bersifat deskriptif adalah bertujuan untuk memaparkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau
penyebaran dari suatu gejala ke gejala lain dalam suatu masyarakat.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Untuk mencari teori, konsep dan juga informasi yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian, maka penulis terlebih
dahulu melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literature atau sumber bacaan yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan.
Sumber bacaan yang dilakukan dapat berasal dari peneliti luar maupun peneliti dari Indonesia sendiri. Selain bacaan yang dapat berupa majalah atau Koran, bulletin,
buku ilmiah, jurnal, skripsi sarjana, tesis, berita dan lain-lain, penulis juga menggunakan buku-buku yang cukup relevan dengan topik permasalahan dalam
penelitian ini, terutama yang menyangkut pada komunitas, gaya hidup dan musik dari komunitas reggae. Buku-buku tersebut antara lain ialah, The Anthropology of Music,
tulisan Alan P. Merriam, 1964; Theory and Method in Ethnomusicology, karya Bruno Nettl, 1864; Pokok-pokok Antropologi Budaya, karya T.O. Ihromi, 1987; serta buku-
buku pendukung lainnya yang dianggap relevan dengan topik penelitian ini.
1.5.2 Kerja Lapangan
Kerja lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data yang paling akurat karena peneliti langsung dapat mengamati langsung objek yang akan diteliti
Universitas Sumatera Utara
sehingga data yang diperoleh lebih objektif. Dalam hal ini data yang dibutuhkan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
data yang paling utama menjadi kebutuhan peneliti dimana data-data yang diperoleh dengan melakukan observasi langsung ke lapangan penelitian. Dalam observasi
tersebut dilakukan pula perekaman terhadap informasi utama, seperti perekaman terhadap kegiatan yang dilakukan oleh street punkers dan wawancara terhadap street
punkers dan orang-orang awam yang di dalamnya banyak menggunakan istilah-istilah atau terminologi-terminologi setempat melalui teknik atau pendekatan elisitasi
bertanya langsung kepada informan. Sementara data sekunder yaitu data-data atau informasi yang diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mengumpulkan informasi
yang sebanyak-banyaknya dari berbagai bahan bacaan yang terkait dengan topik penelitian ini.
Selain itu dalam pelaksanan pengambilan data primer ada beberapa tahapan penting yang perlu dilakukan yaitu:
1.5.2.1 Observasi langsung 1.5.2.2 Wawancara
1.5.2.3 Metode Penelusuran Data Online 1.5.2.4 Perekaman
1.5.2.5 Pemotretan
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.1 Observasi Langsung
Adapun observasi langsung ini dilakukan uantuk mendapatkan secara langsung data-data yang dibutuhkan selama berlangsungnya kegiatan yang diamati tersebut.
Selain mengamati kegiatan dari observasi langsung ini penulis dapat langsung menentukan orang-orang yang dianggap mampu menjadi narasumber dalam
pengumpulan data-data yang dibutuhkan penulis. Pengamatan atau observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian
digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu : a.
Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan. Dalam metode pengamatan setidaknya ada 3 tiga macam metode, yaitu :
1. Metode pengamatan bebas. Metode ini menggunakan teknik pengamatan
yang mengharuskan si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan- hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya. Si peneliti
dalam hal ini tidak ada hubungan apapun dengan para pelaku yang diamatinya.
2. Metode pengamatan terkendali. Dalam pengamatan terkendali, si peneliti
juga tidak terlibat hubungan emosi dan perasaan dengan yang ditelitinya, seperti halnya dengan pengamatan biasa. Yang membedakannya adalah
pada pengamatan terkendali para pelaku yang akan diamati diseleksi dan
Universitas Sumatera Utara
kondisi-kondisi yang ada dalam ruang atau tempat kegiatan pelaku itu diamati dan dikendalikan oleh si peneliti.
3. Metode pengamatan terlibat. Melalui metode pengamatan terlibat si
peneliti mempunyai hubungan dengan para pelaku yang diamatinya dalam melakukan pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan. Sasaran dalam
metode pengamatan terlibat adalah orang atau pelaku. Macam-macam keterlibatan yang ada dalam pengamatan terlibat adalah sebagai berikut :
1 keterlibatan yang pasif yaitu peneliti tidak melakukan suatu interaksi sosial dengan para pelaku yang diamatinya. 2 keterlibatan setengah-
setengah yaitu peneliti selain menjadi wadah bagi kegiatan yang diamatinya, peneliti juga menjadi struktur dimana ia sebagian dari
pendukunya. 3 keterlibatan aktif yaitu si peneliti ikut mengerjakan apa yang dikerjakan oleh para pelaku dalam kehidupan sehari-harinya. 4
keterlibatan penuh atau lengkap yaitu si peneliti kehadirannya dianggap biasa pada kegiatan yang dilakukan.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode pengamatan terlibat. Disini penulis bertindak sebagai pengamat total yang dapat masuk ke suatu
tempat dan melakukan pengamatan sebagai seorang peneliti. Melalui pengamatan ini peneliti dalam mengumpulkan bahan keterangan yang diperlukan tidak perlu
bersembunyi tapi juga tidak mengakibatkan perubahan oleh kehadirannya pada kegiatan yang diamati. Dalam hal ini, peneliti harus berusaha memperoleh
kepercayaan penuh dari orang-orang yang menjadi sasaran penelitiannya.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.2 Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara, jawaban responden akan
dicatat atau direkam dengan alat perekam tape recorder Suhartono, 1995:67. Teknik wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah seperti yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat 1985:138-140 mengatakan bahwa wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Wawancara berfokus : pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu dan selalu
berpusat kepada satu pokok permasalahan 2.
