Deskripsi Musik, Gaya Hidup dan Performance Komunitas Street Punk di Kota Medan

(1)

DESKRIPSI MUSIK, GAYA HIDUP DAN PERFORMANCE

KOMUNITAS STREET PUNK DI KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN

O L E H

M A R K U S B. T. S I R A I T

NIM: 040707013

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

DESKRIPSI MUSIK, GAYA HIDUP DAN PERFORMANCE

KOMUNITAS STREET PUNK DI KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN O

L E H

M A R K U S B. T. S I R A I T

NIM: 040707013

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni

dalam Bidang Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN


(3)

DESKRIPSI MUSIK, GAYA HIDUP DAN PERFORMANCE

KOMUNITAS STREET PUNK DI KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA

DIKERJAKAN O

L E H

M A R K U S B. T. S I R A I T

NIM: 040707013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.Irwansyah Harahap, M.A Drs. Torang Naiborhu, M. Hum NIP: 196212211997031001 NIP: 196308141990031004 Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra USU Medan

untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam Bidang Etnomusikologi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN

2010


(4)

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

JURUSAN ETNOMUSIKOLOGI KETUA,

Dra. Frida Deliana, M.Si


(5)

PENGESAHAN Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Seni dalam bidang Etnomusikologi di Fakultas Sastra USU Medan

Pada

Tanggal : Hari :

FAKULTAS SASTRA USU

Nama : NIP : Panitia Ujian :

No Nama Tanda Tangan

1 2 3 4 5


(6)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, kesabaran, ketegaran hati dan pikiran serta keselamatan kepada penulis untuk akhirnya menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul: Deskripsi Musik, Gaya Hidup dan Performance Komunitas Street Punk di Kota Medan, yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (S. Sn), pada program studi Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.

Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih tiada terhingga kepada orang tua tercinta Bapak St. J. E. Sirait dan Ibunda (Alm) S. Simangunsong, yang penulis sayangi, karena telah melahirkan, memberikan pendidikan, kepercayaan dan perhatian yang tiada hentinya kedalam kehidupan penulis untuk selalu berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan serta banyak sekali memberikan dorongan moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini. Juga kepada adik-adik penulis, Paulus Martin Sirait, Vera Marina Sirait dan Vero Marini Sirait yang jauh di Pulau Jawa, yang banyak sekali memberikan dorongan moril kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih kepada keluarga (Bou Sonty, (Alm) Amangboru Putra & Bou Putra, Uda & Inanguda Rico, Leo Sirait, Bapatua Setiawan Sirait beserta keluarga, Uda & Inanguda Jhonny, Oppung Parapat, Oppung Ita, Keluarga Simangunsong) karena telah memberikan dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini.

Terima kasih kepada Ibu Dra. Frida Deliana, M. Si, selaku ketua jurusan Etnomusikologi dan Dra. Heristina Dewi, M. Pd, selaku sekretaris jurusan


(7)

Etnomusikologi juga kepada seluruh dosen-dosen Etnomusikologi dan Staf Etnomusikologi atas bantuannya kepada penulis selama menyelesaikan kuliah penulis.

Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Irwansyah Harahap, M. A selaku pembimbing I, dan kepada bapak Drs. Torang Naiborhu, M. Hum selaku pembimbing II yang telah membimbing dan banyak memberi masukan dalam penyelesaian skripsi ini. Juga kepada Suara Sama, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Drs, Perikuten Tarigan, M. Si dan LK-USU yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Reza (Atomic Bombing

Conspiracy), Ari (War Error), Putra, Mirza, Juned, Persma Maha/Tulank (RKA), Erick

Barus, Jack Pane, Boris (SPR), Icoy (SPR), Dino (SPR), Evan (SPR), Faisal (SPR), Gina, Andi Kanu, Robin, band-band street punk Medan serta komunitas street punk Medan yang banyak memberikan informasi yang sangat penulis perlukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan kepada informan-informan lainnya yang telah memberikan informasi dan penjelasan, penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan mahasiswa Etnomusikologi stambuk ’04, Pien2, Rie2, Dia, Fera (bere awak), Nancy, Fery Joe, Amran, Briando, Ata LTF, Jere, Frans, Syaidul, Tri Syahputra, dan Welly, yang telah bersama-sama dengan penulis dalam setiap suka dan duka tetap membantu penulis dalam pengerjaan karya ilmiah ini.


(8)

Juga ucapan terima kasih kepada junior, senior dan alumni mahasiswa jurusan Etnomusikologi USU, bang Amin, bang Alvon, bang Tahan, bang Saridin, bang Leo, appara Frendy, appara Rendy, Bahtoan (mbah toan), Tumpal (madame), Rudi, Rizky, Soedarsono, Yudhi (terima kasih buat handycame nya ya), Chandra, Kasiro, (alm) Benny Simon Siahaan, David (makasih buat bantuin transkrip), Dipu (makasih buat bukunya co), Bonggud, Effendy, Heidy, Sansry, Jery, Rebecca (terima kasih buat jadi notulenku ya diks), dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada bang Oktavianus Matondang, Andre Matondang (terima kasih buat laptop dan tenaganya) dan bang Arief karena telah banyak membantu penulis selama perkuliahan dan dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun materil.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada GBI Rayon IV, kepada bapak Pdt R. Bambang Jonan beserta keluarga, bang Obed, bang Johannes, pak Welly, pak Budiman, bang Ernst, ko Bendy, bang Yefta, bang Donnis, bang Donald, bang Sabar, bang Andreas, bang Bony, bang Dapot, bang Eki, bang Tumbur, bang Folden, bang Johan L, bang Preston, bang Rade, bang Yoppie, Gugun, Jhon Tua, bang Eko, bro Sandy, Anggie Sitompul, Brinet Sitohang, kak Cana, Christin, kak Rugun Sitorus (terima kasih mengurus sepeda motorku ya kak), ito Vivi Sitorus, Vanie, kak Efo, kak Maxim, kak Susan, kak Ju Lie, kak Evelyn, dan semua staff di Departemen Musik GBI Menplaz yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih banyak karena mengenalkan penulis kembali pada kasih Kristus.

Terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada “saudara-saudara” penulis, Sevi, Mario, Amelya, Maya Siagian, bang Sam Siagian, bang Acong, bang Bima (terima kasih


(9)

buat no contact SPR ya bang), bang Hardony Sitohang, Berlin Tambunan, bang Iskandar, bang Mangara, bang Sober, Denny Rawatan, pak Galih Agung, Febho Simbolon, kak July Sitorus, Jaitun Sidabutar, Johan Andrei, kak Rosa Tampubolon, Sargenty Sidabutar Yasir, dan lainnya.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman penulis di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Nommensen Medan dan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, lae Jo, lae Indra, lae Justan, lae Tanaka, appara Gullit, lae Boy, Samuel, bang Teten, pak Erizon (terima kasih buat ilmunya pak), lae Nixon, lae Janasby, lae Marin, Mega, seluruh saxophonist kota Medan, pak Kamal, bang Hendrik Perangin-angin, bang Winarto Kartupat (banyak menginspirasi penulis), Silver Rose Orchestra, dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terkhusus penulis ucapkan terima kasih kepada Intan Maida Sinambela yang sudah banyak membantu penulis selama perkuliahan dan memberikan banyak dukungan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

Dan juga kepada semua pihak yang tak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan yang mungkin karena keterbatasan penulis dalam penyajiannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sekalian demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2010 Penulis

Markus Bona Tangkas Sirait 040707013


(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………...i

DAFTAR ISI………...v

DAFTAR LAMPIRAN………..x

DAFTAR TABEL………..xi

DAFTAR FOTO………xii

BAB I PENDAHULUAN………...1

1.1 Latar Belakang………1

1.2 Pokok Permasalahan………...6

1.3 Tujuan dan Manfaat………7

1.3.1 Tujuan………...7

1.3.2 Manfaat………...7

1.4 Konsep dan Teori………....8

1.4.1 Konsep………8

1.4.2 Teori………...10

1.5 Metode Penelitian………..16

1.5.1 Studi Kepustakaan………...17

1.5.2 Kerja Lapangan………..17

1.5.2.1Observasi Langsung………...18

1.5.2.2Wawancara………...20

1.5.2.3Metode Penelusuran Data Online………..21


(11)

1.5.2.5Pemotretan……….23

1.5.3 Kerja Laboratorium………....23

1.5.4 Lokasi Penelitian………23

BAB II SEJARAH DAN KEBERADAAN PUNK………...24

2.1 Asal Usul Punk di dunia………....24

2.2 Pembagian Komunitas dan Musik Punk………45

2.3 Sejarah masuknya street punk ke Indonesia………...51

2.3.1 Masuknya Musik Rock Sebagai Cikal Bakal Musik Punk di Indonesia………51

2.3.2 Lahirnya Komunitas Street Punk di Indonesia………..57

2.3.3 Pembagian Scene Komunitas Street Punk di Indonesia…………58

2.3.3.1Scene Punk Kota Bandung...58

2.3.3.2Scene Punk Kota Jakarta………...60

2.3.3.3 Scene Punk Kota Yogyakarta………64

2.3.3.4 Scene Punk Kota Surabaya………66

2.3.3.5 Scene Punk Kota Malang………...69

2.3.3.6 Scene Punk Bali……….69

2.3.4 Masuknya Komunitas Street Punk ke Kancah Politik…………...74

2.3.5 Keluarnya Komunitas Street Punk dari Kancah Politik dan Kembalinya Komunitas Street Punk melakukan Etos Kerja D.I.Y………76


(12)

2.5 Sejarah Masuknya Street Punk di Kota Medan………...81

BAB III IDENTIFIKASI STREET PUNK DI KOTA MEDAN………97

3.1 Unsur-Unsur Penting Dalam Identifikasi Punk………...97

3.1.1 Ideologi Punk………...97

3.1.1.1 Anti-Kapitalisme………..98

3.1.1.2 Anti-Nazisme………..100

3.1.1.3 Anti-Fasisme………...101

3.1.1.4 Anarkisme………...102

3.1.1.5 Anti-Imperialisme………...106

3.1.1.6 Anti-Feodalisme………..107

3.1.1.7 Anti-Globalisasi………..108

3.1.1.8 Anti-Kemapanan……….111

3.1.2 Musik Punk……….113

3.1.2.1 Warna Musik (Timbre)………...113

3.1.2.2 Birama……….115

3.1.2.3 Tangga Nada………...115

3.1.2.4 Karakter Sound………...115

3.1.2.5 Proses Pengerjaan Lagu………..116

3.1.3 Performance Punkers………..117

3.1.3.1 Asesoris………...119

3.1.3.1.1 Pierceng………119


(13)

