PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA KECIL DAN MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
commit to user
PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
USAHA KECIL DAN MENENGAH
GENTENG DAN BATU BATA
DI KECAMATAN MOJOLABAN
TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh:
Titin Maryani
NIM K 7406151
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
(2)
commit to user
PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
USAHA KECIL DAN MENENGAH
GENTENG DAN BATU BATA
DI KECAMATAN MOJOLABAN
TAHUN 2010
Oleh:
Titin Maryani
NIM K 7406151
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
(3)
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Dra. Sri Wituracmi, MM
NIP. 19500617 198203 1 001
Pembimbing II
Jaryanto, SPd. M.Si
NIP. 19760909 200501 1 001
(4)
commit to user
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
…….
Sekretaris
: Muhtar, S.Pd, M.Si
...
Anggota I
: Dra. Sri Witurachmi, MM ...
(5)
commit to user
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:
Pada hari : Jumat
Tanggal : 26 November 2010
Tim Penguji skripsi
Nama terang
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
…….
Sekretaris
: Muhtar, S.Pd, M.Si
...
Anggota I
: Dra. Sri Witurachmi, MM ...
Anggota II
: Jaryanto, S.Pd, M.Si
...
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
(6)
commit to user
ABSTRAK
Titin Maryani. PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA
MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA
KECIL DAN MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI
KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010
Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, November
2010.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui keadaan sosial
ekonomi masyarakat di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”,
(2) Untuk mengetahui sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”, (3)
Untuk mengetahui peranan Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” dalam
meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata di
Kecamatan Mojolaban.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling
(sampel bertujuan), dimana sampel yang diambil tidak
ditentukan pada banyaknya sampel melainkan lebih ditekankan pada kualitas
pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti. Sampel penelitian adalah
sejumlah tertentu sampai dapat memberikan keterangan dalam pengambilan
kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah
trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis data model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) penduduk
Kecamatan Mojolaban yang berada di usia produktif memiliki prosentase yang
lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Perekonomian di
Kecamatan Mojolaban didukung oleh berbagai sarana dan prasarana. Masyarakat
yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki
jenis pekerjaan yang bermacam-macam, dimana sebagian besar masyarakat
bermata pencaharian sebagai pengrajin genteng tetapi tidak semua masyarakat
(7)
commit to user
yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berprofesi
sebagai pengrajin genteng ada juga yang berprofesi sebagai pengrajin batu bata
walaupun hanya sebagian kecil masyarakat, selain itu mereka juga bekerja di
sektor pertanian, perdagangan, peternakan dan jasa. (2) Koperasi Simpan Pinjam
”Mitra Mandiri” mempunyai dua sistem kerja dalam menjalankan usahanya yaitu
sebagai berikut: (a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan
atau simpanan selain itu sumber dana yang dimiliki oleh Koperasi Simpan Pinjam
Mitra Mandiri juga berasal dari pinjaman dari pihak ketiga dan modal cadangan.
(b) Penyaluran dana kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman modal
untuk meningkatkan usahanya. Adapun syarat-syarat pengajuan kredit ke
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” adalah formulir permohonan kredit
yang telah disediakan oleh pihak koperasi, fotocopy KTP, fotocopy KK dan
surat-surat berharga sebagai jaminan atau agunan kredit. (3) Pinjaman modal yang
diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” kepada para pengusaha
kecil dan menengah terutama usaha genteng dan batu bata dimanfaatkan untuk
tambahan modal hal ini terbukti adanya peningkatan modal yang digunakan untuk
biaya produksi rata-rata sebesar 36,7 %. Selain itu hasil produksi para pengrajin
juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 24,2% bila dibandingkan hasil
produksi sebelumnya. Dengan meningkatnya hasil produksi maka pendapatan
yang diperoleh juga mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 25%. Hal ini
menujukkan bahwa kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terbukti
dapat meningkatkan produktivitas usaha para pengrajin genteng dan batu bata.
Semakin meningkatnya produktivitas usaha, maka pendapatan yang diperolehpun
juga mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan hidup.
(8)
commit to user
ABSTRACT
Titin Maryani. ROLE of PARTNER SAVING AND LOAN CO-OPERATION
MITRA MANDIRI IN INCREASING TILE SMALL AND MEDIUM
INDUSTRY PRODUCTIVITY AND BRICK IN DISTRICT of MOJOLABAN
YEAR 2010 Skripsi, Surakarta: Teachership Faculty and Education Science,
University Eleven Marchs Surakarta, November 2010.
Purpose of this research is ( 1) To know situation of public chartered
investment counsel social around four p’s Saving and Loan Co-Operation " Mitra
Mandiri", ( 2) To know job activity system Saving and Loan Co-Operation "
Mitra Mandiri", ( 3) To know role Saving and Loan Co-Operation " Mitra
Mandiri" in increasing tile small and medium industry productivity and brick in
Districk of Mojolaban.
In line with this research, hence this research applies qualitative
descriptive research method. Sampling technique applied is purposive sampling (
sample aim), where sample taken is not defined at the many samples but more
emphasized at quality of understanding of sample to problems that is accurate.
Research sample is a number of certain until can give description in conclusion
retrieval. Data collecting technique applied is interview, observation, and
documentation. Data validity technique applied is trianggulation of data and
trianggulation of method. Data analytical technique applied is model data
analytical technique interaktif.
Based on result of inferential research that, ( 1) resident Districk of
Mojolaban is residing in productive age has percentage of larger ones compared to
productive xenon age resident. Economics in Kecamatan Mojolaban supported by
various facilities and basic facilitieses. Public who live in around four p’s
Koperasi Simpan Pinjam " Mitra Mandiri" has work type which all kinds, where
most of living public as tile worker but not all publics who live in around four p’s
Koperasi Simpan Pinjam " Mitra mandiri" profession as tile worker also there is
profession as brick worker although only partly small publics, besides they also
works in agricultural sector, commerce, breeding and service. ( 2) Co-Operation
of Saving and loan " Mitra Mandiri” has two job(activity systems in implementing
its(the business is as follows: ( a) Musters fund from public in the form of savings
or servings besides source of fund owned by Koperasi Simpan Pinjam “Mitra
Mandiri” also comes from loan from third party and back up legal capital. ( b)
Deployment of fund to public requiring legal capital loan to increase its(the
business. As for proffering conditions of credit insuranceansi to Koperasi Simpan
Pinjam " Mitra Mandiri" be credit aplication form which has been provided by the
side of co-operation, copy of KTP, copy of KK and securities as pawn or security
for loan.(3) Legal capital loan given by Koperasi Simpan Pinjam " Mitra
Mandiri" to the middle and small entrepreneurs especially effort for tile and brick
exploited for addition of legal capital this thing is proven existence of
improvement of legal capital applied for production cost average of 36,7 %.
