Pengertian Usaha Menengah Azas dan Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM

commit to user dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. Usaha kecil adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum serta masih menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun dan atau berkaitan dengan seni dan budaya, seperti pedagang asongan, petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dll. Pandji Anoraga Djoko Sudantoko, 2002: 225. Karakteristik Sektor usaha kecil Pandji Anoraga Djoko Sudantoko, 2002: 225 adalah sebagai berikut: 1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan yang standar. 2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi. 3. Modal terbatas 4. Pengalaman manjerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas 5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang 6. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas 7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana rendah mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya

c. Pengertian Usaha Menengah

commit to user Pengertian usaha menengah dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria usaha menengah berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.

d. Azas dan Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Azas UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut: 1. kekeluargaan; 2. demokrasi ekonomi; 3. kebersamaan; 4. efisiensi berkeadilan; 5. berkelanjutan; 6. berwawasan lingkungan; 7. kemandirian; 8. keseimbangan kemajuan; dan 9. kesatuan ekonomi nasional. Tujuan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah menumbuhkan dan mengembangkan commit to user usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

e. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM

Usaha mikro kecil dan menengah merupakan bagian intregal ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan berkeadilan. Pemberdayaan UMKM perlu diselanggarakan secara menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian desempatan berusaha, dukungan,, perlindungan dan pengembangan usaha seluas-luasnya. Sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Pemberdayaan UMKM perlu dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan berkesinambungan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional. Prinsip pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 4 adalah: 1. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; 2. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan; 3. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; 4. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan 5. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. Tujuan pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 5 adalah: 1. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan; commit to user 2. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan 3. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

f. Keunggulan dan Kelemahan UKM