Perkembangan Musik Reggae di Kota Medan.

Gambar 13. Beachman Dari gambar di atas, dapat kita simpulkan, penampilan atau style pada musisi reggae di Indonesia, memiliki kesamaan dengan musisi reggae di luar Indonesia. Artinya, simbol-simbol musik reggae dimana-mana adalah sama.

3.2. Perkembangan Musik Reggae di Kota Medan.

Seperti yang telah diungkapkan oleh Nettl dalam popular Music of The Non- Western World Manuel, 1998:2 bahwa musik populer selalu dikaitkan dengan wilayah perkotaan yang diorientasikan kepada penonton, ditampilkan oleh para profesional yang menghargai hasil karya musiknya, mempunyai statistika sendiri tentang musik seni dari suatu budaya yang mulai pada abad ke-20, persebarannya meluas melalui media massa, radio dan industri rekaman. Di kota Medan, Sama halnya dengan perkembangan musik reggae di Indonesia, di mana musik reggae sudah dikenal sejak tahun 1980-an, yaitu melalui media televisi dan radio. Namun, pada saat itu belum ada penyanyi atau band yang membawakan musik reggae. Hal ini juga ditegaskan oleh Road Manager Coconut Head yaitu Zack yang juga sebagai pengurus Universitas Sumatera Utara di Reggae Medan Indonesia REMI. Dan beliau juga mengatakan di era tahun 1990 juga belum ada band reggae di kota Medan. 6 Untuk mengetahui perkembangan musik reggae di kota Medan, penulis melakukan observasi langsung ke radio Kiss FM Medan. Dalam hal ini penulis mempertanyakan bagaimana persentase pemutaran lagu-lagu reggae di radio Kiss FM Medan. Berdasarkan data yang ada, salah seorang penyiar Kiss FM, Anggi Simanjuntak 21 tahun mengatakan lagu-lagu yang banyak diminta atau request adalah lagu-lagu yang dibawakan oleh Bob Marley, Big Mountain, dan Cozy Pada tahun 2000-an, secara umum lagu-lagu reggae telah banyak di ketahui oleh masyarakat Medan, khususnya para pemuda. Namun, band reggae yang pertama sekali di kota Medan adalah Coconut Head, yaitu berdiri pada tanggal 25 April 2005. Pada perkembangannya, pada tahun 2008, pecinta musik reggae di kota Medan membentuk sebuah komunitas pecinta musik reggae, yaitu Reggae Medan Indonesia REMI, yang terdiri dari beberapa kelompok band di dalamnya. Tercatat ada 9 kelompok yang tergabung, seperti Coconut Head, Castello, After Sunset, Campina, Black Banana Trees, Wacacau , Tobasta, Marreggae, Still Regggae. Terbentuknya Reggae Medan Indonesia berawal dari buka puasa bersama antara beberapa pemusik reggae. Yang hadir pada saat itu ialah Ikhsan vocalis Campina, Tata B.T Vocalis Coconut Head, Zack Road Manager Coconut Head, Junaidi ketua REMI 2010 – 2011, Dino, dan Sahat. Dengan menyatukan komitmen, visi dan misi, terbentuklah Reggae Medan Indonesia. Dan Junaidi-lah yang memberikan nama Reggae Medan Indonesia. 6 Hasil wawancara dengan Zack pada tanggal 17 Mei 2011 Universitas Sumatera Utara Republik. Dan tiap harinya pasti permintaan lagu reggae selalu ada, meskipun tidak sesering lagu-lagu yang populer sekarang ini, misalnya lagu ungu, peterpan, wali, dan lain-lain. Dan tercatat pada tanggal 13 Mei 2011, Kiss FM mendatangkan Coconut Head sebagai bintang tamu pada acara ”Celeb Medan”. Didatangkannya Coconut Head ke Kiss FM Medan karena Cocont Head adalah band reggae yang mewakili kota Medan untuk mengisi acara pada Indonesian Reggae Fest di Jakarta. Perkembangan musik reggae di kota Medan juga mempengaruhi pola hidup, penampilan atau style para penggemarnya. Maran 2005 mengatakan, tidak ada kebudayaan yang bersifat statis, setiap individu dan setiap generasi melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan semua desain kehidupan sesuai kepribadian mereka dan sesuai dengan tuntutan zaman. Tidak hanya musisi reggae mengubah pola hidup dan penampilannya, orang yang suka mendengar musik reggae juga sudah banyak berpenampilan seperti Bob Marley, yaitu rambut gimbal dan assesoris dengan warna ciri khas reggae. Apalagi sekarang ini baru dibukanya distro reggae di Ayanhanda, Medan, penggemarnya semakin gampang untuk memiliki assesoris reggae.

3.3. Komunitas Reggae di Kota Medan