Besides result of produce of the workers also experiences improvement of average
of equal to 24,2% if compared to result of produce of before all. At the height of
result of produced hence earnings also experiences improvement that is average
(9)
commit to user
equal to 25%. This thing is indicate that credit insuranceansi from Koperasi
Simpan Pinjam " “Mitra Mandiri" proven can increase productivity effort for the
tile.
(10)
commit to user
MOTTO
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
melimpahkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang
menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
(QS. Ar-Ruum: 37)
Kerikil-kerikil tajam yang menyertai usaha kita untuk mencapai cita-cita adalah
merupakan cambuk berharga untuk berbenah diri. Berkaca pada pengalaman dan
tidak pesimis dalam menatap masa depan adalah langkah awal menuju
kesuksesan.
(Penulis)
Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan, selagi kita berusaha dan selalu berdoa kita
pasti dapat mencapai semua yang kita mau dengan hasil yang terbaik.
(11)
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Ibu dan Bapak, terima kasih untuk semua
doa, cinta dan pengorbanannya yang
tanpa ujung.
Mbak
Wiwin
yang
selalu
menyemangatiku.
Sahabat-sahabatku Putri, Leny, Wulan,
Stepi, Ratna.
Teman-teman seperjuangan
Almamater.
(12)
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,untuk memenuhi
sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu segala bantuannya,penulis sampaikan terima
kasih kepada:
1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi Surat Keputusan penyusunan skripsi.
2.
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui
penyusunan skripsi.
3.
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin
penyusunan skripsi.
4.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah mendidik dan membimbing selama masa
perkuliahan.
5.
Dra. Sri Witurachmi, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
6.
Jaryanto, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
7.
Staff karyawan FKIP UNS yang telah membantu kelancaran dalam urusan
administrasi.
8.
Tim Penguji Skripsi yang telah menguji hasil penelitian penulis.
9.
Bapak Yanto selaku manajer KSP yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di KSP “Mitra Mandiri.”
(13)
commit to user
10.
Seluruh petugas/ pengurus KSP ”Mitra Mandiri” yang dengan ramah dan
sabar melayani informasi yang dibutuhkan penulis.
11.
Bapak Ibu dan semua keluarga yang selalu mendoakan, membimbing dan
memotivasiku sehingga dapat menyusun skripsi dengan lancar.
12.
Teman-teman angkatan 2006 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS dan juga
teman-teman seperjuangan: Ratna, Iit, Noer, Titis Ndut, Ratih gedhe, Ratih
cilik, Yarsi.
13.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuan baik mental maupun spiritual.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca.
Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, November 2010
(14)
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PENGAJUAN ……….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……… iii
HALAMAN PENGESAHAN………. iv
HALAMAN ABSTRAK………. vi
HALAMAN MOTTO ……….. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN……….. ix
HALAMAN KATA PENGANTAR……… x
DAFTAR ISI ……….. xii
DAFTAR TABEL………... xiv
DAFTAR GAMBAR ……….. xv
DAFTAR LAMPIRAN………. xvi
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Masalah ……….. 1
b.
Perumusan Masalah……… 6
c.
Tujuan Penelitian ……….. 6
d.
Manfaat Penelitian……….. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka ……….. 8
B.
Penelitian Yang Relevan ………. 28
C.
Kerangka Pemikiran... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian………. 32
B.
Bentuk dan Strategi Penelitian……… 33
C.
Teknik Sampling………. 34
D.
Teknik Pengumpulan Data……….. 35
E.
Validitas Data……….. 36
F.
Analisis Data………... ... 37
(15)
commit to user
BAB IV HASILPENELITIAN
A.
Deskripsi Lokasi Penelitian………. 41
B.
Deskripsi Permasalahan Penelitian………. 48
C.
Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Teori ………... 68
BAB V SIMPULAN ,IMPLIKASI,DAN SARAN
A.
Simpulan………
73
B.
Implikasi………. 75
C.
Saran……….. 76
DAFTAR PUSTAKA ……….. 78
(16)
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1.
Daftar Potensi Industri Kecil dan Menengah …...
4
2.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...
32
3.
Pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban…...
48
4.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur...
49
5.
Daftar Jenis Usaha Nasabah KSP Mitra Mandiri...
51
6.
Biaya Produksi UKM Genteng dan Batu Bata……….
61
7.
Hasil Produksi UKM Genteng dan Batu Bata………..
62
(17)
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
Kerangka Pemikiran ...
31
2.
Analisis Data Model Interaktif...
39
3.
Bagan Prosedur Penelitian...
40
(18)
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
Daftar Nama Informan ...
79
2.
Pedoman Wawancara...
80
3.
Field Note ... ...
82
4.
Akta Pendirian Koperasi...
108
5.
Foto Penelitian ... ...
138
(19)
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Usaha kecil memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian
Indonesia, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu
diserap oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Disamping itu UKM juga
memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non
migas meskipun nilainya relatif kecil. Usaha kecil dan menengah (UKM) ini
selain memiliki arti strategis bagi pembangunan juga sebagai upaya untuk
memeratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.
Usaha Kecil dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu Usaha Kecil dan Menengah adalah
salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan
utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud
keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa
mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara.
Perkembangan usaha kecil seringkali menghadapi kendala baik kendala
internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan
kualitas sumberdaya manusia. Keterbatasan sumberdaya tersebut mengakibatkan
para pengusaha kecil kurang mampu memanfaatkan peluang yang ada, baik akses
pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap teknologi.
Sedangkan kendala eksternal berkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif.
Usaha kecil dan menengah di Indonesia pada umumnya bergerak dibidang:
pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, perdagangan, hotel, restoran industri
pengolahan, pengangkutan, komunikasi, dan jasa-jasa. Sektor-sektor tersebutlah
(20)
commit to user
yang dinilai mempunyai proprosi unit usaha terbesar di Indonesia (http: //
almasdi.unri.ac.id diunduh 19 April 2010)
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil di Indonesia
pada umumnya antara lain: keterbatasan modal khususnya untuk modal kerja,
kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, keterbatasan sumberdaya
manusia (pekerja dan manager), pengetahuan yang minim tentang bisnis,
keterbatasan informasi pasar, serta kurangnya penguasaan teknologi (http: //
lemlit: unila.ac.id, diunduh 19 April 2010). Usaha kecil di Indonesia perlu
mendapatkan pembinaaan agar dapat bertahan dan berkembang. Terdapat
beberapa hal yang menghambat pembinaan usaha kecil di Indonesia (Indra
Ismawan, 1999)antara lain: 1) Indonesia belum memiliki undang-undang yang
mengatur usaha kecil, walaupun rancangan undang-undang tersebut sudah
disahkan namun realisasinya dan sosialisasi sampai saat ini belum jelas; 2) masih
lemahnya komitmen dalam pembinaan usaha kecil, baik yang disuarakan oleh
pemerintah maupun oleh pengusaha besar selaku mitra usaha, sehingga usaha
kecil itu ada dan berkembang sepenuhnya atas usaha mereka sendiri, karena
didorong oleh kebutuhan hidup. lemlit: (http:// unila.ac.id, diunduh 19 April 2010)
Sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) membutuhkan strategi
pengolahan keuangan, di mana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UKM
tersebut dapat bejalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas atau
usahanya. Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan
nasional telah disadari secara universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang
tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai
kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang maupun jasa. Peningkatan
produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup.
Salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas usaha adalah
ketersediaan modal yang cukup. Tetapi bagi pengembangan sebuah UKM
masalah modal merupakan kendala terbesar yang dihadapi, sehingga hal tersebut
membuat pengusaha kecil mengambil jalan pintas yaitu mencari bantuan kepada
rentenir atau yang lebih dikenal dengan sebutan lintah darat. Pada kenyataannya
rentenir sangat merugikan yaitu membebani para peminjam dengan sejumlah
(21)
commit to user
bunga yang besar. Dengan demikian bukan keuntungan yang di dapat para
pemilik UKM melainkan harus membayar pokok pinjaman dengan ditambah
bunga yang telah dibebankan kepada mereka. Dengan sistem rentenir ini, para
pengusaha kecil merasa terbebani sehingga sehingga tidak mampu meningkatkan
produktivitas ataupun mengembangkan usaha perekonomian mereka.
Hal tersebut harus mendapat perhatian yang serius karena akan sangat
memberatkan masyarakat. Pemerintah harus berusaha keras untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Perekonomian yang berpihak kepada rakyat sangat diperlukan.
Untuk mewujudkan perekonomian yang berpihak kepada rakyat diperlukan badan
usaha atau organisasi yang dapat menampung dan meningkatkan potensi ekonomi
anggotanya.
Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan berbagai kebijakan dibidang
perbankan untuk melayani para pengusaha kecil khususnya dan masyarakat
golongan ekonomi lemah pada umumnya. Kebijakan tersebut antara lain
diwujudkan dalam bentuk KIK / KMKP, KUK dan KUT. Selain itu pemerintah
juga telah mewajibkan setiap bank untuk menyalurkan 20 persen dananya untuk
UKM. Tetapi UKM masih kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal. Salah
satu penyebabnya adalah adanya kesenjangan antara lembaga perbankan dengan
UKM. Lembaga perbankan merupakan lembaga yang modern sedangkan UKM
sebagian besar dikelola dengan pendekatan tradisional.
Salah satu organisasi atau badan usaha yang mampu untuk mengatasi
keadaan tersebut adalah koperasi. Koperasi merupakan wahana yang membangun
dan mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki anggotanya pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonominya serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Dalam
menjalankan kegiatannya koperasi selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip
koperasi. Prinsip ekonomi yang digunakan sebagai landasan pokok koperasi
dalam menjalankan usahanya antara lain: kemandirian, keanggotaan bersifat
terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha
dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota, pemberian balas jasa yang terbatas pada modal, pendidikan
(22)
commit to user
perkoperasian dan kerjasama antar koperasi. Koperasi dipandang mampu sebagai
organisasi yang dapat menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi oleh para
pengusaha kecil agar terhindar dari para rentenir atau yang dikenal dengan
sebutan lintah darat.
Koperasi memegang peranan penting pada kegiatan pemberdayaan
ekonomi masyarakat terutama di pedesaan. Koperasi merupakan badan usaha di
pedesaan dan pelaksana penuh sistem pemasaran produk yang dihasilkan UKM.
Selain itu koperasi juga berperan sebagai penyedia kredit yang diperoleh dari
lembaga perkreditan dan pengusaha. Pemberian kredit ini didasarkan kepada
bentuk usaha yang mengembangkan komoditi potensial dan punya peluang pasar.
Koperasi juga berfungsi membantu mencari alternatif pemecahan masalah
pengusaha kecil seperti penyedia kredit, pembentukan modal bersama melalui
tabungan, penyedia sarana produksi, pelaku agroindustri, memasarkan produk dan
sebagainya.
Daerah Kecamatan Mojolaban memiliki berbagai jenis UKM, antara lain:
industri tempe, industri emping mlinjo, industri karak, industri kerupuk, industri
gamelan, industri shuttle cock, industri batu bata, industri genteng, dan lain-lain.
Industri genteng dan batu bata adalah industri kecil yang paling besar terdapat di
Kecamatan Mojolaban berdasarkan jumlah pengrajinnya bila dibandingkan
dengan industri kecil lainnya. Hampir di setiap daerah di Kecamatan Mojolaban
terdapat industri batu bata dan genteng.
Berikut daftar potensi sentra industri kecil dan menengah yang terdapat di
Kecamatan Mojolaban:
(23)
commit to user
Tabel 1 daftar potensi sentra industri kecil dan menengah
Jenis UKM
Jumlah usaha
(unit)
Tenaga Kerja
(orang)
Industri kecil tempe
32
70
Industri kecil emping mlinjo
58
158
Industri kecil kerupuk/ karak
137
335
Industri kecil gamelan
24
250
Industri kecil shuttle cock
135
746
Industri kecil genteng
430
859
Industri kecil batu bata
500
1007
Jumlah
1.316
3.425
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Kabupaten Sukoharjo
tahun 2008.
UKM yang terdapat di Kecamatan Mojolaban merupakan usaha yang
dikelola dan dijalankan oleh rumah tangga dengan modal yang terbatas. Sehingga
para pengusaha kecil kesulitan untuk mengembangkan usahanya dan
meningkatkan produksinya karena keterbatasan modal yang mereka miliki, untuk
mendapatkan bahan baku. Sehingga mereka membutuhkan bantuan modal untuk
mengembangkan usahanya.
Kendala yang dihadapi oleh UKM di Kecamatan Mojolaban hampir sama
dengan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil secara nasional, yaitu lemah
dalam permodalan, sulitnya mendapatkan modal, kelemahan dalam manajemen
dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia.
Kecamatan Mojolaban memiliki 48 koperasi yang terdiri dari: Koperasi
Unit Desa (KUD), Koperasi Kelompok Tani (KKT), Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP),
Koperasi Pasar (Koppas), Koperasi Karyawan (Kopkar), Koperasi Induk Kerja
(Kopinkra), Koperasi Wanita (Kopwan) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS).
Koperasi Mitra Mandiri adalah salah satu koperasi di Kecamatan
Mojolaban yang berbentuk koperasi simpan pinjam. Koperasi ini memberikan
(24)
commit to user
bantuan modal dalam bentuk kredit kepada masyarakat terutama pengusaha kecil,
agar usahanya dapat terus berjalan dan bertahan di tengah keadaan yang serba
sulit saat ini. Lokasi dari koperasi ini berada dekat dengan UKM yang besar di
Kecamatan Mojolaban yaitu industri genteng dan batu bata yang merupakan
UKM yang terbesar yang ada di Kecamatan Mojolaban. Koperasi ini juga
memberikan bantuan modal kepada para pengrajin genteng dan batu bata agar
produktivitas usaha mereka dapat meningkat dan usaha mereka dapat terus
bertahan.
