Efektivitas Metode Multisensori Kajian tentang Metode Multisensori 1. Pengertian Metode Multisensori
32
tersebut telah dikuasai oleh anak yang tidak mengalami kesulitan belajar pada saat mereka belum masuk sekolah, tetapi bagi anak berkesulitan belajar sering
memerlukan pengajaran dan perhatian yang lebih khusus. Gangguan perkembangan motorik sering tampak dalam bentuk gerakan melimpah
overflow movements yaitu keadaan ketika anak ingin menggerakkan tangan
kanan tetapi tangan kiri ikut bergerak tanpa sengaja, kurang koordinasi dalam aktivitas motorik, kesulitan dalam koordinasi motorik halus fine-motor,
kurang dalam penghayatan tubuh body-image, kekurangan pemahaman dalam hubungan atau arah, dan bingung lateralitas confused laterality
Lerner dalam Mulyono Abdurrahman, 2010: 144. Gangguan beberapa perkembangan tersebut menyebabkan anak berkesulitan belajar, meskipun
tidak semua anak berkesulitan belajar mengalami gangguan perkembangan motorik.
Gangguan tentang pemrosesan perceptual yang terkait kesulitan belajar merupakan bagian yang sangat penting pada awal perkembangan bidang
kajian kesulitan belajar. Hal tersebut didasarkan pada bahwa anak belajar dengan cara yang berbeda-beda. Anak-anak yang lebih menyukai belajar
melalui pendengaran, ada yang lebih suka belajar melalui penglihatan, ada yang lebih suka belajar melalui perabaan. Banyak anak berkesulitan belajar
yang memiliki kemampuan baik dalam menggunakan suatu saluran persepsi tetapi sangat kurang dalam menggunakan saluran perceptual lainnya. Oleh
sebab itu, anak berkesulitan belajar sebenarnya memiliki indera yang baik, namun mengalami kesulitan dalam menulis karena tidak dapat memproses
impuls yang masuk ke dalam otak melalui indera yang dimiliki.
33
Banyak anak berkesulitan belajar yang hidup dalam dunia perseptual yang menyesatkan. Meskipun anak berkesulitan belajar memiliki organ sensoris
yang tidak mengalami gangguan, mereka tidak dapat mengintegrasikan sensasi dengan cara yang normal. Mereka tidak dapat mendengar, melihat,
merasakan, atau mengintegrasikan stimulasi sensoris dengan cara seperti yang dilakukan oleh anak lain pada umumnya. Abnormalitas tidak terjadi di dalam
organ sensoris, tetapi didalam persepsi. Persepsi yaitu batasan yang digunakan pada proses memahami dan mengintegrasikan informasi sensoris, atau intelek
untuk mencarikan makna data yang diterima oleh berbagai data Lerner dalam Mulyono Abdurrahman, 2010: 151. Misalnya persepsi pendengaran tidak
berlangsung di telinga, tetapi di dalam otak. Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis bukan karena gangguan pada sensoris yang dimiliki, tetapi
pada otak yang mempersepsikannya. Gangguan perceptual merupakan faktor penting yang menyebabkan kegagalan dalam belajar, terutama pada tahap
awal pembelajaran akademik. Oleh sebab itu perlunya metode multisensori dalam melatih sensoris yang dimiliki anak berkesulitan belajar.