Analisis dan Evaluasi Sistem Du Pont

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisis dan Evaluasi Sistem Du Pont

Pada pembahasan bab I dan II telah dijelaskan bahwa untuk mengetahui penyebab terjadinya fluktuasi ROA, penulis menggunakan metode sistem Du Pont karena metode ini dapat menggambarkan hubungan antara TATO, NPM dan ROA. Adapun fluktuasi perbandingan TATO, NPM, dan ROA untuk periode 2002 sampai 2006 adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Perbandingan TATO, NPM dan ROA PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Periode 2002-2006 Tahun TATO x Selisih X NPM Selisih ROA Selisih 2002 0,45 - 37,45 - 16,85 - 2003 0,42 0,03 27,45 10,00 11,53 5,32 2004 0,43 0,01 23,31 4,14 10,02 1,51 2005 0,46 0,03 22,75 0,56 10,48 0,46 2006 0,47 0,01 21,01 1,74 9,42 1,01 Sumber: Laporan Keuangan PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Tabel 4.1 menjelaskan bahwa ROA PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan pada tahun 2003 mengalami penurunan 5,32 yang disebabkan oleh penurunan pada NPM sebesar 10 dan penurunan TATO 0,03 kali dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan laba bersih dan penjualan disebut pendapatan operasi pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan. Pernyataan ini sesuai dengan teori Munawir 2004:89 bahwa ROA akan berubah jika terjadi perubahan turnover baik masing-masing atau keduanya. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini ROA menurun diakibatkan oleh penurunan keduanya yaitu NPM dan TATO. Pada tahun 2004 ROA mengalami penurunan sekitar 1,51 dikarenakan penurunan NPM sebesar 4,14. Penurunan NPM disebabkan oleh menurunnya laba bersih dari tahun sebelumnya. Meskipun TATO meningkat 0,01 kali namun hal ini tidak dapat meningkatkan ROA pada tahun 2004. Pernyataan ini juga sesuai dengan teori Munawir. Pada tahun 2004, ROA menurun dikarenakan oleh penurunan salah satu dari kedua rasio yaitu NPM. ROA pada tahun 2005 meningkat 0,46 disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasi dan total aktiva yang terus meningkat setiap tahunnya sehingga menyebabkan TATO meningkat 0,03 kali. Teori yang dikemukakan oleh Martono dan Harjito2001:60 sesuai dengan pernyataan ini, bahwa ROA dipengaruhi oleh sales, total cost, dan total asset . Pada tahun 2005 ROA meningkat disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasi sales dan total asset. Penurunan ROA tahun 2006 sebesar 1,01 disebabkan oleh adanya penurunan pada NPM sebesar 1,78. Meskipun TATO naik sekitar 0,01 kali pada periode tersebut. Penurunan pada NPM disebabkan oleh peningkatan total biaya pada periode tersebut. Pendapat yang dikemukakan oleh Munawir 2004:89 sesuai dengan pernyataan ini, bahwa ROA menurun dikarenakan penurunan oleh NPM. Pernyataan bahwa menurunnya NPM dikarenakan oleh peningkatan total biaya sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Martono dan Harjito 2001:60 bahwa Universitas Sumatera Utara total cost mempengaruhi ROA, itulah sebabnya NPM menurun pada tahun 2006 disebabkan olah total biaya yang meningkat. Tabel 4.2 Laba Bersih, Pendapatan Operasi, Total Aktiva dan Total Biaya PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Periode 2002-2006 dalam rupiah Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 Laba Bersih 175.109569.915 121.901926.542 106.141.629.705 118.938.865.368 124.037.829.366 Selisih - 53.207.643.373 15.760.296.837 12.797.235.663 5.098.963.998 Pnd.Operasi 467.464.705.483 443.969.481.383 445.234.330.241 