhadap anak. Ketercapaian kesejahteraan dan perlindungan hukum merupakan dua hal
yang berbeda, tetapi tidak terpisahkan. Kesejahteraan akan memberikan nilai pemanfaatan yang diperoleh dari hasil yang telah diusahakan,
kepastian hukum memberikan keyakinan dan sifat pasti terhadap suatu
30 hal yang diharapkan secara hukum. Kedua hal tersebut sangat erat
kaitanya dengan upaya mewujudkan pembangunan nasiaonal Undang Undang Nomer 4 Tahun 1979 Kesejahteraan Anak.
Pembangunan nasional merupakan usaha yang hendak dicapai masyarakat untuk melakukan pembangunan bangsa dan Negara. Usaha
untuk mencapai pembangunan nasional disesuaikan dengan nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang dasar Negara Indonesia tahun 1945. Nilai-
nilai Pancasila merupakan pedoman bagi bangsa Indonesia untuk mencapai pembangunan nasional demi mencapai hidup sejahtera.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan jaminan dasar bagi hak-hak warga Negara untuk
mendapatkan hidup sejahtera. Jaminan terhadap hak kesejahteraan telah diatur dalam pasal 31
ayat 5 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal tersebut mengisi 4 pokok yaitu pemajuan Ilmu Pengetahuan,
teknologi dan menjunjung nilai-nilai agama, serta persatuan bangsa. keempat hal pokok tersebut sangat penting untuk menjamin kesejahteraan
rakyat sangat mendukung berhasilnya pembangunan nasional. Pembangunan nasional mampu memberikan kesejahteraan kepada
seluruh manusia, termasuk anak. Kesejahteraan tersebut dapat tercapai apabila pembangunan nasional ditunjukkan terhadap pemenuhan hak-hak
dan kewajiban anak. Pemenuhan kesejahteraan anak akan terjamin
31 apabila ada kepastian hukum. Bentuk kepastian hukum terhadap
kesejahteraan anak yaitu Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Undang-Undang tersebut memberikan kepastian
hukum dalam rangka memberikan kesejahteraan kepada anak. Bentuk kesejahteraan yang diperoleh anak terhadap suatu tata kehidupan dan
penghidupan antara lain menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak secara wajar, baik secara rohani, jasmani, dan sosial.
Salah satu pembangunan nasional yang dapat memberikan jaminan terhadap hak dan kewajiban anak adalah pembangunan nasional dalam
bidang pendidikan. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencapai kualitas manusia Indonesia yang sejahtera.
Pencapaian kualitas pendidikan yang dapat menyejahterakan adalah pemberian hak-hak dan kewajiban-kewajiban orang tua dan pemerintah
kepada anak. Orang tua mempunyai kewajiban memberikan pendidikan yang layak bagi anak. Pemerintah mempunyai kewajiban meningkatkan
mutu pendidikan Indonesia. Cita-cita tersebut dapat dicapai dengan cara melakukan kerja sama antar kedua komponen tersebut. Bentuk kerjasama
dapat dilakukan dengan mewujudkan tata pemerintah dan pengelolaan manajeman pendidikan yang baik. Kedua hal tersebut diharapkan dapat
menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pemerintah harus membuat sistem yang mampu
mengakomodasi ketercapaian tujuan tersebut.
32 Pada
dasarnya kewajiban
pemerintah sudah
tercantum sebagaimana yang terdapat dalam alinea keempat Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kewajiban Negara tersebut didasarkan pada tujuan Negara yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa’’ merujuk pada usaha membangun manusia Indonesia yang mempunyai kualitas
yang baik dan sumber daya manusia yang unggul. Untuk mencapai itu maka tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa harus dilakukan.
Bagaimana cara mencerdaskan kehidupan bangsa? Pertanyaannya ini tentu akan ditanyakan oleh setiap orang. Mencerdaskan kehidupan
bangsa dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik yaitu pendidikan yang nondiskriminasi. Kata
‘’nondiskriminasi’’ memperlihatkan
suatu pendidikan
yang menyamaratakan seluruh peserta didik, baik itu perempuan maupun laki-
laki.
