Stigma Masyarakat pada Penderita HIV/AIDS di Perumnas Simalingkar Medan Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan
LEMBAR PENJELASAN PENGISIAN KUESIONER
Saya selaku Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Nama : Armando Paolo Rosy Samosir
Stambuk : 2011
Lembar penjelasan ini bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai
Stigma Masyarakat pada Penderita HIV/AIDS di Perumnas Simalingkar,
Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan. Untuk keperluan tersebut saya
memohon kesediaan Saudara/I untuk berperan sebagai responden. Responden
diminta untuk mengisi kuesioner dengan jujur sesuai petunjuk yang diberikan.
Identitas pribadi Saudara/I sebagai responden akan dirahasiakan dan semua
informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Pengisian
kuesioner ini akan mengambil waktu kira-kira 10 menit. Atas kesediaanya, saya
mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2015
Peneliti
Lampiran 1
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER
No.Responden:
Data Demografi
Petunjuk pengisian :
Di bawah ini adalah data demografi yang dibutuhkan sebagai identitas responden penelitian. Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya, dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang telah disediakan.
1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
2. Umur : tahun
3. Agama : Islam Kristen
Katolik Buddha
4. Suku Bangsa : Batak Nias
Lainnya
5. Pendidikan : SD SMP SMA
Akademi S1
Lainnya
6. Pekerjaan : PNS TNI/POLRI
Wiraswasta Karyawan Swasta
Petani/Buruh Lainnya
Lampiran 2
(3)
7. Penghasilan : < Rp. 1.000.000,-
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,- Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 2.000.000,- > Rp. 2.000.000,-
Setelah membaca penjelasan diatas, maka dengan ini saya menyatakan bersedia untuk ikut berpartisipasi sebagai salah satu responden dalam penelitian ini dengan kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.
Medan, Juni 2015
Responden
( )
(4)
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
Stigma Masyarakat pada Penderita HIV/AIDS di Perumnas Simalingkar Medan
Petunjuk : Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kecenderungan sikap anda terhadap pernyataan tersebut
Keterangan :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tidak mau berdekatan dengan
penderita HIV/AIDS karena dapat tertular penyakitnya.
2. Saya tidak akan membalas jabatan tangan dari penderita HIV/AIDS agar tidak tertular. 3. Penderita HIV/AIDS tidak boleh hidup
ditengah masyarakat karena orang lain dapat tertular penyakitnya.
4. Saya tidak mau makan dengan alat yang sama dengan penderita HIV/AIDS karena dapat tertular penyakitnya.
5. Jika salah satu teman atau keluarga saya terinfeksi HIV/AIDS, saya akan
menjauhinya agar tidak tertular.
6. Menurut saya, penderita HIV/AIDS pantas untuk dicemooh.
7. Saya tidak mau tinggal serumah dengan penderita HIV/AIDS.
8. Jika penderita HIV/AIDS datang kerumah saya, saya akan mengusirnya.
9. Saya tidak mau menggunakan handuk yang sama dengan orang yang terinfeksi
HIV/AIDS
Lampiran 3
(5)
10. Penderita HIV/AIDS seharusnya dipisahkan dari lingkungan sekitar karena mereka dapat menularkan penyakitnya.
11. Saya akan mengikutsertakan teman atau keluarga yang terinfeksi HIV/AIDS dalam kegiatan-kegiatan sosial.
12. Penderita HIV/AIDS berhak dijaga privasi/kerahasiaannya oleh keluarga maupun pelayanan kesehatan.
13. Penderita HIV/AIDS berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik sesuai kebutuhannya.
14. Jika teman atau keluarga saya terinfeksi HIV/AIDS saya akan memotivasinya untuk sembuh.
15. Jika keluarga atau teman saya terinfeksi HIV/AIDS saya akan membantu mencari tentang pengobatannya.
16. Penderita HIV/AIDS berhak mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya. 17. Saya tidak akan menolak apabila penderita
HIV/AIDS mau duduk disamping saya. 18. Apabila teman saya terinfeksi HIV/AIDS
saya akan tetap berteman dengannya. 19. Penderita HIV/AIDS boleh bersekolah
seperti masyarakat lainnya.
20. Saya tidak memandang jijik kepada penderita HIV/AIDS.
(6)
TAKSASI DANA PENELITIAN
1. Proposal
Penelurusan literatur dari internet Rp 100.000,-
Pencetakan literatur dari internet Rp 100.000,-
Pencetakan proposal Rp 100.000,-
Membeli referensi buku Rp 100.000,-
Penggandaan dan penjilidan proposal Rp 100.000,-
2. Pengumpulan data
Administrasi surat survei awal Rp 50.000,-
Transportasi Rp 50.000,-
Penggandaan kuesioner dan lembar persetujuan responden Rp 50.000,-
3. Analisa data dan penyusunan laporan
Pencetakan skripsi Rp 150.000,-
Penggandaan dan penjilidian skripsi Rp 100.000,-+
JUMLAH Rp 900.000,-
Biaya tidak terduga 10% Rp 90.000,-+
Total Rp 990.000,-
Lampiran 4
(7)
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Armando Paolo Rosy Samosir
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Pangaribuan/25 Agustus 1993
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl.Pinus Raya 2 no 54 Perumnas Simalingkar Medan
Pendidikan : 1. TK ST Maria Sidikalang (1998-1999)
2. SD ST Yosef Sidikalang (1999-2005)
3. SMP ST Paulus Sidikalang (2005-2008)
4. SMA Budi Murni 2 Medan (2008-2011)
5. S1 Ilmu Keperawatan USU Medan (2011-sekarang)
Lampiran 5
(8)
JADWAL TENTATIF PENELITIAN
No Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Mengajukan judul
2. Menetepkan judul penelitian
3. Menyusun proposal penelitian
4. Menyerahkan proposal penelitian
5. Mengajukan sidang proposal
6. Sidang proposal 7. Revisi proposal
penelitian 8. Mengajukan izin
penelitian
9. Pengumpulan data 10 Analisa data 11. Penyusunan skripsi 12. Pengajuan sidang
skripsi
13. Ujian sidang hasil 14. Revisi
15. Mengumpulkan skripsi
Lampiran 6
(9)
Lampiran 7
(10)
(11)
Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,875 20
Hasil Penelitian
Kategori Stigma
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tinggi 41 41,0 41,0 41,0
Rendah 59 59,0 59,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Lampiran 8
(12)
Tabel Frekuensi Demografi
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Remaja Akhir 26 26,0 26,0 26,0
Dewasa Awal 40 40,0 40,0 66,0
Dewasa Akhir 25 25,0 25,0 91,0
Lansia Awal 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Islam 49 49,0 49,0 49,0
Kristen 37 37,0 37,0 86,0
Katolik 11 11,0 11,0 97,0
Budha 3 3,0 3,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Statistics
Jenis Kelamin Umur Agama Suku Bangsa Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
N Valid 100 100 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1,33 2,17 1,68 1,64 3,87 3,70 2,71
Std. Deviation ,473 ,922 ,790 ,916 ,991 1,910 1,076
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 67 67,0 67,0 67,0
Perempuan 33 33,0 33,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Lampiran 9
(13)
Suku Bangsa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Batak 66 66,0 66,0 66,0
Nias 4 4,0 4,0 70,0
Lainnya 30 30,0 30,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMP 5 5,0 5,0 5,0
SMA 38 38,0 38,0 43,0
Akademi 25 25,0 25,0 68,0
S1 29 29,0 29,0 97,0
S2 3 3,0 3,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < Rp. 1.000.000 16 16,0 16,0 16,0
Rp. 1.000.000 - Rp. 1.500.000 28 28,0 28,0 44,0
Rp, 1.500.000 - Rp. 2.000.000 25 25,0 25,0 69,0
> Rp. 2.000.000 31 31,0 31,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(14)
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PNS 25 25,0 25,0 25,0
Wiraswasta 23 23,0 23,0 48,0
Karyawan Swasta 11 11,0 11,0 59,0
Petani/Buruh 14 14,0 14,0 73,0
Lainnya 27 27,0 27,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(15)
Tabel Frekuensi Penelitian
p1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 10 10,0 10,0 10,0
TS 32 32,0 32,0 42,0
S 49 49,0 49,0 91,0
SS 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 13 13,0 13,0 13,0
TS 38 38,0 38,0 51,0
S 43 43,0 43,0 94,0
SS 6 6,0 6,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 8 8,0 8,0 8,0
TS 34 34,0 34,0 42,0
S 48 48,0 48,0 90,0
SS 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Lampiran 10
(16)
p5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 11 11,0 11,0 11,0
TS 55 55,0 55,0 66,0
S 29 29,0 29,0 95,0
SS 5 5,0 5,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 6 6,0 6,0 6,0
TS 23 23,0 23,0 29,0
S 25 25,0 25,0 54,0
SS 46 46,0 46,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 27 27,0 27,0 27,0
TS 37 37,0 37,0 64,0
S 34 34,0 34,0 98,0
SS 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(17)
p7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 19 19,0 19,0 19,0
TS 31 31,0 31,0 50,0
S 44 44,0 44,0 94,0
SS 6 6,0 6,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 13 13,0 13,0 13,0
TS 54 54,0 54,0 67,0
S 30 30,0 30,0 97,0
SS 3 3,0 3,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 6 6,0 6,0 6,0
TS 27 27,0 27,0 33,0
S 19 19,0 19,0 52,0
SS 48 48,0 48,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(18)
p10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 12 12,0 12,0 12,0
TS 17 17,0 17,0 29,0
S 62 62,0 62,0 91,0
SS 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 16 16,0 16,0 16,0
S 62 62,0 62,0 78,0
TS 21 21,0 21,0 99,0
STS 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 19 19,0 19,0 19,0
S 52 52,0 52,0 71,0
TS 12 12,0 12,0 83,0
STS 17 17,0 17,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(19)
p13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 29 29,0 29,0 29,0
S 62 62,0 62,0 91,0
TS 7 7,0 7,0 98,0
STS 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 43 43,0 43,0 43,0
