3. Teori Perubahan Politik 3. 1. Pengertian Perubahan Politik

I.6. 3. Teori Perubahan Politik I.6. 3. 1. Pengertian Perubahan Politik Pada akhir tahun 1960-an analisa perubahan politik menjadi perhatian tersendiri dalam karya ilmu politik, terlepas dari kemungkinan bahwa ia ada menggiatkan minat terhadap perumusan teori-teori yang lebih hubungannya dengan proses proses sosial- ekonomi-kebudayaan dan modernisasi atau perhatian teologis yang mendasari sebagian kegiatan ilmiah dalam ilmu politik 16 Teori-teori baru mengenai perubahan politik dapat dibedakan dari pendekatan pendekatan dahuluh berdasarkan beberapa ciri . Dalam rentan waktu satu dasawarsa kemudian fokus utama ilmu politik mengalami perubahan perubahan dalam kajiannya. Mulai dari fokus terhadap sistem politik, analisa terhadap perbandinagn sistem politik modern dan tradisional, kemudian pindah lagi perhatian terhadap proses proses sejarah, bergeser pada konsep-konsep pembangunan politik, dan kemudian kembali lagi kepada tingkat abstraksi yang lebih tinggi yang berorientasi pada teori teori umum tentang perubahan politik. 17 16 Samuel P. Huntington, Perubahan ke Arah Perubahan: Modernisasi Pembangunan dan Politik dalam Pembangunan Politik dan Perubahan Politik, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1991. Hal. 108. 17 Ibid, Hal. 109 . Pertama, perubahan politik yang terjadi pada setiap taraf pembangunan. Kedua, kerangka kerangka tersebut tidak banyak berkaitan dengan proses modernisasi. Ketiga, variabel yang berhubungan dengan teori sebagian besar bersifat politik. Keempat, Kerangka-kerangka itu cukup flexsibel untuk menampung perubahan perubahan politik baik dari lingkungan dalam negeri ataupun lingkungan luar negeri. Kelima, pada umumnya teori-teori itu lebih kompleks dari pada teori teori modernisasi politik dan pembangunan politik. Universitas Sumatera Utara Huntington dalam bukunya yang berjudul Political Order in Changing Societies yang terbit pada tahun 1968 menjelaskan banhwa, fokus utama perubahan politik adalah hubungan antara partisipasi politik dan pelembagaan politik. Hubungan diantara kedua unsur tersebutlah yang mempengaruhi stabilitas sistem politik. Hal ini disebabkan karena kadar dari sebuah partisipasi politik yang diberikan oleh suatu masyarakat berkaitan erat terhadap legitimasi yang diperoleh lembaga lembaga politiknya. Apabila partisipas yang dimaksud dalam bentuk dukungan, maka hal itu menunjukan bahwa kelembagaan politik tersebut memiliki tingkat kepercayaan yang baik. Begitu juga sebaliknya, jika partisipasi politik tersebut dalam bentuk kritikan, maka kelembagaan politk tersebut tidak mendapat respon yang baik dalam masyarakat. William Mitcheel mengutarakan bahwa langkah pertama dalam menganalisa perubahan politik adalah dengan terlebih dahuluh mengidentifikasikan objek objek yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan tersebut. Dengan kata lain semua unsur-unsur yang ada pada sebuah sistem tersebut harus dikonfigurasikan apakah berkaitan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Tugas itu adalah apa yang merupakan atau yang mungkin merupakan komponen komponen dalam suatu sistem poltik dan menentukan apakah ada hubungan dalam perubahan-perubahan yang terjadi diantara mereka. Dengan begitu, maka pendekatan yang seperti ini dapat di kategorikan sebagai sebuah pendekatan yang memusatkan perhatiannya pada perubahan konvesional. Studi mengenai perubahan politik meliputi beberapa hal sebagai berikut: pertama, merumuskan perhatian pada apa yang agaknya menjadi komponen-komponen pokok suatu sistem politik. Kedua, penentuan laju, ruang lingkup dan arah perubahan dalam komponen- komonen yang telah disebutkan pada poin pertama. Ketiga, melakukan analisa tentang hubungan-hubungan antara perubahan-perubahan dalam suatu komponen dan perubahan- Universitas Sumatera Utara