BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Harian umum Kompas merupakan surat kabar nasional yang tidak bisa dilupakan perannya dalam sejarah pers nasional di Indonesia. Hal ini karena
harian Kompas termasuk harian yang memberi masukan dalam sejarah jurnalistik, khususnya jurnalistik surat kabar. Hal lain yang perlu diingat dari harian ini
adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi harian merupakan sumbangsih terbesar yang pernah diberikan oleh harian Kompas kepada jurnalistik
di Indonesia. Sejumlah uraian di atas merupakan hasil kerja keras dari kedua
tokoh pendiri harian Kompas yang sekaligus merupakan tokoh pers juga, yaitu Petrus Kanisius PK Ojong dan Jakob Oetama. Pada tahun 1965, merupakan
masa-masa dimana ide untuk mendirikan Kompas tersbut tercetus. Pada masa itu dimana PKI merajalela, hubungan PKI dan militer memburuk terutama Angkatan
Darat, sampai akhirnya Letjen Ahmad Yani sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat 1962-1965 melemparkan ide agar Frans Seda – Menteri Perkebunan
1964-1966 menerbitkan koran. Ide itu sejalan pula dengan terbitnya koran-koran yang bernaung di bawah partai atau corong partai. Frans Seda selaku ketua umum
Partai Katolik menanggapi ide tersebut. Ia dan Jakob Oetama serta PK Ojong menggarap ide mendirikan koran. Ditetapkan nama Bentara Rakyat yang secara
harafiah berarti pegawai rakyat yang sebenarnya bukanlah PKI. Semula Kompas hanya terdiri, dari empat halaman sama seperti harian
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Kemudian menjadi enam belas halaman, yakni batas maksimum surat kabar yang diperbolehkan pemerintah. Kantor redaksi Kompas pertama masih
menumpang di kantor redaksi majalah intisari, yang mnempati salah satu ruang di kantor percetakan PT Kinta, Jakarta Kota. Oleh karena alasan percetakan jauh,
maka redaksi malam juga menumpang di redaksi majalah penabur, bertempat di Jalan Kramat. Sejak Juli 1986, sesuai dengan ketentuan pemerintah, dua kali
dalam sminggu, Kompas dapat menambah halamannya menjadi dua puluh halaman. Kompas semula yang hanya diarmadai oleh lima belas wartawan, namun
kini ada skitar 300 wartawan dan 8 koresponden di luar negeri. Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional.
Pada tahun 2004, tiras hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi Minggunya malah mencapai 610.000 eksemplar. Pembaca koran ini mencapai
2,25 juta orang di seluruh Indonesia. Sepanjang sejarahnya, Kompas pernah dua kali dilarang terbit oleh
pemerintah, dan kedua peristiwa itu merupakan larangan massal. Setelah terjadi peristiwa Gerakan 30 September 1965, Kompas bersama kebanyakan harian
lainnya dilarang terbit mulai edisi 2 Oktober 1965 dan baru diizinkan beredar kembali tanggal 6 Oktober 1965. larangan ini dikeluarkan oleh Penguasa
Pelaksana Perang Daerah Pepelrada Jakarta Raya. Pada saat itu hanya harian ”Angkatan Bersenjata” dan ”Berita Yudha” -dimana keduanya didukung tentara-
yang boleh terbit. Larangan terbit kedua kali di alami setelah terjadinya demonstrasi
mahasiswa pada akhir tahun 1977 dan awal 1978. Kompas termasuk dianatar tujuh harian yang dilarang terbit antara tanggal 21 Januari 1978 dan 5 Februari
Universitas Sumatera Utara
1978. enam harian lainnya adalah ”Sinar Harapan”, ”Merdeka”, ”Pelita”, ”The Indonesian Time”, ”Sinar Pagi”, dan ”Pas Sore” sekarang Harian Terbit. Pada
waktu yang sama pula dilarang terbit sedikitnya tujuh penerbitan pers mahasiswa di berbagai Universitas Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan Palembang.
Struktur Organisasi
Penerbit : PT Kompas Media Nusantara
SIUPP :SK Menpen No.013SK?MenpenSIUPPA.71985
tanggal 19 November 1985 Percetakan
: PT. Gramedia Pemimpin Perusahaan
: Lukas Widjaja Manajer Iklan
: Lukas Widjaja Manajer Sirkulasi
: Sugeng Hari Santoso Kepala Litbang
: Daniel Dhakidae Wakil
: Bestian Nainggolan Manajer Diklat
: Agnes Ariastiani Alamat
: Jl.Palmerah Selatan 26-28 Jakarta 10270
Visi Harian Kompas
Kompas memiliki visi yang merupakan hal yang ingin dicapai oleh Kompas dalam kedudukannya sebagai media. Adapun visi Kompas yaitu
”Menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat, serta menjunjung tinggi asas dan
nilai kemanusiaan.”