S 50 50,0 50,0 93,0
TS 5 5,0 5,0 98,0
STS 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 37 37,0 37,0 37,0
S 53 53,0 53,0 90,0
TS 9 9,0 9,0 99,0
STS 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(20)
p16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 25 25,0 25,0 25,0
S 62 62,0 62,0 87,0
TS 11 11,0 11,0 98,0
STS 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 14 14,0 14,0 14,0
S 49 49,0 49,0 63,0
TS 30 30,0 30,0 93,0
STS 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 19 19,0 19,0 19,0
S 45 45,0 45,0 64,0
TS 27 27,0 27,0 91,0
STS 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(21)
p19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 23 23,0 23,0 23,0
S 52 52,0 52,0 75,0
TS 21 21,0 21,0 96,0
STS 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
p20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SS 17 17,0 17,0 17,0
S 35 35,0 35,0 52,0
TS 38 38,0 38,0 90,0
STS 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
(22)
Lampiran 11
(23)
Lampiran 12
(24)
Lampiran 13
(25)
(26)
Lampiran 14
(27)
Lampiran 15
(28)
Lampiran 16
(29)
No. Data Demografi Kuesioner Stigma
JK UMR AGM SB PDK PK PH P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 TTL 1 1 2 2 1 5 6 4 3 3 2 4 2 3 2 2 4 3 3 2 2 1 2 2 3 2 3 2 50 2 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 1 2 3 4 2 1 2 3 1 2 47 3 2 2 1 1 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 50 4 2 1 3 1 2 6 1 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 3 4 65 5 1 1 1 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 47 6 1 3 2 1 5 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 1 1 1 2 4 3 4 4 64 7 1 3 1 1 5 1 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 2 2 1 1 1 1 4 4 2 3 55 8 1 2 2 1 5 6 4 1 2 3 2 2 3 3 2 4 3 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 42 9 2 2 1 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 2 2 1 1 2 4 4 3 4 60 10 1 4 1 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 4 3 2 2 2 1 1 1 2 3 3 4 51 11 2 3 2 1 5 1 4 2 2 2 4 2 1 2 2 4 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 38 12 2 1 3 1 3 6 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 4 4 4 60 13 1 3 2 1 4 6 2 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 55 14 2 2 2 1 5 1 4 2 2 3 4 2 3 3 2 4 3 2 2 1 1 1 2 2 3 2 3 47 15 1 1 2 1 3 6 1 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 56 16 1 2 2 1 4 6 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 2 3 4 3 3 55 17 2 2 2 1 4 5 2 2 2 2 4 2 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 2 3 2 1 2 48 18 1 2 2 1 3 6 1 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 4 2 2 2 3 3 4 3 4 60 19 2 1 3 1 4 6 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 2 2 2 3 4 3 3 4 61 20 2 4 1 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 4 58 21 1 2 2 1 5 4 4 2 3 2 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 51 22 1 2 2 1 5 3 4 2 2 3 4 2 3 3 2 4 3 2 3 2 1 2 3 3 2 3 2 51 23 2 1 2 1 5 6 4 2 3 3 4 2 3 3 2 4 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 50 24 2 2 2 1 5 1 4 2 2 3 4 2 3 2 2 4 3 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 46 25 1 4 1 3 5 1 4 2 2 3 4 3 2 3 3 4 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 47 26 1 3 3 3 6 3 4 2 3 2 4 3 2 3 3 4 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 46 27 1 3 2 1 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 4 4 3 59 28 1 1 1 3 3 5 1 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 2 2 2 4 4 3 3 64 29 1 1 2 1 4 6 2 2 2 1 4 2 2 2 2 4 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 36 30 1 2 2 1 3 6 1 4 2 2 4 3 3 3 2 4 4 3 2 2 1 2 1 2 2 2 4 52 31 1 3 3 1 5 3 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 49 32 1 2 1 2 4 1 3 1 2 2 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 Lampiran 17
(30)
33 1 2 1 3 3 5 2 4 3 1 4 2 1 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 34 34 1 3 1 1 5 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 35 1 2 1 1 5 4 4 1 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 36 2 2 3 1 3 6 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 3 3 2 3 46 37 1 3 2 1 6 6 2 2 1 1 2 2 1 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 36 38 1 1 2 1 3 6 1 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 55 39 1 2 2 1 3 6 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 56 40 2 2 2 1 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 3 3 2 3 58 41 1 2 1 3 2 6 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 56 42 1 3 1 3 4 6 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 3 2 3 63 43 1 2 3 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 3 57 44 1 4 1 3 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 36 45 1 1 1 3 4 5 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 59 46 1 2 2 1 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 54 47 2 1 2 2 3 5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 55 48 2 1 1 1 2 5 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 36 49 1 2 1 1 4 6 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 44 50 1 4 1 3 5 5 2 1 2 2 3 1 1 2 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 34 51 2 2 2 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 56 52 2 2 2 1 4 1 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 51 53 1 4 1 1 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 51 54 2 1 2 1 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 4 3 2 4 2 1 1 1 4 3 2 3 52 55 2 4 2 1 5 1 4 3 2 3 3 2 2 1 1 4 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 37 56 1 3 1 1 3 5 3 3 3 2 3 2 1 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 47 57 1 3 1 3 5 3 4 2 2 2 3 2 1 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 43 58 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 59 1 3 1 1 3 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 60 1 2 1 1 3 6 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 52 61 1 2 1 1 4 1 4 3 3 2 4 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 47 62 2 3 1 1 3 6 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 63 1 1 2 1 5 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 64 1 2 2 1 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 65 1 3 1 3 5 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 1 1 1 2 2 38
(31)
66 2 3 2 1 3 1 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 46 67 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 43 68 1 3 4 3 5 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 41 69 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 44 70 1 1 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 44 71 1 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 51 72 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 53 73 2 2 1 3 5 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 74 1 2 1 1 4 3 3 4 4 2 4 2 2 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 67 75 1 1 1 1 3 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 29 76 1 1 2 1 5 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 77 1 2 1 1 5 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 78 2 3 1 1 3 6 1 3 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 40 79 1 3 1 3 5 4 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 34 80 1 1 1 3 3 6 1 4 4 2 3 4 1 3 2 3 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 2 43 81 1 4 1 3 3 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 35 82 2 2 1 3 5 1 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 61 83 2 2 3 3 6 5 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 28 84 1 2 1 1 4 1 4 3 3 3 3 1 1 1 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 47 85 1 1 1 1 4 1 3 3 3 3 2 1 1 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 3 49 86 1 1 1 1 4 1 2 3 2 2 4 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 46 87 1 1 1 1 4 1 1 3 3 2 4 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 47 88 1 1 1 1 4 1 4 3 3 2 4 2 1 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 47 89 2 3 1 1 5 1 4 2 2 1 1 1 1 1 1 2 4 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 29 90 2 4 2 1 3 3 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 34 91 1 3 3 2 3 5 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 35 92 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 93 1 2 1 1 5 1 4 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 31 94 1 3 1 1 3 5 3 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 31 95 2 1 3 1 5 6 1 3 4 3 4 2 2 3 3 4 3 2 3 1 1 1 1 3 4 2 3 52 96 2 2 2 2 4 6 3 3 3 3 4 1 1 3 2 4 4 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 42 97 1 3 3 3 3 5 2 2 2 1 2 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 98 1 2 2 1 3 5 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 3 55
(32)
JK : Jenis Kelamin AGM : Agama SB : Suku Bangsa
1 : Laki-Laki 1 : Islam 3 : Katolik 1 : Batak 3 : Lainnya
2 : Perempuan 2 : Kristen 4 : Budha 2 : Nias
UMR : Umur
PDK : Pendidikan PK : Pekerjaan PH : Penghasilan
1 : SD 4 : Akademi 1 : PNS 4 : K.Swasta 1 : < Rp 1 juta
2 : SMP 5 : S1 2 : TNI/POLRI 5 : Petani/Buruh 2 : Rp 1 jt – Rp 1,5 jt
3 : SMA 6 : S2/lainnya 3 : Wiraswasta 6 : Lainnya 3 : Rp 1,5 jt – 2 jt
4 : Rp > 2 juta
99 1 2 1 1 2 5 1 4 4 4 4 3 1 1 2 4 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 45 100 1 3 1 3 5 1 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 57
(33)
45 Daftar Pustaka
Arifin, N. 2007. Hentikan Sigma terhadap AIDS. Bandung:Alphabeta.
