umum, dan film-film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Karakteristik media massa menurut Onong Uchjana Effendy 2007: 81
yaitu sebagai berikut: a.
Komunikasi massa bersifat umum b.
Komunikasi massa bersifat heterogen c.
Komunikasi massa menimbulkan keserempakan d.
Hubungan komunikasi komunikator-komunikan bersifat non- pribadi
II.2. Pers dan Jurnalistik
Istilah pers, atau press berasal dari istilah latin pressus artinya tekanan, atau tertekan, terhimpit, padat. Pers dalam kosakata Indonesia berasal dari bahasa
Belanda yang mempunyai arti sama dengan bahasa Inggris press, sebagai sebutan untuk alat cetak Wahidin, 2007: 35.
Pers mempunyai dua macam pengertian, yakni pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah media massa cetak, seperti
surat kabar, majalah, mingguan tabloid, dan sebagainya, sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa cetak elektronik, antara lain radio siaran dan
televisi siaran, sebagai media yang menyiarkan karya jurnalistik. Jadi, tegasnya pers adalah lembaga atau badan atau organisasi yang menyebarkan berita sebagai
karya jurnalistik kepada khalayak.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi pers adalah berikut ini Effendy, 2007: 93-95 : 1.
Menyiarkan informasi Hal ini merupakan fungsi yang pertama dan utama karena khalayak
pembaca memerlukan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini. 2.
Mendidik to educate; Mendidik artinya sebagai sarana pendidikan massa mass
education. Adapun isi dari media atau hal yang dimuat dalam media mengandung unsur pengetahuan khalayak pembaca
pengetahuannya. 3.
Menghibur to entertaint, Khalayak pembaca selain membutuhkan informasi juga
membutuhkan hiburan. Ini juga menyangkut minat insani. 4.
Mempengaruhi control social Tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan ini ada kejanggalan-
kejanggalan, baik langsung ataupun tidak langsung, berdampak pada kehidupan social. Pada fungsi ini media dimungkinkan
menjadi control social, yang karena isi dari media sendiri bersifat mempengaruhi.
Jurnalistik ataupun journalisme berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian, ataupun catatan mengenai kejadian sehari-hari. Dari perkataan
itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan kegiatan ataupun pekerjaan jurnalistik. Secara sederhana jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik
mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan samapai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak Effendy, 2007: 95.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan pers dan jurnalistik merupakan suatu kesatuan yang bergerak dalam bidang penyiaran informasi, hiburan, keterangan, dan penerangan. Artinya
adalah bahwa antara pers dan jurnalistik mempunyai hubungan yang erat. Pers sebagai media komunikasi massa tidak akan berguna apabila sajiannya jauh dari
prinsip-prinsip jurnalistik. Sebaliknya karya jurnalistik tidak akan bermanfaat tanpa disampaikan oleh pers sebagai medianya, bahkan boleh dikatakan bahwa
pers adalah media khusus untuk digunakan dalam mewujudkan dan menyampaikan karya jurnalistik kepada khalayak.
Dalam kenyataannya jurnalistik selalu berberhubungan dengan pers. Jurnalistik diibaratkan sebagai bentuk komunikasinya, bentuk kegiatannya, isinya.
Sedangkan pers itu adalah media di mana jurnalistik itu disalurkan. Pers dan jurnalistik merupakan dwitunggal. Pers tidak mungkin
berorganisasi tanpa jurnalistik, sebaliknya juranlistik tidak mungkin mewujudkan suatu karya bernama berita tanpa pers.
Fungsi pers berarti fungsi jurnalistik. Pada zaman modern sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi
surat kabar. Karena itu, fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan atau
hal tertentu. Jurnalisme sangat penting di mana pun dan kapan pun. Jurnalisme sangat
diperlukan dalam suatu negara demokratis. Tak peduli apa pun perubahan- perubahan yang terjadi di masa depan, baik social, ekonomi, politik maupun lain-
lainya. Tak dapat dibayangkan, akan pernah ada saatnya ketika tiada seorang pun yang fungsinya mencari berita tentang peristiwa yang terjadi dan menyampaikan
Universitas Sumatera Utara
berita tersebut kepada khalayak ramai, dibarengi dengan penjelasan tentang peristiwa tersebut. Dan orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik disebut
dengan jurnalis Kusumaningrat, 2007: 15. Committee of Concerned Journalist menyimpulkan sekurang-kurangnya
ada sembilan prinsip jurnalisme yang harus dikembangkan Ishwara, 2008: 9-13: 1.
Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran 2.
Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga masyarakat 3.
Inti jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verifikasi 4.
Para wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang mereka liput
5. Wartawan harus mengemban tugas sebagai pemantau yang bebas
terhadap kekuasaan 6.
Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik
7. Jurnalisme harus berusaha membuat yang penting menjadi menarik
dan relevan 8.
Wartawan harus menjaga agar berita itu proporsional dan komprehensif
9. Wartawan itu memiliki kewajiban utama terhadap suara hatinya
Seperti halnya di negara-negara lain di dunia, jurnalistik Indonesia dipengaruhi sistem pemerintahan yang berganti-ganti. Di Indonesia pers mulai
dikenal pada abad 18, tepatnya pada tahun 1744, ketika surat kabar bernama “Bataviasche Nouvelles”, surat kabar pertama yang diterbitkan oleh perusahaan
orang-orang Belanda. Surat kabar pertama sebagai bacaan kaum pribumi dimuali
Universitas Sumatera Utara
tahun 1854 ketika majalah “Bianglala” diterbitkan, disusul “Bromartani” pada tahun 1885 kedua-duanya di Weltevreden, dan pada tahun 1856 “Soerat Kabar
Bahasa Melajoe” di Surabaya Kusumaningrat, 2007: 16. Dan pada abad 20 muncul koran pertama milik bangsa Indonesia, yakni
“Medan Prijaji” yang terbit di Bandung. Medan Prijaji yang dimiliki dan dikelola oleh Tirto Hadisurjo alias Raden Mas Djokomono ini mulanya, yakni tahun 1907
berbentuk mingguan, kemudian pada tahun 1910 diudbah menjadi harian. Tirto Hadisurjo ini dianggap sebagai pelopor yang meletakkan dasar jurnalistikmodern
di Indonesia, baik dalam cara pemberitaan, pemuatan karangan, iklan dan lain- lain.
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia human communication yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh
Johannes Gutenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikenal dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa. Sebaliknya, zaman sebelumny
dikenal sebagai zaman pra publisistik Umar, 2000: 1. Istilah publisistik sering dipakai dalam arti yang identik dengan istilah
komunikasi massa. Lee dalam bukunya Publisistik Pers mendefenisikan ilmu publisistik sebagai ilmu kemasyarakatan.
II.3. Media Massa dan Surat Kabar