Sejarah Berdirinya Perusahaan PTPERSERO PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB III PTPERSERO PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Menulusuri sejarah PT Persero Pelabuhan Indonesia I pada hakekatnya melihat perkembangan usaha yang pesat suatu BUMN di lingkungan Departemen Perhubungan. Sebagaimana diketahui pengelolaan pelabuhan sudah mulai dilakukan sejak kemerdekaan Republik Indonesia. Walaupun kita ketahui instansi-instansi yang mengelola pelabuhan silih berganti dalam periode waktu yang singkat sehingga konsep pengelolaan banyak belum terlaksana karena instansi-instansi yang mengelola sudah dibubarkan. Hal ini terjadi pada semua pelabuhan di Indonesia. Pengelolaan pelabuhan yang secara konsepsional dimulai pada tahun 1960 yang sebelumnya kegiatan pelabuhan cenderung mengikuti pola kerja Belanda yang pada umumnya dilakukan oleh pegawai pelabuhan bangsa Indonesia yang bekerja pada masa pendudukan Belanda. Pengeloaan pelabuhan dapat dibagi menjadi lima masa yaitu: 1. Masa 1945 – 1960 Pada masa ini pengelolaan pelabuhan masih diikuti atau meneruskan langkah-langkah yang diambil dari Departemen Van Scheepvart dimana pelaksanaan pengelolaan pelabuhan dilakukan jawatan pelabuhan yang dipimpin oleh kepala jawatan. Universitas Sumatera Utara 2. Masa 1960 – 1969 Pengelolaan pelabuhan di Indonesia pada masa ini dibagi menjadi delapan pelabuhan dengan status Perusahaan Negara PN yang meliputi: a. Perusahaan Negara Pelabuhan I Belawan b. Perusahaan Negara Pelabuhan II Dumai c. Perusahaan Negara Pelabuhan III Tanjung Priok d. Perusahaan Negara Pelabuhan IV Tanjung Perak e. Perusahaan Negara Pelabuhan V Banjarmasin f. Perusahaan Negara Pelabuhan VI Makasar g. Perusahaan Negara Pelabuhan VII Manado h. Perusahaan Negara Pelabuhan VIII Ambon Pengelolaan pelabuhan berdasarkan keputusan Presiden RI No. 130 tahun 1957 dimana kementerian pelayaran dibagi menjadi jawatan-jawatan, perusahaan pelabuhan negara, PT Pelni, dan mahkamah pelayaran pada masa kabinet karya. Perusahaan Negara Pelabuhan I Belawan dan Perusahaan Negara Pelabuhan II Dumai merupakan induk pelabuhan kecil di lingkungannya mulai dari pelabuhan Sabang di Aceh sampai dengan pelabuhan Teluk Bayur di propinsi Sumatera Barat dan kedua PN Pelabuhan tersebut membawahi 4 propinsi yaitu: a. Propinsi Aceh b. Propinsi Sumatera Utara c. Propinsi Riau d. Propinsi Sumatera Barat Universitas Sumatera Utara Kedua PN Pelabuhan ini merupakan cikal bakal PT Persero Pelabuhan Indonesia I. Pengelolaan PN Pelabuhan dipimpin oleh seorang Direktur Utama dimana pada masa ini misi yang diemban lebih banyak melayani masyarakat Public Service tanpa menghitung untung rugi. Penentuan tarif pelabuhan tidak berdasarkan pada prinsip pengembalian biaya Cost Recovery melainkan semuanya ditujukan kepada kelancaran lalu lintas barang guna memenuhi kebutuhan masyarakat. 3. Masa 1969 – 1983 Pada masa ini Kabinet Pembangunan mulai menunjukkan kestabilaanya sehingga perkembangan permintaan jasa pelabuhan semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan perekonomian. Perusahaan Negara Pelabuhan I Belawan sampai dengan Perusahaan Negara Pelabuhan VIII Ambon dilikuidasi untuk dirubah bentuknya menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan BPP dengan peraturannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1969 tentang Susunan dan Tata Kerja Kepelabuhan dan Daerah Pelayaran. Dalam peraturan ini pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh Administratur Pelabuhan yang mempunyai fungsi ganda yaitu: a. Fungsi Pengusahaan b. Fungsi