Borucki, M.J., 1997. Etiologi dan Patogenesis. Dalam : Muma, Richard D., Lyons, Barbara Ann, Borucki, Michael J., Pollard Richard B., ed HIV : manual untuk tenaga kesehatan. Jakarta penerbit Buku Kedokteran EGC, 23-28.
Busza, J. 2004. Stigma and Discimination.http://binkesmas Depkes go.id/
kesga/Sub_3.php
Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan. 2013. Laporan Situasi Perkembangan HIV & AIDS di Indonesia s.d. Maret 2013.
Djoerban, Z dan Djauzi, S. 2006. HIV/AIDS di Indonesia. Dalam: Sudoyo, Aru. W, dkk., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.IV jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 1803-1807.
Hasbullah, R, (1999). Konseling Penyakit Menular Sexual dan HIV/AIDS untuk
tenaga kesehatan. Jakarta : HAPP/USAID.
Herek, G.M. and Capita nio. J.P. 1999 .AIDS Stigma and Sexual Predudice.
Hidayat, A A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Surabaya : Salemba Media.
Hidayat, A A. 2008 . Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi ke 2. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI. 2012 . Buku Pedoman Diskriminasi bagi Pengelola Program, Petugas Layanan Kesehatan dan Kader.
Kesrepro. 2007. Lawanlah Stigma dan Diskriminasi untuk Memenangi Perang Melawan HIV/AIDS. http://www.kesrepro.info/?q=node/305. 28 September 2014.
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 2007. Rencana Strategis 2007-2010. Jakarta: KPAN.
Komisi Penanggulangan AIDS. 2007. Apa Gejala Orang-orang yang Terinfeksi
HIV menjadi AIDS. Diperoleh dari
http://AIDSina.org/modules.php?name=FAQ&MYFAQ=YES&idcat=1&c ateg ories=HIV-AIDS. (diakses pada 27 September 2014).
(34)
46
Noviana, N. 2013 . Catatan Kuliah Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS. Jakarta Timur: CV Trans Info Media.
Nursalam, & Ninuk, D. 2007 . Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV, Jakarta: Salemba Medika.
Price, A. S., Wilson M. L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC
Siregar, N. 2012 . Pengaruh Stigma Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) terhadap Penerimaan Masyarakat di Desa Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
Soerjono, S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Yatim, D I, 2006. Dialog Seputar AIDS. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia; 5
Zein, U, dkk., 2006. 100 Pertanyaan Seputar HIV/AIDS Yang Perlu Anda Ketahui. Medan: USU press; 1-44.
(35)
28 BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma
masyarakat pada penderita HIV/AIDS di Perumnas Simalingkar Kecamatan
Medan Tuntungan Kota Medan.
Variabel dalam penelitian ini adalah stigma. Stigma adalah memberikan label
sosial yang bertujuan untuk memisahkan seseorang atau sekelompok orang
dengan cap atau pandangan yang buruk (Kemenkes, 2012).
Tinggi
Rendah Stigma Aktual
Stigma masyarakat
terhadap HIV/AIDS
Stigma Potensial
Stigma Internal
(36)
29
3.2 Defenisi Operasional
Variabel Defenisi
Operasional
Alat ukur Hasil Ukur Skala
ukur
Stigma
Masyarakat
Stigma adalah
memberikan label
sosial yang
bertujuan untuk
memisahkan
seseorang atau
sekelompok orang
dengan cap atau
pandangan yang
buruk.
Kuesioner,
dengan 10
pernyataan
positif dan
10
pernyataan
negatif
Tinggi, apabila
nilai 50-80
Rendah,
apabila nilai
20-49
Interval
(37)
30 BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan adalah deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan stigma masyarakat pada penderita HIV/AIDS di wilayah
Perumnas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang
akan dikenai generalisasi hasil penelitian (Priyatno, 2008). Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat Perumnas Simalingkar Kota Medan. Total
populasi dalam penelitian ini adalah 39.012 orang
4.2.2 Sampel
1)Teknik Sampel
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk
digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2011:118-127). Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling yang termasuk dalam Non Probability Sampling. Accidental Sampling , adalah metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai.
(38)
31
Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini antara lain:
a. Antara usia 17-65 tahun. b. Bisa berbahasa Indonesia. c. Bersedia jadi responden.
d. Mengetahui apa itu penyakit HIV.
2)Jumlah Sampel
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2010)
dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%
n =
( )
Dimana : n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat kepercayaan / ketepatan
n =
( )
n = .
. ( , )
n = .
,
n = 99,7
jumlah sampel = 100 orang
(39)
32
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Perumnas Simalingkar, Kecamatan Medan
Tuntungan, Kota Medan. Dengan alasan bahwa lokasi penelitian dekat dengan
tempat tinggal peneliti sehingga dapat menghemat biaya penelitian, dan juga
lokasi tersebut dekat dengan RS H Adam Malik yang mempunyai banyak pasien
HIV/AIDS. Hal tersebut mungkin berpengaruh terhadap stigma masyarakat pada
penderita HIV/AIDS. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015.
4.4 Pertimbangan Etik
Dalam melaksanakan peneitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu
memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian
dan prosedur pelaksanaan penelitian. Lembar persetujuan diberikan kepada
responden, bila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk
menandatangani lembar persetujuan tersebut. Tetapi bila calon responden tidak
bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan responden.
Penelitian ini tidak beresiko bagi individu yang menjadi responden, baik
resiko fisik maupun psikologis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden
dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada lembar pengumpulan
data, hanya dengan menuliskan inisial. Kerahasiaan informasi responden terjamin
oleh peneliti, hanya data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
(40)
33
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan, diantaranya 10 pernyataan negatif dan 10 pernyataan positif. Teknik penilaian kuesioner untuk pernyataan negatif, yaitu jika responden memberi jawaban sangat setuju diberi skor 4, jawaban setuju diberi
skor 3, jawaban tidak setuju diberi skor 2 dan jawaban sangat tidak setuju diberi
skor 1. Sebaliknya, untuk pernyataan positif, jika responden memberi jawaban
sangat setuju diberi skor 1, jawaban setuju diberi skor 2, jawaban tidak setuju
diberi skor 3 dan jawaban sangat tidak setuju diberi skor 4. Skor tertinggi yang
mungkin dicapai 80 dan skor terendah 20.
Berdasarkan rumus statistik menurut Aziz (2007), nilai panjang kelas yaitu
p = Rentang
Banyak Kelas
Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (selisih nilai tertinggi dengan
nilai terendah) yaitu 60 dan 2 untuk kategori kelas untuk stigma yaitu tinggi dan
rendah maka didapatkan panjang kelas sebesar 30, menggunakan i = 30 dan nilai
terendah = 20. Stigma masyarakat dikategorikan menjadi dua yaitu tinggi dengan
skor 50-80 dan rendah dengan skor 20-49.
(41)
34
4.6 Validitas Dan Realibitas
4.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas yang dilakukan adalah
validitas isi (content valdity). Pengujian dilakukan untuk menilai apakah kuesioner valid atau tidak. Uji validitas dilakukan oleh Siti Zahara Nasution,
S.Kp, MNS. Uji validitas ini berupa untuk memperbaiki kata-kata instrumen
agar singkat dan mengubah pernyataan instrumen menjadi lebih mudah
dimengerti.
4.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten
jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno, 2008). Uji reliabilitas dilakukan
setelah pengumpulan data pada 30 orang responden yang diasumsikan
memiliki karakteristik yang sama dengan sampel. Uji reliabilitas pada
penelitian ini akan menggunakan uji cronbach’s alpha dan dinyatakan realiabel apabila koefisien alpha 0,70 atau lebih.
Uji realibilitas ini dibantu dengan teknik komputerisasi. Besar sampel
untuk uji realibilitas penelitian berjumlah 30 orang yang dilakukan di tempat
yang sama, yaitu Perumnas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota
Medan. Hasil uji realibilitas pada kuesioner adalah 0,875. Maka dapat
dikatakan bahwa instrumen sudah reliabel.
(42)
35
4.7 Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah seminar proposal penelitian
dan mendapat izin penelitian dari fakultas keperawatan. Tahap awal peneliti
mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan
(Fakultas Keperawatan USU), setelah surat permohonan izin selesai selanjutnya
meminta izin ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan, setelah
mendapatkan izin peneliti mengantar surat izin ke kantor camat Medan Tuntungan
Kota Medan. Setelah peneliti mendapat izin, peneliti melakukan pengumpulan
data. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan waktu, tujuan, dan
prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden, dan yang bersedia
berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent. Setelah menandatangani informed consent. peneliti menjelaskan prosedur pengisian kuesioner dan memberikan kuesioner kepada responden yang akan diisi sendiri
oleh responden.