D. Peserta Didik Perempuan Hamil dalam Memenuhi Hak Pendidikan
1. Pendidikan Seks bagi Remaja
Anggapan sebagian orang tua bahwa membicarakan masalah seks
adalah suatu hal yang tabu sebaiknya dihilangkan. Anggapan seperti inilah yang menghambat penyampaian pengetahuan seks yang
seharusnya sudah dapat dimulai dari segala usia. Disamping tabu kemungkinan besar para orang tua merasa khawatir jika mengetahui lebih
33 banyak masalah seksualitas, anak akan semakin meningkatkan rasa
penasaran dan keberaniannya untuk mempraktikan seks tersebut. Mencegah pengaruh dari luar untuk memenuhi rasa keingin
tahuannya anak mungkin tak perlu dilakukan. Pasalnya, setiap anak sehat pasti ingin sekali mengetahui perkembangan dan perbedaan anggota
tubuhnya degan orang lain. Ingin merasakan dan mengetahui arti ciuman dan sentuhan seperti yang sering dilihatnya, baik di TV atau lingkungan
sekitarnya. Bisa juga anak tersebut ingin mengetahui perasaan, khayalan seksual, dan proses terjadinya reproduksi yang mungkin masih
membingungkan. Pendidikan seks disini dapat membantu para remaja laki-laki maupun perempuan untuk mengetahui risiko dari sikap seksual
mereka dan mengajarkan pengambilan keputusan seksualnya secara dewasa, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan diri sendiri
maupun orang tua. Pada usia remaja, seorang anak belum dapat bertanggung jawab
sepenuhnya. Hal-hal yang mereka lakukan hanya merupakan kesenangan sesaat. Ketidakjelasan pendidikan seks dari orang tuanya akan
menimbulkan berbagai masalah yang mengacu pada gangguan seksual ketika memasuki kehidupan seksual sebenarnya dengan pasangannya,
oleh Karena itu, sangat dibutuhkan bimbingan dari orang tuanya yang memang sudah seharusnya memiliki kedekatan hubungan dengan si anak.
34 Memberikan
pendidikan seks
pada remaja,
maksudnya membimbing dan menjelaskan tentang perubahan fungsi organ seksual
sebagai tahapan yang harus dilalui dalam kehidupan manusia. Selain itu harus memasukan ajaran agama dan norma-norma yang berlaku.
2. Peserta didik sebagai subjek pendidikan
Subjek pendidikan sangat mempengaruhi pelaksanaan sistem pendidikan. Subjek pendidikan dapat dibagi menjadi dua yaitu subjek
penerima dan pemberi. Subjek penerima yaitu peserta didik dan subjek pemberi pendidik. Begitu pentingnya kedua subjek ini sehingga Noeng
Muhadjir sebagaimana dikutip Dwi Siswoyo, dkk 2008:86 menyatakan bahwa kedua subjek tersebut menjadi unsur dasar pembentukan aktivitas
pendidikan.
Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional berisi rumusan bahwa peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Peserta didik pada dasarnya orang yang membutuhkan
arah dan bimbingan untuk tumbuh dan berkembang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang tua dan masyarakat mempunyai peran
penting dalam membantu mengembangkan potensi diri peserta didik, sehingga peserta didik mempunyai kualitas karakter dan kepribadian
yang baik. Karakter dan kepribadian merupakan aspek penting dari
35 kualitas manusia yang ikut menentukan kemajuan suatu bangsa ke depan
Rohman M, Noor, 2012:25 Pasal 12 ayat 1 Undang
– Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional memberikan hak kepada peserta didik. Hak
yang diberikan tersebut merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan peserta didik dan perlindungannya pemerintah kepada peserta didik atas hak
pendidikan. Pasal tersebut mengisyaratkan bahwa pemerintah berupaya menghilangkan diskriminasi terhadap peserta didik atas hak pendidikan.
Hak peserta didik berdasarkan Pasal 12 ayat 1 Undang – Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut.
a. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. b.
Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
c. Mendapat beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya. d.
Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.
e. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing -masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
36 Berdasarkan Hak-Hak Peserta Didik yang diutarakan di atas, dapat
dilihat bahwa pemerintah berupaya memberikan akses pemenuhan hak pendidikan kepada semua warga Negara. Pemenuhan hak pendidikan
kepada semua warga Negara merupakan kewajiban Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain mempunyai hak pendidikan, peserta didik
juga mengembangkan kewajiban dalam program pemenuhan pendidikan
3. Pemenuhan Hak Perempuan
Wanita dan perempuan memiliki arti yang bermacam-macam. Sejatinya perempuan dan wanita memiliki ciri alamiah yang sama.
Wanita dalam bahasa Jawa wani ditata, artinya berani ditata. Pemahaman diri ini merupakan salah satu bentuk awal terjadinya perbedaan peran
antara perempuan dan laki-laki. Perempuan dalam konteks tersebut dapat dimaknai sebagai seseorang yang bisa diatur atau menurut bila di atur
Zaitunah Subhan, 2014:2. Kata perempuan sering digunakan oleh para femini menurut kaum feminis, kata wanita merupakan kata halus bahasa
Indonesia sedangkan kata perempuan merupakan kata halus dalam bahasa Melayu Zaitunah Subhan, 2014:6.
