Pengaruh Pendidikan Kader terhadap Penimbangan Balita di Posyandu

Ciri-ciri kader yang aktif melaksanakan program kegiatan posyandu adalah yang mempunyai waktu luang. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik bahwa pekerjaan kader berhubungan terhadap pelaksanaan penimbangan balita di posyandu, namun tidak dapat memprediksi pelaksanaan penimbangan balita. Kader yang bekerja secara baik cendrung memiliki kemampuan untuk mencatat secara detail laporan penimbangan bayi yang dimulai dari pencatatan pendaftaran balita sampai hasil penimbangan. Kader yang memiliki pekerjaan selain sebagai kader posyandu merupakan pekerjaan tambahan dalam melaksanakan tugasnya di posyandu. Sementara kader yang tidak bekerja memiliki banyak waktu untuk ikut dalam hari H kegiatan posyandu diselenggarakan dan lebih fokus terhadap kegiatan pengisian KMS.

5.4 Pengaruh Pendidikan Kader terhadap Penimbangan Balita di Posyandu

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wiet Hary menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorag menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh Notoatmodjo, 2006 . Hasil penelitian diperoleh bahwa kader yang memiliki pendidikan menengah SMA lebih cepat mengerti, memahami kegiatan serta mampu melaksanakan pencatatan prosedur kegiatan penimbangan balita yang telah ditetapkan dibandingkan dengan yang memiliki pendidikan dasar. Notoatmodjo 2006 menyatakan pendidikan Universitas Sumatera Utara merupakan domain yang sangat penting untuk prilaku seseorang. Pelaksanaan penimbangan balita saat diadakannya program posyandu sangat didukung oleh tenaga kader sebagai partisipasi masyarakat. Berdasarkan uji statistik bahwa pendidikan kader berpengaruh terhadap pelaksanaan penimbangan balita atau dapat memprediksi pelaksanaan penimbangan balita di posyandu Kecamatan Kembang Tanjung. Sejalan dengan penelitian Studi Yayasan Dana Sejahtera Mandiri 2005 menyatakan tingkat pendidikan seorang kader Posyandu berpengaruh terhadap kemampuan dan keterampilannya dalam melaksanakan kegiatan Posyandu, dimana kader yang berpendidikan tinggi kemungkinan memiliki pengetahuan yang tinggi Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan merupakan variabel yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk pelaksanaan program penimbangan balita di posyandu. Tingkat pendidikan kader posyandu secara nyata menunjukkan hubungan terhadap perannya dalam melaksanakan penimbangan balita sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Pencatatan balita oleh kader berdasarkan kelompok umur di buku catatan sebagai bahan evaluasi sebanyak 60 dan catatan balita yang memiliki KMS sebanyak 63. Penelitian Irawati 2000, di Sukabumi dan Kerawang menemukan kader posyandu harus mempunyai pengalaman menjadi kader sekurang- kurangnya 30 tahun, sebaiknya tidak mempunyai pekerjaan tetap, jumlah kader 5 orang dan kader posyandu harus berpendidikan SLTA ke atas. 5.5 Pengaruh Penghasilan Kader terhadap Penimbangan Balita di Posyandu Universitas Sumatera Utara Menurut pedoman penyelenggaraan posyandu Depkes RI, 2006 bahwa kader posyandu adalah orang yang bersedia dan sanggup melaksanakan kegiatan pelayanan di posyandu pada hari buka maupun tidak buka secara sukarela, artinya seorang kader posyandu tanpa pamrih dalam melaksanakan tugasnya. Hasil penelitian diperoleh bahwa kader posyandu yang memiliki penghasilan di bahwa UMR melaksanakan penimbangan balita dengan baik. Sebagaimana studi Posdaya 2005 menyatakan gerakan pengembangan posyandu dengan kader- kadernya di pedesaan bekerja tanpa upah, harus mengeluarkan dana dari kantong sendiri karena program pembangunan dimasa lalu banyak yang dilakukan dengan sistem gotong royong yang sebagian kecil saja anggarannya berasal dari pemerintah. Mengacu studi yang dilakukan Posdaya 2005 tersebut, kader posyandu di Kecamatan Kembang Tanjung yang memiliki penghasilan di atas UMR justru melaksanakan penimbangan balita kurang baik. Hal ini disebabkan kader yang memiliki penghasilan diatas UMR lebih mengutamakan aktivitasrutinitasnya dibandingkan dengan pelaksanaan penimbangan balita.

5.6 Pengaruh Reward Kader terhadap Penimbangan Balita di Posyandu