Imbalan yang diterima kader dapat menjadi motivator untuk bekerja lebih giat mencakup:uang, status, promosi, dan rasa hormat. Biasanya kader posyandu
diupayakan untuk mendapatkan penghargaan reward dari kesediaannya membantu program penimbangan balita di pos pelayanan. Pada tabel 4.6 di atas diperoleh bahwa
penghargaan reward dari kesediaannya membantu program penimbangan balita terbanyak tidak pernah sebanyak 75 orang 62,5.
Tabel 4.7
Distribusi Karakteristik Kader Posyandu Berdasarkan Lama Menjadi Kader
Lama Menjadi Kader Jumlah
Tidak lama 5 tahun 75
62,5 Lama
≥ 5 tahun 45
37,5
Jumlah 120 100,0
Kader yang dipilih bertujuan untuk membantu penyelenggaraan penimbangan balita di posyandu bersifat sukarela. Pada tabel 4.7 di atas diperoleh bahwa lama
menjadi kader dalam melaksanakan penimbangan balita terbanyak 5 tahun sebanyak
75 orang 62,5.
4.2.2 Penimbangan Balita di Posyandu
Distribusi penimbangan balita di posyandu di Kecamatan Kembang Tanjung sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Pelaksanaan Penimbangan Balita di Posyandu Penimbangan Balita
Jumlah
Tidak baik 66
55,0 Baik 54
45,0
Jumlah 120 100,0
Universitas Sumatera Utara
Penimbangan balita di posyandu yang dilakukan 1 bulan sekali merupakan kegiatan yang memberdayakan masyarakat sebagai kader dalam kegiatan posyandu
yaitu penimbangan balita. Pada tabel 4.8 diperoleh penimbangan balita terbanyak dikategorikan tidak baik atau kader tidak melaksanakan pencatatan mulai dari
pendaftaran hingga hasil penimbangan balita sebanyak 66 orang 55,0. 4.3 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel karakteristik kader terhadap penimbangan balita menggunakan uji chi-square. Analisis tabulasi
silang crosstab antara variabel bebas dengan variabel terikat sebagai berikut:
4.3.1 Hubungan Umur Kader dengan Penimbangan Balita
Huubungan umur kader dengan penimbangan balita sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Hubungan Umur Kader dengan Penimbangan Balita Penimbangan Balita
Tidak Baik Baik
Jumlah p value
Umur Kader
n n n 20 atau 40 tahun
usia tidak produktif 27
77,1 8
22.9 35 100
20-40 tahun usia produktif
39 45,9
46 54,1
85 100 0,003
Jumlah 66 55.0
54 45.0
120 100,0
Hasil penelitian pada Tabel 4.9 diperoleh bahwa umur kader yang melaksanakan penimbangan balita di posyandu pada usia non produktif, 27 orang
77,1 tidak melaksanakan penimbangan balita dengan baik dan kader pada usia
Universitas Sumatera Utara
produktif, 46 orang 54,1 melaksanakan penimbangan balita dengan baik. Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa usia yang produktif atau usia 20-40 tahun
melakukan kegiatan program penimbangan balita di posyandu dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,003 0,05, berarti
umur kader berbuhungan dengan penimbangan balita di posyandu. 4.3.2 Hubungan Status Perkawinan Kader dengan Penimbangan Balita
Hubungan status perkawinan kader dengan penimbangan balita sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Hubungan Status Perkawinan Kader dengan Penimbangan Balita Penimbangan Balita
Tidak Baik Baik
Jumlah p value
Status Perkawinan Kader
n n n Belum menikah
35 71,4
14 28,6
49 100
Menikah 31 43,7
40 56,3
71 100
0,005
Jumlah 66 55.0
54 45.0
120 100,0
Hasil penelitian pada Tabel 4.10 diperoleh pelaksanan penimbangan balita tidak baik pada kader posyandu yang memiliki status belum menikah 35 orang
71,4 dan pelaksanaan penimbangan balita di posyandu 40 orang 56,3 baik. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa kader yang menikah melaksanakan program
penimbangan balita di posyandu dengan baik. Hasil uji statistik chi-square diketahui bahwa p value 0,005 0,05, berarti
status perkawinan kader berbuhungan dengan penimbangan balita di posyandu.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Hubungan Pendidikan Kader dengan Penimbangan Balita