Seorang perempuan mempunyai kebebasan
yang sama selayaknya seorang laki-laki. Kebebasan tersebut merupakan bagian dari
hak setiap orang. Artinya sebagaimana dikutip Moh. Roqib 2003:57 menyatakan bahwa kebebasan yang sehat itu kebebasan yang
bependapat dalam arti mengganggu hak kebebasan orang lain yang tidak
37 lain merupakan saudara. Perempuan seyogyanya diberikan akses yang
sama dengan laki-laki dalam rangka memenuhi kebutuhan sebagai mahluk individu dan mahluk sosial.
Mansour Fakih 2013:9 menyatakan bahwa sejatinya perbedaan antara perempuan dan laki laki hanyalah sebuah konstruksi sosial. Hal
senada di sampaikan Zaitunah Subhan 2004: 13 bahwa faktor-faktor yang mengkonstruksi lahirnya perbedaan perempuan dan laki-laki yaitu
kultur dan struktur sosial. Pembentukan kultur ini dipengaruhi oleh ideologi dan system keyakinan selama berabad-abad. Dengan demikian,
sesuatu yang relative tersebut kemudian terkonstruksi seakan akan alami.
Permasalahan yang dihadapi perempuan salah satunya adalah KTD dan aborsi serta proses kelahiran. Hal tersebut merupakan
permasalahan yang serius, bukan berkenaan dengan perempuan saja tetapi dengan kelangsungan hidup manusia. Apabila perempuan
mengalami keguguran kandungan atau kematian bayi secara sengaja maka secara otomatis telah terjadi pelanggaran hak terhadap perempuan
dan anak yang dikandung. Perempuan mempunyai tiga hak dalam dirinya. Hak perempuan
sebagai seorang pribadi, seorang istri, dan seorang ibu. Hak seorang perempuan sebagai seorang pribadi yaitu hak dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya secara pribadi dalam rangka meningkatkan
38 kemampuan dalam potensi diri. Hak perempuan sebagai seorang istri
yaitu hak mendapatkan perlakuan dan penghormatan yang baik dari suami dan seluruh anggota keluarga. Hak perempuan sebagai seorang
ibu yaitu hak mengurus anak dan membesarkannya serta membimbing anak.
Perempuan seharusnya diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Dia bisa mengembangkan potensi diri
sesuka hatinya sesuai minat dan bakat yang dimiliki dan tentu harus memperhatikan nilai norma dalam masyarakat. Seorang perempuan yang
telah menikah tentu bisa menempatkan dirinya tidak hanya sebagai seorang istri suami. Dia juga bisa berkontribusi di masyarakat.
Pengekangan terhadap aktualisasi diri yang dilakukan kepada perempuan merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
Perempuan mempunyai hak mendapatkan rasa aman dan nyaman dalam keluarga. Dia patut diperlakukan baik sebagai seorang istri dalam
lingkungan keluarga. Suami seyogyanya memberi dukungan terhadap peran istri dalam keluarga. Dukungan suami sangat pentig dalam
membantu menciptakan pemenuhan hak seorang istri. Perempuan memiliki hak sebagai seorang ibu. Dia berhak
mengandung, melahirkan dan menyusui. Perlakuan baik kepada perempuan dalam rangka melaksanakan kodratnya merupakan bentuk
pemenuhan hak perempuan sebagai seorang ibu.
39 Pemenuhan hak-hak perempuan tersebut harus dilakukan secara
seimbang. Perempuan yang sudah menikah dan mempunyai anak bisa mendapatkan ketiga hak tersebut. Akan tetapi perlu diperhatikan oleh
perempuan bahwa pemenuhan hak tersebut tidak menjadi benar apabila mengesampingkan hak-hak yang lain. Secara alamiah perempuan yang
menjadi istri dan ibu harus mengedepankan pemenuhan hak-hak tersebut terlebih dahulu karena pemenuhan kedua hak tersebut akan berhubungan
secara langsung dengan kewajibannya dan pemenuha hak orang lain. Jadi, dalam hak ini pemenuhan hak perempuan sebagia istri dan ibu
akan berhubungan langsung dengan kewajibanya. Walaupun begitu, hak perempuan secara pribadi tidak menjadikanya termarjinalkan. Dia juga
bisa memenuhi hak-hak pribadinya secara seimbang, sebagai contoh dia seorang wanita karier dan ibu rumah tangga serta seorang istri tidak
sedikit perempuan yang bisa memerankannya.