4.8 Analisa Data
Analisa data adalah proses mengolah data dan penginterpretasian hasil
pengolahan data (Priyatno, 2008). Setelah data terkumpul, maka peneliti
melakukan analisa masalah melalui beberapa tahap. Pertama, peneliti memeriksa
identitas responden dan memastikan semua data telah terisi. Setelah itu, data yang
ada diberi kode terhadap pernyataan yang telah diajukan untuk mempermudah
tabulasi dan analisa. Selanjutnya peneliti memasukkkan data ke dalam komputer
dan melakukan pengolahan data dengan menggunkan program statistik.
(43)
36
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan hasil dari penelitian mengenai stigma
masyarakat pada penderita HIV/AIDS di Perumnas Simalingkar Kecamatan
Medan Tuntungan tahun 2015. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak
100 orang, dan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015.
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Mangga terletak atau termasuk dalam wilayah Kecamatan
Medan Tuntungan. Kelurahan ini adalah pemukiman padat penduduk yang
dimana pada saat ini sangat sulit untuk mencari lahan kosong. Tanahnya
subur dan juga sangat dijaga kehijauannya. Maksudnya adalah bahwa di
Kelurahan Mangga terdapat banyak sekali tanaman hijau yang selalu
diusahakan agar tetap terjaga kesegarannya. Hal ini dimaksudkan agar
pemukiman yang padat penduduk ini tidak terlihat gersang, tetapi juga tetap
terlihat segar walaupun daerahnya sangat padat akan perumahan dan jumlah
penduduknya besar. Luas wilayah Kelurahan Mangga ini adalah sekitar
286Ha yang seluruhnya terdiri dari dataran dan tidak ada perbukitan atau
pegunungan. Dan sebanyak 95Ha adalah pemukiman KPR-BTN dan
sebanyak 88Ha adalah pemukiman umum.
Kelurahan Mangga termasuk dalam wilayah Kecamatan Medan
Tuntungan Kelurahan Mangga ini berbatasan dengan :
(44)
37
− Sebelah utara berbatasan dengan Sempakata − Sebelah selatan berbatasan dengan Simalingkar A − Sebelah barat berbatasan dengan Simpang Selayang
− Dan yang di sebelah timur berbatasan dengan Kuala Bekala dan Simalingkar B
5.1.2 Data Demografi
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang. Karateristik
responden yang dipaparkan mencakup umur, jenis kelamin, suku bangsa,
agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Tabel 5.1
menunjukkan rentang usia responden terbanyak adalah pada rentang umur
26-35 tahun yaitu berjumlah 40 orang (40%). Jenis kelamin yang terbanyak
adalah laki-laki yaitu berjumlah 67 orang (67%).Penganut agama terbanyak
adalah agama Islam yaitu berjumlah 49 orang (49%). Tingkat pendidikan
responden yang terbanyak adalah tamatan SMA yaitu berjumlah 38 orang
(38%), sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, yang terbanyak adalah PNS
(Pegawai Negeri Sipil) dengan jumlah 27 orang (27%), dan tingkat
penghasilan terbanyak ada pada angka lebih dari 2 juta rupiah dengan jumlah
31 orang (31%).
(45)
38
5.1. Distribusi frekuensi data demografi responden stigma masyarakat pada penderita HIV/AIDS di Perumnas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan pada Juni 2015 (n = 100 orang)
Data demografi Frekuensi (f) Persentase (%)
Umur 17-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun 56-65 tahun 26 40 25 9 0 26 40 25 9 0 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 67 33 67 33 Agama Islam Kristen Katolik Budha Suku Bangsa Batak Nias Lainnya 49 37 11 3 66 4 30 49 37 11 3 66 4 30 Pendidikan SD SMP SMA Akademi S1 S2 0 5 38 25 29 3 0 5 38 25 29 3 Pekerjaan PNS Wiraswasta Petani/buruh Karyawan swasta Lainnya 25 23 14 11 27 25 23 14 11 27
(46)
39
Penghasilan <Rp. 1.000.000,-
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,- Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 2.000.000,- > Rp. 2.000.000
16 28 25 31 16 28 25 31
5.1.3. Stigma Masyarakat
Hasil pengumpulan data pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa stigma
masyarakat pada penderita HIV/AIDS berada dalam kategori rendah, sebanyak
59% (n=100).
5.2. Distribusi frekuensi stigma masyarakat pada penderita HIV/AIDS di Perumnas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Juni 2015
Stigma Masyarakat Frekuensi (f) Persentase (%)
Tinggi Rendah 41 59 41 59
Total 100 100
5.2 Pembahasan Stigma Masyarakat pada Penderita HIV/AIDS
Hasil penelitian tentang stigma masyarakat pada penderita HIV/AIDS di
Perumnas Simalingkar ditemukan stigma dalam rentang rendah dengan persentase
59%. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012)
di Desa Buntu Bedimbar Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
bahwa masyarakat berstigma rendah dengan persentase 74,2%, namun masih ada
masyarakat berprasangka negatif pada penyakit penderita HIV/AIDS itu sendiri,
(47)
40
hal ini dapat dilihat responden yang berstigma tinggi terhadap penderita
HIV/AIDSDI Perumnas Simalingkar dengan persentase 41 %, hal ini juga sama
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2012) masih ada masyarakat
yang berstigma tinggi dengan persentase 25,8%.
Pada penelitian ini, masyarakat Perumnas Simalingkar masih berprasangka
negatif pada penderita HIV/AIDS itu sendiri, hal ini disebabkan masyarakat masih
ada yang menganggap HIV/AIDS sebagai penyakit yang menakutkan dan
menjijikkan sehingga harus dijauhi, ada juga yang beranggapan bahwa HIV/AIDS
akan menular jika kita berbincang-bincang atau dekat dengan mereka serta jika
kita berjabat tangan atau makan bersama. Mereka juga merasa jijik atau tidak mau
tinggal berdekatan atau serumah dengan orang penderita HIV/AIDS.Hal ini sesuai
dengan pendapat Herek and Capitanio (1999) yang menyatakan bahwa stigma
terhadap penderita HIV/AIDS merupakan refleksi ketakutan dan keprihatinan atas
hal-hal yang berhubungan dengan penyakit mematikan dan menular.
Banyak anggapan yang salah di masyarakat mengenai penyebaran HIV pada
manusia, sepertipada kuesioner no 4 sebanyak 46 responden (46%) menjawab
sangat setuju mereka tidak mau makan dengan alat yang sama dengan penderita
HIV/AIDS karena dapat tertular penyakitnya. Sesuai dengan teori anggapan yang
salah mengenai HIV (Kemenkes RI, 2012) yang salah satunya adalah apabila
makan dengan alat makan yang sama, tidak akan menularkan HIV karena air liur
tidak dapat membawa virus HIV.
Menurut Pasal 1 Ayat (3) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia yang berbunyi, “Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau
(48)
41
pengucilan yang langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia
atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status
ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan,
penyimpangan, atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak
asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun
kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek
kehidupan lainnya”. Penderita HIV/ AIDS diasingkan dari akses terhadap layanan
dan fasilitas-fasilitas publik bahkan dibatasi kesempatannya bekerja karena
perusahaan-perusahaan tidak menerima karyawan yang menderita HIV.
Diskriminasi terhadap penderita HIV AIDS juga dituntun oleh mitos. Orang
enggan berdekatan dengan penderita HIV/AIDS karena menyangka bisa tertular
oleh keringat atau hembusan nafasnya. Mereka disingkirkan dari masyarakat yang
percaya bahwa HIV/AIDS adalah buah dari kehancuran moral dan penderitanya
adalah ancaman terhadap “kemurnian” akhlak atau moralitas. Masyarakat yang
tidak tahu dengan jelas cara-cara penularan HIV secara sepihak merampas
hak-hak pribadi yang dimiliki oleh individu, hak-hak untuk mendapat pekerjaan bahkan
hak untuk dapat hidup dengan layak.
Hasbullah (1999) menyatakan bahwa stigma dari masyarakat muncul akibat
kurangnya pemahaman terhadap HIV/AIDS secara menyeluruh. Masyarakat
mengetahui HIV/AIDS sebatas penyakit menular dan penderitanya berbahaya.
Pemahaman yang salah dari masyarakat ini telah menjadi sebuah pembenaran
untuk dapat diteruskan kepada generasi selanjutnya. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian pada masyarakat Perumnas Simalingkar yang masih kurang memahami
(49)
42
bagaimana penularan HIV/AIDS karena dominan pendidikan terakhir dari
responden yaitu SMA.