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas penulis akan mengadakan
penelitian tentang peranan koperasi terhadap UKM dan penelitian ini diberi judul
”PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM
MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS
USAHA
KECIL
DAN
MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI KECAMATAN
MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010.”
B.
Perumusan Masalah
Adanya perumusan masalah yang jelas, diperlukan agar dapat memberikan
jalan yang mudah dalam penyelesaian masalah. Berdasarkan pada latar belakang
tersebut di atas maka penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar koperasi simpan
pinjam Mitra Mandiri terutama yang menjadi anggota nasabah koperasi?
2.
Bagaimana sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri ?
3.
Apa peranan koperasi simpan pinjam Mitra Mandiri dalam meningkatkan
produktivitas UMKM genteng dan batu bata di kecamatan Mojolaban ?
C.
Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
(25)
commit to user
2.
Sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri.
3.
Peranan koperasi simpan pinjam dalam meningkatkan produktivitas usaha
mikro, kecil dan menengah di Kecamatan Mojolaban.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapt memberikan manfaat baik secara teoritis
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan manfaat praktis dalam rangka
memecahkan masalah aktual.
1.
Manfaat Teoritis
a.
Untuk menambah wawasan ilmu dan menambah pustaka baik di tingkat
program, fakultas maupun universitas.
b.
Sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis
a.
Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjawab masalah yang telah
dirumuskan.
b.
Dapat memberikan masukan dan pedoman bagi pengurus koperasi dalam
rangka mengambil kebijakan dalam hal pembiayaan terhadap UMKM
(26)
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Tinjauan Tentang Koperasi
a.
Pengertian Koperasi
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, dimana koperasi
menjalankan peran sebagai salah satu diantara beberapa pilar penopang proses
pembangunan ekonomi suatu negara. Koperasi menekuni suatu usaha dan
berusaha untuk mencapai keuntungan untuk para anggotanya serta memenuhi
kebutuhan para anggotanya. Kedudukan koperasi sebagai sebuah gerakan
ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha, berperan serta untuk mewujudkan
masyarakat yang maju adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Koperasi berasal dari kata
co
yang berarti bersama dan
operation
yang
mengandung makna bekerja. Jadi, secara leksikologis koperasi bermakna sebagai
suatu perkumpulan kerja sama yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan
dimana ia memberikan kebebasan untuk keluar masuk anggotanya. Dalam
perkumpulan
tersebut
kesejahteraan
para
anggota
harus
benar-benar
diperjuangkan.
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang nomor 12 tahun 1967
tentang Pokok-Pokok Perkoperasian Pasal 3 “Koperasi Indonesia adalah
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang,
badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan.” Definisi lain tentang koperasi
dikemukakan dalam pasal 1 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian yaitu ”Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada
(27)
commit to user
prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
azas kekeluargaan.”
Pandji Anoraga (2002: 1) berpendapat bahwa koperasi adalah salah satu
bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian, dimana kerja sama ini
dilaksanakan berdasarkan prinsip saling membutuhkan dan kesamaan kebutuhan
diantara beberapa orang, yang secara bersama-sama berusaha untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, baik yang terikat dengan keperluan pribadi maupun
keperluan perusahaan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan kerja sama secara
terus menerus.
Hendrojogi (1998: 45) menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan
otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social dan budaya mereka yang sama melalui
perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. Pengertian koperasi
berdasarkan prinsip Rochdale (Jochen Ropken, 2003:18): ”Koperasi merupakan
organisasi ekonomi yang dikelola oleh para anggotanya, dengan dasar satu orang
satu suara, dengan SHU yang didistribusikan di antara para anggotanya sesuai
dengan aturan yang telah disetujui, pengambilan keputusan dibuat berdasarkan
pada prinsip-prinsip demokrasi dan pemegang modal bukkan merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam persatuan (perikatan) ini”.
b.
Landasan Koperasi
Landasan koperasi adalah suatu dasar atau tempat berpijak yang
memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang
dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya.
Landasan-landasan koperasi menurut Undang-Undang No 12 Tahun 1967 adalah
sebagai berikut :
1.
Landasan Idiil
Landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan untuk
mencapai cita-cita koperasi. Landasan idiil koperasi adalah Pancasila, terutama
sila kelima “Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.” Sila kelima ini harus
(28)
commit to user
benar-benar menjadi tumpuan perhatian siapa saja yang berurusan dengan
koperasi baik sebagai anggota maupun pengurus koperasi.
2.
Landasan Struktural
Landasan structural koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam hidup
bermasyarakat. Landasan struktural koperasi adalah Undang-Undang Dasar
1945. Landasan gerak koperasi adalah Pasal 33 ayat (1) beserta penjelasannya
”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.”
3.
Landasan Mental
Agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rangka mencapai
tujuannya, koperasi harus ditunjang oleh sifat mental para anggotanya yaitu
setia kawan dan kesadaran pribadi.
c.
Azas Koperasi
Azas koperasi atau dalam bahasa Inggris disebut
Cooperative Principles
berasal dari bahasa Latin: P
rincipium
yang berarti basis atau dapat juga berarti
sebagai cita-cita utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi. Dalam Bab
IV Undang-Undang No. 12/1967 yang membahas masalah Azas dan Sendi Dasar
Koperasi,
dikatakan
bahwa
azas
koperasi
adalah
kekeluargaan
dan
kegotongroyongan (Hendrojogi, 1998: 30)
Azas koperasi berdasarkan dari cita-cita Rochdale Pioners atau yang
dikenal azas Rochdale, antara lain:
1.
Pengendalian secra demokrasi (
democrational control)
2.
Keanggotan yang terbuka (
open membership)
3.
bunga terbatas atas modal
( limited interest on capital)
4.
pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan
pembeliannya
(the distribution of surplus in dividend to the members in
proportion to their purcases)
5.
pembayaran secara tunai atas transaksi perdagangan (
trading strictly on a cash
basis)
(29)
commit to user
6.
tidak saling menjual barang palsu dan harus murni
(selling only pure an
undelterated goods)
7.
mengadakan pendidikan bagi anggotanya tentang azas-azas koperasi dan
perdagangan yang saling membantu
(providing for the education of the
members in cooperative principles as wellas for mutual trading
)
8.
netral dalam aliran agama dan politik (
political and religius neutrality)
d.
Tujuan Koperasi
Pasal 3 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
maasyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.” Tujuan
koperasi berdasarkan penjelasan di atas dapat dirinci menjadi :
1.
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya
2.
memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya
3.
ikut membangun tatanan perekonomian nasional
e.
Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi
Fungsi dan peran koperasi dalam Undang-Undang RI nomor 25 tahun
1992 tentang Perkoperasian, adalah:
1.
Membangun dan mengembangkan potensi dan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.
2.
Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat
3.
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya
4.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi
(30)
commit to user
Prinsip koperasi adalah landasan pokok koperasi dalam menjalankan
usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip-prinsip
koperasi menurut Undang-Undang RI nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian disebutkan bahwa prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
1)
Koperasi melaksanakan prinsip ekonomi sebagai berikut:
a.
Keanggotaan koperasi bersifat terbuka
b.
Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c.
Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
d.
Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
e.
Kemandirian
2)
Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip
koperasi sebagai berikut:
a.
Pendidikan Perkoperasian
b.
Kerjasama antar koperasi
Prinsip koperasi menurut
International Cooperative Alliance (ICA
) dalam
Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002: 17) adalah:
1.
keanggotaannya bersifat terbuka
2.
pengawasan secara demokratis
3.
pembagian sisa hasil usaha kepada anggota didasarkan atas tingkat atau
proporsi partisipasinya dalam koperasi
4.
adanya bunga yang terbatas atas modal
5.
tidak membedakan politik dan agama anggota
6.
tata niaga dilakukan secara tunai
7.
menyelenggarakan pendidikan bagi anggota
Prinsip koperasi menurut Bung Hatta (1983) dalam Pandji Anoraga (2002:
18) adalah:
1)
digerakkan oleh masyarakat sendiri dalam kesamaaan tujuan
2)
difokuskan pada kepentingan anggota
3)
kemandirian
(31)
commit to user
f.
Karakteristik Koperasi
Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:1) berpendapat bahwa “
karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah
bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda
( the dual identity of the
member ),
yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa
koperasi
(user own oriented firm )
”. Oleh karena itu:
1)
Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu
kepentingan ekonomi yang sama.
2)
Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri
untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan,
keadilan, persamaan dan demokrasi.
3)
Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan
sendiri oleh anggotanya.
4)
Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi
anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota
(promotion of the
members welfare)
5)
Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya
maka kelebihan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.
g.
Usaha dan Jenis Koperasi
Pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:2) bahwa
”koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti di
sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa
asuransi, jasa transportasi, jasa profesi, dan jasa lainnya”. Koperasi dapat
digolongkan dalam beberapa jenis tergantung dari sudut pandang pembedaan
koperasi. Jenis-jenis koperasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a.
Berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi
digolongkan ke dalam empat jenis yaitu:
(32)
commit to user
1)
Koperasi Konsumen
Adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pengguna
barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian
bersama. Contoh koperasi konsumen adalah koperasi yang kegiatan
utamanya mengelola warung serba ada atau supermarket.
2)
Koperasi Produsen
Adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau
perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk
menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya
menyediakan, mengoperasikan, dan mengelola sarana produksi bersama.
Contoh koperasi produsen adalah koperasi jasa konsultasi.
3)
Koperasi Simpan Pinjam
Adalah koperasi yang jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanandan
peminjaman untuk anggota.
4)
Koperasi Pemasaran
Adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau
penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran
bersama.
b.
Berdasarkan sifat kegiatan usahanya, koperasi digolongkan menjadi dua yaitu:
1)
Koperasi Tunggal Usaha (
Single purpose cooperative)
Adalah koperasi yang hanya menekuni satu bidang usaha meskipun
sebenarnya memiliki kesempatan untuk menekuni bidang lain.
2)
Koperasi Multi Usaha
(Multi purpose cooperative)
Adalah koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu macam usaha atau
lebih dari satu kepentingan ekonomi para anggotanya.
c.
Berdasarkan jenjang hierarki usahanya, koperasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1)
Koperasi Primer
Adalah koperasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki
kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang
langsung melayani anggotanya.
(33)
commit to user
2)
Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang anggotanya badan-badan hukum koperasi karena
kesamaan kepentingan ekonomi bergabung untuk tujuan efisiensi dan
kelayakan dalam rangka melayani anggotanya.
d.
Berdasarkan status badan hukum yang dimiliki, koperasi dibedakan menjadi
dua yaitu:
1)
Koperasi berbadan hukum atau koperasi formal
Merupakan koperasi yang telah memperoleh badan hukum koperasi dan
karenanya dapat melakukan kegiatan yang berdasarkan aturan yuridis boleh
dilaksanakannya.
2)
Koperasi atau lembaga kerja sama ekonomi masyarakat yang belum atau
tidak memiliki badan hukum
Merupakan bentuk kerja sama ekonomi masyarakat yang belum berbadan
hukum sehingga tidak dapat melakukan kegiatan hukum berkenaan dengan
seluruh kegiatannya.
Jenis-jenis koperasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959
tentang perkembangan Gerakan Koperasi dalam pasal 3 menyebutkan terdapat 7
jenis koperasi (Hendrojogi, 1998: 50) antara lain:
1.
Koperasi desa
2.
Koperasi pertanian
3.
Koperasi peternakan
4.
Koperasi kerajinan/ industri
5.
Koperasi simpan pinjam
6.
Koperasi konsumsi
h.
Kerangka Organisasi Koperasi
Perangkat organisasi koperasi adalah struktur organisasi pada koperasi.
Perangkat organisasi koperasi berdasarkan Undang-Undang No 25 tahun 1992
tetang Perkoperasian pada umumnya adalah sebagai berikut:
(34)
commit to user
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi karena rapat
anggota menetapkan:
1.
Anggaran Dasar
2.
Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.
3.
Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas.
4.
Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan.
5.
Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
6.
Pembagian sisa hasil usaha
7.
Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
b)
Pengurus
Dalam mengelola koperasi pengurus bertugas :
1.
Mengelola koperasi dan usahanya
2.
Mengajukan rancangan rencana kerja serta rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Koperasi.
3.
Menyelenggarakan rapat anggota
4.
Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
5.
Memelihara daftar buku anggota dan pengurus
Selain mempunyai tugas tersebut pengurus koperasi juga memiliki wewenang
antara lain:
1.
Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
2.
Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.
3.
Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi
sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.
c)
Pengawas
Di dalam koperasi pengawas memiliki tugas yang dilaksanakan agar koperasi
dapat berjalan dengan baik, tugas pengawas yaitu :
1.
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
(35)
commit to user
Selain mempunyai tugas-tugas tersebut pengawas koperasi juga memiliki
wewenang antara lain :
1.
Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
2.
Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
2.
Tinjauan Tentang Produktivitas
a.
Pengertian Produktivitas
Produktivitas berasal dari kata “produktiv” yang berarti sesuatu yang
mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan
sesuatu proses kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam
sebuah komoditi/objek. Filosofi mengenai produktivitas mengandung arti
keinginan dan usaha
dari setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu
kehidupan dan penghidupannya. Konsep produktivitas dalam pandangan ilmu
ekonomi biasanya dikaitkan dengan jumlah luaran dan harga luaran.