Pemerintahan Organisasi pelabuhan di Indonesia dibagi menjadi sembilan daerah pelayaran dimana masing-masing daerah pelayaran dipimpin oleh Kepala Daerah Pelayaran KADAPEL yang merupakan Wakil Direktur Jenderal Perhubungan Laut di daerah. Universitas Sumatera Utara 4. Masa 1983- 1988 Pada tanggal 1 Mei 1983 terjadi lagi perubahan organisasi pelabuhan dari Badan Pengusahaan Pelabuhan menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan Perumpel dan dibagi menjadi empat Perusahaan Umum Pelabuhan, yaitu: a. Perusahaan Umum Pelabuhan I Medan b. Perusahaan Umum Pelabuhan II Tanjung Priok c. Perusahaan Umum Pelabuhan III Surabaya d. Perusahaan Umum Pelabuhan IV Ujung Pandang Perusahaan Umum Pelabuhan I Medan didasarkan pada Peraturan Pemerintah RI No. 11 tahun 1983 tanggal 30 April 1983 dengan ditentukannya wilayah Pelabuhan sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan kegiatan pemerintah. 5. Masa 1988 – 1993 Pada masa ini Perusahan Umum Pelabuhan I Medan berdasarkan pada evaluasi perkembangan operasional pelabuhan dan evaluasi terhadap organisasi yang ada baik dari tingkat pusat sampai cabang. Organisasi Perusahaan Umum Pelabuhan I berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 78 tahun 1988 tanggal 1 November 1988 dirampungkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan tugas serta merubah susunan direksi dari lima menjadi empat direksi, khususnya Direktorat Teknik dan Direktorat Operasi disatukan menjadi Direktorat Usaha. Universitas Sumatera Utara 6. Masa 1993 sampai saat ini Perusahaan Umum Pelabuhan I dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan Persero sesuai dengan Undang-Undang No. 9 tahun 1969. Dasar hukum pengalihan menjadi Persero adalah Peraturan Pemerintah RI No. 56 tahun 1991. Perusahaan Umum Pelabuhan I resmi dibubarkan dengan ketentuan bahwa segala hak dan kewajiban, kekayaan serta pegawai Perusahaan Umum Pelabuhan I yang ada beralih kepada Perusahaan Persero termasuk pelabuhan-pelabuhan yang telah ditetapkan. Namun proses pengakuan hak, kewajiban dan kekayaan Perusahan Umum Pelabuhan I kepada Perusahan Persero memerlukan waktu yang cukup panjang dan barulah pada tanggal 1 Desember 1992 berdasarkan Akte Notaris Imas Fatimah, SH, maka Perusahaan Umum Pelabuhan I resmi dibubarkan menjadi PT Persero Pelabuhan Indonesia I atau yang lebih dikenal dengan Pelabuhan I. PT Persero Pelabuhan Indonesia I berkantor pusat di Jl. Krakatau Ujung No. 100 Medan, dengan membawahi beberapa cabang dan perwakilan di Propinsi Sumatera Utara, daerah Istimewa Aceh dan Riau yang terdiri dari 16 cabang, 10 perwakilan, 2 rumah sakit dan 1 usaha galangan kapal.

B. Bidang Kegiatan Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Operating Asset Turnover dan Inventory Turnover terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2010-2013

1 50 91

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

2 39 104

Pengaruh Return On Asset Dan Gross Profit Margin Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di BEI

1 54 93

Hubungan Likuiditas terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. Gudang Garam, Tbk.

10 155 78

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Analisis Hubungan Efisiensi Dan Efektivitas Terhadap Return On Investment Bukit Mas Dharma Medan

0 27 113

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Asuransi di BEI Periode tahun 2007-2010

0 5 80

Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Per Share

3 21 95

Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah Periode 2011-2015 dengan Teknik Dupont System

16 154 103