3.1.3.1.3Spike……….121

3.1.3.1.4Pin……….122

3.1.3.1.5Slayer………122

3.1.3.2 Atribut………123

3.1.3.2.1Tato………...123

3.1.3.2.2Model Rambut………..126

3.1.3.2.3Jaket Kulit……….130

3.1.3.2.4Baju dan Celana Lusuh……….130

3.1.3.2.5Sepatu Boots……….130

BAB IV EKSISTENSI KOMUNITAS STREET PUNK KOTA MEDAN……..132

4.1 Eksistensi Komunitas Street Punk Kota Medan……….132

4.1.1 Eksistensi Komunitas Street Punk Kota Medan di Bidang Musik………..132

4.1.1.1 Gigs (Pertunjukan Musik)………....132

4.1.1.2 Band-Band Street Punk Kota Medan dan Hasil Karyanya………..140

4.1.1.3 Aktivitas Mengamen………142

4.1.2 Eksistensi Komunitas Street Punk Kota Medan di Bidang Fashion………144

4.1.3 Eksistensi Komunitas Street Punk Kota Medan Dalam Media Komunikasi Komunitas……….154 4.1.4 Eksistensi Komunitas Street Punk Kota Medan


(14)

di Bidang-Bidang Lainnya……….159

4.2 Fenomena-Fenomena Yang Terjadi Dalam Komunitas Street Punk Kota Medan………..167

BAB V GAMBARAN GAYA HIDUP KOMUNITAS STREET PUNK KOTA MEDAN………174

5.1 Alasan Seseorang Masuk Dalam Komunitas Street Punk……….174

5.2 Street Punk Sebagai Identitas Sosial……….176

5.3 Sistem Pengelolaan Komunitas Street Punk Kota Medan………177

BAB VI PENUTUP………178

6.1 Kesimpulan………...178

6.2 Saran dan Kritik………181

DAFTAR PUSTAKA………...207

DAFTAR INFORMAN………212


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Transkripsi Lagu Street Punk………214 Lampiran Lirik Lagu Street Punk………... Glosarium………...


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel I Jumlah Penduduk Kota Medan Berdasarkan Suku Hasil Sensus Penduduk Pada Tahun 2000...81 Tabel II Perbedaan Seteman Ukulele Punk dengan Seteman Ukulele Pada Umumnya..114


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cover album Iggy and The Stones……….25

Gambar 2. Perform Iggy and The Stones……….25

Gambar 3. Band Blondie………..26

Gambar 4. Band Talking Heads………...26

Gambar 5. Perform The Voidoids……….27

Gambar 6. Perform The Dead Boys………..27

Gambar 7. Perform The Ramones……….27

Gambar 8. Logo dari band The Ramones……….27

Gambar 9. Band Sex Pistols………..28

Gambar 10. Cover album Sex Pistols………28

Gambar 11. Gerry Bushell pencetus Oi!...30

Gambar 12. Style dan Fashion Skinheads & Rude Boys……….. 31

Gambar 13. Style dan Fashion para Mods………31

Gambar 14. Skinheads & Rude Boys bergabung sebagai Hooligan dalam olahraga sepakbola………31

Gambar 15. Fashion dan Style Rude Boys……….32

Gambar 16. Salah satu poster Oi!...32

Gambar 17. Band The Understones………...32

Gambar 18. Band The Saints……….32

Gambar 19. Band The Clean……….33

Gambar 20. Perform Black Flag………35


(18)

Gambar 22. Perform The Dills……….36

Gambar 23. Perform The Dead Kennedys………36

Gambar 24. Beastie Boys………..37

Gambar 25. Perform Sonic Youth……….38

Gambar 26. Perform The Misfist………...38

Gambar 27. Perform Bad Religion………....39

Gambar 28. Cover album Bad Religion………...39

Gambar 29. Perform band The Exploited……….39

Gambar 30. Salah satu cover album The Exploited………..40

Gambar 31. The Offspring………41

Gambar 32. Salah satu cover album The Offspring………..41

Gambar 33. Salah satu cover album Rancid……….42

Gambar 34. Personil Rancid……….42

Gambar 35. Perform band Rancid………42

Gambar 36. Para Personil band Blink 182………44

Gambar 37. Aksi Panggung drummer Blink 182, Travis Barker……….44

Gambar 38. Komunitas Anarcho Punk……….46

Gambar 39. Komunitas NAZI Punk……….47

Gambar 40. Komunitas The Oi!...48

Gambar 41. Komunitas Queer Core………..48

Gambar 42. Komunitas Riot Grrrl……….49

Gambar 43. Personil Rocket Rockers………59


(19)

Gambar 45. Poster Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Young Offender…....62

Gambar 46. Personil group band Punk Tat yang semuanya adalah wanita………62

Gambar 47. Perform band Something Wrong……….65

Gambar 48. Logo band DOM 65………66

Gambar 49. Perform band DOM 65………66

Gambar 50. Perform band Teknoshit………...66

Gambar 51. Perform Endank Soekamti………66

Gambar 52. Personil Endank Soekamti………66

Gambar 53. Gambar Poster Tour Superman Is Dead………..71

Gambar 54. Salah satu poster acara menampilkan Superman Is Dead dengan bintang tamunya adalah group band Seringai………71

Gambar 55. Reza, Putra, dan temannya seorang punkers dari Taiwan pada gigs Medan for Punk’s, Pendopo USU, 16 Mei 2010………...92

Gambar 56. Seorang punkers yang berasal dari Amerika Serikat bernama Yuuhan, penulis jumpai di CkCk kolektif, Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 16 Juni 2010, Pukul 20.00 WIB……… 93

Gambar 57. Seorang punkers yang berasal dari Malaysia bernama Alind, penulis jumpai di CkCk kolektif, Gg. Cinta Rakyat, Simp. Sempakata pada tanggal 16 Juni 2010, Pukul 20.00 WIB……….93

Gambar 58. Lambang NAZI………...100

Gambar 59. Lambang Anarkisme Tradisional……….105

Gambar 60. Lambang Anarchy pada Komunitas Punk………...105


(20)

Gambar 62. Efek yang digunakan oleh Dino, gitarist SPR………116

Gambar 63. Pierceng pada telinga seorang punkers dalam komunitas street punk…...119

Gambar 64. Pierceng pada lidah………120

Gambar 65. Proses pierceng pada lidah……….120

Gambar 66. Contoh spike………...121

Gambar 67. Spike dijual di distro sparky………...121

Gambar 68. Spike dijual di distro sparky………121

Gambar 69. Kaum Black Bloc sedang berdemonstrasi………...123

Gambar 70. Tato lambang Anarchy Community pada lengan kiri Reza……….124

Gambar 71. Tato lambang Feminisme pada lengan kanan Reza……….125

Gambar 72. Tato pada kaki selebah kanan Tulank RKA……….125

Gambar 73. Model Rambut long and pointy mohawk………127

Gambar 74. Model rambut fan mohawk………127

Gambar 75. Gaya rambut devilock……….128

Gambar 76. Komunitas street punk membuat model rambut mohawk pada saat berlangsungnya gigs Medan for Punk’s, Pendopo USU, 16 Mei 2010………..128

Gambar 77. Dandanan rambut mohawk pada komunitas street punk yang penulis ambil ketika wawancara di Pendopo USU, 16 Mei 2010 pukul 18.00 WIB………129

Gambar 78. Lem kertas merk “Hercules” yang biasa dipakai oleh para punkers untuk membuat rambut mohawk maupun spike-top………..129

Gambar 79. Gigs Medan for Punk’s Vol I, Pendopo USU, 16 Mei 2010………...135

Gambar 80. Gigs Medan for Punk’s Vol I, Pendopo USU, 16 Mei 2010, salah satu penampilan band street punk Medan………...135


(21)

Gambar 81. Gigs Medan for Punk’s Vol I, Pendopo USU, 16 Mei 2010, moshing pada

gigs punk……….136

Gambar 82. Gigs Medan for Punk’s Vol I, Pendopo USU, 16 Mei 2010, moshing pada gigs punk……….136

Gambar 83. Gigs Medan for Punk’s Vol I, Pendopo USU, 16 Mei 2010, moshing pada gigs punk……….137

Gambar 84. Gigs Medan for Punk’s Vol I, Pendopo USU, 16 Mei 2010………..137

Gambar 85. Gigs Medan for Punk’s Vol I, Pendopo USU, 16 Mei 2010………..137

Gambar 86. Gigs Medan for Punk’s Vol I, Pendopo USU, 16 Mei 2010………..138

Gambar 87. Perform band Reza, Atomic Bombing Conspiracy……….140

Gambar 88. Ukulele………143

Gambar 89. Ketipung buatan para punkers……….144

Gambar 90. Merchandise dijual di distro Poison Ivy………..146

Gambar 91. Cd band-band lokal Medan……….146

Gambar 92. Merchandise punk dijual di distro Poison Ivy……….146

Gambar 93. Baju-baju hasil buatan distro didistribusikan di distro Poison Ivy………..146

Gambar 94. Contoh baju-baju hasil buatan distro Poison Ivy……….147

Gambar 95. Merchandise dijual di distro Poison Ivy………..147

Gambar 96. Distro Poison Ivy di Jl. Darussalam No. 50 D, Medan Baru………...147

Gambar 97. Bahan-bahan sablon, mulai dari pasta, tinta pewarna, obat Bremol Tex dan contoh pasta yang sudah diberi pewarna……….149

Gambar 98. Alat-alat yang dipergunakan Tulank RKA dalam menyablon……….149


(22)

Gambar 100. Contoh baju jadi yang diproduksi oleh Tulank RKA………..150 Gambar 101. Bahan-bahan untuk membuat sticker, mulai dari tinta, pembuat film dan

desain yang dikerjakan oleh Tulank RKA dengan menggunakan bantuan software

Photoshop dan Corel Draw 12……….150 Gambar 102. Contoh sticker yang dibuat oleh Tulank RKA………150 Gambar 103. Tulank RKA mendistribusikan produknya pada gigs Medan for Punk’s,

Pendopo USU, 16 Mei 2010……….151

Gambar 104. Aktivitas distro Erick………..152 Gambar 105.Hasil tato menggunakan tinta “Glow in the Dark”………..152 Gambar 106. Hasil tato Erick………152 Gambar 107. Alat mentato yaitu mesin tato………..153 Gambar 108. Tinta tato………..153 Gambar 109. Alat-alat pierceng yang digunakan oleh Erick……….153 Gambar 110. Pierceng buatan Erick………...153 Gambar 111. Zines NewKicks issue #1………...155 Gambar 112. Zines NewKicks issue #2………...155 Gambar 113. Zines NewKicks issue #3………...156 Gambar 114. Setara Zines issue #1………157 Gambar 115. Pendistribusian zines pada gigs punk, Pendopo USU, 23 Mei 2010…....158 Gambar 116. Contoh isi zines……….158 Gambar 117. Contoh isi zines……….159 Gambar 118. Lambang kampanye Food Not Bombs………..160


(23)

Gambar 119. Aksi Anti-Otoritarian, Bumi Perkemahan Sibolangit, 3-6 Juni 2010. Acara

nobar (nonton bareng) film dokumenter……….161

Gambar 120. Aksi Anti-Otoritarian, Bumi Perkemahan Sibolangit, 3-6 Juni 2010.