Pengertian mengenai produktivitas dapat dikelompokkan menjadi tiga
(Sinungan Mudarsyah, 2003: 16) antara lain:
1.
Rumusan Tradisional ialah ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap
keseluruhan peralatan produksi yang digunakan (input).
2.
Produktivitas pada dasarnya adalah sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada hari kemarin dan
hari esok harus lebih baik dari hari ini.
3.
Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial
yaitu: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset;
manajemen; dan tenaga kerja.
Pengertian produktivitas dalam
Kohler’s Dictinary For Accuntants
yang
dikutip oleh Mauled Mulyana (1993: 3) adalah hasil yang didapat dari setiap
proses produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi.
Doktrin pada Konferensi Oslo,1984, dalam Sinungan Mudarsyah (2003:
17) bahwa produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat unversal yang
bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak
manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit.
(36)
commit to user
Produktivitas menurut Klinger dan Nanbaldin merupakan fungsi perkalian
dari usaha karyawan
(effort
) yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan
kemampuan karyawan
(abbility
) yang diperoleh melalui latihan-latihan.
Produktivitas yang meningkat, berarti etrdapat performansi yang baik yang akan
menjadi feedback bagi usaha atau motivasi karyawan pada tahap berikutnya
(Gomes, 1997: 160).
Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor dasar yaitu:
1.
Investasi
Komponen pokok dari investasi adalah modal, karena modal merupakan
landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidak cukup, sehingga harus
ditambah dengan komponen lain yaitu teknologi.
2.
Manajemen
Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan
orang-orang untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik.
3.
Tenaga kerja
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor tenaga kerja
adalah:
a.
Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masa
depannya.
b.
Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam situasi keterbukaan.
Dari berbagai pengertian tentang produktivitas di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa produktivitas adalah suatu usaha untuk memperbaiki kualitas
atau mutu kerja serta memperbanyak kuantitas atau banyaknya hasil yang dicapai.
b.
Sumber-sumber Produktivitas
Hadari Nawawi dan Harini Hadari (1990: 103-104) menyatakan bahwa
seorang tenaga kerja agar produktif harus mampu mendayagunakan lima sumber
kerja yaitu:
1.
Penggunaan pikiran, yaitu menggunakan cara-cara yang mudah, aman dan
selamat.
(37)
commit to user
2.
Penggunaan tenaga fisik/ jasmani, yaitu menggunakan tenaga jasmani/ fisik
secara maksimal dan tidak berlebihan, sehingga tetap menjaga kesehatan.
3.
Penggunaan waktu, yaitu ketepatan waktu dalam mengerjakan sesuatu akan
mempengaruhi peningkatan produktivitas seseoarang.
4.
Penggunaan ruang, yaitu pengaturan ruang secara tepat untuk menghemat
waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
5.
Penggunaaan bahan atau material dan uang, yaitu kemampuan secara efektif
dan efisien serta mutu yang tinggi baik dari segi kualitas maupun kuantiítas.
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor yang selalu
bertambah sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja dan perkembangan
teknologi produksi serta perubahan nilai atau budaya manusia. Menurut John
Suprihanto (1997: 113) bahwa ”Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
produktivitas tenaga kerja antara lain: pendidikan dan latihan ketrampilan, gizi
atau nutrisi dan kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi kemauan, serta
kesempatan kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pada tingkat perusahaan
(Muchdarsyah Sinungan, 2003: 59) antara lain:
1.
Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan satu faktor penting yang mempunyai peranan besar
dalam mendukung produktivitas suatu perusahaan, oleh karena itu faktor tenaga
kerja harus mendapat perhatian penting dari perusahaan.
2.
Manajemen dan organisasi
Produktivitas juga dipengaruhi oleh bagaimana manajemen melakukan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha para
anggota organisasi guna mencpai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3.
Modal pokok atau bahan mentah
Peningkatan produktivitas juga tergantung dari modal pokok dan pemilihan
bahan maupun daya guna secara optimal.
(38)
commit to user
Faktor-faktor produktivitas menurut K. Manullang (1990: 46)
dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
a.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas nasional sektoral atau
industrial:
Mutu sunber daya yang digunakan termasuk sumber daya modal, lahan,
mesin dan peralatan, bahan baku dan manusianya.
Faktor produksi terutama manusia
Pertumbuhan ekonomi nasional maupun global yang menyangkut aspek
pemasaran dan daya beli masyarakat untuk menyerap produk barang dan
jasa yang dihasilkan
Unit usaha dalam skala besar dan sektor ekonomi.
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan:
Rasio penempatan mesin atau modal per tenaga kerja
Keterampilan tenaga kerja
Kualitas material yang digunakan dalam proses produksi
Hubungan yang ada antar karyawan dan antara karyawa dengan
manajemen
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas individu atau tenaga kerja:
Pendidikan
Pelatihan
Keterampilan
Disiplin
Sikap dan etika kerja
Motivasi
Gizi dan kesehatan
Tingkat penghasilan
Jaminan sosial
Lingkungan dan iklim kerja
Hubungan industrial
Peralatan dan teknologi
Kesempatan berprestasi
(39)
commit to user
Kesimpulan dari berbagai pendapat diatas adalah bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja berasal dari dalam diri tenaga
kerja dan dari luar. Faktor dari dalam adalah kekuatan yang dimiliki oleh tenaga
kerja yaitu kekuatan untuk bekerja, penyesuaian dengan lingkungan, kondisi
kesehatan dan pengembangan potensi yang dimiliki. Sedangkan faktor dari luar
adalah kondisi lingkungan dan pelayanan dari perusahaan serta pengakuan dari
masyarakat, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan perusahaan dalam
menyediakan pelayanan terhadap tenaga kerja supaya tenaga kerja lebih produktif.
d.
Upaya Meningkatkan Produktivitas
Rendahnya produktivitas ditentukan oleh kualitas manusia dan
sumber-sumber alam yang ada. Keadaan alam sekitar sekitar yang tidak menguntungkan
merupakan halangan yang berat bagi pembangunan, namun hal tersebut biasanya
dapat diatasi oleh kualitas manusianya (Trisno Martono, 2008: 93). Syarat-syarat
yang dibutuhan untuk produktivitas buruh yang tinggi, yaitu: 1) bebas dari buta
huruf, 2) sehat dan cukup makan.
Produktivitas suatu perusahaan perlu ditingkatkan dengan berbagai cara.
Sesuai dengan pendapat Bambang Tri Cahyono (1996: 258) yang mengemukakan
bahwa:
”Peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu diupayakan karena
mempunyai banyak manfaat baik secara makro maupun mikro. Secara
makro
peningkatan
produktivitas
bermanfaat
dalam
pendapatan
masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat
yang lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja
termasuk jam kerja dan lain-lain”.