perubahan dalam komponen lain 18 18 Ibid, Hal. 111. . Dari ketiga hal diatas dapat dirumuskan bahwa perubahan politik tersebut meliputi segala bentuk aksi dan reaksi dalm sebuah sisitem politik beserta perubahan-perubahannya. Studi mengenai perubahan politik dapat berkembang dengan menganalisa kelima komponen dalam sisitem politik serta perubahan dalam suatu komponen dan perubahan dalam komponen lainnya. Kelima komponen dalam sistem politik tersebut adalah: kultur, struktur, kelompok, kepemimpinan dan kebijaksanaan. Komponen-komponen dan unsur unsur adalah objek perubahan yang terlebih dahuluh harus di pahami jika kita ingin fokus terhadap perubahan politik. Hal ini sangat koheren sebagai mana yang telah disebutkan oleh william mitcheel pada penjelasan sebelumnya. Tetapi permasalahannya adalah apakah perubahan yang dimaksud dapat dikatakan sebagai suatu studi mengenai perubahan politik?. Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan ini tentulah dibutuhkan analisa yang mendalam mengenai keterkaitan akan perubahan yang terdapat pada komponen-komponen tersebut dalam kaitaanya terhadap perubahan politik yang dimaksud. Analisa mengenai perubahan politik pertama-tama dapat diarahkan pada perubahan perubahan sederhana mengenai kekuasaan dan unsur-unsur dari sebuah sistem politik. Hal tersebut dapat meliputi perubahan mengenai gaya pemerintahan yang dipakai, sistem pemerintahan yang diterapkan dan segala bentuk lembaga-lembaga politik yang tersinkronisasi dalam sebuah sistem politik. Namun fokus dari perubahan politik bukanlah semata-mata terfokus pada perubahan kekuasaan. Melainkan yang lebih penting adalah permasaalahan hubungan yang ditimbulkan antara perubahan perubahan kekuasaaan masing- masing komponen dan unsur dengan perubahan dalam isinya. Universitas Sumatera Utara Perubahan politik dapat di klasifikasikan berdasarkan tiga tingkatan. Pertama, Laju ruang lingkup dan arah perubahan sebuah komponen dapat dibandingkan dengan laju dan ruang lingkup komponen lainnya. Sebuah bentuk perbandingan yang demikian dapat menjelaskan pola-pola stabilitas dan kegoncangan dalam sistem poltiik. Sehingga jangkauan sebuah komponen berhubungan dengan perubahan atau tiadanya perubahan pada komponen lainnya. Misalnya kultur dan suatu sistem politik mungkin bisa dipandang sebagai hal yang lebih penting dibandingkan kelompok, pemimpin dan kebijakan-kebijakan yang dihasilkan. Tingkatan kedua dari analisa perubahan politik adalah perubahan kekuasaan dari suatu unsur dalam sebuah komponen pada suatu sistem dapat dibandingkan denngan unsur unsur lain dari komponen yang sama. Hal ini dapat meliputi analisa mengenai bangkit redupnya ideologi dan kepercayaan, lembaga dan kelompok, pemimpin dan kebijaksanaan serta unsur-unsur yang terdapat dalam komponen tersebut yang telah mengalami perubahan. Hal ini berarti menyangkut kajian sebuah unsur-unsur tersebut yang bersifat dinamis sehingga harus terus dipantau perubahan-perubahannya. Perubahan Politik dapat disebut sebagai bertambahnya atau berkurangnya gejala gejala politik politik tertentu. 19 19 Hoogerwerf, Politikologi, Jakarta: Erlangga. 1985, Hal. 257. Dari pengertian ini, maka Perubahan Politik itu sendiri dapat di klasifikasikan menjadi tiga pengertian pokok, yaitu: Pertama: Perubahan Politik dapat didefenisikan sebagai suatu gejala perkembangan politik, yaitu bertambahnya semakin banyaknya gejala-gejala politik yang muncul, Kedua: Perubahan Politik dapat didefenisikan sebagai suatu gejala kemerosotan politik regresi politik, yaitu berkurangnya hilangnya gejala-gejala politik tertentu, dan Ketiga: Perubahan Politik juga dapat didefenisikan sebagai suatu gejala kemacetan politik, yaitu suatu keadaan dimana suatu gejala politik tertentu tidak mengalami perkembangan maupun penurunan. Universitas Sumatera Utara

I.6. 3. 2. Objek Perubahan Politik