4. Kesempatan Perempuan dan Laki- Laki dalam Pendidikan
Peserta didik yang mengalami diskriminasi berdasarkan jenis kelamin sering terjadi. Kasus yang paling sering terjadi yaitu
diskriminasi terhadap peserta didik perempuan hamil. Kehamilan merupakan suatu hal yang bersifat alamiah. Kehamilan tidak bisa di
jadikan sebab seorang peserta didik perempuan mendapatkan diskriminasi dalam rangka pemenuhan hak pendidikannya. Peserta didik
perempuan hamil yang didiskriminasi mengakibatkan dirinya tidak
40 mendapatkan hak secara wajar sebagai peserta didik. Perbuatan tersebut
merupakan pelanggaran hukum. Berbagai peraturan perundang- undangan mengatur bahwa semua warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan. Peraturan perundang-undangan tidak mendiskriminasikan peserta
didik dalam memenuhi haknya. Peraturan perundang-undangan justru memberikan hak penuh dan khusus kepada semua peserta didik tanpa
terkecuali. Dalam beberapa kasus menunjukan adanya ketidaksesuaian antara hal yang seharusnya dengan realita yang terjadi seperti adanya
peserta didik yang tidak bisa mengikuti UN Ujian Nasional karena hamil. Hal ini tentu dapat diindikasikan adanya ketimpangan dalam
pengimplementasian hak
perlindungan terhadap
peserta didik
perempuan hamil. Tindakan tersebut sudah merebut hak pendidikannya yang berakibat orang tersebut gagal mewujudkan pribadi yang cerdas,
beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
E. KTD Kehamilan Tidak di Inginkan
1. Pengertian KTD
Menurut kamus istilah program keluarga berencana, kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang dialami oleh
seorang perempuan yang sebenarnya belum menginginkan atau sudah tidak menginginkan hamil BKKBN, 2007. Sedangkan menurut PKBI,
kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan
41 tidak menghendaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan.
Kehamilan juga merupakan akibat dari suatu perilaku seksual yang bisa disengaja maupun tidak disengaja. Banyak kasus yang menunjukkan
bahwa tidak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab atas kondisi ini.
Kehamilan yang tidak diinginkan ini dapat dialami, baik oleh pasangan yang sudah menikah maupun belum menikah PKBI, 1998.
Istilah kehamilan yang tidak diinginkan merupakan kehamilan yang tidak menginginkan anak sama sekali atau kehamilan yang diinginkan
tetapi tidak pada saat itu mistimed pregnancy kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah direncanakan, sedangkan kehamilan yang
diinginkan adalah kehamilan yang terjadi pada waktu yang tepat. Sementara itu konsep kehamilan yang diinginkan merupakan kehamilan
yang terjadinya direncanakan saat seorang ibu menggunakan metode kontrasepsi atau tidak ingin hamil namun tidak menggunakan
kontrasepsi apapun. Kehamilan yang berakhir dengan aborsi dapat diasumsikan sebagai kehamilan yang tidak diinginkan. Semua
definisi ini menunjukkan bahwa kehamilan merupakan keputusan yang disadari Santelli, 2003:4.
Definisi kehamilan tidak diinginkan menurut Jain 1999 adalah gabungan dari kehamilan yang tidak diinginkan sama sekali
unwanted pregnancy dan kehamilan yang diinginkan tetapi tidak
42 disaat itu mistimed preganancy. Kehamilan tidak diinginkan
berhubungan dengan meningkatnya risiko morbiditas wanita dan dengan perilaku kesehatan selama kehamilan yang berhubungan
dengan efek yang buruk. Sebagai contoh, wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mungkin menunda pelayanan prenatal yang
pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan bayinya. a.
Perkembangan Seksual Seksualitas tidak semata-mata merupakan body chemistry,
tetapi lebih merujuk pada situasi sosial dan pengharapan. Laki-laki dan perempuan yang dihasilkan dari peran-peran tersebut. Sehingga
dapat dikatakan bahwa seksualitas adalah sesuatu yang dipelajari dan merupakan konstruksi sosial. Seksualitas adalah hasil belajar dalam
interaksi dengan orang lain Plummer, 1975:30. Cara belajar berperilaku seksual dapat dibedakan sedemikian
rupa hingga dewasa. Seseorang dapat belajar dengan membayangkan objek atau orang yang dapat memberikan kepuasan seksual. Akan
tetapi untuk berperilaku, orang selalu ditanamkan jaringan norma paksaan yang mendefinisikan Penghargaan, pujian, hadiah, atau
hukuman pada masa kanak-kanak membantu seseorang untuk mendefinisikan seksualitas yang dapat diterima.
