selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh. Oleh karena itu, analisis wacana bisa tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi
harus melihat konteks terutama bagaimana ideologi dari kelompok-kelompok yang ada tersebut berperan dalam membentuk wacana.
Menurut Teun A. Van Dijk Eriyanto,2001:13-14 ideologi terutama dimaksudkan untuk mengatur masalah tindakan dan praktik individu atau anggota
suatu kelompok. Ideologi membuat anggota dari suatu kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama, dapat menghubungkan masalah mereka, danmemberinya
kontribusi dalam membentuk solidaritas dan kohesi di dalam kelompok. Dalam perspektif ini, ideologi mempunyai beberapa implikasi penting. Pertama, ideologi
secara inheren bersifat sosial, tidak personal atau individual : ia membutuhkan share di antara anggota kelompok, organisasi atau kolektivitas dengan orang
lainnya. Hal yang di-share-kan tersebut bagi anggota kelompok digunakan untuk emmbentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam bertindak dan bersikap.
Sejumlah perangkat ideologi diangkat dan diperkuat oleh media massa, diberikan legitimasi oleh mereka dan didistribusikan secara persuasif,
sering dengan menyolok, kepada khalayak yang besar jumlahnya. Dalam proses itu, konstelasi-konstelasi ide yang terpilih memperoleh arti penting yang terus
menerus meningkat, dengan memperkuat makna semula dan memperluas dampak sosialnya Lull.1998:4.
II.6. Analisis Wacana Teun Van Dijk
Menurut Van Dijk penelitian atas wacana tidak cukup jika didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi
Universitas Sumatera Utara
yang diamati. Perlu dilihat bagaimana suatu teks diproduksi sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa seperti itu. Oleh karena itu,
penelitian mengenai wacana tidak bisa mengeksklusi seakan-akan teks adalah bidang yang kosong. Sebaliknya dia adalah bagian kecil dari struktur masyarakat.
Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level
kognisi sosial dipelajari proses produksi berita yang melibatkan kognisi individu dai wartawan. Sedangkan konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang
berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah Eriyanto, 2001:222-224 Teks bukan sesuatu yang datang begitu saja, tetapi teks dibentuk dalam
suatu praktek diskursus. Van Dijk tidak hanya membongkar teks semata, tetapi ia melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada
dalam masyarakat dan bagaimana kognisi atau pikiran dan kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tersebut. Wacana oleh Van Dijk
dibentuk oleh tiga dimensi : teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Analisis wacana menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk
interaksi. Menurut Van Dijk, sebuah wacana berfungsi sebagai suatu pernyataan assertion, pertanyaan question, tuduhan accusation, atau ancaman threat.
Wacana juga dapat digunakan untuk mendiskriminasi atau mempersuasi orang lain untuk melakukan diskriminasi.
Skema penelitian dan metode yang biasa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Skema Penelitian dan Metode Van Dijk STRUKTUR
METODE
Teks Menganalisis bagaimana
strategi wacana yang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa
tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk memarjinalkan suatu
kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu.
Critical linguistic
Kognisi Sosial
Menganalisis bagaimana kognisis wartawan dalam memahami
seseorang atau peristiwa tertentu yang akan ditulis
Wawancara mendalam
Analisis Sosial
Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang dalam
masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa
digambarkan. Studi pustaka, penelusuran sejarah
a. Analisa Teks