James A.F.Stoner (1992: 262) menyatakan bahwa peningkatan
produktivitas suatu perusahaan dapat ditempuh dengan cara:
a.
Pengadaan sistem pendukung keputusan manajemen
b.
Pembangunan gedung sentral dengan penyimpanan dan pengambilan secara
otomatis
(40)
commit to user
c.
Pengaturan aliran kerja guna mengurangi jumlah pekerja dan masa sibuk
d.
Pengadaan fasilitas komputer di lokasi kerja
e.
Latihan
f.
Program intensif yang didasarkan pada produktivitas jangka panjang
Bambang Kussriyanto (1986: 9-10) menyatakan bahwa ada lima bidang
yang memberi peluang dalam meningkatkan produktivitas karyawan, yaitu:
a.
Seleksi
Pemilihan karyawan baru dan pengaturan karyawan yang sudah ada
memerlukan strategi yang sepadan sehingga diperlukan perkembangan yang
dilakukan saat penyelenggaraan wawancara dan seleksi.
b.
Pengendalian karyawan
Peranan pengendalian karyawan sangat menentukan peningkatan produktivitas.
Pengendalian karyawan dijamin dengan ketrampilan yang memadai dan
dilakukan secara terus menerus akan mendapatkan penghematan yang
produktif.
c.
Penyempurnaan struktur organisasi
Struktur kerja yang sudah lama, rumit dan tidak lagi sesuai secara efektif, maka
perlu diadakakan penyempurnaan supaya dapat memperlancar hubungan kerja
dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan kerja secara efektif.
d.
Pengembangan sumber daya organisasi
Pendidikan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
keterampilan karyawan mempunyai dampak langsung terhadap produktivitas.
e.
Semangat kerja atau motivasi
Suatu kegiatan yang dapat mendorong meningkatkan kegairahan kerja sehingga
dengan demikian pekerjaan akan selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Juga
mencakup penyelenggaraan perangsang keuangan.
Perekrutan tenaga kerja harus selalu diutamakan karyawan-karyawan ynag
berkualitas dan produktif sehingga produktivitas karyawan dapat meningkat.
Karena dengan perekrutan tenaga kerja yang berkualitas dapat mempermudah
suatu perusahaan dalam mencapai tujuan termasuk dalam upaya peningkatan
(41)
commit to user
produktivitas kerja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memilih karyawan yang
berpendidikan dan mempunyai pengalaman kerja.
3.
Tinjauan Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama
pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika
terjadi krisis ekonomi hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi,
sementara sektor yang lebih besar justru tumbang krisis. Posisi UKM menjadi
strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi
masyarakat dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.
a.
Pengertian Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Kriteria usaha mikro berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1.
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
b.
Pengertian Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil dalam Undang-Undang No 2 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
(42)
commit to user
dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah.
Kriteria usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
Usaha kecil adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat
dan belum berbadan hukum serta masih menggunakan alat produksi sederhana
yang telah digunakan secara turun temurun dan atau berkaitan dengan seni dan
budaya, seperti pedagang asongan, petani penggarap, industri rumah tangga,
pedagang keliling, pedagang kaki lima, dll. (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko,
2002: 225).
Karakteristik Sektor usaha kecil (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko,
2002: 225) adalah sebagai berikut:
1.
Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti
kaidah administrasi pembukuan yang standar.
2.
Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
3.
Modal terbatas
4.
Pengalaman manjerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas
5.
Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu
menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang
6.
Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas
7.
Kemampuan untuk memperoleh sumber dana rendah mengingat keterbatasan
dalam sistem administrasinya
(43)
commit to user
Pengertian usaha menengah dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Kriteria usaha menengah berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:
1.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah.
d.
Azas dan
Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Azas UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
1.
kekeluargaan;
2.
demokrasi ekonomi;
3.
kebersamaan;
4.
efisiensi berkeadilan;
5.
berkelanjutan;
6.
berwawasan lingkungan;
7.
kemandirian;
8.
keseimbangan kemajuan; dan
9.
kesatuan ekonomi nasional.
Tujuan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah adalah menumbuhkan dan mengembangkan
(44)
commit to user
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan
demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
e.
Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan bagian intregal ekonomi
rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang
dan berkeadilan. Pemberdayaan UMKM perlu diselanggarakan secara
menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang
kondusif, pemberian desempatan berusaha, dukungan,, perlindungan dan
pengembangan usaha seluas-luasnya. Sehingga mampu meningkatkan kedudukan,
peran dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan
dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan
kemiskinan.
Pemberdayaan UMKM perlu dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dunia usaha dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan
berkesinambungan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran
serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional.
Prinsip pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 4 adalah:
1.
penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
2.
perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
3.
pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
4.
peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
5.
penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
Tujuan pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 5 adalah:
1.
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan;
(45)
commit to user
2.
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
3.
meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
f.
Keunggulan dan Kelemahan UKM
Krisis ekonomi yang memporak-porandakan perekonomian nasional tahun
1997 yang lalu membangkitkan kesadaran pentingnya peran usaha kecil dan
menengah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Pengembangan
UMKM saat ini dan mendatang menghadapi berbagai hambatan dan tantangan
dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Namun dengan
berbagai keterbatasan yang ada UMKM masih diharapkan mampu menjadi
andalan perekonomian Indonesia.
Usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif (Pandji
Anoraga, 2002: 226), yaitu:
1.
Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai bidang
usaha.
2.
usaha kecil beroperasi dengan investasi modal awal untuk aktiva tetap pada
tingkat yang rendah sehingga sehingga usaha kecil memiliki kebebasan yang
tinggi untuk keluar masuk pasar.
3.
sebagian usaha kecil dapat dikatakan padat karya (
labor intensive)
yang
disebabkan penggunaan teknologi sederhana. Selain itu juga terdapat
hubungan yang erat antara pemilik dan karyawan sehingga sulit terjadi PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja)
Usaha kecil juga memiliki kelemahan antara lain:
1.
Investasi awal dapat mengalami kerugian
2.
Beberapa resiko di luar kendali wiraswasta, seperti perubahan mode,
peraturan pemerintah, persaingan dan masalah tenaga kerja.
3.
Beberapa bisnis yang cenderung menghasilkan pendapatan yang tak teratur,
pemilik mungkin tidak memperoleh profit.
(1)
commit to user
untuk meminjam uang dan menabung di koperasi khusunya Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri”.
Faktor pendukung dan faktor kendala bagi koperasi simpan pinjam
terhadap peningkatan produktivitas usaha kecil dan menengah ini akan saling
berkaitan antara satu dengan yang lain, dalam rangka mencapai tujuan kegiatan
usaha koperasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota serta masyarakat
yang membutuhkan dana sebagai tambahan modal untuk menumbuhkan usaha
anggotanya yang merupakan tujuan bagi koperasi simpan pinjam khususnya
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”.