521.793.703.998 590.255.100.972 Selisih - 23.495.224.100 11.264.848.858 66.559.373.757 68.461.396.974 T.Biaya 392.934.680.648 359.448.824.045 398.851.464.455 435.794.775.540 504.610.750.420 Selisih - 33.485.856.603 39.402.640.410 36.943.311.085 68.815.974.880 T.Aktiva 1.021.302.456.741 1.033.266.193.665 1.043.139.552.845 1.110.885.941.233 1.231.379.269.471 Selisih - 11.963.736.924 11.873.359.180 65.746.388.388 120.493.328.238 Sumber: Laporan Keuangan PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa laba bersih pada tahun 2003 turun sebesar Rp53.207.643.373 dikarenakan turunnya pendapatan operasi Rp23.495.224.100 dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan total biaya sebesar Rp33.485.856.603 tidak mampu meningkatkan laba pada periode tersebut. Total aktiva yang meningkat Rp11.963.736.924 juga tidak mampu meningkatkan ROA dan TATO pada periode 2003 karena baik pendapatan operasi maupun laba bersih mengalami penurunan yang cukup besar dan berdampak pada turunnya NPM. Penurunan pada laba bersih tahun 2003 dikarenakan turunnya pendapatan operasi. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kuswadi 2004:191-192 bahwa makin cepat dana perusahaan yang ditanam berputar, makin efektif penggunaan dana tersebut sehingga makin besar pula laba perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa laba bersih tahun 2003 menurun dikarenakan kurang efekifnya penggunaan dana perusahaan sehingga laba bersih yang dihasilkan lebih rendah dari tahun sebelumnya. Universitas Sumatera Utara Penurunan NPM pada tahun 2004 23,31 disebabkan oleh penurunan pada laba bersih Rp15.760.296.837 lebih rendah dari tahun sebelumnya. Meskipun pendapatan operasi meningkat Rp 11.264.848.858 namun tidak dapat menaikkan ROA karena total biaya juga naik sebesar Rp39.943.311.085 yang berakibat pada turunnya laba. Kenaikkan TATO 0,43 kali dikarenakan kenaikan pada pendapatan operasi Rp11.264.848.858 dan total aktiva Rp11.873.359.180. Pada tahun 2005 turunnya NPM 22,79 dikarenakan pada tahun 2003 dan 2004 laba bersih mengalami penurunan dalam jumlah yang sangat besar. Penurunan ini tidak diimbangi dengan peningkatan laba bersih pada tahun 2005, dengan kata lain penurunan yang terjadi pada dua tahun sebelumnya jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan angka peningkatan pada tahun 2005. Walaupun pendapatan operasi meningkat Rp66.559.373.757 ternyata tidak mampu meningkatkan NPM karena adanya peningkatan total biaya Rp36.943.311.085. Kenaikan pada TATO 0,46 kali dan ROA 10,48 dikarenakan adanya kenaikan pendapatan operasi Rp66.559.373.757 dan total aktiva yang juga meningkat Rp65.746.388.388. Penurunan NPM 21,01 pada tahun 2006 disebabkan oleh peningkatan total biaya yang cukup tinggi Rp68.815.974.880. Kenaikan biaya yang cukup tinggi membuat laba bersih yang diperoleh pada tahun tersebut menjadi sedikit. Walaupun pendapatan operasi meningkat Rp68.461.396.974, namun hanya mampu meningkatkan laba bersih Rp5.098.963.998. TATO meningkat 0,47 kali dikarenakan kenaikan pendapatan operasi dan total aktiva Rp120.493.328.238. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 AktivaLancar, Aktiva Tetap, dan Aktiva Lain PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Periode 2002-2006 dalam rupiah Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 Akt. Lancar 356.199.624.297 315.276.129.339 316.984.265.249 403.505.918.932 555.324.899.627 Selisih - 40.923.494.958 1.708.135.910 86.521.165.683 151.818.980.695 Akt.Tetap 482.640.939.082 500.952.952.922 508.229.149.115 543.024.591.995 525.571.160.003 Selisih - 18.312.013.840 72.276.196.193 34.795.442.800 17.453.431.992 Akt.Lain 179.505.827.191 213.448.540.400 215.178.331.116 164.355.430.306 150.483.209.811 Selisih - 33.942.713.215 1.729.790.710 50.823.900.810 13.872.220.495 Sumber: Laporan Keuangan PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Kenaikan total aktiva setiap tahunnya disebabkan oleh komponen aktiva pada Tabel 4.3. Pada tahun 2003 kenaikan total aktiva disebabkan oleh kenaikan pada aktiva tetap sebesar Rp18.312.013.840 dan aktiva lain sebesar Rp33.942.713.215, sedangkan aktiva lancar menurun dari tahun sebelumnya Rp40.923494.958. Kenaikan total aktiva pada tahun 2004 dikarenakan oleh semua komponen aktiva mengalami peningkatan. Aktiva lancar naik sebesar Rp1.708.135.918, aktiva tetap naik sebesar Rp7.276.196.193 dan aktiva lain naik Rp1.729.790.710. Periode 2005, kenaikan total aktiva disebabkan oleh kenaikan pada aktiva lancar Rp86.521.165.683 dan aktiva tetap Rp34.795.442.800, sedangkan aktiva lain menurun sebesar Rp50.822.900.810. Pada tahun 2006, total aktiva meningkat disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar sebesar Rp151.818.980.695 sedangkan aktiva tetap dan aktiva lain masing-masing turun sebesar Rp 17.453.431.992 dan Rp13.872.220.495. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Kas dan Surat Berharga, Piutang, Persediaan,dan Aktiva Lancar Lainnya PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Periode 2002-2006 rupiah Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 Kas SB 272.440.212.6572 202.321.323.590 170.166.791.529 251.231.318.942 332.339.657.161 Selisih - 72.118.889.067 32.154.532.061 81.064.527.413 81.108.338.219 Persediaan 3.034.086.762 2.745.244.765 1.691.609.915 2.551.539.011 2.998.649.721 Selisih - 288.841.997 1.053.634.850 859.929.096 447.110.710 Piutang 39.408.447.843 23.818.919.499 26.835.661.066 31.988.196.170 59.298.602.310 Selisih - 15.589.528.344 3.016.741.567 5.152.535.104 27.310.406.140 A.Lncr Ln 46.008.826.748 93.500.958.473 128.646.842.848 120.741.605.225 165.339.583.197 Selisih - 47.492.131.725 35.145.884.375 7.905.237.623 44.597.977.972 Sumber: Laporan Keuangan PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa penyebab naik turunnya aktiva lancar. Pada tahun 2003 aktiva lancar menurun dikarenakan kas dan surat berharga turun Rp72.118.889.067, piutang dagang dan persediaan masing-masing turun Rp15.589.528 dan Rp 288.841.997 lebih rendah dari tahun 2002. Sedangkan aktiva lancar lainnya meningkat Rp 47.492.131.725. Aktiva lancar meningkat pada tahun 2004 disebabkan oleh meningkatnya piutang dagang Rp3.016.746.567, persediaan Rp1.053.634.850 diikuti peningkatan aktiva lancar lainnya Rp35.145.844.375. Namun hanya komponen kas dan surat berharga yang menurun Rp32.154.532.061. Kenaikan aktiva lancar pada periode 2005 disebabkan oleh kenaikan pada kas dan surat berharga Rp81.064.527.413, persediaan Rp859.929.096, piutang dagang Rp5.152.535.104 yang meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan aktiva lancar lain turun Rp120.741.605.225 dari tahun 2004. Pada tahun 2006 aktiva lancar meningkat disebabkan oleh semua komponen meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel bahwa kas dan surat berharga meningkat Rp81.108.330.219, persediaan naik Rp447.110.710 diikuti kenaikan piutang dagang Rp27.310.406.140 dan aktiva lancar lainnya juga Universitas Sumatera Utara mengalami selisih peningkatan yang jauh lebih