Universitas Sumatera Utara
Misi Harian Kompas
Misi merupakan langkah yang ditempuh suatu institusi atau badan dalam mencapai tujuannya. Adapun misi harian Kompas adalah ”mengantisipasi dan
merespon dinamika masyarakat secara profesional, sekaligus memberi arah perubahan Trend Setter dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi
yang terpercaya.”
Motto Harian Kompas
Harian Kompas mengemban motto ”Amanat Hati Nurani Rakyat”. Motto ini merupakan hasil pilihan dan perenungan yang matang, timbul dari
keprihatinan, penghayatan dari nasib hati nurani rakyat yang pada saat itu tersumbat akibat dimanipulasi oleh PKI.
Nilai-nilai Dasar Harian Kompas
Harian Kompas menganut falsafah bahwa seluruh kegiatan dan keputusan yang akan diambil harus berdasarkan pada nilai-nilai dasarnya. Dan
dengan mengikuti nilai-nilai dasar tersebut berfungsi untuk memuaskan pelanggan. Adapun nilai-nilai dasar harian kompas adalah :
a. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan
harkat dan martabatnya b.
Mengutamakan watak baik c.
Profesionalisme d.
Semangat kerja tim e.
Berorientasi pada kepuasan konsumen pembaca, pengiklan, mitra
Universitas Sumatera Utara
kerja, penerima proses selanjutnya f.
Tanggung jawab sosial
III.2. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, yakni salah satu cara pandang dalam menganalisis media. Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian
interprentatif dan bersifat subjektif. Metode penelitian ini memakai pisau analisis wacana versi Teun A. Van Dijk pada level teks. Pada level teks ini terdapat tiga
lapis yaitu makro, superstruktur, dan mikro. Dengan analisis wacana model Van Dijk ini akan mengungkapkan bagaimana bahasa digunakan untuk membentuk
realitas media.
III.3. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah headline news selama adanya berita mengenai bencana gempa dan tssunami Jepang sejak 12 Maret 2011
sampai dengan 12 April 2011. Dalam penelitian ini peniliti membentuk asumsi dengan 1 bulan meneliti pada media massa ini cukup mewakili berita mengenai
tsunami ini.
III.4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2011. Pada tahap pra penelitian dilakukan pengumpulan segala jenis berita pada Harian Kompas.
Universitas Sumatera Utara
III.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a.
Dokumentasi Yaitu menghimpun data dari segala jenis berita gempa dan tsunami
Jepang dalam Harian Kompas pada tanggal 12 Maret 2011- 12 April 2011.
b. Penelitian Kepustakaan Library Research
Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini,
yang dapat juga di dapat dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
c. Wawancara dengan jurnalis Harian Kompas.
Wawancara ini dilakukan dengan sistem wawancara mendalam untuk mengetahui penyajian wacana berita tersebut. Wawancara
dilakukan baik secara langsung maupun melalui email dan telepon salah satu penulis berita, yakni Pak Dahono Fitrianto.
III.6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 1995: 263. Menurut Bogdan
dan Biklen, analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan , memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
Universitas Sumatera Utara
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Penelitian ini menganalisis teks, kognisi sosial dan analisis sosial pada berita tentang Tsunami Jepang dalam Harian Kompas dengan menggunakan
Analisis Wacana Teun Van Djik. Sebelumnya teks akan ditabulasikan terlebih dahulu dalam sebuah tabel, kemudian dianalisis dengan kerangka analisis wacana
Teun Van Djik, untuk kemudian data disederhanakan lagi ke dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. Karangka Analisis Wacana Van Dijk
STRUKTUR WACANA
HAL YANG DIAMATI ELEMEN
Struktur makro Tematik Apa yang
dikatakan? Tematopik yang dikedepankan dalam suatu berita.
Topik
Superstruktur Skematik Bagaimana
pendapat disusun dan dirangkai Skema
Struktur mikro Semantik Makna yang
inginditekankan dalam teks berita. Misalnya dengan memberi detil
pada satu sisi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi
detil sisi lainnya Latar,
detail, maksud, pra- anggapan,
nominalitas
Universitas Sumatera Utara
Struktur mikro Sintaksi Bagaimana
pendapat disampaikan? Menyangkut bentuk, susunan
kalimat yang dipilih. Bentuk
kalimat, koherensi, kata ganti
Struktur mikro Statistik Pilihan kata apa
yang dipakai? Leksikon
Struktur mikro Retoris Bagaimana dan
dengan cara apa penekanan dilakukan?
Grafis, metafora, ekspresi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN