BAB III PERKEMBANGAN MUSIK REGGAE DI KOTA MEDAN
3.1. Perkembangan Musik Reggae di Indonesia
Sebelum menulis bagaimana perkembangan musik reggae di Indonesia, penulis terlebih dahulu membahas bagaimana sejarah masuknya dan perkembangan
musik reggae di Indonesia Koentjaraningrat 2002;246-247 mengatakan, Dalam zaman modern
sekarang ini, difusi unsur-unsur kebudayaan yang timbul di salah satu tempat di muka bumi berlangsung dengan cepat sekali, bahkan seringkali tanpa kontak yang nyata
antara individu-individu. Ini disebabkan karena adanya alat-alat penyiaran yang sangat efektif, seperti surat kabar, majalah, buku, radio, film dan televisi. Berkembangnya
musik Reggae di Indonesia secara umum dikenal lewat radio dan televisi. Namun sejarah reggae di Indonesia banyak orang yang tidak mengetahui bahkan musisi
reggae kurang paham, jika ditanya siapa band awal mula yang pertama kali memainkan musik reggae. Sekitar tahun 1980, musik reggae mulai dikumandangkan
di Indonesia, band tersebut adalah Abreso sebuah band dengan genre reggae, beberapa tahun kemudian muncul Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya,
kemudian ada Asian Force dan, Jamming. Musik Reggae di Indonesia mulai berkembang. Hal ini dapat kita lihat
melalui munculnya band-band beraliran musik reggae. Berikut ini adalah data band reggae di Indonesia di era tahun 1980 – 1990-an.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Data band reggae di Indonesia 1980-1999 Selain itu, masih di era tahun 1980-an, ada lagu ”Dansa Reggae” ciptaan
Melky Goeslow yang dinyanyikan oleh Nola Tilaar. Lagu tersebut cukup populer di masa itu karena salah satu lagu reggae yang mengajak masyarakat dari berbagai latar
belakang kultural bisa beramai-ramai menikmati reggae. Dalam Kamus Besar indonesia 1990;380, ”komunitas” adalah kelompok
orang yang hidup dan saling berinteraksi dalam tempat tertentu. Untuk lebih mengembangkan musik reggae di Indonesia, beberapa penggemarnya dengan
menyatukan pikiran, visi dan komitmen yang sama, pada tanggal 06 Mei 2007 dibentuklah komunitas reggae, yaitu ”Indonesia Reggae Society” sebagai wadah bagi
para penggemar musik reggae. Adapun visi dan misi Indonesia reggae Society adalah mengembangkan musik reggae di Indonesia sebagai musik perdamaian dan
persaudaraan di negeri yang indah ini dalam satu hati dan satu jiwa. Salah satu cara Indonesia Reggae Society di dalam mengembangkan musik reggae di Indonesia adalah
No Nama Band Tahun
1 Abreso
1980 2
Black Company 1986
3 Air Mood
1988 4
Asian Roots 1989
5 Rastafara
1989 6
Asian Rasta 1989
7 Imanez
1990 8
Asian Force 1993
9 Jamming
1993 10 Kingky Reggae
1994 11 Batavia Reggae
1997 12 Sireum Ateul
1997 13 Souljah
1998 14 Matahari
1999
Universitas Sumatera Utara
dengan membuat berbagai kegiatan. Berikut ini adalah 3 tiga kegiatan awal dan 3 tiga kegiatan terakhir yang sudah di lakukan oleh Indonesia Reggae Society.
5
3 tiga kegiatan awal yang dilakukan oleh Indonesia Reggae Society
1. Jakarta Reggae Vaganza 1st, Minggu 06 Mei 2007 di Jakarta
Keterangan: Pada acara inilah diresmikan berdirinya
Indonesia Reggae Society.
Gambar 10. Poster Kegiatan 2.