Ngelapak (menjual zines dan merchandise serta kaset-kaset punk)………...161

Gambar 121. Merchandise yang dijual di aksi anti-otoritarian, Bumi Perkemahan

Sibolangit, 3-6 Juni 2010………162

Gambar 122. Merchandise yang dijual di aksi anti-otoritarian, Bumi Perkemahan

Sibolangit, 3-6 Juni 2010………162

Gambar 123. Aksi Anti-Otoritarian, Bumi Perkemahan Sibolangit, 3-6 Juni 2010.

Workshop D.I.Y membuat barang-barang dari bahan-bahan sampah bersama para

punkers dari Amerika Serikat……….162 Gambar 124. Aksi Anti-Otoritarian, Bumi Perkemahan Sibolangit, 3-6 Juni 2010. Hasil

karya workshop barang-barang menggunakan bahan-bahan sampah………163

Gambar 125. Aksi Anti-Otoritarian, Bumi Perkemahan Sibolangit, 3-6 Juni 2010.

Memasak perbekalan bersama para punkers dari Amerika Serikat………...163

Gambar 126. Aksi Anti-Otoritarian, Bumi Perkemahan Sibolangit, 3-6 Juni 2010.

Workshop menyablon bersama Beck dan Tulank……….163

Gambar 127. Aksi Anti-Otoritarian, Bumi Perkemahan Sibolangit, 3-6 Juni 2010.

Workshop menyablon bersama Beck dan Tulank……….164

Gambar 128. Aksi Anti-Otoritarian, Bumi Perkemahan Sibolangit, 3-6 Juni 2010.

Workshop membuat barang-barang dari bahan-bahan sampah bersama punkers-punkers dari luar negeri seperti Singapore dan Taiwan………..164


(24)

Gambar 129. Aksi Anti-Otoritarian, Bumi Perkemahan Sibolangit, 3-6 Juni 2010. Panitia

aksi anti-otoritarian bersama para punkers-punkers dari negara lain seperti Taiwan, Malaysia, Singapore, Amerika Serikat………164

Gambar 130. Buklet Pekan Anti-Otoritarian 2010……….166 Gambar 131. Band SPR perform di FISIP UMSU, 8 Mei 2010……….171 Gambar 132. Band SPR (Street Punk Rockers)………...171 Gambar 133. Perform Boris, gitaris merangkap vokal SPR………171


(25)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PUNK berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Public United not Kingdom” yang berarti kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan/pemerintahan. Pada awal sejarahnya yaitu dekade 60-an, punk masih hanya sebatas pemberontakan terhadap musik rock dimana musik rock adalah musik yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi jika dilihat dari skill para pemusiknya sehingga tidak semua orang bisa mengikuti bahkan memainkan musik rock tersebut1. Musik punk dipelopori oleh Mic5 dan Iggy and The

Stones dikarenakan ketidakpuasan musisi-musisi tersebut terhadap musik rock maka

mereka menentang aturan-aturan yang terdapat di dalam musik rock yang mengharuskan seorang musisi rock memiliki pengetahuan dan skill musik yang tinggi. Tanpa sadar kedua band di atas menciptakan suatu genre baru yang disebut dengan punk2. Musik punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan pengungkapan isi hati daripada aspek teknis dalam bermain musik. Musik punk mengadaptasi struktur musik garage rock3

Di Inggris, pada awalnya punk juga merupakan sebuah aliran musik, hanya saja telah mengalami perkembangan, dimana punk di negara ini berubah dari musik yang hanya memberontak terhadap musik rock menjadi musik yang disertai dengan ideologi . Pada masa berikutnya, punk mengalami perkembangan yang cukup pesat.

1

2

3

salah satu cabang musik rock yang terjadi pada tahun 1964 di Amerika. Anak-anak muda Amerika masa itu membentuk band dan melakukan latihan di garasi mereka sendiri. Musiknya mempunyai ciri sederhana, tapi kencang, berpower dan biasanya dengan satu riff gitar yang diulang-ulang. Aliran musik ini merupakan cikal bakal lahirnya musik punk rock.


(26)

dan protes sosial-politik. Ideologi ini berasal dari suatu komunitas yaitu orang-orang yang merasa tertindas (kaum pekerja/golongan bawah) oleh pemerintahan atau oleh golongan atas (bangsawan) yang pertama sekali terjadi di kota London, Inggris pada akhir tahun 1970-an. Pada masa itu pemerintah Inggris menetapkan pajak yang sangat tinggi terhadap rakyatnya sehingga menimbulkan kemiskinan, kelaparan dan kesenjangan sosial. Banyak sekali masyarakat Inggris pada masa itu yang harus tinggal dan hidup di jalanan karena tekanan ekonomi. Hal ini menyebabkan lahirnya budaya baru dari suatu komunitas baru bernama komunitas Street Punk (Punk Jalanan).

Para punkers4

4

Sebutan untuk orang-orang pecinta budaya punk baik dari segi musikal, gaya hidup, style, fashion, sampai kepada ideologi punk. (Lihat http://www.borneotribune.com/pandora/komunitas-punk-siapa-mereka.html/)

melakukan gerakan (movement) baik dengan melakukan demo

ataupun melalui kritikan-kritikan pedas terhadap kerajaan Inggris. Sementara itu lahirlah Sex Pistols sebagai band punk pertama yang lahir di Inggris melakukan gerakan-gerakan protes dengan memasukkan kritik sosial politik dalam lirik-lirik lagunya. Hal ini mendapat sorotan dunia kala itu terutama pada industri musik rock dan dengan cepat genre baru ini menyebar ke seluruh dunia. Salah satu negara yang mengalami perkembangan punk yang cukup besar adalah Amerika. Di negara ini punk mendapat kedudukan yang baik dalam industri musik dan melahirkan jenis-jenis musik punk, gaya hidup dan style punk yang baru.

Pada awal tahun 1990-an punk mulai memasuki wilayah Asia, termasuk Indonesia. Ketika itu anak-anak muda Bandung mengartikulasi budaya impor tersebut melalui media massa. Mereka berdandan ala punk dan turun ke jalan-jalan untuk menunjukkan diri mereka kepada masyarakat umum.


(27)

Hampir sama seperti di Inggris dan Amerika, di Indonesia sendiri semua gerakan-gerakan punk berawal dari jalanan. Setelah mengikuti dandanan, mulailah anak-anak muda Bandung pada masa itu memainkan lagu-lagu dari band idola mereka seperti, Sex

Pistols, The Ramones, The Exploited, dan lain-lain. Hal ini karena mendapat pengaruh

yang cukup besar dari perkembangan punk di Inggris dan Amerika baik melalui media massa, fanzine, kaset dan CD, maupun menjalin interaksi langsung dengan komunitas-komunitas punk di luar negeri. Acara-acara musik punk yang digabung dengan

underground banyak digelar secara independent dimana biaya dalam pembuatan

acara-acara tersebut berasal dari mereka sendiri tanpa adanya bantuan dari sponsor5

Punk di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat sehingga dapat dibagi atas beberapa scene (tempat) yang mengalami pergerakan punk paling cepat, diantaranya adalah: scene Bandung, scene Jakarta, scene Yogyakarta, scene Surabaya,

scene Malang, scene Bali, dan scene Medan. Pada perkembangan berikutnya, banyak

band-band punk yang lahir dari scene-scene tersebut. Scene-scene tersebut juga melahirkan fanzine-fanzine fotocopy-an serta menimbulkan komunitas-komunitas punk di dalam scene-scene tersebut

.

6

Ciri khas punk adalah celana jeans sobek-sobek, jaket kulit, pin-pin yang ditempelkan di jaket, piercing, tattoo, model rambut spike-top dan mohican (biasa disebut dengan Mohawk), asesoris-asesoris lainnya seperti swastika, salib, kalung anjing, rantai, spike/gelang paku besi, tali pinggang besi, gembok, dan lain-lain. Asesoris-asesoris ini telah menjadi suatu ciri khas yang tidak dapat lagi dipisahkan dari komunitas punk. Semua benda-benda di atas merupakan asesoris yang memang sangat diperlukan oleh

.

5

http://www.apokalip.com/

6


(28)

kaum punk untuk menunjukkan jati dirinya sebagai seorang punkers. Dalam perkembangan selanjutnya, asesoris-asesoris yang dipakai oleh kaum punk ini telah berkembang dengan sangat pesat sehingga tidak hanya anak punk saja yang menggunakannya tetapi musisi dari aliran musik lain juga sangat senang memakai dan mengoleksi asesoris tersebut. Berkat hasil kreativitas dari para punkers dengan semangat dan etos kerja D. I. Y. (Do it Yourself) yang berarti bahwa semuanya dapat kita kerjakan sendiri, tidak perlu meminta bantuan dari orang lain, komunitas street punk mampu menyediakan kebutuhannya sendiri tanpa merugikan orang lain.

Ciri-ciri musik punk adalah distorsi7 gitar yang tajam dengan beat8 drum yang cepat dan tak beraturan. Musik punk juga terkenal karena pemakaian acord9

Pada awalnya, komunitas punk memainkan alat-alat musik yang biasa dipakai untuk band seperti gitar elektrik, gitar bass dan drum set (terdiri dari satu snare drum, satu tom, satu floor tom, satu bass drum, hi-hats, satu atau dua crash cymbal dan satu ride

cymbal). Akan tetapi pada perkembangannya, alat-alat musik di atas hanya dipakai jika

komunitas punk melakukan atau mengikuti event-event musik. Di dalam kesehariannya, komunitas street punk memakai alat-alat musik yang mudah didapatkan oleh mereka dan yang sederhana, biasanya hanya tiga buah acord saja. Musik punk juga dikenal dengan aksi panggungnya yang sangat ugal-ugalan dan brutal baik untuk para pemusiknya maupun buat para penontonnya yang terkadang melakukan moshing (membentuk lingkaran di tengah hiruk pikuk musik punk).

7

Sebuah perubahan suara yang terjadi ketika amplitudo sinyal melebihi range yang tersedia. Contoh distorsi adalah suara berisik yang dikeluarkan oleh speaker yang rusak.

8

Menurut Kamus Musik, beat adalah satuan hitungan dalam musik yang secara ritmis merupakan dasar penyajian. Pada dirigen tampak pada gerakan tongkat di tangannya. (M. Soeharto, 1992:11).

9

Paduan nada, bunyi serempak dari dua nada atau lebih. Dituliskan berupa rangkaian not atau lambang-lambangnya. Ada lambang yang berupa angka, ada yang berupa huruf dan ada yang berupa gambar.