Menurut Busza (2004) secara umum stigma merujuk pada persepsi yang
negatif pada suatu keadaan yang sebenarnya tidak terbukti. Stigma adalah suatu
hal yang dipakai seseorang atau kelompok dalam menganggap suatu keadaan
yang negatif yang kemudian akan dipakai menjadi suatu norma pada seseorang
atau kelompok dalam masyarakat. Keadaan seperti ini perlu dilakukan pendekatan
dan pemahaman bagi masyarakat bahwa penderita tidak perlu dijauhi ataupun
ditakuti dan pentingnya penerimaan masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS
dan menjelaskan dengan benar cara-cara penularan HIV serta masyarakat tidak
lagi salah persepsi mengenai penderita HIV/AIDS sehingga penderita HIV/AIDS
merasa diterima di dalam masyarakat dan tidak diasingkan dari anggota
masyarakat sehingga penderita HIV/AIDS dapat beraktivitas sehari-hari seperti
masyarakat lainnya yang tidak menderita HIV/AIDS sehingga dapat membantu
kualitas hidup dari penderita HIV/AIDS.
(50)
43
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian yang dilakukan mengenai Stigma masyarakat pada penderita
HIV/AIDS di Perumnas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan
menghasilkan kesimpulan dan saran sebagai berikut :
6.1 Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bagaimana stigma masyarakat di Perumnas
Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa stigma masyarakat di Perumnas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan
Kota Medan adalah rendah.
6.2 Saran
6.2.1 Kerjasama Lintas Sektoral dan Program Dinas yang Terkait
Khsususnya Dinas Kesehatan , LSM, tokoh masyarakat setempat agar
merangkul dan memperdayakan Penderita HIV/AIDS dengan tidak
mendiskriminasi, mengadakan pelatihan-pelatihan bagi penderita HIV/AIDS
untuk kelangsungan hidup .
6.2.2 Bagi Dinas Kesehatan Medan Tuntungan
Melalui Puskesmas Simalingkar agar memberikan penyuluhan yang
intensif kepada masyarakat mengenai pentingnya penerimaan masyarakat
terhadap penderita HIV/AIDS dan menjelaskan bagaimana penularan
HIV/AIDS sehingga masyarakat tidak lagi salah persepsi mengenai
HIV/AIDS. Lebih mensosialisasikan apa itu HIV/AIDS bagaimana
(51)
44
penularannya, cara pencegahannya, apa akibat stigma terhadap penderita
HIV/AIDS, dengan memberikan penyuluhan.
6.2.3 Untuk Pemerintahan Setempat
Agar menggalakkan kegiatan-kegiatan olah raga, menghidupkan
karang taruna dan kegiatan-kegiatan kerohanian seperti remaja Mesjid,
perkumpulan gereja dan lain-lain, supaya waktu luang masyarakat diisi
dengan hal-hal yang positif.
(52)
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stigma
2.1.1 Pengertian Stigma
Stigma adalah memberikan label sosial yang bertujuan untuk
memisahkan seseorang atau sekelompok orang dengan cap atau pandangan
yang buruk. Dalam prakteknya, stigma mengakibatkan tindakan diskriminasi,
yaitu tindakan tidak mengakui atau tidak mengupayakan pemenuhan hak-hak
dasar individu atau kelompok sebagaimana selayaknya sebagai manusia yang
bermartabat (Kemenkes, 2012).
Stigma dan diskriminasi terjadi karena adanya persepsi bahwa mereka
dianggap sebagai musuh, penyakit, elemen masyarakat yang memalukan, atau
mereka yang tidak taat terhadap norma masyarakat dan agama yang berlaku.
Implikasi dari stigma dan diskriminasi bukan hanya pada diri orang atau
kelompok tertentu tetapi juga pada keluarga dan pihak-pihak yang terkait
dengan kehidupan mereka.
Beberapa bentuk diskriminasi dan Stigmatisasi terhadap ODHA dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Dukungan bagi ODHA dan keluarga
ODHA mengalami proses berduka dalam kehidupannya -sebuah
proses yang seharusnya mendorong pada penerimaan terhadap kondisi
mereka. Namun, masyarakat dan lembaga terkadang memberikan opini
negatif serta memperlakukan ODHA dan keluarganya sebagai warga
(53)
8
masyarakat kelas dua. Hal ini menyebabkan melemahnya kualitas hidup
ODHA.
2) Tempat layanan kesehatan
Sering terjadi, lembaga yang diharapkan memberikan perawatan dan
dukungan, pada kenyataannya merupakan tempat pertama orang
mengalami stigma dan diskriminasi. Misalnya, memberikan mutu
perawatan medis yang kurang baik, menolak memberikan pengobatan
-seringkali sebagai akibat rasa takut tertular yang salah kaprah. Contoh
dari stigma dan diskriminasi yang dihadapi ini adalah: alasan dan
penjelasan kenapa seseorang tidak diterima di rumah sakit (tanpa
didaftar berarti secara langsung telah ditolak), isolasi, pemberian label
nama atau metode lain yang mengidentifikasikan seseorang sebagai
HIV positif, pelanggaran kerahasiaan, perlakuan yang negatif dari staf,
penggunaan kata-kata dan bahasa tubuh yang negatif oleh pekerja
kesehatan, juga akses yang terbatas untuk fasilitas-fasilitas rumah sakit.
3) Akses untuk perawatan
ODHA seringkali tidak menerima akses yang sama seperti
masyarakat umum dan kebanyakan dari mereka juga tidak mempunyai
akses untuk pengobatan ARV mengingat tingginya harga obat-obatan
dan kurangnya infrastruktur medis di banyak negara berkembang untuk
memberikan perawatan medis yang berkualitas. Bahkan ketika
pengobatan ARV tersedia, beberapa kelompok mungkin tidak bisa
mengaksesnya, misalnya karena persyaratan tentang kemampuan
(54)
9
mereka untuk mengkonsumsi sebuah zat obat, yang mungkin terjadi
pada kelompok pengguna narkoba suntikan.
2.1.2 Jenis-jenis stigma (Kemenkes, 2012) :
1) Stigma aktual (actual) atau stigma yang dialami (experienced) yaitu jika ada orang atau masyarakat yang melakukan tindakan
nyata, baik verbal maupun non verbal yang menyebabkan orang
lain dibedakan dan disingkirkan.
2) Stigma potensial atau dirasakan (felt)
yaitu jika tindakan stigma belum terjadi tetapi ada tanda atau
perasaan tidak nyaman. Sehingga orang cenderung tidak
mengakses layanan kesehatan.
3) Stigma internal atau stigmatisasi diri
yaitu seseorang menghakimi dirinya sendiri sebagai orang yang
tidak berhak disukai masyarakat.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi stigma terhadap ODHA (Kemenkes, 2012) :
1) HIV/AIDS adalah penyakit mematikan.
2) HIV/AIDS adalah penyakit karena perbuatan melanggar susila, kotor, tidak bertanggung jawab.
3) Orang HIV/AIDS dengan sengaja menularkan penyakitnya. 4) Kurangnya pengetahuan yang benar tentang cara penularan HIV.
(55)
10
2.1.4 Dimensi stigma menurut Breitkopf tahun 2004 yakni:
1) Concealability, yakni sampai sejauh mana suatu kondisi dapat disembunyikan atau tidak tampak oleh orang lain.
2) Course, menjelaskan bagaimana kondisi terstigmatisasi berubah dari waktu ke waktu.
3) Strains, menjelaskan bagaimana hubungan interpersonal seseorang menjadi tegang.
4) Aesthetic Qualities, menjelaskan bagaimana penampilan seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi stigmatisasi.
5) Cause, menjelaskan apakah seseorang mengalami stigmatisasi karena bawaan dari lahir atau didapatkan.
6) Peril, menjelaskan kemungkinan keberbahayaan pada orang lain terkait dengan kondisi terstigmatisasi.
2.1.5Anggapan yang salah mengenai HIV (Kemenkes RI, 2012)
Banyak anggapan yang salah di masyarakat mengenai penyebaran HIV
pada manusia. Walaupun HIV menyebar melalui cairan tubuh yaitu: cairan
kelamin dan ASI, tetapi tidak semua cairan tubuh dapat membawa HIV.
1) Keringat, menempelnya keringat penderita HIV positif pada kulit orang sehat tidak akan menularkan virus tersebut. HIV tidak terdapat
pada keringat, tetapi pada darah, cairan kelamin dan ASI.
2) Saliva/liur, tidak dapat menularkan HIV.
(56)
11
3) Bersin dan batuk, merupakan kasus yang sama dengan air liur, dimana cairan hidung bukanlah media penularan HIV, selama tidak
mengandung darah
4) Menggunakan WC, jika menggunakan wc yang sama itu tidak akan menyebabkan tertular HIV sebab kotoran dan air seni tidak dapat
membawa HIV.
5) Makan dengan alat makan yang sama, tidak akan menularkan HIV karena air liur tidak dapat membawa virus HIV.
6) Gigitan nyamuk dan serangga lain, tidak akan menukarkan HIV. Nyamuk hanya menghisap darah yang digigitnya dan hanya
memasukkan liurnya dalam tubuh yang berupa bentol. Nyamuk tidak
menginjeksikan darah yang sudah dihisap ke tubuh lain.
7) Berenang bersama, tidak menularkan HIV.
