Implementasi Program Youth Forum dalam Memperjuangkan Hak Faktor Pendukung dan Penghambat

117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Implementasi Program Youth Forum dalam Memperjuangkan Hak

Pendidikan bagi siswi yang mengalami KTD di Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa implementasi program yang ada di Youth Forum dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi siswi yang mengalami KTD di Yogyakarta dapat dikategorikan belum optimal, karena masih banyaknya sekolah dan masyarakat yang menganggap tabu masalah pendidikan seks untuk dibicarakan dikalangan remaja, serta masih minim sekolah yang mau memperjuangkan siswi yang mengalami KTD karena mempertaruhkan jabatan guru tersebut. Masih relatif terbatasnya pemahaman para orang tua, dan guru tentang korban kehamilan tidak diinginkan yang bukan berarti kemauan si anak melainkan banyak faktor yang mempengaruhi yang mengakibatkan orang tua menarik anak yang korban KTD untuk tidak bersekolah dengan alasan malu. Walau terkadang pihak sekolah mau memperjuangkan hak pendidikan bersama Youth Forum dan PKBI.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat

Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan program Youth Forum adalah kesadaran para guru dan masyarakat akan pentingnya hak pendidikan 118 bagi siswi remaja dan siswi yang mengalami kehamilan tidak diinginkan dan memberikan dukungan dengan memperbolehkan anaknya mengikuti organisasi Youth Forum tersebut. Walau tidak banyak sekolah di Yogyakarta memperjuangakn hak pendidikan bagi siswi KTD untuk medapatkan hak pendidikannya, serta orang tua yang mau terbuka dan memahami kondisi yang dialami oleh anaknya Adapun faktor penghambat antara lain susahnya mengubah pola pikir masyarakat yang masih menganggap tabu hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Hambatan berikutnya adalah minimnya SDM Sumber Daya Manusia yang dimiliki saat ini. Minimnya jumlah volunteer yang dimiliki maka belum bisa menjangkau seluruh sekolah di Yogyakarta. Masih kurangnya sarana dan prasarana yang ada, kemudian juga masih rendahnya kesadaran remaja tentang pentingnya informasi kesehatan reproduksi bagi remaja. Serta remaja masih malu akan menceritakan masalahnya kepada Volunter atau PE Peer Educator, jika telah terjadi masalah KTD Kehamilan Tidak Diinginkan. Maka terkadang pihak orang tua lebih memilih menarik anaknya untuk berhenti sekolah di karenakan sudah malu oleh masalah yang di alami anaknya.

B. Saran