(29)

harganya tidak terlampau mahal (terjangkau), bahkan mereka juga merealisasikan semangat dan etos kerja D. I. Y tersebut dengan membuat alat-alat musik sendiri. Alat-alat musik yang biasanya dipakai oleh komunitas ini antara lain; ukulele, gitar akustik, juga alat-alat yang mereka buat sendiri dari bahan sampah (bahan yang tidak dipergunakan lagi) dimana komunitas ini mendaur ulang sampah-sampah tersebut dan membuat alat-alat musik dari bahan tersebut, misalnya Gendang dan Shacker.

Musik tidak hanya mencerminkan identitas diri seseorang. Musik juga bisa mencerminkan indentitas suatu kelompok, komunitas, bahkan sebuah bangsa. (Jurnal Kunci, hal 6-7, Mei-Juni 2000). Di kota Medan sendiri punk jalanan dapat kita jumpai dimana-mana. Biasanya para street punk ini membuat suatu tempat sebagai tempat berkumpulnya mereka sesama pecinta musik punk (base camp). Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh penulis, dulunya tempat komunitas ini biasa berkumpul adalah di Universitas Nommensen Medan. Akan tetapi karena selalu dikejar-kejar dan ditangkap oleh polisi-polisi pamong praja maka mereka memindahkan base camp mereka ke daerah Griya, Djuanda, Titi Kuning dan Deli Tua.

Dalam kesehariannya, komunitas street punk melakukan berbagai aktivitas mereka di jalanan baik itu mengamen, bermusik, menyebarkan ideologi punk, maupun sekedar berkumpul bersama sesama pecinta punk. Hal ini juga terjadi pada komunitas

street punk di Medan. Mengamen bagi komunitas ini adalah sesuatu hal yang dilakukan

untuk bertahan hidup dimana komunitas ini akan mendapatkan uang dari hasil jerih payah mereka dengan cara mengamen. Di saat yang bersamaan ketika mereka mulai mengamen, komunitas street punk ini akan dilihat oleh masyarakat, kemudian banyak diantara masyarakat yang menanyakan kenapa mereka bisa berada di jalanan, di saat inilah


(30)

dilakukan penyebaran ideologi punk tersebut. Komunitas ini akan menjelaskan mulai dari apa arti punk tersebut, mengapa komunitas ini bisa berada di jalanan, apa yang ingin mereka sampaikan melalui gaya hidup, fashion dan style mereka tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis akan mengupas kebiasaan para punkers jalanan baik dari segi musikal maupun gaya hidupnya, selain sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra USU juga karena kehidupan punkers jalanan di kota Medan sangat menarik untuk dikaji dan diteliti agar penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang kehidupan mereka. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis berkeinginan untuk membuat suatu karya tulis ilmiah dengan judul : “Deskripsi Musik, Gaya Hidup dan Performance Komunitas Street Punk di Kota Medan”

1.2 Pokok Permasalahan

Dari latar belakang yang dikemukakan, ada beberapa permasalahan yang menarik untuk dikaji dari topik penelitian ini:

1. Bagaimana sejarah dan keberadaan punk?

2. Bagaimana gaya hidup komunitas street punk di kota Medan?

3. Bagaimana ekspresi sosial dan musikal (baik dalam ekspresi musikal di panggung maupun ekspresi musikal di jalanan) dalam komunitas street punk di kota Medan?


(31)

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan utama dari penulisan dan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan keberadaan serta perkembangan punk di dunia, Indonesia maupun di kota Medan.

2. Untuk mengetahui gaya hidup dari komunitas street punk khususnya komunitas

street punk kota Medan. Bagaimana mereka dalam aktivitasnya sehari-hari.

Apa-apa saja yang mereka lakukan selama bergabung dengan komunitas ini.

3. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya musik street punk itu, bagaimana kaitan musiknya dengan tingkah laku para street punk tersebut. Bagaimana mereka membuat musiknya.

1.3.2 Manfaat

Melalui penelitian ini penulis maupun pembaca mengetahui kehidupan suatu sub kultur yang mengisi kemajemukan di kota Medan yang menamakan dirinya sebagai komunitas street punk (punk jalanan). Selain untuk memberikan informasi kepada penulis dan pembaca tentang musik dalam komunitas punk jalanan khususnya di kota Medan juga sebagai dokumentasi untuk penulis dan pembaca. Tulisan ini juga sebagai bentuk pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama studi di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.


(32)

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Menurut KBBI Depdikbud 10

Dalam The Concise Oxford Dictionary of Music (1995:325), rock adalah jenis musik popular asli Amerika (Rock and Roll) yang berkembang pada awal tahun 1950-an dan menyebar diseluruh dunia. Ditampilkan oleh kelompok-kelompok musik yang terdiri dari penyanyi, pemain gitar, dan drum yang biasanya dikontrol secara elektronik. Musik rock biasanya dipentaskan di panggung.

(2005:258), deskripsi berarti pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.

Musik berarti bunyi-bunyian (Poerwardarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1997), tidak hanya yang dihasilkan oleh manusia, akan tetapi semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini.

11

Sex Pistols adalah salah satu pelopor punk rock di Inggris. Pada tahun 1980-an,

komunitas street punk lahir di Inggris yang muncul sebagai bentuk reaksi masyarakat Musik Punk lahir dari pemberontakan terhadap musik rock dimana musik rock adalah musik yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi jika dilihat dari skill para pemusiknya sehingga tidak semua orang bisa mengikuti bahkan memainkan musik rock tersebut. Musik punk adalah musik yang lebih mengutamakan pelampiasan energi dan pengungkapan isi hati daripada aspek teknis dalam bermain musik. Dalam perkembangannya, musik punk tidak lagi hanya sebatas pemberontakan terhadap musik rock melainkan musik yang disertai dengan ideologi dan memasukkan protes sosial-politik dalam lirik-lirik lagunya.

10

Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, Jakarta, Balai Pustaka.

11


(33)

Inggris yang kondisi perekonomiannya lemah dan pengangguran sehingga terpaksa harus hidup di jalanan karena tidak mampu membayar pajak yang tinggi. Sementara band-band punk Inggris melakukan protes sosial dan politik melalui karya-karya musiknya, dengan semboyan Oi! (artinya Hello dalam aksen Cockney di Inggris), komunitas ini mulai melakukan pergerakan-pergerakan (movement) untuk menentang pemerintah Kerajaan Inggris, mulai dari melakukan demo-demo besar, memblokir ruas-ruas jalan di Inggris untuk membuat pertunjukan musik, memblokir kereta api bawah tanah, dan lain sebagainya.

Apakah musik mempunyai arti? Jawabannya ya, dengan adanya ‘semiotik musikal’ sangat jelas jika musik mempunyai arti. Aart van Zoest dalam bukunya Semiotik (1978) mengatakan bahwa simbolitas dalam musik sangat jelas keberadaannya. Pengenalan jenis, historitas dan gaya tergantung pada unsur-unsur simbolis dalam tanda kompleks, yakni karya musik. Dengan demikian, penggunaan aksesoris pada musik terutama pada pemusik termasuk dalam simbolitas musik karena berhubungan erat dengan gaya hidup dan historisitasnya.

Gaya hidup para street punk adalah salah satu fenomena yang sangat trend12 belakangan ini. Para street punk mendapatkan kebebasannya dengan hidup dan tinggal di jalanan. Dengan dandanan ala punk seperti model rambut mohawk dan spike-top, asesoris-asesoris tubuh seperti pemakaian swastika, salib, kalung anjing, rantai, spike/gelang paku besi, tali pinggang besi, gembok, dan lain-lain13

12

Trend adalah gaya mutakhir (Menurut KBBI Online http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/)

13

Akan lebih dijelaskan oleh penulis pada BAB III.

. Para street punk ini turun ke jalan-jalan untuk menunjukkan identitasnya kepada masyarakat umum.


(34)

Menurut KBBI Online14

Menurut Indra Idiots, Street punk adalah sebutan bagi para punkers yang sering nongkrong di jalanan dan di tempat keramaian lainnya, mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan bahkan kadang berpindah tempat atau berkelana keluar kota untuk menyebarkan ideologi punk.

, Komunitas adalah kelompok (organisme) yang hidup dan saling berinteraksi di suatu daerah tertentu.

15

Menurut KBBI Online16

14

http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/

, Ideologi adalah paham, teori dan tujuan yang merupakan cara berpikir seseorang atau suatu golongan yang menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap suatu kejadian dan problem politik yang dihadapinya

Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi_politik), Ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya masyarakat bekerja dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu.

1.4.2 Teori

Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat,1973:10).

Berbagai teori dan metode keilmuan dan pendekatan etnomusikologis dengan didukung dengan pendekatan ilmu-ilmu lainnya sangatlah diperlukan untuk mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan musik sebagai produksi dari tingkah laku manusia (the product of behaviour).

15

Salah satu personil band The Idiots, Indra,

16


(35)

Merriam (1964) di dalam bukunya The Antropology of Music mengatakan:

“ The ultimate interest of man is man himself, and music part of what he does and part of

what he studies about”. Merriam mengatakan bahwa perhatian manusia yang utama

adalah manusia itu sendiri, dan musik yang termasuk di dalamnya adalah merupakan bagian yang dikerjakan sebagai dirinya sendiri.

Dari uraian ini dapat diketahui bahwa dalam mempelajari manusia, salah satu aspek yang cukup penting untuk mengungkapkannya ialah melalui musik, dimana musik para punkers jalanan dalam hal ini menjadi kanvas bagi para punkers jalanan untuk tetap berkarya dan menunjukkan identitasnya. Sehingga dengan demikian manusia dan musik adalah dua hal yang saling bertautan, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain musik adalah merupakan produksi dari tata tingkah laku yang sekaligus menjadi gambaran jiwa dan ekspresi seni masyarakatnya.

Lebih lanjut Maran (2005) mengatakan, tidak ada kebudayaan yang bersifat statis, setiap individu dan setiap generasi melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan semua desain kehidupan sesuai kepribadian mereka dan sesuai dengan tuntutan zaman.17

• Teori perkembangan musik populer

Adapun dalam pembahasan terhadap pokok permasalahan dari penelitian ini antara lain dalam hal:

Dalam mendeskripsikan musik street punk ini, penulis mengacu pada teori perkembangan musik populer dimana teori ini akan digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan musik punk sebagai salah satu musik popular yang berkembang di kota Medan. Nettl dalam Eight Urban Musical Cultures: Traditional dan Change

17


(36)

(1978:171) menawarkan dua pola proses kebudayaan, yaitu modernisasi dan

westernisasi. Modernisasi adalah suatu proses pengadaptasian yang menonjolkan

tampilan dari Barat dengan tujuan untuk memperluas, dengan tidak menggantikan elemen-elemen utamanya. Westernisasi adalah suatu proses pembaratan, dimana budaya barat telah menjadi budaya tempatan atau asli yang menggantikan elemen-elemen budaya tempatan atau asli tersebut. Berkaitan dengan perkembangan musik punk di Medan, kedua pola proses perubahan kebudayaan inilah yang diadopsi oleh pemusik dan penikmat musik punk di Medan. Pengaruh modernisasi tercermin dari pola pikir mereka yang menyukai musik dan gaya hidup street punk yang secara nyata bukan berasal dari budaya Indonesia, pengaruh westernisasi tercermin dari perwujudan prilaku sosial dan musikal, serta gaya berpakaian yang mereka tiru.