2.2 HIV/AIDS
2.2.1 Pengertian HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih
tersebut terutama limfosit yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau
penanda yang berada di permukaan sel limfosit. Karena berkurangnya nilai
CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih
(57)
12
atau limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk
ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4
berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan
yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin
lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol)
(Komisi Penanggulangan AIDS, 2007).
Virus HIV diklasifikasikan ke dalam golongan lentivirus atau
retroviridae. Virus ini secara material genetik adalah virus RNA yang
tergantung pada enzim reverse transcriptase untuk dapat menginfeksi sel mamalia, termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara
lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing
grup mempunyai lagi berbagai subtipe, dan masing-masing subtipe secara
evolusi yang cepat mengalami mutasi. Diantara kedua grup tersebut, yang
paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia adalah
grup HIV-1 (Zein, 2006).
2.2.2 Pengertian AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan
tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai
kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus dan
penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini,
sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain (Yatim, 2006).
(58)
13
HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup
dalam sel atau media hidup. Seorang pengidap HIV lambat laun akan jatuh ke
dalam kondisi AIDS, apalagi tanpa pengobatan. Umumnya keadaan AIDS ini
ditandai dengan adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri, parasit
maupun jamur. Keadaan infeksi ini yang dikenal dengan infeksi oportunistik
(Zein, 2006).
2.2.3 Etiologi dan Patogenesis
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus penyebab AIDS. Virus ini termasuk dalam retrovirus anggota subfamili
lentivirinae. Ciri khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang berbentuk silindris dalam virion matur. Virus ini mengandung 3 gen
yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus yaitu gag, pol, env. Terdapat lebih
dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang penting dalam patogenesis
penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam
transaktivasi dimana produk gen virus terlibat dalam aktivasi transkripsional
dari gen virus lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk
menentukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk
ekspresi protein struktural virus. Rev membantu keluarnya transkrip virus
yang terlepas dari nukleus. Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh
makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang lain (Brooks, 2005). Setelah virus
masuk dalam tubuh maka target utamanya adalah limfosit CD4 karena virus
mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4. Virus ini mempunyai
kemampuan untuk mentransfer informasi genetik mereka dari RNA ke DNA
(59)
14
dengan menggunakan enzim yang disebut reverse transcriptase. Limfosit CD4 berfungsi mengkoordinasikan sejumlah fungsi imunologis yang penting.
Hilangnya fungsi tersebut menyebabkan gangguan respon imun yang
progresif (Borucki, 1997).
Setelah infeksi primer, terdapat 4-11 hari masa antara infeksi mukosa
dan viremia permulaan yang dapat dideteksi selama 8-12 minggu. Selama
masa ini, virus tersebar luas ke seluruh tubuh dan mencapai organ limfoid.
Pada tahap ini telah terjadi penurunan jumlah sel-T CD4. Respon imun
terhadap HIV terjadi 1 minggu sampai 3 bulan setelah infeksi, viremia plasma
menurun, dan level sel CD4 kembali meningkat namun tidak mampu
menyingkirkan infeksi secara sempurna. Masa laten klinis ini bisa
berlangsung selama 10 tahun. Selama masa ini akan terjadi replikasi virus
yang meningkat. Diperkirakan sekitar 10 milyar partikel HIV dihasilkan dan
dihancurkan setiap harinya. Waktu paruh virus dalam plasma adalah sekitar 6
jam, dan siklus hidup virus rata-rata 2,6 hari. Limfosit T-CD4 yang terinfeksi
memiliki waktu paruh 1,6 hari. Karena cepatnya proliferasi virus ini dan
angka kesalahan reverse transcriptase HIV yang berikatan, diperkirakan bahwa setiap nukleotida dari genom HIV mungkin bermutasi dalam basis
harian (Brooks, 2005).
Akhirnya pasien akan menderita gejala-gejala konstitusional dan
penyakit klinis yang nyata seperti infeksi oportunistik atau neoplasma. Level
virus yang lebih tinggi dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap infeksi
yang lebih lanjut. HIV yang dapat terdeteksi dalam plasma selama tahap
(60)
15
infeksi yang lebih lanjut dan lebih virulin daripada yang ditemukan pada awal
infeksi (Brooks, 2005). Infeksi oportunistik dapat terjadi karena para
pengidap HIV terjadi penurunan daya tahan tubuh sampai pada tingkat yang
sangat rendah, sehingga beberapa jenis mikroorganisme dapat menyerang
bagian-bagian tubuh tertentu. Bahkan mikroorganisme yang selama ini
komensal bisa jadi ganas dan menimbulkan penyakit (Zein, 2006).
2.2.4 Cara Penularan
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang
berpotensial mengandung HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan
air susu ibu (KPA, 2007). Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara,
yaitu melalui cairan tubuh seperti darah ,cairan genitalia, dan ASI. Virus
terdapat juga dalam saliva, air mata dan urin (sangat rendah). HIV tidak
dilaporkan terdapat dalam air mata dan keringat. Pria yang sudah di sunat
memiliki resiko HIV yang lebih kecil dibandingkan dengan pria yang tidak
disunat (Widoyono, 2008).
Selain melalui cairan tubuh, HIV ditularkan juga melalui :
1) Ibu Hamil
a. Secara interaurin, intrapartum, dan postpartum (ASI) b. Angka transmisi mencapai 20-50%
c. Angka transmisi melalui ASI dilaporkan lebih dari sepertiga d. Laporan lain menyatakan resiko penularan melalui ASI adalah
11-29%
(61)
16
e. Sebuah studi meta-analisis prosfektif yang melibatkan penelitian pada dua kelompok ibu, yaitu kelompok ibu yang menyusui sejak
awal kelahiran bayi dan kelompok ibu yang menyusui setelah
beberapa waktu usia bayinya, melaporkan angka penularan HIV
pada bayi yang belum dissusui adalah 14% (yang diperoleh dari
penularan melalui mekanisme kehamilan dan persalinan), dan
angka HIV meningkat menjadi 29% setelah bayinya dissusui. Bayi
normal dengan ibu HIV bisa memperoleh antibodi HIV dari ibunya
selama 6-15 bulan
2) Jarum Suntik
a. Pervalensi 5-10 %
b. Penularan HIV pada anak dan remaja biasanya melalui jarum suntik karena penyalahgunaan obat
c. Di antara tahanan (tersangka atau terdakwa tindak pidana) dewasa, pengguna obat suntik di Jakarta sebanyak 40% terinfeksi HIV, di
Bogor 25% dan di Bali 53%
3) Transfusi Darah
a. Resiko penularan sebesar 90% b. Prevalensi 3-5%
4) Hubungan seksual a. Prevalensi 70-80%
b. Kemungkinan tertular adalah 1 dalam 200 kali hubungan intim
(62)
17
c. Model penularan ini adalah yang tersering di dunia. Akhir-akhir ini dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
menggunakan kondom, maka penularan melalui jalur ini cenderung
menurun dan digantikan oleh penularan melalui jalur penasun
(pengguna narkoba suntik)
2.2.5 Infeksi HIV
HIV masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara yaitu secara
vertical, horizontal dan transeksual. Jadi HIV dapat mencapai sirkulasi
sistemik secara langsung dan diperantai benda tajam yang mampu menembus
dinding pembuluh darah atau secara tidak langsung nelalui dan mukosa yang
tidak intake seperti yang terjadi kontak seksual. Begitu mencapai atau berada
dalam sirkulasi sistemik, 4-11 hari sejak paparan pertama HIV dapat
dideteksi di dalam darah.
1) HIV tidak menular melalui kontak sosial seperti : a. Bersentuhan dengan pengidap HIV.
b. Berjabat tangan dengan ODHA. c. Berciuman, bersin, dan batuk. d. Melalui makanan dan minuman. e. Gigitan nyamuk dan serangga lainnya. f. Berenang bersama ODHA di kolam renang.
2) HIV mudah mati diluar tubuh karena terkena air panas, sabun dan bahan pencuci hama.
(63)
18
3) Cara hubungan seksual yang paling rawan bagi penularan HIV dan AIDS adalah sebagai berikut :
a. Anogenital pasif. Penis mitra seksual pengidap HIV masuk ke lubang dubur pasangan.
b. Anogenital aktif. Penis masuk ke lubang dubur mitra seksual pengidap HIV.
c. Genetia-genetia pasif. Penis mitra seksual pengidap HIV masuk ke vagina.
d. Genetia-genetia aktif. Penis masuk ke vagina mitra seksual pengidap HIV.
e. Senggama terputus dengan mitra pengidap HIV dan AIDS.
f. Hubungan antara mulut pelaku seksual dengan kelamin mitra seksual pengidap HIV (orogenital) belum tentu aman.
2.2.6 Tanda-tanda terkena HIV
Gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS bisa dilihat dari 2
gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi) :
1) Gejala Mayor :
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan. b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan. c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan. d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis. e. Demensia / HIV enselopati.
2) Gejala Minor :
(64)
19
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan. b. Dermatitis generalisata.
c. Adanya herpes zotermultisegmental dan herpes zoster berulang. d. Kandidas orofaringeal.
e. Herpes simpleks kronis progresif. f. Limfadenopati generalista.
g. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita. h. Retinitis virus sitomegalo.
