1. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun horizontal yang dalam
penelitian ini diambil laporan keuangan tahun 2005 dan dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2006
2. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik
3. Perbandingan dengan angka-angka industri yang berlaku Industri Norm.
4. Perbandingan dengan budget anggaran
5. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam
perusahaan.
6. Keterbatasan Rasio Keuangan
Meskipun analisa rasio keuangan dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan operasi dan keadaan keuangan perusahaan, namun
di dalamnya terdapat masalah dan keterbatasan yang memerlukan kehati-hatian dan pertimbangan. Analisis rasio keuangan menurut Martin dan Keown 1999 :
511 memiliki keterbatasan sebagai berikut : a.
Kadang-kadang sulit untuk menggolongkan sektor industri sebuah perusahaan bergerak di bidang macam sektor industri atau usaha.
b. Anga rata-rata industri hanya merupakan taksiran kasar dan sangat umum
sifatnya sehingga sebelum tentu cocok dijadikan bahan perbandingan secara spesifik.
Dari keterbatasan analisis keuangan di atas dapat kita uraikan sebagai
berikut : 1.
Banyak perusahaan besar yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berbeda pula dan dalam keadaan seperti ini
sulit untuk mendapatkan rata-rata industri yang bisa digunakan sebgai
Universitas Sumatera Utara
bahan pertimbangan yang tepat. Hal ini cenderung membuat analisis rasio lebih berguna bagi perusahaan besar dengan banyak divisi yang berbeda-
beda. 2.
Hampir semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata walaupun pada kenyataannya setengahnya akan berada dibawah dan setengahnya
lagi diatas rata-rata, sehingga pencapaian prestasi rata-rata semata belumlah dapat dinyatakan baik. Bagi menargetkan prestasi tinggi patokan
terbaik adalah perusahaan dengan rasio yang sangat baik. 3.
Inflasi menyebabkan distorsi besar pada neraca. Nilai yang tercatat di neraca seringkali sangat berbeda dengan nilai sebenarnya. Lebih jauh lagi
karena inflasi mempengaruhi baik beban penyusutan maupun biaya perusahaan dari tahun ketahun atau analisis komperatif atau perusahaan-
perusahaan pada usia yang berbeda harus diinterprestasikan secara cermat dan penuh dengan pertimbangan.
4. Faktor-faktor musiman juga yang menyebabkan ketimpangan pada analisis
rasio. Misalnya, rasio perputaran persediaan bagi pabrik pengolah makanan akan sangat berbeda apabila angka persediaan persis seteh proses
pengalengan selesai. Masalah ini dapat diperkecil dengan menggunakan persediaan bulanan rata-rata dalam menghitung persedian rata-rata.
5. Perusahaan dapat mengunakan teknik “window dressing” agar laporan
keuangannya kelihatan lebih baik bagi analisis kredit. 6.
Perbedaan praktek operasi dan akuntansi menyebabkan distoris dalam perbandingan. Seperti metode penilaian persediaan dan penyusutan dapat
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi laporan keuangan dank arena itu mendistorisasikan perbandingan diantara perusahaan. Jika sebagian besar aktiva jika
dibandingkan dengan penjualan akan terlihat kecil karena aktiva lease besarnya tidak disaji di dalam neraca. Bersamaan dengan itu kewajiban
lease mungkin tidak disajikan di dalam hutang, karena itu leasing biasa saja memperbagus rasio perputaran dan rasio hutang.
7. Sebenarnya sukar untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio baik
atau buruk. Misalnya, rasio lancar yang tinggi mungkin menujukan posisi likuiditas yang kuat, tetapi bisa juga menandakan adanya kas berlebih
yang tentunya tidak baik yang menyebabkan terjadinya “iddle money” 8.
Suatu perusahaan bisa mempunyai sejumlah rasio yang kelihatan baik sedangkan rasio lainnya jelek, sehingga sulit untuk mengatakan apakah
keseluruhaan ini baik atau buruk. Akan tetapi, prosedur statistic dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh bersih dari serangkaian rasio.
C. Aspek operasional
1. Manajemen
Dalam melaksanakan kegiatan operasional, PKBL harus mempunyai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, dalam hal ini untuk penyediaan
barangjasa yang bermutu tinggi. khususnya pada usaha kecil agar menjadi tanggungan dan mandiri melalui pemaanfaatan dana dari bagian laba BUMN,
usaha kecil yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang bersekala kecil dan memenuhi kreteria kekayaan bersih atau hasil penjualan.
Universitas Sumatera Utara