Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program Youth

102 mereka juga lingkungan sekolah mereka dan masalah di sekitar mereka tawuran, bullying, kekerasan di sekolah. ”TR582016 Turlap merupakan kegiatan turun ke lapangan yang bertujuan mengajak anak anak SMASMK untuk sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi dan bahayanya pergaulan bebas serta untuk teman sebayanya. Pelaksanaan turlap dilakukan oleh relawan PKBI hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh relawan PKBI dalam wawancara sebagai berikut: “…..turun lapangan yang bertujuan mengajak siswi dan siswa untuk aktif dan peka di dalam permasalahan yang ada di sekitarnya. Kadang juga kita adakan seperti sharing antara PE, CO, dan Youth Forum. Sharing masalah yang terjadi di sekolah…..”IDYRelawan582016 “….fungsinya untuk pengenalan juga sosialisasi tentang kesehatan reprod uksi yang benar….”RBTYF582016 Dalam kegiatan turlap juga diadakan sharing terkait masalah yang terjadi di lingkungan sekolah mereka, dalam keterlibatan sharing tersebut adalah PE, Youth Forum, Relawan itu sendiri tour juga bertujuan untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi dengan baik dan benar.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program Youth

Forum Dalam menjalankan program Youth Forum yang dibuat melalui pengamatan kebijakan, program serta strategi yang dirumuskan dan disepakati bersama, keberhasilan yang didapat tersebut tentunya tidak lepas dari faktor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan program tersebut. Faktor pendukung pelaksanaannya program Youth Forum 103 di Yogyakarta adalah. Anggota Youth Forum maupun stafnya yang berkomitmen untuk menjadi relawan ataupun anggota Youth Forum serta memberikan motivasi dan ikut berkontribusi dengan baik. Peran aktif anggota serta relawan Youth Forum Yogyakarta Adanya lembaga PKBI DIY sebagai fasilitator mitra yang baik dan juga yang mendukung serta mengayomi mendampingi program yang dijalankan atau yang dibuat oleh Youth Forum Adanya kerjasama yang baik dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Sekolah-sekolah. Sekolah yang memiliki kesadaran yang baik terkait kesehatan kesehatan rerproduksi juga pentingya hak pendidikan bagi anak KTD. Faktor penghambat proses implementasi program Youth Forum dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi anak KTD di Yogyakarta Kebijakan sekolah yang belum mau memberikan isu kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum. Masyarakat beranggapan bahwa masih tabunya pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja peran orang tua yang tidak mendukung anaknya yang mengalami masalah KTD untuk tetap mendapatkan pendidikan Masih beranggapan bahwa KTD itu dikarenakan anak tersebut memang melakukan penyimpangan dalam berpacaran. Terkadang anak yang mengalami KTD masih ingin melanjutkan dan mengikuti ujian akan tetapi pihak sekolah tidak memperbolehkan. Minimnya peraturan yang memperkuat siswi KTD mendapatkan pendidikan. 104 Hal ini di sampaikan dalam wawancara sebagai berikut terkait masalah faktor penghambat yang dihadapai: “Kesadaran kesehatan untuk reproduksi itu sangat minim sehingga reproduksi itu dianggap yang tidak boleh diperbincangkan, nah itu sangat mempengaruhi orang untuk memeriksakan tubuhnya. PR kita bersama untuk memberikan pengertian di masyarakat agar kesehatan reproduksi itu tidak tabu dan anak yang mengalami KTD itu bukan di akibatkan dari si anak, mungkin adanya faktor lain seperti itu. Dengan begitu nanti mereka ketika sadar maka dia akan memahami. Jadi biasanya teman-teman Youth Forum itu akan memberikan info dimana kalau mereka sudah sadar dan kita nanti menjadi jembatan untuk masyarakat agar memeriksakan tubuhnya. Dengan membuka layanan remaja dan kalau pun nanti ada remaja yang seksual aktif dan misalnya ada gejala IMS atau keputihan yang tidak sehat maka nanti kita akan covering di pembiyaan untuk kesehatan nya di klinik PKBI jadi klinik PKBI merupakan rujukan implementasi programya Youth Forum. tidak semuah guru berani memperjuangkan karena seorang guru itu memiliki status PNS nya ketika guru itu terlalu frontal maka dia mempertaruhkan jabatannya seperti itu. Kalau ketemu kepala sekolah yang oke maka yaa bisa di ajak kerjasama kuncinya ada diguru guru sebagai kunci dan tidak semua sekolah itu guru kespro itu BK . Bisa saja dari guru agama. Karena kepedulian orang konseling itu tidak semuah bisa memiliki empati.” DNDIRCAB582016 “untuk relawan atau anggota kadang mereka pergi atau keluar tanpa kabar itu sih penghambatya, sama kalo di sekolah kadang gurunya susah buat diajak kerjasama untuk mengadakan edukasi terkait kesehatan reproduksi belum lagi nanti ada warga yang berpendapat bahwasanya kesehatan reproduksi itu gak baik kalo di bahas tabu gitu pok oknya”IDYRelawan582016 “untuk faktor pendukung kadang kepala sekolah ada yang mau terima untuk siswa yang jadi korban KTD, teman temanya mau memberikan suport agar korban tidak terlalu mengalami takanan batin. Faktor pengahambat sih sekolah gak mau nerima korban dikeluarkan dengan alasan menjelek- jelekan nama baik sekolah”TRYF582016 “faktor pendukung sih biasanya adanya dorongan dan persatuan sekolah serta lingkungan atas kepeduian kesehatan reproduksi yang benar bagi remaja kalaupun penghambata itu e biasanya kadang ada sifatkata yang diangap tidak pantas untuk dijelaskan di khalayak umum”. RBTYF582016 105 Kesimpulanya dari pemaparan wawancara di atas adalah masih enggannya guru yang mau memperhatikan masalah siswinya dikarenakan mempertaruhkan jabatan yang akan mengakibatkan mereka dapat dikenakan sanksi seperti pemindahan atau copot jabatan PNSnya. Tidak sedikit guru-guru yang memilih untuk bungkam atau acuh dalam permasalahan yang dialami siswinya. Serta tidak konsistenya relawan juga kepala sekolah yang tidak mau menerima siswinya memperjuangkan hak pendidikan bagi korban KTD juga kurangya pemahaman atas kesehatan reproduksi yang terkadang bahasa yang digunakan dianggap tabu tidak pantas di bicarakan di khalayak. Faktor pendukung biasanya terdapat sekolah yang masih mau menerima dan juga memperjuangkan dan terdapat teman sebaya yang mendukung mereka juga adanya guru yang mendukung edukasi kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah.

C. Pembahasan

1. Implementasi Program Youth Forum Dalam Memperjuangkan Hak

Pendidikan Bagi Siswi Yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan di Yogyakarta. Implementasi Program Youth Forum dalam memperjuangkan hak siswi yang mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan merupakan program berupa kegiatan bertujuan memperjuangkan adanya 4 petisi yang diperjuangkan oleh Youth Forum dan PKBI di setiap cabang khususnya