2.2.7 Tahapan seseorang terkena HIV (Noviana, 2013):
Bila seseorang dewasa (> 12 tahun) dianggap AIDS apabila
menunjukkan tes HIV positif dengan strategi pemeeriksaan yang sesuai
dengan sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini
bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
Pada orang yang telah terinfeksi HIV tidak bisa langsung terlihat secara
fisik. Terdapat tahap-tahap seseorang terkena HIV.
1) Tahap Jendela (Window Period)
Yaitu masa dari masuknya virus, sampai ketika dilakukan tes,
hasilnya positif. Masa jendela pada beberapa orang berbeda-beda,
bervariasi antara 2 minggu sampai 6 bulan. Pada masa jendela ini,
meskipun hasil tes negatif, apabila seseorang terinfeksi HIV, maka
ia dapat menularkan HIV pada orang lain.
2) Masa tanpa Gejala
(65)
20
Masa tanpa gejala ini berkisar antara 5-12 tahun, dimana
seseorang telah benar-benar terinfeksi HIV tetapi tidak ada gejala
apapun secara fisik yang berkaitan dengan infeksi.
3) Masa Pembesaran kelenjar limfe
Pada tahapan ini, seorang ODHA akan mengalami
pembengkakan pada kelenjar limfa. Biasanya terjadi beberapa kali
secara berulang.
4) Tahap AIDS
Tahap akhir atau yang disebut full blown AIDS, pada umumnya muncul gejala yang khas, yaitu adanya gejala mayor dan minor.
Gejala mayor antara lain : demam berkepanjangan, diare kronis
yang berulang dan terus menerus, penurunan berat badan lebih dari
10% dalam satu bulan. Sedangkan gejala minor antara lain : batuk
kronis,infeksi jamur pada mulut dan tenggorokan, pembengkakan
kelenjar getah bening yang menetap, kanker khususnya kanker kulit
yang disebut sebagai sarkoma kaposi, munculnya Herpes zoster. 2.2.8 Upaya Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
Cara pencegahan penularan HIV yang paling efektif adalah dengan
memutus rantai penularan. Pencegahan dikaitkan dengan cara-cara penularan
HIV.Infeksi HIV/AIDS merupakan suatu penyakit dengan perjalanan yang
panjang dan hingga saat ini belum ditemukan obat yang efektif, maka
pencegahan dan penularan menjadi sangat penting terutama melalui
(66)
21
pendidikan kedehaatan dan peningkatan pengetahuan yang benar mengenai
patofisiologi HIV dan cara penularannya.
Penanggulangan merupakan segala upaya dan kegiatan yang
dilakukan meliputi kegiatan pencegahan, penanganan dan rehabilitasi. Seperti
diketahui penyebaran virus HIV melalui hubungan seks, jarum suntik yang
tercemar, transfusi darah, penularan dari ibu ke anak maupun donor darah
atau donor organ tubuh (Noviana, 2013)
1) Pencegahan penularan melalui hubungan seksual
Infeksi HIV terutama terjadi melaui hubungan seksual, sehingga
pencegahan AIDS perlu difokuskan pada hubungan seksual. Agar
terhindar dari tertularnya HIV dan AIDS seseorang harus berperilaku
seksual yang aman dan bertanggung jawab. Yaitu hanya mengadakan
hubungan seksual dengan pasangan sendiri. Apabila salah seorang
pasangan sudah terinfeksiHIV maka dalam melakukan hubungan seksual
harus menggunakan kondom dengan benar. Melakukan tindakan seks yang
aman dengan pendekatan ABC. Abstinent yaitu tidak melakukan hubungan seksual, Be faithful tidak berganti-ganti pasangan, use Condom yaitu menggunakan kondom dengan baik dan benar.
2) Pencegahan penularan melaui darah : a. Transfusi darah
Memastikan bahwa darah yang dipakai untuk transfusi tidak
tercemar HIV.
(67)
22
b. Alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit
Desinfeksi atau membersihkan alat-alat seperti jarum, alat cukur, alat
tusuk untuk tindik dan lain-lain dengan pemanasan atau larutan
desinfektan.
c. Pencegahan penularan dari ibu anak
Penularan HIV dari seorang ibu yang terinfeksi dapat terjadi selama
masa kehamilan, selama proses persalinan atau setelah kelahiran
melalui ASI. Pemberian ASI meningkatkan resiko penularan sekitar
10-15%. Resiko ini tergantung pada faktor-faktor klinis dan bisa saja
bervariasi tergantung dari pola dan lamanya masa menyusui.
3) Pemahaman dan Penerapan kewaspadaan universal (universal precaution) disarana pelayanan kesehatan untuk mengurangi resiko
infeksi yang ditularkan melalui darah.
Kewaspadaan universal, meliputi :
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah tindakan/perawatan.
b. Penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan. c. Pengelolaan dan pembuangan alat-alat tajam dengan hati-hati. d. Pengelolaan limbah yang tercemar, darah/ cairan tubuh dengan
aman.
e. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi yang benar.
(68)
23
4) Melakukan skrining adanya antibodi HIV untuk mencegah penyebaran melalui darah, produk darah dan donor darah.
5) Mencegah penyebaran HIV secara vertikal dari ibu ke anak yang dapat terjadi selama kehamilan, saat persalinan dan saat menyusui.
WHO mencanangkan empat strategi pencegahan penularan HIV
terhadap bayi, yaitu :
a. Mencegah seluruh wanita jangan sampai terinfeksi HIV.
b. Bila sudah terinfeksi HIV, cegah jangan sampai ada kehamilan yang tidak diinginkan.
c. Bila sudah hamil, cegah penularan dari ibu bayi ke anaknya.
d. Bila ibu dan anak sudah terinfeksi perlu diberikan dukungan dan perawatan bagi ODHA dan keluarganya.
6) Layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT), yakni merupakan program pencegahan sekaligus jembatan untuk mengakses layanan
manajemen kasus dan CST (Care, Support, Trade) atau perawatan,dukungan dan pengobatan bagi ODHA.
2.3 Masyarakat
2.3.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau
dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu
dan trikat oleh rasa suatu rasa identitas bersama (Kontjaraningrat, 1990).
(69)
24
2.3.2 Ciri-ciri Masayarakat
1) Interaksi
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan
hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
perseorangan, antara kelompok maupun antara perseorangan dengan
kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus memiliki dua syarat,
yaitu kontak sosial dan komunikasi.
2) Wilayah Tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu
menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya,
baik dalam ruang lingkup yang kecil RT/RW, desa kelurahan,
kecamatan, kabupaten, provinsi, dan bahkan negara.
3) Saling Ketergantungan
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling
tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai keterampilan
sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup
saling melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhasil dalam
kehidupannya.
4) Adat Istiadat dan Kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan
kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas
diantar tata cara berinteraksi antara kelompok yang ada di masyarakat,
(70)
25
apakah itu dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian, sistem
kekerabatan dan sebagainya.
5) Identitas
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali
oleh anggota masyarakat lainnya, hal ini penting untuk menopang
kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok
dapat berupa lambang-lambang bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu
dari perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang,
senjata tajam, kepercayaan dan sebagainya.
2.3.3 Tipe-Tipe Masyarakat
Tipe-tipe masyarakat menurut Effendy tahun 1998 dapat dilihat dari
beberapa sudut pandang yang terdiri atas :
1) Dilihat dari sudut perkembangannya
a. Cresive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer merupakan
lembaga-lembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat
masyarakat, misalnya yang menyangkut hak milik, perkawinan,
agama dan sebagainya.
b. Enacted Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut lembaga
utang piutang, lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang
kesemuanya berakar kepada kebiasaan dalam masyarakat.
(71)
26
Pengalaman dalam melaksanakan kebiasaan tersebut disistematisasi
yang kemudian dituangkan kedalam lembaga yang disahkan oleh
negara.
2) Dari Sudut Sistem Nilai yang Diterima oleh Masyarakat
a. Basic Institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat,
diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagai
institusi dasar yang pokok.
b. Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap
kurang penting karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu
saja, misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/wisuda
bersama dan sebagainya.
3) Dari Sudut Penerimaan Masyarakat
a. Approved atau social sanctioned institution
Adalah lembaga yang diterima masyarakat seperti disekolah,
perusahan, koperasi dan sebagainya.
b. Unsanctioned institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh
masyarakat, walaupun kadang-kadang masyaarakat tidak dapat
memberantasnya, misalnyakelompok penjahat, pemeras, pelacur,
gelandangan, dan lain sebagainya.
(72)
27
4) Dari Sudut Penyebarannya
a. General institution
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor
penyebarannya, misalnya agama karena dikenal hampir semua
masyarakat dunia.
b. Restricted institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat
tertentu saja misalnya Budha banyak dianut olkeh Muangthai,
Vietnam, Kristen katolik banyak dianut oleh masyarakat Itali,
Perancis, Islam oleh masyarakat arab dan sebagainya.