Jakarta Reggae Vaganza 2st, Minggu, 15 Juli 2007 di Jakarta
Gambar 11. Poster Kegiatan
5
data dan dokumentasi diambil dari httpindoreggae.comband.html
Universitas Sumatera Utara
3. Jam Session Reggae, 28 Juli 2007, di Jakarta
Gambar 12. Poster Kegiatan
3 tiga kegiatan terakhir Indonesia Reggae Society 1. The Reggae Sound, 25 Maret 2011, Jakarta
Gambar 14. Poster Kegiatan 2. Indonesia Reggea Fest, 21 Mei 2011, di Jakarta
Keterangan: Kegiatan ini
merupakan kegiatan Indonesia Reggae Society terbesar dan
mendapat Rekor Muri dan juga di hadiri oleh Presiden RI, Bapak Susilo Bambang
Yodoyono.
Gambar 13. Poster Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
3. Konser Amal Untuk Reboisasi Lereng Gunung Merapi
Gambar 14. Poster Kegiatan Dari data di atas, musik reggae akan semakin dikenal dan semakin
memasyarakat di Indonesia oleh karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia Reggae Society. Berikut ini adalah daftar 92 band reggae yang telah
bergabung dengan Indonesia Reggae Society. httpindoreggae.comband.html. Asian Roots
Tony Q - Rastafara Ranah Rasta
Black Company Green Paradize
Pasukan Lima Jari Little Birds
Secretplace Souljah
Sireum Ateul Gangstarasta
Posner Cozy Republic
PMS The People Teh Manis
UpRising Matahari
My Reggae Flobaja
Soya Soundxinors
Lokal Ambience DLobbies
DeJenks Mozambique
Peron Satu The Babylonians
Marapu Masamune
Shore Smoke Gimbal
Bakscherrys DeWayterz
Pure Instinct Heavy Monster
Daun Sirih The Artificials
Ras Muhamad The Fictive
Universitas Sumatera Utara
Don Rzk Da Munkee Jamaican Soul
dSempruls Djimbe
Kingston Jamaica The Red Lock
Green Savanna Momonon
Uncle B Maddening Pace
LangenSuko Rabanasta
Djaloer Pitoe Jamaican Today
Reggaeneration WhiteSand
Samalona Dobu
Jester Coconut Head
The Batang Rasta The Vagabond
Psycho Sunset
Saestu Junior Gong
Primitif Trenchtown
Devina Horerasta
Buksbunny Banana Jamm
Sound Rebel Rastabara
Jahblezz MarQpat
Another Project Unity
Bamburasta Coffee Reggae Stone
Black Tea White Cloud
Andreas Banana Beach South District Borneo Reggae
Dancing Daddy Los Ganjalez
The Farmer Family Eron everyone
DBlow Bradda Jah Rastafari
Banyu Biru 86
Boys N Roots
Seiring dengan perkembangannya, reggae merupakan salah satu jenis aliran musik yang sudah tidak asing lagi, meskipun komunitas musik reggae di Indonesia
terbilang tidak terlalu banyak, sayangnya, meskipun menyuarakan perdamaian, banyak pula yang memandang negatif terhadap komunitas penggemar reggae. Sepintas,
penampilan para penggemar musik reggae ini seakan menunjukan gaya hidup yang masa bodoh. Kaos oblong, jeans belel, serta tatanan rambut gimbal, menambah lusuh
Universitas Sumatera Utara
penampilannya. Ditambah lagi dengan adanya pandangan negatif yang selama ini muncul. Musik reggae terkesan identik derngan ganja, mariyuana, serta seks bebas.
Dewasa ini musik reggae semakin maju di industri musik Indonesia dengan semakin banyaknya grup band reggae. Dari segi banyaknya grup band reggae dapat
dilihat bahwa tidak semua pemusik reggae harus bertatanan rambut gimbal. Seperti Souljah salah satunya, yang memainkan musik reggae tetapi tidak berpenampilan
dengan gaya rambut gimbal. Keterangan:
Beberapa musisi reggae dengan rambut yang tidak gimbal.