Shin Nakagawa dalam bukunya Musik dan Kosmos: Sebuah Pengantar

Etnomusikologi (2000:19-20) mengemukakan tentang pluralisme musik yang hidup

berdampingan (pluralistic coexistence of music) dimana pluralisme kebudayaan biasanya terjadi pada masyarakat urban yang anggota masyarakatnya bi- (dua) atau multietnis. Dua kemungkinan bisa terjadi dalam musik tersebut, pertama, saling mencampur unsur-unsur musik yang ada menjadi sintesis baru dan kedua, masing-masing hidup secara berdampingan.

Untuk memperkuat teori bahwa musik punk berkembang di kota-kota besar dan menjadi bagian dari kajian Ethnomusicology, Nettl dalam Recent Directions in

Ethnomusicology (1992:380,384) mengemukakan tentang fenomena Ethnomusicology

Urban yang merupakan suatu studi terhadap budaya kaum minoritas dan musik para imigran. Dalam hal ini dapat dianalisis adalah bahwa gejala urbanisasi memunculkan


(37)

istilah Ethnomusicology Urban dengan melihat bagaimana telah terjadi transformasi kota dalam konteks budaya individu yang melahirkan budaya sentramultikultural di pusat kota tersebut. Dikaitkan dengan sejarah awal musik punk rock yang berasal dari musik rock di Barat, hal inilah yang terjadi hingga akhirnya musik rock dan perkembangannya terus berkembang luas termasuk ke Medan sebagai salah satu kota besar di Sumatera Utara.

Untuk membahas bahwa musik punk rock sebagai salah satu musik populer yang selalu berhubungan dengan pertunjukan, media massa dan industri rekaman, Nettl mengatakan dalam popular Music of The Non-Western World (Manuel, 1998:2) bahwa musik populer selalu dikaitkan dengan wilayah perkotaan yang diorientasikan kepada penonton, ditampilkan oleh para profesional yang menghargai hasil karya musiknya, mempunyai statistika sendiri tentang musik seni dari suatu budaya yang mulai pada abad ke-20, persebarannya meluas melalui media massa, radio dan industri rekaman. Jadi jelas bahwa konser-konser musik punk rock dalam hal ini sebagai salah satu sub genre dari musik rock yang sering diadakan, kaset-kaset industri rekaman yang beredar dan media massa yang juga ikut berpartisipasi adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan musik punk rock.

Selanjutnya untuk membahas masalah bahwa dalam bidang musik populer menganut prinsip “sistem bintang” begitu pula yang terjadi pada musik punk rock, Manuel (1988:3)18

18

Peter Manuel, Popular Music of the Non-Western World: An Introductory Survey.

mengatakan bahwa “musik populer sering menjadi musik hiburan sekuler/duniawi yang produksi dan penggunaannya tidak diasosiasikan secara intrinsik dengan fungsi-fungsi perputaran kehidupan tradisional yang khusus atau memiliki satu “sistem bintang”, dimana media mempromosikan pengaguman terhadap suatu


(38)

kepribadian yang populer disekitar gaya hidup para musisi, fashion atau kehidupan pribadi”. Hal ini bertujuan agar antara musisi dan penggemar memiliki jarak dan batas, dimana nantinya akan mengakibatkan rasa ingin tahu yang berlebihan dari penggemar terhadap musisi idolanya itu. Akhirnya media massa pun akan sangat berperan untuk mendekatkan penggemar secara terus menerus tentang semua hal yang dirasa glamour dalam berita-berita terbaru dari “bintang” tersebut dan tentu akan membuat para penggemar akan selalu berfantasi akan kehidupan “bintang”nya itu.

Yang lebih relevan lagi, mengenai “sistem bintang” pada musik populer terhadap sejarah munculnya musik punk rock adalah yang seperti dijelaskan oleh Mauly Purba dan Ben M. Pasaribu (2006:8)19

• Analisis terhadap penyajian pertunjukan

dalam buku “Musik Populer”, yaitu suatu cara untuk mencari kebaruan dengan adanya kebiasaan-kebiasaan dalam musik populer yang diabaikan seperti: ada lagu instrumental, tanpa vokal sama sekali; ada penyanyi atau pemain yang dengan sengaja memilih pakaian jelek atau asesoris dan rambut yang aneh seolah mengancam; ada lagu yang diambil dari musik klasik atau sumber lain yang tidak “akrab” dengan kebanyakan pendengar musik populer; ada acord atau ritme yang aneh. Tetapi biasanya keanehan-keanehan ini hanya berfungsi sebagai variasi dan musiknya tetap jalan sebagaimana biasanya. Begitu pula halnya yang terjadi pada musik punk rock, banyak hal-hal baru dalam musik dan penampilan atau fashion para pemusik punk rock yang menjadi faktor penarik bagi yang melihat atau penikmat musiknya dalam hal ini adalah “penggemar”. Dimana yang sangat berperan penting sebagai media penghubung adalah media massa yang mendekatkan penggemar dan “bintang”nya.

19


(39)

Teori yang digunakan untuk hal ini adalah yang diajukan oleh Alan P. Merriam dan Andrienne L. Keappler.

Merriam dalam bukunya The Anthropology of Music (1964) mengatakan bahwa dalam menganalisis suatu penyajian pertunjukan musikal penting diperhatikan mengenai elemen-elemen, bunyi musikal, konsep-konsep mengenai musik dan tingkah laku manusia berhubungan dengan bunyi musikal yang mempengaruhi terhadap konsep-konsep musik.

Disisi lain, Keappler (1972) menekankan pada etnologi pertunjukan yang menggabungkan analisi emik dan analisis etik. Analisis emik adalah penggambaran suatu peristiwa pertunjukan menurut cara pandang masyarakat pendukung itu sendiri. Analisis etik adalah penggambaran pertunjukan dengan cara pandang teoritis dari penelitian peristiwa pertunjukan tersebut.

• Teori Difusi

Dalam zaman modern sekarang ini, difusi unsur-unsur kebudayaan yang timbul di salah satu tempat di muka bumi berlangsung dengan cepat sekali, bahkan seringkali tanpa kontak yang nyata antara individu-individu. Ini disebabkan karena adanya alat-alat penyiaran yang sangat efektif, seperti surat kabar, majalah, buku, radio, film dan televisi (Koentjaraningrat,2002: 246-247). Jadi tidak heran jika seandainya gaya bermusik dan gaya Visual musisi Jepang dalam waktu kurang dari sebulan atau bahkan seminggu telah ditiru oleh remaja di Indonesia karena adanya televisi, intenet, dan TV kabel.

Dari beberapa teori yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa penggemar dari musik punk rock di Medan kebanyakan adalah kaum remaja. Hal ini dikarenakan yang menjadi target bagi media massa dalam hal ini musik


(40)

sebagai hiburan adalah kaum muda yang selalu memiliki rasa keingintahuan yang besar, yang beranggapan bahwa musik punk rock beserta komunitas street punk nya memiliki hal-hal baru dalam segi musikal maupun dari segi penampilan dan pertunjukan musiknya. Hal ini tentunya juga menjadi daya tarik bagi para musisi untuk memainkannya.

1.5 Metode Penelitian

Dalam hal metode penelitian, penulis memakai metode penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penekanan kajian diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh (Bogdan dan Taylor 1975:5). Suatu penelitian kualitatif memungkinkan kita memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya (Bogdan1975:4-5)20.

Menurut Netll (1964:62-64) ada 2 hal yang esensial untuk melakukan aktifitas penelitian dalam disiplin etnomusikologi yaitu : kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Kerja lapangan meliputi pemilihan informan, pendekatan dan pengambilan data, pengumpulan dan perekaman data. Sedangkan kerja laboratorium meliputi pengolahan data, menganalisis dan membuat kesimpulan dari keseluruhan data-data yang diperoleh. Namun demikian, sebelum melakukan hal ini terlebih dahulu dilakukan studi kepustakaan yakni mendapatkan literatur atau sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan pokok permasalahan.

20


(41)

1.5.1 Studi Kepustakaan

Untuk mencari teori, konsep dan juga informasi yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian, maka penulis terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan untuk menemukan literature atau sumber bacaan yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian lapangan.

Sumber bacaan yang dilakukan dapat berasal dari peneliti luar maupun peneliti dari Indonesia sendiri. Selain bacaan yang dapat berupa majalah atau Koran, bulletin, buku ilmiah, jurnal, skripsi sarjana, tesis, berita dan lain-lain, penulis juga menggunakan buku-buku yang cukup relevan dengan topik permasalahan dalam penelitian ini, terutama yang menyangkut pada komunitas, gaya hidup dan musik dari komunitas street punk. Buku-buku tersebut antara lain ialah, The Anthropology of Music, tulisan Alan P. Merriam, 1964; Theory and Method in Ethnomusicology, karya Bruno Nettl, 1864;

Pokok-pokok Antropologi Budaya, karya T.O. Ihromi, 1987; serta buku-buku pendukung

lainnya yang dianggap relevan dengan topik penelitian ini.

1.5.2 Kerja Lapangan

Kerja lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data yang paling akurat karena peneliti langsung dapat mengamati langsung objek yang akan diteliti sehingga data yang diperoleh lebih objektif. Dalam hal ini data yang dibutuhkan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang paling utama menjadi kebutuhan peneliti dimana data-data yang diperoleh dengan melakukan observasi langsung ke lapangan penelitian. Dalam observasi tersebut dilakukan pula perekaman terhadap informasi utama, seperti perekaman terhadap


(42)

kegiatan yang dilakukan oleh street punkers dan wawancara terhadap street punkers dan orang-orang awam yang di dalamnya banyak menggunakan istilah-istilah atau terminologi-terminologi setempat melalui teknik atau pendekatan elisitasi (bertanya langsung kepada informan). Sementara data sekunder yaitu data-data atau informasi yang diperoleh melalui studi kepustakaan dengan mengumpulkan informasi yang sebanyak-banyaknya dari berbagai bahan bacaan yang terkait dengan topik penelitian ini.

Selain itu dalam pelaksanan pengambilan data primer ada beberapa tahapan penting yang perlu dilakukan yaitu:

1.5.2.1 Observasi langsung 1.5.2.2 Wawancara

1.5.2.3 Metode Penelusuran Data Online 1.5.2.4 Perekaman

1.5.2.5 Pemotretan

1.5.2.1 Observasi Langsung

Adapun observasi langsung ini dilakukan uantuk mendapatkan secara langsung data-data yang dibutuhkan selama berlangsungnya kegiatan yang diamati tersebut. Selain mengamati kegiatan dari observasi langsung ini penulis dapat langsung menentukan orang-orang yang dianggap mampu menjadi narasumber dalam pengumpulan data-data yang dibutuhkan penulis.

Pengamatan atau observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu :


(43)

a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Dalam metode pengamatan setidaknya ada 3 (tiga) macam metode, yaitu :

1. Metode pengamatan bebas. Metode ini menggunakan teknik pengamatan

yang mengharuskan si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan-hubungan emosi pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya. Si peneliti dalam hal ini tidak ada hubungan apapun dengan para pelaku yang diamatinya.

2. Metode pengamatan terkendali. Dalam pengamatan terkendali, si peneliti juga

tidak terlibat hubungan emosi dan perasaan dengan yang ditelitinya, seperti halnya dengan pengamatan biasa. Yang membedakannya adalah pada pengamatan terkendali para pelaku yang akan diamati diseleksi dan kondisi-kondisi yang ada dalam ruang atau tempat kegiatan pelaku itu diamati dan dikendalikan oleh si peneliti.

3. Metode pengamatan terlibat. Melalui metode pengamatan terlibat si peneliti

mempunyai hubungan dengan para pelaku yang diamatinya dalam melakukan pengumpulan bahan-bahan yang diperlukan. Sasaran dalam metode pengamatan terlibat adalah orang atau pelaku. Macam-macam keterlibatan yang ada dalam pengamatan terlibat adalah sebagai berikut :

(1) keterlibatan yang pasif yaitu peneliti tidak melakukan suatu interaksi sosial dengan para pelaku yang diamatinya. (2) keterlibatan


(44)

peneliti juga menjadi struktur dimana ia sebagian dari pendukunya. (3)

keterlibatan aktif yaitu si peneliti ikut mengerjakan apa yang dikerjakan oleh

para pelaku dalam kehidupan sehari-harinya. (4) keterlibatan penuh atau

lengkap yaitu si peneliti kehadirannya dianggap biasa pada kegiatan yang

dilakukan.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode pengamatan terlibat. Disini penulis bertindak sebagai pengamat total yang dapat masuk ke suatu tempat dan melakukan pengamatan sebagai seorang peneliti. Melalui pengamatan ini peneliti dalam mengumpulkan bahan keterangan yang diperlukan tidak perlu bersembunyi tapi juga tidak mengakibatkan perubahan oleh kehadirannya pada kegiatan yang diamati. Dalam hal ini, peneliti harus berusaha memperoleh kepercayaan penuh dari orang-orang yang menjadi sasaran penelitiannya.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara, jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder) (Suhartono, 1995:67)21. Teknik wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1985:138-140)22

1. Wawancara berfokus : pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu dan selalu berpusat kepada satu pokok permasalahan

mengatakan bahwa wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

21

Suhartono Irawan, Metode Penelitian Sosial. Bandung. Remaja Rosdak.

22


(45)

2. Wawancara bebas : pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpusat pada pokok permasalahan tetapi beraneka ragam selama masih berkaitan dengan objek penelitian.

3. Wawancara sambil lalu : pertanyaan dalam hal ini diajukan kepada nara sumber dalam situasi yang tidak terkonsep ataupun tanpa persiapan. Dengan kata lain informan dijumpai secara kebetulan.

Dalam hal ini wawancara penulis menggunakan wawancara berfokus dan wawancara bebas.

1.5.2.3 Metode Penelusuran Data Online

Perkembangan Internet yang sudah semakin maju pesat serta telah mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat saat ini memungkinkan para akademisi mau ataupun tidak menjadikan media online seperti Internet sebagai salah satu medium atau ranah yang sangat bermanfaat bagi penelusuran berbagai informasi, mulai dari informasi teoritis maupun data-data primer ataupun sekunder yang diinginkan oleh peneliti untuk kebutuhan penelitian23

“Pada mulanya banyak kalangan akademisi meragukan validitas data Online sehubungan apabila data atau informasi itu digunakan dalam karya-karya ilmiah, seperti penelitian, karya tulis, skripsi, tesis maupun disertasi. Namun ketika media Internet berkembang begitu pesat dengan sangat akurat, maka keraguan itu menjadi sirna kecuali bagi kalangan akademisi konvensional –ortodoks yang kurang memahami perkembangan teknologi informasi sajalah yang masih mempersoalkan akurasi media online sebagai sumber data maupun sumber informasi teori. Hal ini disebabkan karena saat ini begitu banyak publikasi teoritis yang disimpan dalam bentuk online dan disebarkan melalui jaringan Internet.

.

23


(46)

Begitu pula saat ini, berbagai institusi telah menyimpan data mereka pada server-server yang dapat dimanfaatkan secara Intranet maupun Internet. Dengan demikian polemic tentang keabsahan dan validitas data-informasi online menjadi sesuatu yang kuno, tergantung pada bagaimana peneliti dapat memilih sumber-sumber data online mana yang sangat kredibel dan dikenal banyak kalangan”.24

Dengan demikian, Burhan Bungin menjelaskan bahwa metode penelusuran data

online yang dimaksud adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online

seperti Internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

1.5.2.4 Perekaman

Ada dua jenis perekaman yang penulis lakukan yaitu perekaman audio dan perekaman video audio. Hal perekaman audio digunakan tape perekam merk Sony sensitif audio, handphone G.Von, laptop merk Toshiba Satellite L200, michrophone laptop merk Keenion Mic-309, dan menggunakan software Adobe Audition 1.5. Sedangkan untuk merekam video digunakan digunakan kamera video Sony Handycam Wide LCD DCR/DVD808 dengan menggunakan MiniDVD Maxel 60 Minute serta handphone G.Von.

24


(47)

1.5.2.5 Pemotretan

Untuk mendapatkan dokumentasi dalam bentuk gambar maka penulis menggunakan kamera digital merk Nikon Coolpix L4, kamera digital merk Samsung, kamera handphone G.Von, 5 Mega Pixels.

1.5.3 Kerja Laboratorium

Semua data yang di peroleh dilapangan diolah dalam kerja laboratorium dengan pendekatan etnomusikologi. Dalam mengolah data, penulis melakukan proses menyeleksi data dengan membuang data yang tidak perlu dan menambahkan data yang kurang. Dalam tulisan ini, penulis melakukan pendekatan deskriptif guna pengolahan dan penganalisisan data.

1.5.4 Lokasi Penelitian

Sebagai sample kajian penelitian maka penulis memilih lokasi penelitian di daerah Titi Kuning. Di daerah ini juga penulis melihat dan menyaksikan secara langsung komunitas street punk tersebut. Penulis juga akan melakukan penelitian ke beberapa tempat yang sering dikunjungi oleh kaum punkers jalanan ini termasuk ke base camp mereka. Dan penulis juga akan melakukan penelitian langsung ke beberapa pertunjukan musik punk. Dan akan melakukan wawancara dengan penonton dan pemusik.


(48)

BAB II

SEJARAH DAN KEBERADAAN PUNK

2.1 Asal Usul Punk di Dunia

Punk berasal dari Bahasa Inggris, yaitu: “Public United Not Kingdom” yang

berarti kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya, punk adalah sebuah cabang dari musik rock dimana musik rock merupakan sebuah genre musik yang berasal dari musik rock and roll yang telah lahir lebih dahulu yaitu pada tahun 1955 jauh sebelum punk ada, dimana pada akhirnya musik punk adalah musik yang menjadi milik generasi muda yang memberontak terhadap segala bentuk “kemapanan”.25

25

Akan lebih dijelaskan penulis pada BAB III, hal 88.

Sejarah punk terbagi atas beberapa generasi, ciri khas punk, gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kaum punk dan sebagainya.

Memasuki dekade 60-an, punk lahir sebagai suatu aliran musik baru. Masa itu punk sudah menjadi sebuah sub genre dari musik rock. Ciri pemberontakannya semakin tampak dan segala rupa aksi panggung yang ugal-ugalan mulai muncul seiring lahirnya musik punk. Dari generasi pelopor punk, ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol, yaitu Mic5 dan Iggy and The Stones. Mereka disebut-sebut sebagai Pelopor

Punk Generasi Pertama. Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan punk yang

kiprahnya masih berlanjut sampai dengan dasawarsa 90-an. Namanya pun semakin diakui sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam musik rock pada masa itu.


(49)

Gambar 1. Cover album Iggy and The Stones

Gambar 2. Perform Iggy and The Stones

Pada generasi pertama ini, musik punk masih hanya sebatas pemberontakan terhadap musik rock dimana menurut pecinta punk masa itu musik rock adalah musik yang memiliki banyak sekali aturan-aturan musik yang sangat sulit untuk ditaati sehingga tidak semua orang bisa mengikutinya bahkan memainkannya. Kedua grup musik ini menentang apa yang disebut sebagai aturan-aturan daripada musik rock tersebut dan ternyata tanpa sadar kedua grup musik ini telah menciptakan suatu aliran musik baru yang bernama musik punk dimana semua orang dapat dengan mudah memainkannya karena chord-chord sederhana yang diadaptasi dari struktur musik garage rock26

26

Salah satu cabang musik rock yang terjadi pada tahun 1964 di Amerika. Anak-anak muda Amerika masa itu membentuk band dan melakukan latihan di garasi mereka sendiri. Musiknya mempunyai ciri sederhana, tapi kencang, berpower dan biasanya dengan satu riff gitar yang diulang-ulang. Aliran musik ini merupakan cikal bakal lahirnya musik punk rock.

dari


(50)

rock pada masa itu. Musik punk pada masa ini lebih mengutamakan pelampiasan energi dan pengungkapan isi hati daripada aspek teknis dalam bermain musik. Para punkers27 berprinsip bahwa tidak diperlukan kemahiran (skill) yang tinggi dalam bermain musik, yang terpenting adalah penampilan yang ok dan segala kegelisahan hati (unek-unek) harus dikeluarkan diatas panggung.

Sebagai akibatnya, punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri sehingga sering tidak mendapatkan kesempatan untuk tampil di acara-acara televisi, bahkan perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan musik ini. Hal ini membuat para punkers melakukan suatu inovasi yaitu dengan cara membuat label rekaman sendiri dengan berbasis pada label yang lebih kita kenal pada masa sekarang ini sebagai indie

label. Jadi para punkers ini membuat dan memasarkan hasil karya mereka sendiri. Hal ini

melahirkan etos kerja D. I. Y. (do it yourself) yang akhirnya mereka anut sampai dengan hari ini, bahwa semuanya dapat dikerjakan sendiri, tidak perlu meminta bantuan dari orang lain dimana komunitas punk mampu menyediakan kebutuhannya sendiri tanpa harus meminta bantuan bahkan sampai merugikan orang lain.

Pada tahun 1975 bermunculanlah grup-grup musik punk lainnya seperti Blondie,

Talking Heads, The Voidoids, The Dead Boys, dan The Ramones.

