40 mendapatkan hak secara wajar sebagai peserta didik. Perbuatan tersebut
merupakan pelanggaran hukum. Berbagai peraturan perundang- undangan mengatur bahwa semua warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan. Peraturan perundang-undangan tidak mendiskriminasikan peserta
didik dalam memenuhi haknya. Peraturan perundang-undangan justru memberikan hak penuh dan khusus kepada semua peserta didik tanpa
terkecuali. Dalam beberapa kasus menunjukan adanya ketidaksesuaian antara hal yang seharusnya dengan realita yang terjadi seperti adanya
peserta didik yang tidak bisa mengikuti UN Ujian Nasional karena hamil. Hal ini tentu dapat diindikasikan adanya ketimpangan dalam
pengimplementasian hak
perlindungan terhadap
peserta didik
perempuan hamil. Tindakan tersebut sudah merebut hak pendidikannya yang berakibat orang tersebut gagal mewujudkan pribadi yang cerdas,
beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
E. KTD Kehamilan Tidak di Inginkan
1. Pengertian KTD
Menurut kamus istilah program keluarga berencana, kehamilan tidak diinginkan adalah kehamilan yang dialami oleh
seorang perempuan yang sebenarnya belum menginginkan atau sudah tidak menginginkan hamil BKKBN, 2007. Sedangkan menurut PKBI,
kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan
41 tidak menghendaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan.
Kehamilan juga merupakan akibat dari suatu perilaku seksual yang bisa disengaja maupun tidak disengaja. Banyak kasus yang menunjukkan
bahwa tidak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab atas kondisi ini.
Kehamilan yang tidak diinginkan ini dapat dialami, baik oleh pasangan yang sudah menikah maupun belum menikah PKBI, 1998.
Istilah kehamilan yang tidak diinginkan merupakan kehamilan yang tidak menginginkan anak sama sekali atau kehamilan yang diinginkan
tetapi tidak pada saat itu mistimed pregnancy kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah direncanakan, sedangkan kehamilan yang
diinginkan adalah kehamilan yang terjadi pada waktu yang tepat. Sementara itu konsep kehamilan yang diinginkan merupakan kehamilan
yang terjadinya direncanakan saat seorang ibu menggunakan metode kontrasepsi atau tidak ingin hamil namun tidak menggunakan
kontrasepsi apapun. Kehamilan yang berakhir dengan aborsi dapat diasumsikan sebagai kehamilan yang tidak diinginkan. Semua
definisi ini menunjukkan bahwa kehamilan merupakan keputusan yang disadari Santelli, 2003:4.
Definisi kehamilan tidak diinginkan menurut Jain 1999 adalah gabungan dari kehamilan yang tidak diinginkan sama sekali
unwanted pregnancy dan kehamilan yang diinginkan tetapi tidak
42 disaat itu mistimed preganancy. Kehamilan tidak diinginkan
berhubungan dengan meningkatnya risiko morbiditas wanita dan dengan perilaku kesehatan selama kehamilan yang berhubungan
dengan efek yang buruk. Sebagai contoh, wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mungkin menunda pelayanan prenatal yang
pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan bayinya. a.
Perkembangan Seksual Seksualitas tidak semata-mata merupakan body chemistry,
tetapi lebih merujuk pada situasi sosial dan pengharapan. Laki-laki dan perempuan yang dihasilkan dari peran-peran tersebut. Sehingga
dapat dikatakan bahwa seksualitas adalah sesuatu yang dipelajari dan merupakan konstruksi sosial. Seksualitas adalah hasil belajar dalam
interaksi dengan orang lain Plummer, 1975:30. Cara belajar berperilaku seksual dapat dibedakan sedemikian
rupa hingga dewasa. Seseorang dapat belajar dengan membayangkan objek atau orang yang dapat memberikan kepuasan seksual. Akan
tetapi untuk berperilaku, orang selalu ditanamkan jaringan norma paksaan yang mendefinisikan Penghargaan, pujian, hadiah, atau
hukuman pada masa kanak-kanak membantu seseorang untuk mendefinisikan seksualitas yang dapat diterima.
43 b.
Seks di Luar Nikah Menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan hubungan
seks di luar nikah ini terbagi dalam beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
1 Tekanan yang datang dari teman sepergaulan
Lingkungan pergaulan yang telah dimasuki oleh seseorang remaja dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang
belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat daripada tekanan
yang didapat dari pacarnya sendiri. Pada umumnya remaja melakukan hal tersebut hanya sebatas ingin membuktikan bahwa
dirinya sama dengan teman-temanya, sehingga dapat diterima menjadi bagian dari anggota kelompoknya seperti yang di
inginkan. 2
Adanya Tekanan dari Pacarnya Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai,
seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan risiko yang nanti dihadapi.
3 Adanya kebutuhan Badaniah
Seks menurut beberapa ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Jadi, wajar saja
jika semua orang, tidak terkecuali remaja menginginkan
44 hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut
tidak sepadan dibandingkan dengan risiko yang akan dihadapi. 4
Rasa Penasaran Pada usia remaja, rasa keingintahuannya begitu besar terhadap
seks apalagi dengan ditambahnya informasi yang tidak terbatas masuknya. Rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka
untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkan.
5 Pelampiasan Diri
Faktor ini tidak datang dari diri sendiri, misalnya, karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat bahwa
sudah tidak ada lagi yang dapat di banggakan di dalam dirinya. Dengan pikiran putus asanya tersebut ia akan mencari
pelampiasan yang malah akan menjerumuskanya ke dalam pergaulan bebas.
Faktor lainya dari keluarga, keluarga yang terlalu memberikan aturan yang sangat tidak berdasarkan kepentingan bagi keduanya
orang tua dan anak. Akibatnya, remaja tersebut memberontak merasa
tertekan sehingga
membebaskan dirinya
dengan menunjukkan sikap pemberontak yang salah satunya dalam masalah
seks. Hubungan seksual tidak hanya di ukur dari kenikmatan semata.
45 Namun juga menyangkut seluruh tanggung jawab diatara kedua
belah pihak laki-laki dan perempuan.
F. Hak-Hak Seksual dan Hambatan Pemenuhanya