(2)
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Simpulan
Usaha kecil dan menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat dan berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam
mewujudkan stabilitas nasional. Perkembangan usaha kecil dan menengah
seringkali menghadapi kendala baik internal maupun kendala eksternal. Kendala
internal terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Permasalahan
lain yang dihadapi oleh usaha kecil adalah keterbatasan modal khususnya untuk
modal kerja.
Sebuah usaha kecil dan menengah membutuhkan strategi pengolahan
keuangan, dimana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UKM tersebut dapat
berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas usahanya. Salah
satu organisasi atau badan usaha yang mampu untuk mengatasi keadaan tersebut
adalah koperasi. Koperasi merupakan wahana yang membangun dan
mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki anggotanya pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonominya
serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Koperasi Simpan
Pinjam “Mitra Mandiri” memberikan bantuan modal kepada para pengusaha kecil
dan menengah di wilayah Kecamatan Mojolaban. Dengan adanya pinjaman modal
ini diharapkan para pelaku usaha kecil dan menengah dapat terus menjalankan
usahanya serta meningkatkan produktivitas usahanya sehinggga kesejahteraan
hidup dapat tercapai. Dari peranan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”
dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu
bata dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Penduduk di Kecamatan Mojolaban sebagian besar berada pada usia
produktif. Perekonomian di Kecamatan Mojolaban sebagian besar didukung
oleh sektor pertanian, karena sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai
(3)
commit to user
petani. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam
”Mitra Mandiri” memiliki jenis pekerjaan yang bermacam-macam, dimana
sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai pengrajin genteng
tetapi tidak semua masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri” berprofesi sebagai pengrajin genteng ada juga yang
berprofesi sebagai pengrajin batu bata walaupun hanya sebagian kecil
masyarakat, selain itu mereka juga bekerja di sektor pertanian, perdagangan,
peternakan dan jasa.
2.
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mempunyai dua sistem kerja dalam
menjalankan usahanya yaitu sebagai berikut:
a.
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan atau simpanan
selain itu sumber dana yang dimiliki oleh Koperasi Simpan Pinjam Mitra
Mandiri juga berasal dari pinjaman dari pihak ketiga dan modal cadangan.
b.
Penyaluran dana kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman modal
untuk meningkatkan usahanya. Adapun syarat-syarat pengajuan kredit ke
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” adalah formulir permohonan
kredit yang telah disediakan oleh pihak koperasi, fotocopy KTP, fotocopy
KK dan surat-surat berharga sebagai jaminan atau agunan kredit.
3.
Pinjaman modal yang diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” kepada para pengusaha kecil dan menengah terutama usaha genteng
dan batu bata dimanfaatkan untuk tambahan modal hal ini terbukti adanya
peningkatan modal yang digunakan untuk biaya produksi rata-rata sebesar
36,7 %. Selain itu hasil produksi para pengrajin juga mengalami peningkatan
rata-rata sebesar 24,2% bila dibandingkan hasil produksi sebelumnya. Dengan
meningkatnya hasil produksi maka pendapatan yang diperoleh juga
mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 25%. Hal ini menujukkan
bahwa kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terbukti dapat
meningkatkan produktivitas usaha para pengrajin genteng dan batu bata.
Semakin meningkatnya produktivitas usaha, maka pendapatan yang
diperolehpun juga mengalami peningkatan yang akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan hidup.
(4)
commit to user
B.
Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dikemukakan implikasi
teoritis dan implikasi praktis. Implikasi tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini menguatkan teori bahwa ”koperasi adalah suatu
organisasi yang berwatak sosial dan sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas azas kekeluargaan”. Kegiatan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” dalam memberikan pinjaman kepada para pengusaha kecil dan
menengah genteng dan batu bata dalam meningkatkan produtivitas usahanya.
Sehingga dengan produktivitas usaha mereka yang semakin meningkat,
masyarakat akan memperoleh peningkatan pendapatan yang akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan hidup mereka. Hasil dari penelitian ini selaras dengan
hasil penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur
yang mengadakan penelitian dengan judul ”Pengembangan Lembaga Keuangan
Non Bank Untuk Pemberdayaan UKM”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa
lembaga keuangan non bank sangat diperlukan dalam mendukung percepatan
pemberdayaan UKM terutama bagi UKM di plosok-plosok pedesaan dimana
akses lembaga perbankan masih terbatas. Selain itu hasil penelitian dari Deputi
Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik
dengan judul ”Pengkajian Dukungan Finansial dan Non Finansial dalam
Pengembangan Sentra Bisnis UKM”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa
koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam merupakan lembaga keuangan
terbesar sebagai penyalur modal awal bagi UKM. Selain itu penelitian ini juga
menunjukkan bahwa pemberian dukungan finansial untuk pengembangan UKM
memberikan dampak positif bagi kemajuan UKM.
2.
Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui peranan dari
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam meningkatkan produktivitas
usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata adalah sebagai lembaga
keuangan yang membantu masyarakat untuk memberikan pinjaman modal agar
(5)
commit to user
usaha yang dikelola dapat bertahan dan mengalami peningkatan. Berdasarkan
dampak dari pemberian pinjaman modal yang dilakukan oleh Koperasi Simpan
Pinjam ”Mitra Mandiri”, maka program ini perlu untuk dilanjutkan ke periode
berikutnya mengingat kemampuan para pengusaha kecil dalam mendapatkan
modal masih sangat terbatas. Dalam memberikan pinjaman modal kepada
masyarakat, Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” juga menemui
hambatan-hambatan.
Adanya
kredit
macet
atau
keterlambatan
nasabah
dalam
mengembalikan pinjaman dapat menghambat perkembangan koperasi. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program koperasi dalam membantu
pengusaha kecil dan menengah genteng dan batu bata untuk meningkatkan
produktivitas usaha yang dijalankannya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan dan pertimbangan bagi pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” dalam menentukan kebijakan-kebijakan antara lain:
a.
Kebijakan dalam mengurangi atau mengantisipasi adanya kredit macet
dari nasabah.
b.
Kebijakan untuk memberikan solusi yang terbaik mengenai
permasalahan-permasalahan yang dialami oleh para nasabah.
c.
Kebijakan dalam meningkatkan kualitas, dengan lebih menonjolkan pada
proses pemberdayaan masyarakat.
C.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka
penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1.
Saran untuk petugas/ pengurus Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”:
a.
Agar meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat pengguna kredit,
termasuk penambahan jumlah petugas pelayanan kredit sehingga
masyarakat antusias menggunakan kredit untuk meningkatkan usaha.
b.
Agar selalu mengadakan sosialisasi yang rutin kepada masyarakat tentang
kredit, pemanfaatan, dan pengelolaannya.
c.
Kecamatan Mojolaban mempunyai potensi yang besar untuk kegiatan
(6)