Gambar 3. Band Blondie Gambar 4. Band Talking Heads

27


(51)

Gambar 5. Perform The Voidoids Gambar 6. Perform The Dead Boys

Gambar 7. Perform The Ramones Gambar 8. Logo dari band The Ramones

The Ramones28

Pada tanggal 4 Juli 1976, Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris tepatnya di kota London. Konser mereka meninggalkan bekas yang dalam pada diri pemuda-pemuda Inggris yang menyaksikan konser tersebut. Hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya komunitas baru di Inggris yang disebut dengan komunitas Street

Punk dengan aliran musik Punk Rock. Saat itu Inggris sedang dilanda revolusi

besar-besaran terhadap pemerintahan Kerajaan Inggris yang sewenang-wenang terhadap rakyat Inggris khususnya golongan bawah (tani dan buruh). Hal ini disebabkan oleh tingginya

adalah empat anak jalanan asal Queens yang tampil gahar dengan

jaket kulit dan celana jeans. Mereka adalah Joey Ramone (Jefry Hyman) pada vocal, Dee

Dee Ramone (Douglas Colvin) pada bass, Tommy Ramone (Thomas Erdelyi) pada drum,

dan Johnny Ramone (John Cummings) pada gitar.

28


(52)

besar pajak yang harus dibayar oleh masyarakat Inggris sementara pendapatan yang didapatkan tidak seimbang dengan besarnya pajak yang harus ditanggung. Rakyat Inggris kelaparan dan menderita, sementara golongan bangsawan setiap hari melakukan pesta-pesta besar sehingga memunculkan kesenjangan dan kecemburuan sosial. Ternyata konser The Ramones menjadi penyebab dan pemicu kebangkitan punk di Inggris.

Pada akhirnya muncullah Sex Pistols dan The Clash di Inggris yang memasukkan unsur-unsur dan aspek-aspek baru dalam perkembangan punk. Mereka melakukan protes sosial dan politik. Hal ini bisa dimaklumi mengingat situasi Inggris masa itu yang sedang kacau balau. Kedua grup musik ini menjadi penyambung lidah kaum muda-mudi Inggris yang frustasi terhadap tata cara pemerintahan Kerajaan Inggris. Mulailah kedua grup musik ini menyuarakan protes terhadap segala bentuk ketidakadilan yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kedua band ini dengan cepat menjadi terkenal dan segera mendapat hati di masyarakat Inggris khususnya masyarakat yang berasal dari golongan bawah karena kritik sosial dan politik yang mereka masukkan dalam setiap lirik lagu-lagu mereka.


(53)

Sex Pistols29 yang terdiri dari: Sid Vicious, Johnny Rotten, Steve Jones, dan Paul Cook merupakan salah satu band punk yang hingga saat ini namanya masih cukup

terkenal di kalangan pecinta punk dan merupakan salah satu ikon yang memberikan inspirasi dan pembangkit semangat bagi band-band punk lainnya. The Queen, E M I,

Anarchy in the UK merupakan beberapa lagu hits nya disaat itu. Hingga hari ini,

lagu-lagu mereka masih diperdengarkan oleh kaum punk sebagai salah satu album terbaik punk sepanjang masa.30

Di tahun 1980-an komunitas street punk lahir di Inggris. Terdiri dari para pekerja buruh, tani, nelayan dan para remaja bergabung dalam suatu komunitas baru bernama

street punk yang pada akhirnya akan lebih dikenal dengan sebutan The Oi!. Hal ini

muncul sebagai bentuk reaksi masyarakat Inggris yang kondisi perekonomiannya lemah dan banyaknya pengangguran sehingga terpaksa harus hidup di jalanan karena tidak mampu membayar pajak yang tinggi. Sementara band-band punk Inggris melakukan protes sosial dan politik melalui karya-karya musiknya, dengan semboyan Oi! (artinya Hello dalam aksen Cockney di Inggris), komunitas ini mulai melakukan pergerakan-pergerakan (movement) untuk menentang pemerintah Kerajaan Inggris, mulai dari melakukan demo-demo besar, memblokir ruas-ruas jalan di Inggris untuk membuat pertunjukan musik31

29

Lihat

, memblokir kereta api bawah tanah, dan lain sebagainya. Mereka menolak adanya pemberlakuan pajak yang tinggi, anti kapitalisme, menginginkan adanya

chaos, menolak dan mengecam paham Nazisme dan Fasisme, menyetujui dipakainya

paham anarkisme dalam pemerintahan Inggris, menentang keras imperialisme beserta

30

Liha

31


(54)

politik apartheid, serta tidak menginginkan pemerintahan yang memarjinalkan masyarakatnya.32

Oi! bisa diartikan sebagai musik semua orang yang berjalan di jalanan kota dan

yang melihat rendah pada kaum elit dan kaum-kaum borjuis. Semua orang yang bekerja sepanjang hari sebagai budak dapat dihubungkan dengan oi!. Semua orang yang merasa berbeda juga bisa dikatakan dengan oi! karena oi! tidak pernah memandang perbedaan ras, warna kulit, dan kepercayaan. Oi! adalah sesuatu yang menghubungkan semua orang sehingga bisa tertawa dan berkata-kata secara bersama-sama, datar dan sederhana. Oi! menjadi salah satu pilar penting dalam pergerakan punk dimana oi! diperkenalkan oleh

Garry Bushell, seorang penulis “Sounds”, sebuah koran musik terkenal di Inggris. Garry

percaya bahwa street punk dengan musik punk rock-nya adalah sebuah musik protes terhadap tatanan kehidupan yang ada. Gerry pada akhirnya mengumpulkan semua band

street punk dibawah bendera oi!.33

Gambar 11. Gerry Bushell pencetus Oi!

32

Lihat Glosarium.

33


(55)

Pada akhirnya oi! tidak hanya dimiliki oleh kaum street punk tetapi juga oleh kaum skinhead, rude boys, mods, dan herberts34 dikarenakan adanya banyak persamaan

visi dan misi di dalam masing-masing komunitas ini yaitu sama-sama menentang segala bentuk aturan pemerintahan yang tidak pro pada rakyat juga menentang segala bentuk “kemapanan” yang ada.

Gambar 12. Style dan Fashion Skinheads & Rude Boys Gambar 13. Style dan Fashion para Mods

Gambar 14. Skinheads & Rude Boys bergabung sebagai Hooligan dalam olahraga sepakbola

34


(56)

Gambar 15. Fashion dan Style Rude Boys Gambar 16. Salah satu poster Oi!

Sementara punk di Inggris terus berkobar, dampaknya mulai terasa di berbagai penjuru dunia. Banyak Negara yang mencetak grup-grup band punk yang belakangan menjadi legenda di Negara asalnya. Misalnya; Irlandia, punya The Understones, Australia punya The Saints dan Selandia Baru punya The Clean.

Gambar 17. Band The Understones


(57)

Gambar 19. Band The Clean

Pada tahun ini punk mengalami banyak perubahan warna musik, gaya hidup, identitas dan prinsip. Band-band dan komunitas diatas disebut sebagai Pelopor Punk

Generasi Kedua. Pada masa ini punk tidak lagi hanya sebatas pemberontakan terhadap

musik rock saja tetapi sudah mengalami perubahan yang lebih meluas yaitu pemberontakan terhadap segala bentuk “kemapanan” yang ada. Punk juga telah menjadi suatu komunitas dimana menggunakan musik sebagai media penyebaran ideologi punk. Ideologi-ideologi punk itu diantaranya anarkisme, menentang adanya kapitalisme (anti

kapitalisme), marjinal, menentang paham Nazisme dan Fasisme serta imperialisme, dan

menginginkan terjadinya chaos. Sementara lirik-lirik lagunya menceritakan rasa frustasi, kemarahan, kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar dan kerja paksa, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Musiknya mengalami banyak perubahan terutama pada pemakaian

chord, beat drum, penggunaan sound, dan aksi panggung. Chord yang digunakan pada

punk generasi kedua ini menjadi lebih mudah dan lebih efisien dimana hanya tiga chord yang digunakan dalam setiap lagu-lagunya. Beatnya monoton dengan tempo cepat dengan karakter sound yang bright (karakter bass dan treble lebih terasa)35

35

Majalah Audio Pro Edisi 07/Thn. VI/Juli 2005.

. Musik ini dimainkan dengan tempo berkisar 140 sampai 180 ms. Sound distorsi gitar elektrik lebih


(58)

tebal dan berat dibandingkan dengan musik rock and roll. Musik punk rock masih menggunakan struktur komposisi musik yang umum digunakan dalam komposisi musik popular, seperti pola birama yang umumnya 3/4 atau 4/4.

Pada tahun 1980-an ini jugalah musik punk lahir secara bertahap di Amerika pada masing-masing negara bagian. Punk generasi kedua lahir untuk pertama sekali di kota California. Mereka mendapat pengaruh yang sangat besar dari The Ramones dan Sex

Pistols. Hanya saja mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip dasar punk. Bagi

mereka punk bukan hanya sekedar aliran musik, melainkan juga identitas, gaya hidup, bahkan juga ideologi. Tidak diketahui dengan pasti grup musik apa yang pertama sekali muncul di daerah ini. Akan tetapi dengan cepat punk menyebar di daerah ini. Di Amerika sendiri sampai saat ini, kota California merupakan salah satu tempat berkumpulnya para pecinta punk dari seluruh negara-negara bagian Amerika.

Di selatan Kota Los Angeles (LA), tepatnya di Hermosa Beach, ada sebuah kelompok punk metal baru bernama Black Flag36

36

Liha

. Grup musik ini sampai menyewa sebuah gereja sebagai tempat untuk mereka dapat latihan. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan para pecinta punk di daerah tersebut. Grup-grup yang lahir di kota ini lebih berhaluan keras karena mencampur unsur metal di dalam musik punknya. Penampilan mereka lebih brutal baik dari penampilan sehari-hari maupun saat melakukan aksi panggung. Lirik-lirik lagu para punkers di daerah ini juga terkenal sangat radikal. Disinilah lahir The Circle Jerk, Social Distortion, dan Suicidal Tendensies.


(59)

Gambar 20. Perform Black Flag

Gambar 21. Perform Social Distortion

Di kota San Fransisco sendiri musik punk lebih berhaluan politik. Disinilah lahir

The Avengers, The Dils, dan The Dead Kennedys (DK)37. DK melancarkan protes keras terhadap berbagai hal mulai dari kebijakan-kebijakan pemerintah sampai fasisme yang kala itu masih sangat tinggi pada masyarakat Amerika yang terbawa-bawa akibat dari Perang Dunia II di saat Amerika (sekutu) melawan Jerman dengan paham Nazinya dan juga Italia dengan paham Fasisnya. Musik yang mereka mainkan adalah percampuran antara musik punk yang melodis dengan hardcore murni. Inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya genre musik punk baru yang disebut sebagai Hardcore Punk.38

37

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Dead_Kennedys.