5) Dari Sudut Fungsi
a. Operative institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau
tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan, seperti lembaga industri.
b. Regulative institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat
atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak daripada
lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya
kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
(73)
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan sosial masyarakat dikenal bebagai gejala sosial seperti
norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, proses sosial, perubahan sosial dan
kebudayaan. Tidak semua gejala sosial tersebut berjalan secara normal, kerap kali
timbul gejala sosial yang tidak dikehendaki yang kemudian sering disebut
masalah sosial. Masalah sosial merupakan persoalan, karena menyangkut tata
kelakuan immoral, berlawanan dengan hukum serta bersifat merusak. Sebab itu
masalah-masalah sosial tidak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan
ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk (Soerjono, 2006).
Masalah tersebut bersifat sosial karena bersangkut paut dengan hubungan
antar manusia dan didalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif.
Hal ini dinamakan masalah sosial karena berhubungan dengan gejala-gejala yang
mengganggu kesejahteraan dalam masyarakat. Ada berbagai masalah sosial yang
terjadi dalam masyarakat dan berbagai faktor yang menyebabkannya. Kriteria
utama masalah sosial yaitu tidak adanya persesuaian antara ukuran dan nilai-nilai
sosial dengan kenyaataan serta tindakan sosial. Unsur-unsur yang pertama dan
pokok dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai
dengan kondisi nyata kehidupan. Sumber-sumber masalah sosial dapat disebabkan
oleh faktor manusia ataupun alam. Masalah sosial yang sedang marak terjadi saat
(74)
2
ini adalah pergaulan bebas remaja dan pelacuran yang berujung pada terinfeksinya
seseorang virus HIV/AIDS (Soerjono, 2006).
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan akibat
turunnya/hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada cairan sperma, cairan
vagina dan darah. Penularan terutama terjadi melalui hubungan seksual yang tidak
aman, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, transplantasi
organ/jaringan dan penularan dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya (Komisi
Penanggulangan AIDS, 2007).
Berdasarkan laporan dari tahun ke tahun kasus AIDS menunjukkan
peningkatan yang terus-menerus. WHO (World Health Organization) pada akhir tahun 2009 menyatakan 33,3 juta orang hidup dengan HIV dan 1,8 juta orang
meninggal karenanya. Diperkirakan jumlah ini masih jauh lebih banyak lagi
karena masih banyaknya kasus-kasus yang tidak terdeteksi. HIV/AIDS sudah
menjadi global effect dengan kecepatan penularan penyebaran yang sangat pesat, diperkirakan 1 menit 5 orang tertular di seluruh dunia (UNAIDS, 2006). Pada
tahun 2007 di Asia terdapat 4,9 juta orang yang terinfeksi HIV, 440 ribu
diantaranya adalah infeksi baru dan telah mnyebabkan kematian 330 ribu orang
ditahun yang sama. Cara penularan di Asia sangat bervariasi, namun yang
mendorong epidemi adalah tiga perilaku yang beresiko tinggi : seks komersial
yang tidak terproteksi, berbagai alat suntik di kalangan pengguna NAPZA
(75)
3
(narkotika dan zat psikoaktif lainnya) dan seks antar lelaki yang tidak terproteksi
(KPA, 2007). Sejak kasus AIDS pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun
1987 di Bali, jumlah kasus bertambah secara perlahan menjadi 225 kasus di tahun
2000. Sejak itu kasus AIDS bertambah cepat dipacu oleh penggunaan NAPZA
suntik. Pada tahun 2006, sudah terdapat 8.194 kasus AIDS. Pada akhir tahun 2009
dilaporkan sebesar 17.699 kasus AIDS, 15.608 kasus diantaranya dalam golongan
usia produktif 25-49 tahun (88%). Dari laporan Ditjen PP dan PL Depkes RI juga
dapat dilihat jumlah kumulatif kasus AIDS di Indonesia sampai dengan tahun
2014 sebanyak 55.623 kasus.
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dianggap orang-orang yang patut
dikucilkan karena telah menyalahi norma-norma berlaku di masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh karena penyakit ini identik dengan perilaku-perilaku yang tidak
bermoral seperti seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan seks sesama jenis
(homoseksual). Selain itu, stigma juga muncul karena pemahaman masyarakat
yang kurang terhadap penyakit ini. HIV/AIDS dianggap sebagai penyakit sebagai
penyakit mematikan yang mudah sekali menular melalui kontak sosial biasa
halnya bersalaman dan lain sebagainya. Hal tersebut menyebabkan pasien sering
kali dikucilkan dan mendapatkan perilaku diskriminatif dari masyarakat
(Kesrepro, 2007).
Hasil survei dampak sosial ekonomi pada individu dan rumah tangga dengan
HIV di tujuh provinsi di Indonesia tahun 2009 yang dilakukan oleh BPS dan
JOTHI, terdapat 996 rumah tangga dengan salah satu atau lebih anggota rumah
tangganya terinfeksi HIV berpartisipasi dalam survei tersebut, maka dapat
(1)
vii
6. Seluruh dosen dan staf pengajar serta pegawai Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan.
7. Teristimewa kepada orang tua saya, T.Samosir dan L br Situngkir yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun skripsi ini.
Medan, Juli 2015
(2)
Daftar Isi
halaman
Halaman Judul... i
Halaman Pernyataan Orisinalitas ... ii
Lembar Pengesahan Skripsi ... iii
Abstrak ... iv
Kata Pengantar ... vi
Daftar Isi... vii
Daftar Tabel ... xi
Daftar Skema... xii
Bab 1. Pendahuluan ... 1
1.1Latar belakang ... 1
1.2Rumusan masalah ... 5
1.3Tujuan penelitian ... 5
1.4Manfaat penelitian ... 6
Bab 2. Tinjauan pustaka... 7
2.1 Stigma... 7
2.1.1 Pengertian stigma... 7
2.1.2 Jenis stigma ... 9
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi stigma... 9
2.1.4 Dimensi stigma ... 10
2.1.5 Anggapan yang salah mengenai HIV ... 10
2.2 HIV/AIDS ... 11
2.2.1 Pengertian HIV ... 11
2.2.2 Pengertian AIDS ... 12
2.2.3 Etiologi dan patogenesis ... 13
2.2.4 Cara penularan ... 15
2.2.5 Infeksi HIV ... 17
2.2.6 Tanda-tanda terkena HIV... 18
2.2.7 Tahapan HIV... 19
2.2.8 Pencegahan dan penanggulangan HIV ... 20
2.3 Masyarakat ... 23
2.3.1 Pengertian masyarakat ... 23
2.3.2 Ciri-ciri masyarakat ... 24
2.3.3 Tipe-tipe masyarakat... 25
Bab 3. Kerangka penelitian ... 28
3.1 Kerangka penelitian... 28
(3)
ix
Bab 4. Metodologi penelitian... 30
4.1 Desain penelitian ... 30
4.2 Populasi dan sampel ... 30
4.2.1 Populasi... 30
4.2.2 Sampel ... 30
1) Teknik sampel ... 30
2) Jumlah sampel ... 31
4.3 Lokasi dan waktu penelitian ... 32
4.4 Pertimbangan etik ... 32
4.5 Instrumen penelitian ... 33
4.6 Validitas dan reliabilitas ... 34
4.6.1 Uji validitas ... 34
4.6.2 Uji reliabilitas ... 34
4.7 Pengumpulan data ... 35
4.8 Analisa data ... 35
Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 36
5.1 Hasil Penelitian ... 36
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 36
5.1.2 Data demografi ... 37
5.1.3 Stigma masyarakat ... 39
5.2 Pembahasan ... 39
5.2.1 Stigma masyarakat pada penderita HIV/AIDS ... 39
Bab 6.Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan... 43
6.2 Saran ... 43
6.2.1 Kerjasama lintas sektoral ... 43
6.2.2 Bagi dinas kesehatan ... 43
6.2.3 Untuk pemerintahan setempat ... 44
Daftar pustaka ... 45 Lampiran 1. Lembar penjelasan pengisian kuesioner
Lampiran 2. Lembar persetujuan pengisian kuesioner Lampiran 3. Lembar kuesioner
Lampiran 4. Taksasi dana
Lampiran 5. Daftar riwayat hidup Lampiran 6. Jadwal tentatif penelitian Lampiran 7. Lembar bukti bimbingan
Lampiran 8. Tabel uji reliabel dan hasil penelitian Lampiran 9. Tabel frekuensi demografi
Lampiran 10. Tabel frekuensi penelitian Lampiran 11. Surat komisi etik
(4)
Lampiran 12. Surat izin reliabilitas
Lampiran 13. Surat izin pengambilan data Lampiran 14. Surat selesai pengambilan data Lampiran 15. Surat persetujuan validitas Lampiran 16. Abstrack
(5)
xi Daftar Tabel
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentasi karakteristik responden ... 37 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentasi stigma masyarakat
(6)
Daftar Skema Skema 1. Kerangka Konsep Stigma Masyarakat pada