Gambar 10. Big Mountain Tidak hanya pemusik, pecinta reggae juga banyak yang tidak berambut gimbal,
semua tergantung bagaimana masing-masing orang menghayati musik reggae itu sendiri. Menikmati ataupun bermain musik reggae tidak harus berambut gimbal, tidak
juga harus masuk ke suatu komunitas karena musik bersifat universal. Jika kita melihat dari aspek sosialnya, pandangan masyarakat terhadap musik
reggae selalu identik dengan tatanan rambut gimbal dan rambut gimbal di mata masyarakat selalu diartikan negatif. Kesan negatif yang lain, penggemar reggae selalu
identik dengan ganja, miras, dan tatanan hidup semaunya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangannya, band-band reggae di Indonesia, membangun karakter ke-indonesia-an, dengan karya cipta reggae yang mengadopsi lokalitas,
mengeksplor musikalitas etnik dan lirik berbahasa daerah seperti yang berkembang di Bali dan Papua. Membangun kesadaran nation dalam lirik berbahasa Indonesia,
dengan menjelajah keindahan pastoral, dan problematika sosial-urban yang sangat politis. Disamping itu, memupuk solidaritas global dengan menciptakan lirik
berbahasa Inggris. Di Indonesia, penggemar musik reggae disebut ”Reggaeman”, yaitu berasal
dari dua kata, ”reggae” dan ”man”. ”Reggae’ adalah jenis aliran musik dan ”man” adalah berasal dari bahasa Inggris yang artinya orang laki-laki. Jadi jika diartikan
”Reggaeman” adalah ”para pecinta musik reggae”. Seperti yang telah dituliskan pada bab II, kata untuk menyapa sesama pecinta
musik reggae adalah ”uye” dan ”woyo”. Begitu juga pada Reggaeman atau pecinta musik reggae di Indonesia. Jika kita perhatikan, dalam sebuah pertunjukan, group
band reggae akan selalu menyapa penggemarnya dengan ”uye....” atau ”woyo...” Tidak hanya pada pertunjukan, selain itu jika terjadi pertemuan antar sesama Reggaeman,
mungkin saja di jalanan atau di tempat-tempat lainnya, mereka juga akan saling menyapa ”uye..” atau ”woyo...”.
Keragaman etnik dan budaya Indonesia yang sangat limpah secara musikalitas sangat mendukung tumbuh dan berkembangnya musik reggae. Keunikan ini yang
membuat legenda musik reggae dunia jatuh hati pada Tony Q Rastafara, reggaeman Indonesia yang telah merampungkan kerjasama dalam pembuatan album World
Reggae bersama Putu Mayo, perusahaan recording yang berbasis di New York
Universitas Sumatera Utara
bersama beberapa musisi reggae legendaris dunia. Kini sedang proses pembuatan
album bersama Mark Miller dan Fully Fullwood serta acapkali diundang pada ajang
festival reggae internasional. Sekitar tahun 2007, seorang bernama Mbah Surip tiba-tiba menjadi sangat
populer oleh karena lagu ciptaannya yang beraliran musik reggae. Tidak hanya membuat dirinya populer, namun musik reggae itu sendiri juga menjadi populer.
Nama Mbah Suriplah yang banyak dianggap sebagai musisi reggae yang mampu mempopulerkan musik reggae di seluruh lapisan masyarakat. Hal ini karena lagu-lagu
mbah Surip cukup sederhana dan enak untuk didengarkan. Salah satu lagu Mbah Surip yang cukup terkenal adalah lagu Tak Gendong. Lagu ini populer di setiap lapisan usia,
mulai anak-anak hingga orang tua. Penampilan Mbah Surip dengan topi warna warninya pun tak jarang ditiru oleh penggemarnya.
Berikut ini adalah photo Mbah Surip semasa hidupnya dan photo band reggae yang berasal dari Indonesia dan Luar Indonesia.
.
Gambar 11. Mbah Surup Gambar 12. Polyphonic Bandung
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13. Beachman Dari gambar di atas, dapat kita simpulkan, penampilan atau style pada musisi
reggae di Indonesia, memiliki kesamaan dengan musisi reggae di luar Indonesia. Artinya, simbol-simbol musik reggae dimana-mana adalah sama.
3.2. Perkembangan Musik Reggae di Kota Medan.