besar Rp44.597.972 dibanding tahun sebelumnya. Tabel 4.5 Biaya Operasi Tunai, Biaya Diluar Usaha dan Pajak PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Periode 2002-2006 Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 By.Opr. T 241.591.965.877 282.447.764.911 329.073.978.833 358.954.935.650 431.835.557.456 Selisih - 40.855.799.034 46.626.213.922 29.880.956.817 72.880.621.806 By.Dlr Ush 84.941.140.144 28.009.379.014 20.034.254.422 18.515.490.890 10.650.207.018 Selisih - 56.931.761.130 7.975.124.592 1.518.763.532 7.863.283.872 Pajak 66.401.574.877 48.991.680.120 49.743.231.200 58.324.349.000 62.124.985.946 Selisih - 17.409.894.507 751.551.080 8.581.117.800 3.800.636.946 Sumber: Laporan Keuangan PT Persero Pelabuhan Indonesia I Medan Fluktuasi total biaya disebabkan oleh komponen pada Tabel 4.5. Tahun 2003 total biaya turun Rp33.485.856.603 dibanding tahun sebelumnya. Turunnya total biaya periode tersebut dikarenakan rendahnya biaya diluar usaha dan pajak yang masing-masing turun Rp56.931.761.130 dan Rp17.409.894.507. Biaya operasi tunai yang naik Rp40.855.799.034 tidak mampu meningkatkan total biaya pada periode tersebut. Tahun 2004 total biaya meningkat disebabkan oleh meningkatnya biaya perasi tunai Rp46.626.213.922 dan pajak Rp751.551.080 sedangkan biaya diluar usaha turun Rp7.973.124.592 dari tahun 2003. Kenaikan total biaya pada tahun 2005 juga disebabkan oleh naiknya biaya operasi tunai dan pajak masing-masing Rp29.880.956.817 dan Rp8.581.117.800. Sementara biaya diluar usaha turun Rp1.518.763.532. Pada tahun 2006, kenaikan total biaya yang cukup besar disebabkan oleh biaya operasi tunai yang tinggi sekitar Rp72.880.621.806 dari tahun sebelumnya. Pajak naik Rp3.800.636.946 sedangkan biaya diluar usaha semakin turun Rp7.863.283.872. Pada Tabel 4.1.5 dapat disimpulkan bahwa kenaikan total Universitas Sumatera Utara Correlations 1 -,208 ,990 ,737 ,001 5 5 5 -,208 1 -,075 ,737 ,904 5 5 5 ,990 -,075 1 ,001 ,904 5 5 5 Pearson Correlation Sig. 2-tailed N Pearson Correlation Sig. 2-tailed N Pearson Correlation Sig. 2-tailed N NPM TATO ROA NPM TATO ROA Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . biaya disebabkan oleh biaya operasional yang semakin tinggi setiap tahunnya dan pajak yang naik mulai tahun 2004. Laba bersih menurun karena peningkatan biaya perjalanan dinas yang meningkat. Total aktiva meningkat karena dilakukannya penilaian kembali atas aktiva tetap untuk gedung dan mesin-mesin, sedangkan kenaikan pendapatan operasi disebabkan oleh peningkatan arus bongkar muat barang ekspor.

B. Analisis Statistik Tabel 4.6

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Operating Asset Turnover dan Inventory Turnover terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2010-2013

1 50 91

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

2 39 104

Pengaruh Return On Asset Dan Gross Profit Margin Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di BEI

1 54 93

Hubungan Likuiditas terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. Gudang Garam, Tbk.

10 155 78

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Analisis Hubungan Efisiensi Dan Efektivitas Terhadap Return On Investment Bukit Mas Dharma Medan

0 27 113

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Asuransi di BEI Periode tahun 2007-2010

0 5 80

Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Per Share

3 21 95

Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2011-2015 dengan Teknik Dupont System

16 154 103