38


(60)

Gambar 22. Perform The Dills

Gambar 23. Perform The Dead Kennedys

Kota New York juga menghasilkan grup-grup yang belakangan memperkaya musik punk dengan unsur-unsur lain baik dalam musik maupun style dan fashion. Di kota ini lahirlah Beastie Boys, Sonic Youth, dan The Misfist.

The Misfist39

39

adalah sebuah band horror punk yang terbentuk pada tahun 1977

dibentuk oleh Glenn Danzig (mempunyai nama asli Glenn Anzalone). Nama The Misfist terinspirasi dari obsesi Glenn pada Marilyn Monroe dan mengambil nama bandnya dari film terakhir Marilyn Monroe yaitu “The Misfits”. Band ini beranggotakan Glenn Danzig (Lead Vocals dan keyboard), Jerry Only (bass), Robo (drum), dan Doyle (Gitar elektrik). Lirik-lirik dan gambaran awal band tersebut memfokuskan pada retro fiksi ilmiah, film


(61)

horor dan film porno. Pada masa itu band ini dengan cepat terkenal karena mengadaptasi punk dengan cara yang sangat aneh dan diluar tradisi band-band punk lainnya baik dari segi lirik-lirik dan tema-tema lagunya, aksi panggung yang menegangkan dan penuh dengan kekerasan, gaya dan style berpakaiannya, pemakaian instrument keyboard dengan menggunakan distorsi (band-band punk lainnya sangat jarang memakai keyboard dalam musiknya) bahkan sampai pada penemuan sebuah gaya rambut punk yang disebut dengan

devilock40 yang ditemukan oleh bassis daripada band ini, Jerry Only.

The Misfist senang bergabung dengan band-band punk lainnya di kota New York,

sehingga pada akhirnya mereka juga mempunyai banyak fans. Dan sebagai wujud rasa terimakasih band ini terhadap para penggemar setianya, band ini menamakan komunitas itu dengan sebutan “Fiend Club”.

Pengaruh musik dari band The Misfist sangat besar pada perkembangan musik punk. Banyak band-band sesudahnya yang meniru dan mengimitasi gaya dan style musik mereka seperti AFI, Tiger Army, Myriad, Dead Future, American Werewolves, Alkaline

Trio, Cradle of Filth, Avenged Sevenfold, dan lain-lain.

Gambar 24. Beastie Boys

40

Devilock adalah model rambut punkers dimana jenis potongan rambut terlihat seperti tokoh jahat dari film – film horror. Bentuknya seperti model rambut mohawk, tetapi ekornya ada di depan atau bisa juga disebut potongan rambut mohawk panjang yang dibuat berdiri tegak tetapi disisir ke depan ke satu titik.


(62)

Gambar 25. Perform Sonic Youth

Gambar 26. Perform The Misfist

Di kota San Fernando muncul sebuah grup band bernama Bad Religion yang beranggotakan Greg Graffin, Jay Bentley, Jay Ziskrout, dan Brett Gurewitz (yang lebih dikenal dengan nama Mr. Brett). Bad religion adalah salah satu band punk terunik di dunia dimana band punk ini memiliki keunggulan daripada band-band punk lainnya karena para personilnya adalah para intelektual. Lirik-lirik lagu yang mereka gunakan memakai kata-kata yang membuat orang-orang Amerika sendiri harus membuka kamusnya.41

41

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Bad_Religion.

Bad religion merupakan salah satu band Pelopor Punk Generasi Ketiga. Band ini jugalah yang mempelopori berdirinya grup-grup baru yang lahir setelahnya.


(63)

Sebut saja Dag Nasty, Pennywise, NOFX, Rancid, The Exploited, Blink 182, Green Day dan The Offspring. Pada akhirnya band bad religion ini harus kehilangan salah satu personilnya yaitu Mr. Brett karena Mr Brett lebih memilih untuk menangani band punk baru bernama The Offspring.

Gambar 27. Perform Bad Religion

Gambar 28. Cover album Bad Religion


(64)

Gambar 30. Salah satu cover album The Exploited

Green Day42

42

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Green_Day.

adalah sebuah band punk rock yang berasal dari kota California.

Band ini terbentuk pada tahun 1987 dan terdiri atas Billie Joe Armstrong (vocal dan gitar), Mike Dirnt (vocal dan bass), dan Tré Cool (drum). Band Green Day ini diakui oleh dunia musik karena kesuksesan mereka dalam mengembalikan dan membuat genre musik

punk rock kembali terkenal bersama-sama dengan grup musik punk tahun 1990-an seperti The Offspring dan Rancid. Band ini mempengaruhi banyak kelompok musik punk

lainnya seperti Blink 182 dan Good Charlotte yang lahir setelahnya. Grup musik ini telah menjual lebih dari 50 juta album di Amerika dan lebih dari 100 juta album di luar Amerika. Green Day juga telah memenangkan berbagai penghargaan seperti MTV Video

Music Awards, Nickelodeon Kid’s Choice Awards dan memenangkan tiga buah Grammy Awards. Band ini juga mengalami kontroversi seperti band-band punk lainnya setelah

mereka mengeluarkan album “American Idiot” pada tahun 2006, dimana band ini mengangkat isu perang di Afghanistan dan band ini mengecam perlakuan Presiden AS,


(65)

The Offspring43 adalah sebuah band punk yang berasal dari Orange County,

Southern, California yang beranggotakan Dexter Bryan Keith Holland, Kevin “Noodles”

Wasserman, Greg Kriesel (lebih dikenal dengan nama Greg K), dan Atom Willard. Band

ini ditangani oleh pentolan bad religion, Mr. Brett sebagai managernya. Album Offspring “Smash” pada tahun 1995 mencatat rekor sebagai album independent paling laris dalam sejarah musik underground.44

Gambar 31. The Offspring

Gambar 32. Salah satu cover album The Offspring

Begitu juga halnya dengan Rancid yang juga memiliki angka penjualan album yang sangat tinggi karena musiknya yang juga termasuk unik, dimana band Rancid ini

43

Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/The_Offspring.

44


(66)

menggabungkan unsur musik ska, reggae, techno, bahkan rap dalam musik punk yang mereka bawakan.

Gambar 33. Salah satu cover album Rancid

Gambar 34. Personil Rancid


(67)

Blink 18245 terbentuk pada tahun 1992 di kota California, beranggotakan Tom

DeLonge (vocal dan gitar), Mark Hoppus (vocal dan bass), dan Scott Raynor (drum).

Akan tetapi pada tahun 1998, band ini mengalami pertukaran posisi pada pemain drum setelah bergabungnya Travis Barker. Band yang beraliran melodic punk dengan komunitas skate punk ini merupakan band punk yang cukup mendapatkan sambutan hangat ketika baru masuk ke dalam industri musik karena anak-anak muda yang sangat menyukai musik, lirik, dan aksi panggung mereka. Lirik-lirik lagunya mengangkat tema tentang kehidupan para kawula muda khususnya remaja. Aksi panggung yang berantakan, terlebih kesukaan Tom DeLonge dan Mark Hoppus mengacungkan jari tengahnya ke arah penonton sambil berkata “Fuck U”, serta meludahi penonton. Gaya,

style serta fashion daripada drummer Travis Barker menjadi trend dikalangan anak-anak

muda karena dia sering berganti-ganti style. Drummer ini juga diakui oleh band-band lainnya baik dari band-band beraliran punk maupun di luar punk sebagai salah satu drummer terbaik dunia. Di Indonesia sendiri drummer band Netral bahkan sampai mengadopsi gaya, style serta fashion dari drummer Blink 182 ini. Band ini menjadi sangat terkenal setelah keluarnya video klip dari lagu mereka yang berjudul “What’s My Age

Again”, dimana pada video klip tersebut mereka berlari keliling kota California dengan

tidak memakai pakaian (bugil). Band Blink 182 sukses memasarkan album-album mereka dengan bantuan label – label record yang mereka dirikan sendiri, diantaranya adalah

Filter, Kungfu Records, Cargo Music, Grilled Cheese Records, MCA Records, dan Geffen.46

45

Liha

46


(68)

Gambar 36. Para Personil band Blink 182

Gambar 37. Aksi Panggung drummer Blink 182, Travis Barker

Punk generasi ketiga mengalami perubahan yang cukup nyata pada komunitas, musik dan lirik lagu-lagunya. Musik punk masih digunakan sebagai salah satu media penyebaran ideologi punk. Musiknya banyak mengalami perubahan, dimana para musisi pada generasi ini memasukkan unsur metal ke dalam musik punk rock tersebut sehingga pada akhirnya menghasilkan sub-genre baru daripada musik punk itu sendiri, misalnya;

hardcore punk, melodic punk, dan lain sebagainya. Pada generasi ini jugalah lahirnya fanzine (majalah) serta webzine punk yang memuat musik dari band-band berhaluan


(1)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Ari (War Error) Umur : 26 tahun

Pekerjaan : Sound Enginering

Alamat : Jl. Parang I Gg. Cinta Rakyat Ujung 2. Nama : Reza (Atomic Bombing Conspiracy)

Umur : 24 tahun Pekerjaan : Zines Maker

Alamat : Jl. Beo Indah no. 30 3. Nama : Putra

Umur : 24 tahun Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl. Antariksa no. 10, Polonia 4. Nama : Mirza

Umur : 24 tahun Pekerjaan : Freelance

Alamat : Jl. Pipa I Gg. Sawit 5. Nama : Juned

Umur : 24 tahun Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jln. Antariksa no. 10, Polonia 6. Nama : Persma Maha (Tulank RKA)

Umur : 26 tahun Pekerjaan : Sablon

Alamat : Jl. Kanal Bajak V, Marendal 7. Nama : Erick Barus

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Body Artistik (Tato & Pierceng)

Alamat : Jl. Setia Budi, Kompleks Setia Budi Poin no. 42 8. Nama : Ridho

Umur : 28 tahun Pekerjaan : Freelance Alamat : Yogyakarta 9. Nama : Jack Pane

Umur : 28 tahun Pekerjaan : Wirawasta


(2)

Alamat : Jl. Pelita VI No. 62 10.Nama : Depa

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : Penjaga Distro Sparky

Alamat : Jl. Sei Batu Gingging No. 3, Medan (Sparky Distro) 11.Nama : Boris (SPR)

Umur : 28 tahun Pekerjaan : Freelance

Alamat : Jl. Darussalam No. 132, Ayahanda 12.Nama : Icoy (SPR)

Umur : 24 tahun

Pekerjaan : Distro pierceng dan tato Alamat : Jl. Amaliun Gg. Buntu No. 10 13.Nama : Dino (SPR)

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : Office Record di Perusahaan Desain Grafis Alamat : Jl. Garu I, Simpang Limun

14.Nama : Evan (SPR) Umur : 32 tahun Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Pelita VI No. 62


(3)

LAMPIRAN


(4)

(5)

(6)