Wawancara bebas : pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpusat pada pokok permasalahan tetapi beraneka ragam selama masih berkaitan dengan objek
penelitian. 3.
Wawancara sambil lalu : pertanyaan dalam hal ini diajukan kepada nara sumber dalam situasi yang tidak terkonsep ataupun tanpa persiapan. Dengan kata lain
informan dijumpai secara kebetulan. Dalam hal ini wawancara penulis menggunakan wawancara berfokus dan
wawancara bebas.
1.5.2.3 Metode Penelusuran Data Online
Perkembangan Internet yang sudah semakin maju pesat serta telah mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat saat ini memungkinkan para akademisi mau
ataupun tidak menjadikan media online seperti Internet sebagai salah satu medium atau ranah yang sangat bermanfaat bagi penelusuran berbagai informasi, mulai dari
Universitas Sumatera Utara
informasi teoritis maupun data-data primer ataupun sekunder yang diinginkan oleh peneliti untuk kebutuhan penelitian.
“Pada mulanya banyak kalangan akademisi meragukan validitas data Online sehubungan apabila data atau informasi itu digunakan dalam
karya-karya ilmiah, seperti penelitian, karya tulis, skripsi, tesis maupun disertasi. Namun ketika media Internet berkembang begitu pesat dengan
sangat akurat, maka keraguan itu menjadi sirna kecuali bagi kalangan akademisi konvensional –ortodoks yang kurang memahami
perkembangan teknologi informasi sajalah yang masih mempersoalkan akurasi media online sebagai sumber data maupun sumber informasi
teori. Hal ini disebabkan karena saat ini begitu banyak publikasi teoritis yang disimpan dalam bentuk online dan disebarkan melalui jaringan
Internet. Begitu pula saat ini, berbagai institusi telah menyimpan data mereka pada server-server yang dapat dimanfaatkan secara Intranet
maupun Internet. Dengan demikian polemic tentang keabsahan dan validitas data-informasi online menjadi sesuatu yang kuno, tergantung
pada bagaimana peneliti dapat memilih sumber-sumber data online mana yang sangat kredibel dan dikenal banyak kalangan”.
Dengan demikian, Burhan Bungin menjelaskan bahwa metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media
online seperti Internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang
Universitas Sumatera Utara
berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.
1.5.2.4 Perekaman
Ada dua jenis perekaman yang penulis lakukan yaitu perekaman audio dan perekaman video audio. Hal perekaman audio digunakan tape perekam merk Sony
sensitif audio, handphone G.Von, laptop merk Toshiba Satellite L200, michrophone laptop merk Keenion Mic-309, dan menggunakan software Adobe Audition 1.5.
Sedangkan untuk merekam video digunakan digunakan kamera video Sony Handycam Wide LCD DCRDVD808 dengan menggunakan MiniDVD Maxel 60 Minute serta
handphone G.Von.
1.5.2.5 Pemotretan
Untuk mendapatkan dokumentasi dalam bentuk gambar maka penulis menggunakan kamera digital merk Nikon Coolpix L4, kamera digital merk Samsung,
kamera handphone G.Von, 5 Mega Pixels.
1.5.3 Kerja Laboratorium
Semua data yang di peroleh dilapangan diolah dalam kerja laboratorium dengan pendekatan etnomusikologi. Dalam mengolah data, penulis melakukan proses
menyeleksi data dengan membuang data yang tidak perlu dan menambahkan data yang
Universitas Sumatera Utara
kurang. Dalam tulisan ini, penulis melakukan pendekatan deskriptif guna pengolahan dan penganalisisan data.
1.5.4 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah komunitas Reggae yang ada di kota. Untuk itu maka penulis akan melakukan penelitian ke beberapa tempat yang sering dikunjungi
oleh Reggae Community termasuk ke base camp mereka. Penulis juga akan melakukan penelitian langsung ke beberapa pertunjukan musik Reggae dan akan melakukan
wawancara dengan penonton dan pemusik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM MUSIK REGGAE
Pada bab ini, penulis akan membahas gambaran umum musik reggae, yaitu: sejarah singkat musikr reggae, karakter musikal musik reggae, Simbol atau lambang
musik reggae.
2.1. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUSIK REGGAE
Kata ”reggae” sebenarnya berasal dari logat afrika dari kata “ragged” yaitu gerakan seperti menghentak badan saat orang menari dengan iringan musik ska atau
reggae. Reggae sendiri dipengaruhi oleh musik RB, rock, calypso, rhumba serta musik khas Jamaika yang disebut mento yang cenderung memberi tekanan pada nada-
nada lemah serta hentakan ritmik drum yang komplek. Tetapi ada yang membedakan ska dengan reggae, yaitu tempo musik reggae lebih lambat dan menonjolkan vocal
yang berat seperti pada musik-musik chant serta diiringi oleh tetabuhan, cara bernyanyi dan mistik dari Rastafari Lihat Bab I alinea kedua hal 1.
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan
selera musik masyarakat Jamaika dari ska dan rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru
yang bertempo lebih lambat : Reggae, boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat ska
Universitas Sumatera Utara