43 b.
Seks di Luar Nikah Menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan hubungan
seks di luar nikah ini terbagi dalam beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
1 Tekanan yang datang dari teman sepergaulan
Lingkungan pergaulan yang telah dimasuki oleh seseorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang
belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat daripada tekanan
yang didapat dari pacarnya sendiri. Pada umumnya remaja melakukan hal tersebut hanya sebatas ingin membuktikan bahwa
dirinya sama dengan teman-temanya, sehingga dapat diterima menjadi bagian dari anggota kelompoknya seperti yang di
inginkan. 2
Adanya Tekanan dari Pacarnya Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai,
seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan risiko yang nanti dihadapi.
3 Adanya kebutuhan Badaniah
Seks menurut beberapa ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi, wajar saja
jika semua orang, tidak terkecuali remaja menginginkan
44 hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut
tidak sepadan dibandingkan dengan risiko yang akan dihadapi. 4
Rasa Penasaran Pada usia remaja, rasa keingintahuannya begitu besar terhadap
seks apalagi dengan ditambahnya informasi yang tidak terbatas masuknya. Rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka
untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkan.
5 Pelampiasan Diri
Faktor ini tidak datang dari diri sendiri, misalnya, karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat bahwa
sudah tidak ada lagi yang dapat di banggakan di dalam dirinya. Dengan pikiran putus asanya tersebut ia akan mencari
pelampiasan yang malah akan menjerumuskanya ke dalam pergaulan bebas.
Faktor lainya dari keluarga, keluarga yang terlalu memberikan aturan yang sangat tidak berdasarkan kepentingan bagi keduanya
orang tua dan anak. Akibatnya, remaja tersebut memberontak merasa
tertekan sehingga
membebaskan dirinya
dengan menunjukkan sikap pemberontak yang salah satunya dalam masalah
seks. Hubungan seksual tidak hanya di ukur dari kenikmatan semata.
45 Namun juga menyangkut seluruh tanggung jawab diatara kedua
belah pihak laki-laki dan perempuan.
F. Hak-Hak Seksual dan Hambatan Pemenuhanya
1. Pengertian Hak-Hak Seksual
Hak seksual adalah bagian integral dan merupakan unsur penting dari HAM Hak Asasi Manusia. HAM adalah hak yang melekat pada semu
manusia tanpa diskriminasi apapun warga negara, tempat tinggal, gender, kebangsaan atau keturunan, warna kulit, agama, bahasa, atau status lain kita,
seperti umur, kecacatan, status kesehatan, orietasi seksual atau identitas gender kita. Hak-hak ini, apakah hak sipil ataupun hak politik seperti hak
hidup, kesetaraan di hadapan hukum dan kebebasan berekspresi atau hak-hak ekonomi, sosial dan budaya seperti hak untuk bekerja, jaminan sosial dan
pendidikan tak terpisahkan, universal, saling terkait dan saling tergantung.
Setiap orang memiliki hak atas seksualnya yang tidak dapat diabaikan sedikitpun tanpa mengenal pembedaan dalam identitas kelamin, identitas
gender, dan orientasi seksualnya. Karena itu, negara dan masyarakat berkewajiban
membantu terpenuhnya
hak seksual
tersebut serta
mempromosikan prinsip nondiskriminasi, prinsip nonkekerasan, dan prinsip kesetaraan bagi semuah orang, berbagai instrument HAM internasional
meyatakan bahwa pemenuhan hak seksual manusia didasarkan pada tujuan prinsip utama.
46
G. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan Amrina Rosada 2015 dengan judul “Implementasi kebijakan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Anak
Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Luar Biasa Kota Yogyakarta”. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu meneliti tentang pendidikan kesehatan
reproduksi di Yogyakarta perbedaanya adalah peneliti ini fokusnya kepada pendidik untuk anak luar biasa sedangkan “Implementasi Program Youth
Forum dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi siswi yang mengalami Kehamilan Tidak di Yogyakarta lebih fokus dengan program yang dimiliki
oleh Youth Forum dalam memperjuangkan hak-hak pendidikan untuk siswi
Kehamilan Tidak Diinginkan.
Hasil dari penelitian ini. Implementasi kebijakkan kesehatan reproduksi di sekolah luar biasa dilaksankan dengan cara yang berbeda sesuai
dengan kebijakan dan kebutuhan sekolah. Di SLB-A Yaketinus implementasi pendidikan kesehatan reproduksi ini dilaksanakan pada mata pelajaran khusus
pendidikan kesehatan reproduksi.
H. Kerangka Pikir